Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

STUDI ADAPTASI ANATOMI ORGAN VEGETATIF


Neptunia oleraceae Lour HASIL SELEKSI LINI PADA
FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR AMONIAK
Nina Tanzerina, Juswardi dan Fitralia Elyza
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sriwijaya

Abstrak. Penelitian mengenai Studi Adaptasi Anatomi Organ Vegetatif Neptunia oleraceae
Lour Hasil Seleksi Lini Pada Fitoremediasi Limbah Cair Amoniak telah dilakukan pada
bulan Januari – Mei 2012. Pengambilan sampel di area sekitar sungai musi II. Pembuatan
preparat di Laboratorium Mikroteknik dan pengkuran kadar klorofil di Laboratorium
Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sriwijaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adaptasi struktur anatomi
akar, batang dan daun Neptunia oleraceae Lour hasil seleksi lini pada fitoremediasi limbah
cair amoniak. Pengamatan dilakukan secara deskriptif dengan cara pembuatan preparat
permanen menggunakan metode paraffin dan whoule mount serta menghitung kadar klorofil
total daun. Hasil penelititan menunjukkan Neptunia oleraceae Lour hasil seleksi lini limbah
cair amoniak pada konsentrasi 120 ppm mampu melakukan fitoremediasi dan beradaptasi.
Akar Neptunia oleraceae Lour hasil seleksi lini mempunyai bentuk xylem yang bulat dan
kecil serta jumlahnya sedikit, mampu membentuk akar cabang dan bintil akar.. Adaptasi
anatomi pada batang hasil seleksi lini yaitu mempunyai, jaringan kolenkim sel sklereid yang
menyebar dari korteks ke daerah pembuluh, parenkim udara persegi empat, tidak ada spon
(jaringan gabus), untuk tangkai daun mempunyai ruang udara besar. Adaptasi anatomi pada
daun hasil seleksi lini yaitu epidermis mengandung tanin dan kutikula tebal, sedangkan
keberadaan stomata sama dengan kontrol. Kandungan klorofil total daun hasil seleksi lini
lebih rendah 33,81 mg/L dibandingkan 51,34 mg/L pada kontrol.

Kata Kunci: Anatomi, Fitoremediasi, Limbah Cair Amoniak, Neptunia oleracea Lour,
Seleksi Lini.

PENDAHULUAN mikroorganisme dalam media (Tanah,


koral, dan air) dapat merubah zat
Tumbuhan-tumbuhan mempunyai kontaminan (pencemaran/polutan) menjadi
adaptasi anatomi dan fisiologi untuk kurang ataun tidak berbahaya bahkan
kelangsungan hidupnya, dengan cara menjadi bahan yang berguna secara
memberikan peluang keberhasilan ekonomi (Syahputra,2006).
menyesuaikan kehidupan di habitat tertentu. Sebagian besar polusi air yang
Oleh karena itu adaptasi anatomi dan disebabkan oleh PT. Pusri dihasilkan dari
fisiologi dapat dijadikan indikator terhadap pabrik Urea. Adanya amoniak dan materi
perubahan lingkungan hidup tanaman organik dalam perairan dapat menurunkan
(Soerrodikusuma dan hartika dalam kualitas lingkungan karena senyawa
Haryanti dkk, 2009). tersebut akan mengalami stabilitas oleh
Namun demikian jenis tumbuhan yang mikroorganisme. Dalam proses ini
berbeda menunjukkan sensivitas yang konsentrasi oksigen dalam badan air yang
berbeda pula terhadap perubahan tercemar limbah akan mengalami
lingkungan. Metode Fitoremediasi penurunan sehingga mengganggu biota air
merupakan suatu sistim dimana tumbuhan (Djenar & Budiastuti 2008: 98).
tertentu yang bekerjasama dengan

Semirata 2013 FMIPA Unila |165


Nina Tanzerina, dkk: STUDI ADAPTASI ANATOMI ORGAN VEGETATIF Neptunia
oleraceae Lour HASIL SELEKSI LINI PADA FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR AMONIAK

