Bab Ii - 4
Bab Ii - 4
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pemilu
dengan jalan menuliskan nama yang dipilih dalam secarik kertas atau
Pemilih dalam pemilu disebut juga sebagai konstituen, di mana para peserta
1
Abu Nashr Muhammad Al-Iman, Membongkar Dosa-dosa Pemilu, Prisma Media, Jakarta, 2004,
hlm: 29.
13
dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih. Proses
Pada azasnya setiap warganegara berhak ikut serta dalam Pemilihan Umum.
Hak warganegara untuk ikut serta dalam pemilihan umum disebut Hak Pilih,
Setiap warga negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara sudah
berumur tujuh belas tahun atau lebih atau sudah/ pernah kawin, mempunyai
hak memilih. Seorang warga negara Indonesia yang telah mempunyai hak
pemilih.2
2
Prof. H. Rozali Abdullah, S.H. Mewujudkan Pemilu yang Lebih Berkualitas (Pemilu Legislatif), PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2009, hlm. 168.
a) tidak terganggu jiwa/ ingatannya; b) tidak sedang dicabut hak pilihnya
tetap, sebaliknya seorang warga negara Indonesia yang telah terdaftar dalam
masalah ini lebih bersifat teknis dan administratif, tetapi oleh pihak-pihak
a. Belum tertatanya dengan baik data kependudukan, yang mana hal ini
3
Ibid, hlm. 168.
c. Masyarakat, dalam hal ini calon pemilih, tidak berusaha secara aktif, agar
masing-masing.7
4
Ibid, hlm. 169.
5
Ibid, hlm. 198.
6
Ibid, hlm 199.
7
Ibid, hlm 198-200.
Metode kampanye yang dilaksanakan oleh peserta Pemilu adalah dalam
bentuk:
Pemasangan alat peraga; f) Rapat umum; dan g) Kegiatan lain yang tidak
bentuk pertemuan terbatas, tatap muka, penyebaran melalui media cetak dan
bahan kampanye kepada umum, dapat dilaksanakan sejak tiga hari kerja
hari kerja sebelum hari dan tanggal pemungutan suara. Ketentuan ini antara
mengenai waktu, tata cara dan tempat kampanye di pusat, diatur dengan
8
Ibid, hlm. 200.
9
Ibid, hlm. 201.
Tinjauan Tentang Pemilukada
Pengertian Pemilukada
rakyat dapat memilih siapa yang menjadi pemimpin dan wakilnya dalam
sebuah negara.10
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon
bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pasangan calon kepala daerah dan wakil
10
Yusdianto, Identifikasi Potensi Pelanggaran Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) dan
Mekanisme PenyelesaiiannyaI. Jurnal Konstitusi Vol II nomor 2, November 2010, hlm 44.
yang diusulkan oleh partai Politik atau gabungan partai politik yang telah
memenuhi persyaratan.
partisipasi yang lebih luas bagi warga dalam proses demokrasi dan
(oligarkis).
perwakilan yang ditandai dengan model kompetensi yang tidak fair, seperti;
Ketiga, sistem pemilihan langsung akan memberi peluang bagi warga untuk
kekuatan (check and balance) di daerah antara kepala daerah dengan DPRD.
pasal 119 berisi prosedur dan mekanisme pemilihan kepala daerah secara
langsung oleh rakyat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
lain:
11
Suharizal, S.H., M.H, Pemilukada Regulasi, op. cid, hlm: 8-9.
pemilihannya. Keterlibatan lembaga legislatif dan masyarakat dalam
DPRD dalam Pemilukada seperti saat ini, tentu saja akan mengalami
legislatif di daerah.
Presiden, anggota DPR, DPRD dan DPD. Dalam satu tahun, di suatu
Walikota.
Pelaksanaan Pemilukada
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah khususnya pada pasal 65 dan 66,
pelantikan.
Daftar Pemilih Tetap (DPT) adalah daftar masyarakat yang telah memiliki
hak untuk memilih dan telah tercatat sebagai calon pemilih dalam pesta
demokrasi pada suatu daerah. Hal ini diatur dalam Peraturan Komisi
Negara Republik Indonesia yang pada hari dan tanggal pemungutan suara
Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah genap berumur 17 (tujuh
memilih”. Dimana pemilih seperti juga tercantum pada pasal 4 ayat (2)
berwenang.
Pemutakhiran data pemilih diatur dalam pasal 8 ayat (1) yang berbunyi “KPU
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terinci untuk tiap desa/kelurahan atau
Pengertian Partisipasi
og the procces” atau mengambil bagian dalam suatu tahap atau lebih dari
berlanjut.14
suatu proses pengambil bagian dalam suatu tahapan atau kegiatan tertentu.
12
Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia Dalam Perspektif Struktural Fungsional, SIC, Surabaya,
2002, hlm: 128.
13
Ibid, hlm: 128.
14
Ibid, hlm: 183.
lebih diterapkan pada orientasi politik daripada aktivitas politik; warga
partisipasi politik itu hanya perilaku, atau mencakup pula sikap-sikap dan
kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif
15
Ibid, hlm: 129.
16
Samuel P. Huntington dan John Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang, Rineka Cipta,
Jakarta, 1994, hlm: 1.
17
Ibid, hlm: 5.
(contacting) atau lobbying dengan pejabat pemerintah atau anggota
parlemen, menjadi anggota partai atau salah satu gerakan sosial dengan
18
Prof. Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008,
hlm: 367
19
Samuel P. Huntington dan John Nelson, Partisipasi Politik, op, cid., hlm:1
dan untuk menentukan orang-orang yang akan memegang tampuk
pimpinan.20
“partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga yang legal yang sedikit
banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat negara
dan/ atau tindakan-tindakan yang diambil oleh mereka.(“By political
participation we refer to those legal activities by private citizens which
20
Prof. Miriam Budiardjo, Demokrasi Di Indonesia Demokrasi Parlementer dan Demokrasi
Pancasila, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994, Jakarta, hlm 184.
