603 1346 1 SM PDF
603 1346 1 SM PDF
Abstrak. Penelitian mengenai Studi Adaptasi Anatomi Organ Vegetatif Neptunia oleraceae
Lour Hasil Seleksi Lini Pada Fitoremediasi Limbah Cair Amoniak telah dilakukan pada
bulan Januari – Mei 2012. Pengambilan sampel di area sekitar sungai musi II. Pembuatan
preparat di Laboratorium Mikroteknik dan pengkuran kadar klorofil di Laboratorium
Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sriwijaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adaptasi struktur anatomi
akar, batang dan daun Neptunia oleraceae Lour hasil seleksi lini pada fitoremediasi limbah
cair amoniak. Pengamatan dilakukan secara deskriptif dengan cara pembuatan preparat
permanen menggunakan metode paraffin dan whoule mount serta menghitung kadar klorofil
total daun. Hasil penelititan menunjukkan Neptunia oleraceae Lour hasil seleksi lini limbah
cair amoniak pada konsentrasi 120 ppm mampu melakukan fitoremediasi dan beradaptasi.
Akar Neptunia oleraceae Lour hasil seleksi lini mempunyai bentuk xylem yang bulat dan
kecil serta jumlahnya sedikit, mampu membentuk akar cabang dan bintil akar.. Adaptasi
anatomi pada batang hasil seleksi lini yaitu mempunyai, jaringan kolenkim sel sklereid yang
menyebar dari korteks ke daerah pembuluh, parenkim udara persegi empat, tidak ada spon
(jaringan gabus), untuk tangkai daun mempunyai ruang udara besar. Adaptasi anatomi pada
daun hasil seleksi lini yaitu epidermis mengandung tanin dan kutikula tebal, sedangkan
keberadaan stomata sama dengan kontrol. Kandungan klorofil total daun hasil seleksi lini
lebih rendah 33,81 mg/L dibandingkan 51,34 mg/L pada kontrol.
Kata Kunci: Anatomi, Fitoremediasi, Limbah Cair Amoniak, Neptunia oleracea Lour,
Seleksi Lini.
Morfologi Neptunia oleraceae Lour hasil Neptunia oleraceae hasil seleksi lini
seleksi lini yang ditanam pada limbah yang ditumbuhkan pada media konsentrasi
cair amoniak 120 ppm. 120 ppm umur 60 hari, memperlihatkan
pertumbuhan dan pendewasaan organ. Hal
Morfologi N. oleraceae hasil seleksi lini ditunjukan dengan pembentukan batang
yang ditanam pada limbah cair 120 ppm, dengan tunas baru yang tumbuh
diduga mampu beradaptasi, setelah 7 hari memanjang, daun dari warna hijau menjadi
terlihat kondisi morfologi N. oleraceae kuning, serta akar bertambah panjang > 10
yang tetap segar, daun tetap hijau, batang mm dengan pembentukan akar cabang baru
dan cabang hijau. Pada beberapa nodus dan nodul (bintil akar). Bertambah panjang
batang permukaan atas muncul tonjolan akar ini menunjukan bahwa kemampuan
bakal tunas baru, sementara pada nodus akar menyimpan nutrisi yang diserap untuk
batang yang berada di permukaan bawah digunakan ke seluruh tubuh tumbuhan.
terendam oleh media limbah cair muncul Menurut penelitian fitoremediasi yang
akar muda berwarna merah, panjang 5-10 dilakukan Ferdini (2009: 46), menunjukan
mm, tapi belum memiliki akar cabang dan bahwa proses degradasi yang terjadi pada
nodul (bintil) akar. Menurut Fitter & Hay N. oleraceae adalah rhizodegradasi yaitu
(1998: 11), salah satu cara masuknya dengan cara amoniak yang berada disekitar
polutan dalam tumbuhan yaitu lewat akar, akar dirubah terlebih dahulu menjadi
sebagai fungsinya akar mampu menyerap ammonium dan ion nitrat dengan bantuan
unsur hara dan melakukan aktivitas bakteri, kemudian ion nitrat akan diserap
metabolisme dalam membentuk berbagai oleh akar dan digunakan dalam proses
senyawa kemudian mengalirkannya ke metabolisme tumbuhan.
batang dan daun.
