Anda di halaman 1dari 7

Nama : Khairul Ali Alatas

NIM : 5201417041
Prodi : Pendidikan Teknik Mesin
Course : Pengecoran Logam

TUGAS REVIEW ARTIKEL

Referensi Artikel yang Digunakan


Kamble, Bhushan Shankar. 2016. Analysis of Different Sand Casting Defects in a Medium
Scale Foundry Industry – A Review. International Journal of Innovative Research in
Science, Engineering and Technology 5(2): 1281-1288.
Joshi, Aniruddha dan L. M. Jugulkar. 2014. Invenstigation and Analysis of Metal Casting
Defects and Defect Reduction by Using Quality Control Tools. International Journal
of Mechanical and Production Engineering 2(4): 87-92.

Penyusunan tugas ini memuat beberapa hal mengenai cacat coran sesuai dengan
perintah di Elena UNNES, yaitu: jenis cacat coran, penyebab cacat coran, dan cara pencegahan
cacat coran.

1. Jenis dan Penyebab Cacat Coran


Cacat coran merupakan ketidaksesuaian bentuk, ukuran, dan struktur material coran
akibat kemungkinan adanya kesalahan dalam proses pengecoran, perlengkapan pengecoran
yang digunakan, atau desain coran yang salah. Berdasarkan Kamble (2016:1284-1288)
menyatakan bahwa terdapat berbagai macam jenis cacat yang terjadi pada coran, cacat coran
tersebut yaitu:
No. Jenis Cacat Coran Penyebab
1 Axial Shrinkage atau a. Logam cair yang berada di tengah mempunyai
Penyusutan Aksial waktu lebih lama untuk membeku daripada logam
(Sumbu) cair yang di sekelilingnya,
Merupakan cacat coran b. Ketebalan bagian yang dirancang dalam coran,
dimana terdapat rongga di c. Temperatur tuang yang tidak sesuai, dan
tengah cetakan. d. Desain riser yang tidak sesuai serta laju penuangan.
2 Blow Hole atau Lubang a. Kelembaban yang terlalu tinggi dalam cetakan pasir,
Tiup b. Permeabilitas yang rendah dan kelebihan butiran
Cacat coran dimana pasir halus,
terdapat gelembung gas c. Kelebihan penyerapan atau absorbsi kelembaban
yang terjebak dengan oleh inti,
dinding pasir yang halus. d. Adanya gas dapat menghasilkan unsur-unsur lain
dalam cetakan atau inti,
e. Saluran pembuangan gas yang tidak bagus.
3 Broken Casting atau a. Dimensi coran pada bagian leher yang terlalu tipis,
Cetakan Patah b. Penanganan yang tidak sesuai pada bagian leher
Perpatahan ukuran yang coran sehingga menyebabkan perpatahan
terjadi pada gates, vent,
dan bagian tipis.
4 Casting Chilling Defect Permukaan coran berwarna terlalu putih mengkilap dan
atau Cacat Pembekuan halus yang disebabkan karena pembongkaran coran
Coran yang terlalu dini (prematur) dari cetakan pasir.
Permukaan coran terlalu
putih dan mengkilap
dimana coran mudah patah
dan kering.
5 Cold Shot (Shot Metal) Kesalahan pasa saat proses penuangan dan runner &
Coran mempunyai partikel riser yang tidak sesuai.
bulat yang dilapisi oksida.
Partikel mempunyai
komposisi kimia yang
sama dengan base metal.
6 Cold Shut a. Suhu dan fluiditas logam cair yang terlalu rendah;
Dua aliran logam cair tidak b. Bagian cetakan yang terlalu tipis, gate yang terlalu
menyatu. kecil, dan persimpangan gates yang sedikit; dan
c. Terlalu banyak hambatan yang terdapat pada gates.
7 Conchoidal or ‘Rock Terjadi kenaikan level alumunium dan nitrogen.
Candy’ Fracture
Perpatahan cetakan dan
adanya segi-segi lengkung
tipis pada permukaan
perpatahan
8 Core Shift a. Ukuran cetakan inti yang tidak cukup.
b. Kegagalan dalam penguncian inti sehingga
bergerak.
9 Corner Shrinkage atau Kekurangan material logam cair untuk kompensasi
Penyusutan Sudut kontraksi volume selama pembekuan
Perembesan terjadi pada
titik sudut internal dalam
cetakan.
10 Cut or Wash Kekuatan panas yang tidak mencukupi dan terlalu
banyak logam yang dicairkan untuk mengalir melalui
gate menuju mold cavity atau rongga cetakan.
11 Dispered Shrinkage Kadar karbon yang rendah dan kadar nitrogen yang
tinggi saat peleburan.
12 Fillet Vein Terlalu banyak pengikat dalam pasir yang
menyebabkan keretakan yang terbentuk dalam cetakan
atau inti.
13 Flash/Fin Terdapat celah atau gap antara cope dan drag, tekanan
hidrostatik pada logam cair, dan penjepit kotak cetakan