Upaya penyempurnaan pengelolaan terhadap kondisi lingkungan berbeda.


limbah yang dapat dikembangkan dengan Struktur anatomi tumbuhan hidrofit kurang
menggunakan prinsip fitoremediasi beragam dibandingkan dengan tumbuhan
(Juswardi et al., 2010: 17). Fitoremediasi xedrofit. Faktor yanng mempengaruhi
merupakan metode pemulihan yang struktur tumbuhan air adalah suhu, udara,
mengandalkan peran tumbuhan untuk konsentrasi dan komposisi garam dalam air.
menyerap, mendegradasi, mentransformasi Tumbuhan air mempunyai sedikit jaringan
dan memobilisasi bahan pencemar baik penyokong dan pelindung, jumlah jaringan
logam maupun senyawa organic (Subroto pelindung sedikit, xilem mengecil, dan
1996: 28). mempunyai ruang udara yang banyak.
Neptunia oleraceae Lour merupakan Epidermis tumbuhan air tidak berfungsi
tumbuhan air yang memiliki organ vegetatif untuk pelindung, tetapi untuk pengeluaran
berupa akar tunggang yang bercabang zat makanan, senyawa air dan pertukaran
dengan nodul (bintil akar), batang dengan gas. Kutikula dan dinding sel sangat tipis,
jaringan spon yang berperan untuk sel epidermis berisi kloroplas
mengapung pada perairan dan menyimpan (Mulyani,2006).
oksigen, dan daun yang berhubungan Selanjutnya Sari & Efendi (2011: 6)
langsung dengan udara. N. oleraceae menambahkan bahwa polutan yang terserap
menyerap polutan yang masuk sebagai dan terjerap tumbuhan akan mempengaruhi
nutrisi untuk metabolisme fase vegetatif. pertumbuhan dan anatomi mikroskopis
Ferdini (2009) melaporkan bahwa N organnya. Dengan melihat pengaruh dari
oleraceae mampu mendeggradasi limbah polutan terhadap pertumbuhan dan anatomi
Amoniak PT Pusri pada konsentrasi kadar mikroskopis organnya diharapkan dapat
limbah amoniak 80 ppm menjadi 35,63 dijadikan sebagai bioindikator pencemaran
ppm. polutan.
Alternatif untuk memdapatkan N
oleraceae yang toleran terhadap limbah METODE PENELITIAN
amoniak yang lebih tinggi digunakan
metode seleksi lini.. Menurut Kadri (2004) Pengambilan sampel limbah cair
metode seleksi lini adalah suatu cara amoniak di Outlet Limbah PT. Pusri dan
memperlakukan tumbuhan secara bertahap Pengambilan Neptunia oleraceae Lour di
mulai dari konsentrasi rendah ke Sekitar Sungai Musi II. Neptunia oleraceae
konsentrasi selektor yang tinggi dengan yang telah diambil diaklimatisasikan
tujuan untuk mendapatkan tumbuhan yang terlebih dahulu selama satu minggu di
toleran. Tumbuhan yang toleran adalah rumah kaca. Diseleksi dimana dibagi
tumbuhan yang mampu tumbuh dan menjadi 3 unit untuk perlakuan dan 3 unit
berkembang pada konsentrasi selektor yang kontrol (tanpa seleksi). Untuk perlakuan :
tinggi yang mendekati ambang toleransi. N. oleraceae ditumbuhkan pada konsentrasi
Pengetahuan tentang struktur anatomi limbah cair 80 ppm Selama 1 minggu
dapat membantu dalam mengidentifikasi kemudian tumbuhan yang lolos seleksi lini
suatu individu tumbuhan, misalnya dipindahkan lagi ke konsentrasi 100 ppm
spesimen herbarium Dengan adanya ditumbuhkan selama 1 minggu. Tumbuhan
pengetahuan yang terperinci mengenai yang lolos seleksi pada perlakuan amoniak
unsur dan jaringan yang membentuk tubuh 100 ppm dipindahkan ke konsentarsi 120
tumbuhan memungkinkan adanya ppm dan ditumbuhkan selama 60 hari,
pengertian yang lebih baik tentang Neptunia oleraceae yang lolos seleksi pada
penyesuaian diri tumbuhan baik untuk konsentrasi 120 ppm dibuat preparat
menjalankan fungsi atau menyesuaikan diri dengan metode paraffin dan semi permanen

166| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

(Whole Mount) pada saat berumur 7 hari


dan setelah berumur 60 hari serta dihitung
kadar klorofil total .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian adaptasi anatomi


organ vegetatif Neptunia oleraceae Lour
hasil seleksi lini yang digunakan sebagai
agen fitoremediasi limbah cair amoniak,
didapatkan hasil sebagai berikut: (Perlakuan 120 ppm berumur 60 hari)

Morfologi Neptunia oleraceae Lour hasil Neptunia oleraceae hasil seleksi lini
seleksi lini yang ditanam pada limbah yang ditumbuhkan pada media konsentrasi
cair amoniak 120 ppm. 120 ppm umur 60 hari, memperlihatkan
pertumbuhan dan pendewasaan organ. Hal
Morfologi N. oleraceae hasil seleksi lini ditunjukan dengan pembentukan batang
yang ditanam pada limbah cair 120 ppm, dengan tunas baru yang tumbuh
diduga mampu beradaptasi, setelah 7 hari memanjang, daun dari warna hijau menjadi
terlihat kondisi morfologi N. oleraceae kuning, serta akar bertambah panjang > 10
yang tetap segar, daun tetap hijau, batang mm dengan pembentukan akar cabang baru
dan cabang hijau. Pada beberapa nodus dan nodul (bintil akar). Bertambah panjang
batang permukaan atas muncul tonjolan akar ini menunjukan bahwa kemampuan
bakal tunas baru, sementara pada nodus akar menyimpan nutrisi yang diserap untuk
batang yang berada di permukaan bawah digunakan ke seluruh tubuh tumbuhan.
terendam oleh media limbah cair muncul Menurut penelitian fitoremediasi yang
akar muda berwarna merah, panjang 5-10 dilakukan Ferdini (2009: 46), menunjukan
mm, tapi belum memiliki akar cabang dan bahwa proses degradasi yang terjadi pada
nodul (bintil) akar. Menurut Fitter & Hay N. oleraceae adalah rhizodegradasi yaitu
(1998: 11), salah satu cara masuknya dengan cara amoniak yang berada disekitar
polutan dalam tumbuhan yaitu lewat akar, akar dirubah terlebih dahulu menjadi
sebagai fungsinya akar mampu menyerap ammonium dan ion nitrat dengan bantuan
unsur hara dan melakukan aktivitas bakteri, kemudian ion nitrat akan diserap
metabolisme dalam membentuk berbagai oleh akar dan digunakan dalam proses
senyawa kemudian mengalirkannya ke metabolisme tumbuhan.
batang dan daun.
Struktur Anatomi organ vegetatif (akar,
batang, dan daun) Neptunia oleraceae
Lour hasil seleksi lini ditanam pada
media limbah cair amoniak

Berdasarkan hasil pengamatan preparat


awetan dari organ akar, batang dan daun
pada umur 7 hari, 21 hari dan 60 hari
setelah ditumbuhkan pada media cair
amoniak 120 ppm (hasil seleksi lini) dan
dibandingkan dengan kontrol tanpa seleksi
amoniak, hasil memperlihatkan secara
(Perlakuan 120 ppm berumur 7 hari) anatomi susunan sistem jaringan penyusun

Semirata 2013 FMIPA Unila |167


Nina Tanzerina, dkk: STUDI ADAPTASI ANATOMI ORGAN VEGETATIF Neptunia
oleraceae Lour HASIL SELEKSI LINI PADA FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR AMONIAK

organ akar, batang dan daun relatif sama


dengan kontrol.