21
Prof. Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, op, cid., hlm: 367.
22
Ibid, hlm 368.
are more or less directly aimed at influencing the selection of
governmental and/or the action they take”)23
yang absah dan di dalamnya turut serta dalam penentuan kebijakan secara
umum.
23
Prof. Miriam Budiardjo, Demokrasi Di Indonesia, op, cid., hlm 184.
24
Samuel P. Huntington dan John Nelson, Partisipasi Politik, op, cid., hlm: 16-18.
suara dan dengan jelas dapat dibedakan dari bentuk-bentuk utama lainnya
maksud memperoleh manfaat bagi hanya satu orang atau segelintir orang.
menjadi anggota DPR, menjadi calon presiden yang dipilih langsung dan
sebagainya.
25
Prof. H. Rozali Abdullah, S.H. Mewujudkan Pemilu, op. cid,hlm. 263-264.
d. Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna pada
sistem input dan output kepada pemerintah, misalnya melalui unjuk rasa,
kegiatan tertentu. Menurut Myron Weiner paling tidak ada 5 faktor yang
politik ini26:
kekuasaan politik. Mereka ini misalnya kaum buruh, para, pedagang dan
para profesional.
26
Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia, op. cid., hlm: 130-131.
c. Pengaruh kaum intelektual dan meningkatnya komunikasi massa. Ide-ide
Pengertian Pendidikan
negara.
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu
untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.27
pendidikan sebagai sarana mencapai cita-cita tersebut. Akan tetapi dibalik itu,
karena didorong oleh tuntutan hidup (rising demands) yang meningkat pula.
dari cita-cita kelompok manusia di satu pihak dan pada waktu bersamaan,
tujuan pendidikan.
27
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, PT. Rineka Cipta, 2008, Jakarta, cet ke-5, hlm 2.
28
ibid, hlm. 3
29
S. Pamudji, Perbandingan Pemerintahan, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hlm:29.
Dalam catatan sejarah setiap sistem politik telah mengembangkan atau
Tingkat Pendidikan
dikembangkan.
Faktor-faktor Pendidikan
Ada enam faktor dalam aktivitas pendidikan yang dapat membentuk pola
a. Faktor Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan tak sempurna (tak lengkap)
3. Tujuan sementara
4. Tujuan perantara
5. Tujuan insidental
30
Sudjarwo dan Basrowi. Pranata dan Sistem Pendidikan, Jenggala Pustaka Utama, Kediri, 2008,
hlm: 35-36.
31
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan., op. cid, hlm. 7-9.
b. Faktor Pendidik
interaksi ini dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam mencapai
Pengembangan bangsa. 32
Kesimpulan yang dapat diambil dari definisi diatas adalah bahwa fungsi
Negara Indonesia.
32
Ibid, hlm 11
Pendidikan dan status merupakan faktor terpenting dalam proses partisipasi
berpendidikan baik, dan yang berstatus sosial tinggi, cenderung untuk lebih
rendah.33
Buruh tambang
Ras Kulit Putih Kulit hitam
Jenis kelamin Pria Wanita
Umur Setengah baya (35-55) Muda (dibawah 35)
Tua (55 ke atas)
Sumber: Miriam Budiardjo, 2008: 378
dengan mesin-mesin yang lebih cepat dan efisien dalam pengerjaan produk
manusia dengan mesin, dari bagan di atas terlihat bahwa salah satu faktor
33
Gabriel A. Almond, Budaya Politik, op. cid., hlm: 382.
penentu berjalannya proses demokrasi adalah faktor pendidikan, dimana
diharapkan oleh negara demokrasi. Hal ini bertolak belakang dengan negara
otoriter atau model diktator yang takut dan merasa terancam oleh warganya
yang berpendidikan.
Sesuai dengan makna pendidikan sebagai proses yang sadar dan terencana,
Kerangka Pikir
a. Kegiatan pemilihan
c. Kegiatan organisasi
34
Winarno, S.Pd., M.Si, Pardigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah
di Perguruan Tinggi, PT Bumi Aksara, 2009, Jakarta, hlm. 112.
35
Gabriel A. Almond, Budaya Politik., op, cid, hlm: 304.
Demokrasi sebagai konsep terbaik yang dimiliki oleh masyarakat dalam
umum kepala daerah, maka dapat dikatakan bahwa saat ini kedaulatan negara
disiarkan secara jelas melalui pesta demokrasi yang disebut Pemilihan Umum
tidaknya Pemilukada yang berjalan pada masa tersebut. Hingga saat ini yang
dihitung dengan jari tangan, umur penerapan Pemilukada masih sangat dini
untuk disia-siakan.
sempit.
dan rendah.
X Y
Jenjang Pendidikan Partisipasi Politik dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walik
Kegiatan pemilihan
Jenjang pendidikan dasar (SD/ MI, SMP/ MTS atau
Lobbying (upayayang sederajat) pejabat)
menghubungi
Jenjang pendidikan menengah (SMA/Kegiatan
MA, SMK, atau yang sejenis)
organisasi
Jenjang pendidikan tinggi (diploma, sarjana,
Mencarimagister, spesialis dan doktor)
koneksi (contacting)
Sumber: Sudjarwo dan Basrowi, 2008: 35-36kekerasan (violence)
Tindak
Sumber: Samuel P Huntington dan Joan Nelson (1994: 16-18
Keterangan:
2.8 Hipotesis
fenomena (gejala), atau kejadian yang akan terjadi; bisa juga mengenai