yang tidak layak.
14 Hot Tear a. Resistensi cetakan atau inti yang keras terhadap
Keretakan pada permukaan kontraksi logam.
coran yang biasanya terjadi b. Terdapat sudut yang terlalu tajam dalam pola
pada bagian tebal, panas, cetakan
dan lemah.
15 Ingate Shrinkage Lokasi dari gates yang tidak sesuai, ketidaksesuaian
modulus neck, dan dimensi neck atau leher coran yang
terlalu tipis.
16 Internal Shrink atau Logam cair yang terlalu dingin dan desain feeder dan
Penyusutan Dalam riser yang tidak sesuai.
Depresi atau terjadi
kehampaan dalam cetakan.
17 Internal Sweating/Cold Desain gate atau pintu masuk logam cair yang buruk.
Short
18 Kish Grapite Inclusions a. Kelebihan kadar karbon pada saat peleburan logam.
b. Laju pendinginan rendah dan perbedaan ketebalan
bagian coran.
19 Lustrous Carbon Terjadi ketika material dari dalam cetakan atau inti
mengalami penambahan dan pengikat volatize,
terjadinya dekomposisi dan sedimentasi dalam
peleburan.
20 Massive Free Carbide Terjadinya cacat saat pendinginan inverse dan
Munculnya karbida secara kurangnya suntikan logam cair.
bebas yang akan
menyebabkan coran mudah
patah.
21 Micro Porosity Kurangnya proses pembuangan gas atau degassing dan
terjadinya aliran logam cair yang turbulen.
22 Mismatch a. Bagian cope dan drag pada cetakan tidak lagi berada
Terjadi dislokasi pada pada posisi yang sesuai atau bergeser.
parting line. b. Pin pada kotak lepas dan tidak berhati-hati dalam
menempatkan cope di atas drag.
23 Misrun a. Suplai logam cair yang tidak mencukupi.
Pengisian logam cair pada b. Temperatur peleburan yang terlalu rendah.
mold cavity yang belum c. Desain panjang gates yang tidak sesuai dan rasio
selesai. ketebalan coran terlalu besar.
d. Fluiditas menurun.
24 Penetration a. Refraktori yang tidak cukup untuk material cetakan.
b. Tingkat impuritas atau kekotoran yang tinggi.
c. Fluiditas terlalu tinggi dan rendahnya kualitas
pembersih cetakan.
25 Pinholes a. Kurangnya inti dan saluran pembuangan gas.
b. Permebilitas pasir yang rendah.
c. Terjadinya turbulensi saat penuangan.
26 Sand Burning a. Cacat terjadi pada skala lebih besar ada kasus
dinding cetakan yang tebal.
b. Temperatur terlalu tinggi pada logam cair.
27 Sand Drop atau Sand a. Kurangnya penambahan penikat kotoran.
Crush b. Kecepatan aliran logam cair yang tinggi.
c. Sistem pintu masuk atau gates yang bertekanan.
28 Sand Inclusion a. Laju penuangan yang terlalu tinggi.
b. Tingginya kadar karbon lustrous.
c. Kepadatan pasir yang rendah.
29 Scab a. Butiran pasir yang terlalu halus.
b. Permeabilitas pasir yang rendah.
c. Tingginya kadar kelembaban pasir.
30 Seams atau Scars Permeabilitas pada saluran buang gas atau vent yang
tidak sesuai.
31 Shrinkage atau Penyusutan a. Kompensasi penyusutan yang tidak sesuai.
b. Material logam tuang tidak dapat dikompensasikan
untuk penyusutan saat pembekuan.
c. Ukuran dan penempatan feeder yang tidak sesuai.
32 Sink Mark Adanya lokalisir penyusutan material pada bagian yang
tebal.
33 Slag Inclusions a. Kurangnya filtrasi atau penyaringan logam cair.
b. Kadar karbon yang diisikan terlalu tinggi.
c. Tingkat impuritas karbon dan hidroksida yang tinggi
pada material.
d. Temperatur cetak atau coran terlalu rendah dan laju
penuangan yang terlalu pelan.
34 Sticker Kurangnya sudut draft atau kemiringan yang sesuaidan
penggunaan pasir dengan kekuatan kerenggangan atau
tensile yang rendah.
35 Swell a. Tumbukan atau ramming aliran logam cair terlalu
lunak.
b. Rendahnya kekuatan cetakan.
c. Tidak adanya dukungan kekuatan yang cukup
terhadap cetakan.
36 Uneven Hardness a. Munculnya formasi gelembung uap selama proses
pendinginan.
b. Coran tidak digoyang-goyang selama proses
quenching.
37 Veining a. Pengeringan cetakan atau coran yang tidak sesuai.
b. Temperatur pengeringan yang terlalu tinggi.
c. Kurva pemanasan terlalu cepat.
38 Warped Casting atau a. Adanya tegangan sisa.
Distorsi b. Terdapat kompensasi kemiringan atau draft
allowance pada pola.