1. Struktur Anatomi akar Neptunia


oleraceae Lour.
Sayatan melintang akar perlakuan yang
berumur 7 hari memperlihatkan susunan
sebagai berikut, lapisan terluar disusun oleh
satu lapis sel epidermis berbentuk segi
empat dengan dinding sel yang tipis
tersusun rapat, sebelah dalam epidermis Akar Kontrol berumur 60 hari
terdapat kortek, dan , jaringan pembuluh
yaitu protoxilem sebelah dalam dan Akar perlakuan 60 hari memperlihatkan
protofloem sebelah luarnya yang berukuran sistem pembuluh xilem yang sangat sedikit
masih kecil dan belum tersebar disekeliling jumlahnya dibandingkan dengan sistem
silinder pembuluh, ruang antar sel yang pembuluh xilem pada kontrol. Meskipun
berupa parenkim membentuk ruang udara akar hanya organ tempat berpijak pada air.
sudah terlihat walapun masih kecil dan Tetapi akar mampu menunjukan adaptasi
masih sedikit didaerah korteks. terhadap limbah cair amoniak. Menurut
Fahn (1992: 352), mengatakan bahwa
Jaringan pembuluh xilem mengalami sistem pembuluh akar biasanya tereduksi
perubahan bentuk yang lebih bulat dan kecil pada dasarnya merupakan tempat berpijak
dibandingkan dengan xilem kontrol yang pada air. Karena untuk penyerapan air dan
berbentuk persegi tiga dan besar. Hal ini udara dilakukan oleh daun. Begitu juga
diduga karena pada morfologi akar umur 60 dengan sistem pembuluhnya, kebanyakan
hari yang memanjang dan besar mampu akar tenggelam, berkas pembuluh
menyerap polutan lebih banyak yang menyempit merupakan adaptasi akar
menyebabkan bentuk xilemnya berubah tenggelam terhadap regangan tarikan.
untuk menarik zat polutan. Menurut Vander
dan Willigen (1998) dalam Prihastanti
(2010: 26) mengatakan bahwa bentuk akar
yang besar tidak selalu menunjukan
besarnya bentuk xilem. Berubahnya bentuk
xilem dipengaruhi oleh umur tumbuhan dan
kemampuan akarnya. Bentuk xilem yang
lebih kecil lebih efisien dari pada bentuk
yang lebih besar.

Akar Perlakuan berumur 60 hari

Keterangan :

Ep : Epidermis Ru : Ruang udara


Pf : Proto floem Al : Akar lateral
Px : Proto xilem Per : Perisikel
Xlm : Xilem End : Endodermis
Akar Perlakuan berumur 7 hari Kor : Kortets

168| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Meskipun akar merupakan organ Struktur anatomi penampang melintang


penyokong, tetapi mempunyai ketahanan batang Neptunia oleraceae Lour perlakuan
yang tinggi terhadap cekaman lingkungan. umur 7 hari menunjukan bahwa batang
Hal ini terbukti dengan aktivitas dari sel-sel disusun oleh satu lapis sel epidermis
perisikel yang aktif membelah sehingga berbentuk segi empat yang tersusun rapat
terbentuk akar lateral yang besar dan bintil dengan lapisan kutikula yang tipis. Sebelah
akar pada akar hasil seleksi lini limbah cair dalam epidermis terdapat kortek batang
amoniak (perlakuan) berumur 60 hari. yang tersusun oleh dua sampai tiga lapis
Menurut Menurut Haryanti (2011: 6), jaringan kolenkim yang berbentuk bulat
mengatakan pada akar yang diberi dengan susunan sel yang rapat. Kemudian
perlakuan limbah terdapat kandungan hara diikuti jaringan parenkim biasa, ada yang
tertentu yang memacu pertumbuhan sel-sel berisi sel sklereid dengan bentuk persegi
perisikel dalam membentuk cabang baru. lima dan sebagian perenkim udara
Kemudian Lampinen et al (2007) dalam bergabung membentuk ruang udara
Prihastanti (2009: 73) mengatakan bahwa (Aerenkim) yang berfungsi menyimpan
tumbuhan dewasa, sistem akar lateral lebih udara dan mengapung bagi tanaman air.
banyak sehingga mampu menyimpan Sebelah dalam kortek terdapat jaringan
nutrien, karbohidrat dan air dalam kapasitas pembuluh yang tersusun dalam satu
lebih besar yang mampu toleran terhadap lingkaran diamana xylem terletak disebelah
kondisi yang merugikan. dalam dari floem susunan demikian
termsasuk ikatan pembuluh tipe kolateral.
2. Struktur Anatomi Batang dan
Tangkai daun Neptunia oleraceae Keterangan :
Lour Ep : Epidermis Skd : Sklereid
Mx : Metaxilem Ru : Rungan udara
Fl : Floem Xlm : Xilem
tn : Tanin