Struktur Anatomi organ vegetatif (akar,
batang, dan daun) Neptunia oleraceae
Lour hasil seleksi lini ditanam pada
media limbah cair amoniak
Keterangan :
Keterangan :
Epa : Epidermis atas
Jp : Jaringan pembuluh Sto : Stomata
Epb : Epidermis bawah Sp: Spons
Kl : Kutikula Pd: Palisade
Ru : Ruang udara St : Sel tetangga
Spt : sel penutup
4. Kadar Klorofil Total Daun Neptunia Tabel 2. Klorofil total daun N oleraceae
oleraceae Lour
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa Sampel Kandungan Total
kadar klorofil dari setiap sampel berbeda. Klorofil (Mg/L)
Kadar klorofil pada N. oleracea hasil Neptunia 19,50 14,31 33,18
seleksi lini limbah amoniak yaitu 33,81 oleraceae
mg/L kemudian pada N. oleracea control peerlakuan
(tanpa amoniak) sebesar 51,34 mg/L, Neptunia 26,50 24,84 51,34
rendahnya kadar klorofil perlakuan ini oleraceae
diduga adanya kadar polutan yang tinggi kontrol
pada lingkungan. Menurut Kholidiyah
(2010: 90), bahwa tumbuhan eceng gondok KESIMPULAN
(Eichornia crassipes, Mort) yang terkena
limbah logam berat memiliki kadar klorofil Adaptasi anatomi pada akar N. oleraceae
daun sebesar 46,81 mg/cm2 sedangkan hasil seleksi lini terhadap limbah cair
kadar klorofil tertinggi berasal dari kolam amoniak yaitu , mempunyai bentuk xilem
yaitu mencapai 152,26 mg/cm2 sebagai yang bulat dan kecil serta jumlahnya
kontrol. Selanjutnya Farida (2002: 63) sedikit, mampu membentuk akar cabang
menambahkan bahwa hasil perhitungan dan bintil akar..
kadar klorofil daun yang rendah pada lokasi Adaptasi anatomi pada batang hasil
yang tercemar logam berat menandakan seleksi lini yaitu mempunyai jaringan
bahwa kandungan Pb yang tinggi pada kolenkim. sel sklereid yang menyebar dari
tanaman menyebabkan penurunan kadar korteks ke daerah pembuluh, parenkim
klorofil daun. udara persegi empat, tidak ada spon
Masuknya amoniak dalam daun (jaringan gabus), untuk tangkai daun
mempengaruhi penurunan kadar klorofilnya mempunyai ruang udara besar.
diduga karena adanya amoniak dalam Adaptasi anatomi pada daun hasil seleksi
jumlah besar yang terserap oleh akar, lini yaitu jaringan epidermis atas dan bawah
menyebabkan daun kelebihan unsur N mengandung tanin dan kutikula tebal,
sehingga berakibat pada menurunnya sedangkan keberadaan stomata sama
kualitas organ tumbuhan, khusunya daun dengan kontrol yaitu terdapat pada kedua
sebagai organ fotositensis. Menurut Ginting permukaan daun.
(2011: 1), mengatakan bahwa pada masa
vegetatif tanaman lebih membutuhkan DAFTAR PUSTAKA
unsur N, unsur N sangat vital bagi
pertumbuhan tanaman karena unsur ini Evalaini, R. 2011. Fitoremediasi Limbah
paling banyak dibutuhkan tanaman. Tetapi Cair Amoniak PT. PUSRI menggunakan
permasalahannya jika unsur N diberikan Neptunia oleraceae Lour. Hasil Seleksi
dalam jumlah yang berlebih mengakibatkan Lini. Skripsi Sarjana FMIPA Universitas
produksi tanaman menurun, hal ini Sriwijaya, Inderalaya (Tidak
dikarenakan pemberian unsur N dalam dipublikasikan).
jumlah yang banyak atau melebihi
kebutuhan tanaman dapat mengakibatkan Djenar, S.D., Budiastuti, H. 2008. Absorbsi
fase vegetatif tanaman lebih panjang. Polutan Amoniak di Dalam Air Tanah
Akibatnya selain produktivitasnya dengan Memanfaatkan Tanaman Eceng
menurun, kualitas yang dihasilkan juga Gondok (Eicchornia crassipes). Jurnal
menurun. Spektrum Teknologi. 15 (97): 6 hlm.