2. Cara Pencegahan Terjadinya Cacat Coran


Metode pencegahan cacat coran disesuaikan dengan jenis cacat coran yang terjadi.
Berdasarkan analisis data jenis-jenis cacat coran dan penyebabnya di atas, maka dapat
ditentukan metode atau cara untuk mencegah terjadinya cacat coran. Berikut merupakan cara
pencegahan terjadinya cacat coran,
a. Menyesuaikan temperatur tuang atau pouring temperatur terhadap kondisi seperti suhu
lingkungan agar hasil coran tidak mengealami pembekuan yang prematur.
b. Membuat desain riser yang sesuai dengan kondisi dalam cetakan dan banyaknya logam
cair yang diperlukan untuk menuju mold cavity sehingga jika terjadi penyusutan saat
proses pembekuan, maka logam cair cadangan pada riser dapat memenuhi cetakan
kembali.
c. Memperbaiki sistem gates dan memperbanyak gates dalam cetakan.
d. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas saluran pembuangan gas atau vent supaya gas
atau uap yang masuk melalui logam cair dalam cetakan dapat keluar.
e. Meningkatkan intensitas kadar karbon pada saat proses peleburan sehingga tidak
menyebabkan terjadinya dispered shrinkage.
f. Mengatur laju penuangan atau pouring rate dengan memperhatikan temperatur tuang dan
suhu lingkungan.
g. Mendesain dan merancang pola sebagai tiruan benda yang akan dicetak dengan baik dan
memperhatikan parameter seperti kompensasi.
Sementara itu, pencegahan terjadinya cacat coran dapat dilakukan dengan langkah-
langkah yang lain. Adapun langkah pencegahan terjadinya cacat coran menurut Joshi &
Jugulkar (2014:91) antara lain:
a. Mengubah sistem pengecoran dari manual menjadi otomatis untuk meminimalisir
terjadinya cacat coran.
b. Mengubah tingkat kekerasan dari kotak cetak atau mold box.
c. Menggunakan penjepit kotak cetakan yang laik sehingga cope dan drag tidak mengalami
perubahan atau bergeser.
d. Menggunakan pasir yang memadai dan green compressive strength dan properti
campuran yang lain dan laik pakai.
e. Pada saat proses penuangan yang baik disarankan untuk mengganti ladle manual dengan
sistem monorail ladle otomatis dan memperbaiki kualitas temperatur penuangan.

Anda mungkin juga menyukai