Batang Kontrol berumur 7 hari


Batang Perlakuan berumur 7 hari

Batang Kontrol berumur 60 hari


Batang Perlakuan berumur 60 hari

Semirata 2013 FMIPA Unila |169


Nina Tanzerina, dkk: STUDI ADAPTASI ANATOMI ORGAN VEGETATIF Neptunia
oleraceae Lour HASIL SELEKSI LINI PADA FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR AMONIAK

Penyebaran sel sklereid lebih luas dari


korteks sampai ke daerah silinder pembuluh
sedangkan kontrol sklereid hanya terdapat
didaerah korteks saja. Hal ini diduga
sklereid sebagai jaringan penyokong
tumbuhan saat jaringan pembuluh bekerja
menyerap polutan dan mengalirkannya ke
daun. Menurut Haryanti (2011: 44), bahwa
pada anatomi batang eceng gondok
(Eichhornia crassipes Mart.) yang tercemar Anatomi tangkai daun N. oleraceae Lour
limbah, jaringan aerenkimnya berisi sel pada pengamatan setelah 60 hari perlakuan
sklereid yang tersebar sampai ke daerah tersusun dari epidermis yang bentuknya
pembuluh berfungsi sebagai penguat persegi panjang dan susunan selnya tipis.
tumbuhan. Sebelah dalam terdiri dari sel parenkim
yang berisi sklereid dan tanin. Sklereid
Neptunia oleraceae pada pengamatan kebanyakan ditemukan didekat jaringan
setelah 60 hari perlakuan menunjukan pembuluh bahkan mengelilingi jaringan
perubahan semakin beradaptasi. Bentuk pembuluh. Jaringan pembuluhnya tersusun
adaptasi anatomi ditunjukan pada batang seperti batang dimana floem diluar dan
perlakuan N. oleraceae umur dua bulan xylem didalam atau tipe kolateral. Bagian
yaitu dilihat dari susunan ruang udara yang sel parenkim yang berubah bentuk menjadi
berbentuk persegi empat dan kompak. ruang udara (aerenkim) umur 60 hari ini
Sedangkan pada batang kontrol terbentuk menunjukan adaptasi. Dimana N.
ruang udara yang berbentuk segitiga oleraceae perlakuan menunjukan ruang
bersudut lancip. Menurut Fahn (1992: 137), udara yang lebih besar dibandingkan
kebanyakan sel parenkim berbentuk kontrol.
polihedron (segitiga lancip) tetapi lazimnya Hasil fotositensis tumbuhan yang
juga banyak bentuk lain. Bentuk polihedron terkena limbah. Menurut Pandey
sel parenkima merupakan akibat banyak (1980: 344), bahwa rongga udara yang
faktor diantaranya ialah tekanan dan besar selain sebagai alat pengapungan
tegangan permukaan. juga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan oksigen dari proses
Struktur anatomi penampang melintang fotosintesis. Oksigen ini digunakan untuk
tangkai daun yang diambil umur 7 hari respirasi tumbuhan di malam hari dengan
perlakuan sebagai bentuk adaptasi awal menghasilkan karbondioksida yang akan
belum terlihat perbedaan antara perlakuan terlepas ke dalam air.
dan kontrol, struktur anatomi tangkai daun
N. oleraceae terlihat sama seperti struktur
pada batang. Menurut Fahn (1992: 384),
bahwa ada kesamaan antara jaringan
tangkai daun dan jaringan batang.
Epidermis tangkai daun bersinambung
dengan epidermis batang.

Tangkai daun kontrol umur 60 hari

170| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Keterangan :
Epa : Epidermis atas
Jp : Jaringan pembuluh Sto : Stomata
Epb : Epidermis bawah Sp: Spons
Kl : Kutikula Pd: Palisade
Ru : Ruang udara St : Sel tetangga
Spt : sel penutup

Diduga terjadinya perbedaan ini adalah


Tangkai daun perlakuan berumur 60 hari.
salah satu bentuk adaptasi anatomi daun
hasil seleksi lini mengurangi pengeluaran
Keterangan :
Ep : Epidermis Skd : Sklerei
air yang Daun berlebihan akibat lingkungan
Mx : Metaxilem Ru : Rungan udara yang tercekam.
Fl : Floem Xlm : Xilem Menurut Damanik (2011: 64), pada
tn : Tanin keadaan yang tercekam, anatomi daun
tumbuhan beradaptasi dengan membentuk
3. Struktur Anatomi Daun Neptunia kutikula tebal untuk memperkecil laju
oleraceae Lour transpirasi.
Struktur epidermis daun N. oleraceae Epidermis daun N. oleraceae perlakuan
perlakuan umur 7 hari berbeda dengan daun umur 7 hari ini juga memiliki tanin yang
kontrol, dimana pada epidermis atas dan mengisi lapisan epidermis atas dan
bawah perlakuan terdapat kutikula atau epidermis bawah daun dibandingkan
kutin yang tebal sedangkan pada kontrol kontrol yang hanya mengisi pada lapisan
tidak ada kutikula. epidermis bawah saja. Adanya tanin ini
merupakan suatu bentuk adaptasi secara
anatomi N. oleraceae menjaga kelembaban
jaringan dari cekaman amoniak dan sebagai
alat pertahanan diri terhadap kerusakan
faktor biologis seperti serangga. Menurut
Kiki (2010: 28), bahwa tanin merupakan
derivat fenol yang heterogen, tanin sendiri
berfungsi melindungi tumbuhan terhadap
dehidrasi, pembusukan dan perusakan oleh
hewan. Tanin digunakan oleh tumbuhan
untuk mempertahankan kelembaban air di
dalam jaringan.
Keadaan Neptunia oleraceae Lour umur
60 hari tersusun dari epidermis atas
berbentuk bulat dan terdapat tanin dilapisi
(Daun kontrol dan perlakuan umur 7 hari) kutikula tebal. Dibawah epidermis atas
terdapat daerah mesofil terdiri dari jaringan
palisade dan spons. Pada sisi atas (adaksial)
daun terdapat sel palisade yang persegi
panjang dan rapat, dibawahnya terdapat
jaringan spons yang berkelompok dan ada
ruang antar sel membentuk ruang udara dan
dibawah spons terdapat epidermis bawah
(abaksial) yang berbentuk bulat dan lonjong
Daun perlakuan umur 60 hari berisi tanin dan dilapisi kutikula tebal.

Semirata 2013 FMIPA Unila |171


Nina Tanzerina, dkk: STUDI ADAPTASI ANATOMI ORGAN VEGETATIF Neptunia
oleraceae Lour HASIL SELEKSI LINI PADA FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR AMONIAK

4. Kadar Klorofil Total Daun Neptunia Tabel 2. Klorofil total daun N oleraceae
oleraceae Lour
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa Sampel Kandungan Total
kadar klorofil dari setiap sampel berbeda. Klorofil (Mg/L)
Kadar klorofil pada N. oleracea hasil Neptunia 19,50 14,31 33,18
seleksi lini limbah amoniak yaitu 33,81 oleraceae
mg/L kemudian pada N. oleracea control peerlakuan
(tanpa amoniak) sebesar 51,34 mg/L, Neptunia 26,50 24,84 51,34
rendahnya kadar klorofil perlakuan ini oleraceae
diduga adanya kadar polutan yang tinggi kontrol
pada lingkungan. Menurut Kholidiyah
(2010: 90), bahwa tumbuhan eceng gondok KESIMPULAN
(Eichornia crassipes, Mort) yang terkena
limbah logam berat memiliki kadar klorofil Adaptasi anatomi pada akar N. oleraceae
daun sebesar 46,81 mg/cm2 sedangkan hasil seleksi lini terhadap limbah cair
kadar klorofil tertinggi berasal dari kolam amoniak yaitu , mempunyai bentuk xilem
yaitu mencapai 152,26 mg/cm2 sebagai yang bulat dan kecil serta jumlahnya
kontrol. Selanjutnya Farida (2002: 63) sedikit, mampu membentuk akar cabang
menambahkan bahwa hasil perhitungan dan bintil akar..
kadar klorofil daun yang rendah pada lokasi Adaptasi anatomi pada batang hasil
yang tercemar logam berat menandakan seleksi lini yaitu mempunyai jaringan
bahwa kandungan Pb yang tinggi pada kolenkim. sel sklereid yang menyebar dari
tanaman menyebabkan penurunan kadar korteks ke daerah pembuluh, parenkim
klorofil daun. udara persegi empat, tidak ada spon
Masuknya amoniak dalam daun (jaringan gabus), untuk tangkai daun
mempengaruhi penurunan kadar klorofilnya mempunyai ruang udara besar.
diduga karena adanya amoniak dalam Adaptasi anatomi pada daun hasil seleksi
jumlah besar yang terserap oleh akar, lini yaitu jaringan epidermis atas dan bawah
menyebabkan daun kelebihan unsur N mengandung tanin dan kutikula tebal,
sehingga berakibat pada menurunnya sedangkan keberadaan stomata sama
kualitas organ tumbuhan, khusunya daun dengan kontrol yaitu terdapat pada kedua
sebagai organ fotositensis. Menurut Ginting permukaan daun.
(2011: 1), mengatakan bahwa pada masa
vegetatif tanaman lebih membutuhkan DAFTAR PUSTAKA
unsur N, unsur N sangat vital bagi
pertumbuhan tanaman karena unsur ini Evalaini, R. 2011. Fitoremediasi Limbah
paling banyak dibutuhkan tanaman. Tetapi Cair Amoniak PT. PUSRI menggunakan
permasalahannya jika unsur N diberikan Neptunia oleraceae Lour. Hasil Seleksi
dalam jumlah yang berlebih mengakibatkan Lini. Skripsi Sarjana FMIPA Universitas
produksi tanaman menurun, hal ini Sriwijaya, Inderalaya (Tidak
dikarenakan pemberian unsur N dalam dipublikasikan).
jumlah yang banyak atau melebihi
kebutuhan tanaman dapat mengakibatkan Djenar, S.D., Budiastuti, H. 2008. Absorbsi
fase vegetatif tanaman lebih panjang. Polutan Amoniak di Dalam Air Tanah
Akibatnya selain produktivitasnya dengan Memanfaatkan Tanaman Eceng
menurun, kualitas yang dihasilkan juga Gondok (Eicchornia crassipes). Jurnal
menurun. Spektrum Teknologi. 15 (97): 6 hlm.

172| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Damanik. 2011. Adaptasi Mangrove. Pengembangan Fitoremediasi. Jurnal


Disertasi. http://repository.upi.edu/ Penelitian Sains. 13 (1): 5 hlm.
operator/upload/s_bio_0700894_chapter Kholidiyah, N. 2010. Respon Biologi
4.pdf. Diaskes tanggal 10 Juli 2012. 29 Tumbuhan Eceng Gondok (Echornia
hlm. crassipies S.) Sebagai Biomonitoring
Fitter, A.H & R.K.M. Hay. 1991. Fisiologi Pencemaran Logam Berat Cadmium
Lingkungan Tanaman. Andani & (Cd) dan Plumbum (Pb), Pada Sungai
Purbayanti (penterjemah). Gadjah Mada Pembuangan Lumpur Lapindo,
University Press. Yogyakarta. 386 hlm. Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim.
Fahn, A. 1992. Anatomi Tumbuhan. Gadjah
Malang. 97 hlm.
Mada University press. Yogyakarta: viii
+ 943 hlm. Kiki. 2010. Studi Anatomi Daun Nipah
(Nypa fructicans Wurmb.) Terkait
Farida, D.H. 2002. Hubungan antara
dengan Adaptasi Sebagai Tumbuhan
Kandungan Pb dalam Kangkung Air
Mangrove. Skripsi Sarjana FMIPA
(Ipomoea aquatica, F) dengan
Kandungan Pb Dalam air dan Sedimen Universitas Sriwijaya, Inderalaya (Tidak
dipublikasikan).
di Area sawah Tambak Lorok Semarang.
Tesis.http://repository.upi.edu/operator/u Limbong, W. 2005. Pengolahan Limbah
pload/s_bio_0708792_chapter4.pdf. 38- Cair Mengandung Amoniak Dengan
72 hlm. Diakses tanggal 29 Juli 2012. Gelembung O2.Tesis. Program
Pascasarjana Universitas Diponogoro.
Ferdini, L. 2009. Kemampuan
Semarang. 51 hlm.
Fitoremediasi Neptunia oleraceae Lour.
Terhadap Limbah Cair Amoniak PT. Pandey, B.P. 1982. Modern practical
PUSRI. Skripsi Sarjana Bidang Studi botany. Vol. II. S. Chand & Co. New
Biologi FMIPA. Universitas Sriwijaya. Delhi. viii + 396 hlm.
Inderalaya. (Tidak Dipublikasikan). 68 Prihastanti, E. 2010. Perubahan Struktur
hlm. Pembuluh Xilem pada Akar Kakao
Ginting, Silta. 2011. Kelebihan dan (Theobroma cacao L.) terhadap cekaman
Kekurangan Unsur Hara. kekeringan. Jurnal. 12 (1). 24-29 hlm.
http://siltaginting.blogspot.com/2011/11/ Prihastanti, E. 2009. Respon Morfofisologi
kelebihan-dan-kekurangan-unsur- Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)
hara.html. Posted 27 November 2011. terhadap cekaman kekeringan di
Diakses tanggal 29 Juli 2012. kawasan agroforestri sekitar taman
Haryanti, S. R.B Hastuti. E.D Hastuti & Y, Tanzerina, N. 2011. Studi Adaptasi
Nurchayati. 2011. Adaptasi Morfologi Anatomi Organ vegetatif Muda Neptunia
Fisiologi dan Anatomi Eceng Gondok oleraceae Lour hasil Seleksi Lini pada
(Eichhornia crassipes (Mart) Solm) di Fitoremediasi Limbah Cair Amoniak.
Berbagai Perairan Tercemar. Jurnal Laporan Akhir penelitian Dosen Muda
Adaptasi Morfologi Fisiologi dan Sateks. Unsri. Indralaya. iv + 1-27 hm.
Anatomi. 1 (1): 8 hlm.
Sri, N. L & Effendi, F W. 2011.
Juswardi, E.P. Sagala & L, Ferdini. 2010. Ekofisiologi Tumbuhan Hubungan
Pertumbuhan Neptunia oleraceae Lour. Pencemaran Atmosfer dan Pertumbuhan.
pada Limbah Cair Amoniak dari Industri Jurnal.
Pupuk Urea Sebagai Upaya http://www.scribd.com/doc/54750582/E
kofisiologi-Tumbuhan-Fix. 1-13 hlm.

Semirata 2013 FMIPA Unila |173


Nina Tanzerina, dkk: STUDI ADAPTASI ANATOMI ORGAN VEGETATIF Neptunia
oleraceae Lour HASIL SELEKSI LINI PADA FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR AMONIAK

174| Semirata 2013 FMIPA Unila

Anda mungkin juga menyukai