Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga di Program Studi
D III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

DISUSUN OLEH :
Igman Yogama Saputra
NIM: P20620118018
III-A Keperawataan

PRODI D III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TASIKMALAYA
Jl. Cilolohan No.35  (0265) 340186 Kel. Kahuripan Kec. Tawang
Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat 46115
www.poltekkestasikmalaya.ac.id
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. IDENTITAS

Pokok Bahasan          : Kesehatan Reproduksi Remaja

Sub pokok bahasan    : Pendidikan Seks Dini (Sex Education)

Waktu                        : 30 Menit

Tempat                       : Aula SMP 2 Ciamis

Sasaran                       : Para Siswa SMP 2 Ciamis

Penyuluh                    : Mahasiswa Poltekkes Tasikmalaya

Hari dan tanggal        : 2 September 2020

B. MATERI

Pendidikan Seks Dini (Sex Education)

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang remaja dan pendidikan seks pra nikah
pada remaja selama 30 menit, diharapkan remaja di SMP dapat mengetahui dan
memahami tentang bahaya seks pra nikah.
2. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hubungan seks dini di harapkan audiens
dapat memahami
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
b. Peserta dapat menjelaskan ciri-ciri remaja
c. Peserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
d. Peserta dapat menjelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
e. Peserta dapat menjelaskan akibat hubungan seksual  dini
f. Peserta dapat menjelaskan macam-macam penyalahgunaan seks
D. METODE DAN MEDIA
1. Metode
Ceramah, tanya jawab dan diskusi
2. Media
Laptop, Lcd

  

E. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap/ Kegiatan Media


Waktu Kegiatan Pengajar Peserta & Alat Metode
Menjawab salam
&

1.   Memberi salam  pembuka dan memperhatikan


Ceramah
memperkenalkan diri Memperhatikan

2.   Menginformasikan materi
yang akan disampaikan Ceramah
Memperhatikan
3.   Menjelaskan tujuan yang
hendak di capai pada akhir Ceramah
penyuluhan
LCD,
4.   Apersepsi dengan cara Memperhatikan
Pendahuluan dan
menggali pengetahuan yang & menjawab
(5 menit) dimiliki peserta pertanyaan laptop, Ceramah
Ceramah

Mendengarkan
1.   Menjelaskan pengertian dan
Ceramah
remaja dan hubungnan seksual memperhatikan
dini Ceramah

2.   Menjelaskan ciri-ciri remaja

3.   Menjelaskan faktor-faktor
yang mendorong hubungan
Ceramah
seksual dini

4.   Menjelaskan cara
mengendalikan dorongan
hubungan seksual dini Ceramah

Ceramah

5.   Menjelaskan akibat hubungan


seksual  dini
Ceramah
6.   Menjelaskan macam
penyalahgunaan seks
Tanya
7.   Memberikan kesempatan
jawab
kepada peserta untuk bertanya Bertanya
seputar materi yang
disampaikan

8.   Memberi kesempatan kepada


peserta lain untuk menjawab
Penyajian pertanyaan
Mendengarkan
Materi
9.   Menjelaskan dan menjawab dan
(15 menit) pertanyaan memperhatikan Ceramah
Evaluasi Memberikan pertanyaan Menjawab Lisan Tanya
kepada peserta seputar materi pertanyaan Jawab
(5 menit) yang telah diberikan

Mendengarkan
1.   Menyimpulkan Materi
Mendengarkan
Penutup Ceramah
2.   Menutup pertemuan & dan menjawab
(5 menit) mengucapkan salam penutup salam Lisan Ceramah

F. EVALUASI

Soal Post Test :

1. Jelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini


2. Jelaskan ciri-ciri remaja
3. Jelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
4. Jelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
5. Jelaskan akibat hubungan seksual  dini
6. Jelaskan macam-macam penyalahgunaan seks

Jawaban :

1. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa


dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24
tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh
Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin.
Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi)
batasan usia remaja adalah usia 10-21 tahun.
2. Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan nya,
masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.(Widyastuti dkk, 2009).   
3. Factor yang mendorng hubungan seksual dini adalah Factor hubungan, gaya hidup,
factor fisik dan factor harga diri
4. Cara mengendalikan dorongan seksual dini antara lain :
a. Taat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Remaja memahami tugasnya, misalnya belajar/ bekerja
c. Mengisi waktu dengan bakat, minat, dan kemampuan misalnya: olahraga, kesenian
dan berorganisasi.
d. Pengawasan dari orang tua
5. Berhubungan sex di usia  < 18 th lebih rentan terkena berbagai macam penyakit fisik
maupun psikologis. Secara fisik sel-sel di antara vagina dan cervix belum matang mudah
terjadi “perlukaan” bila terkena trauma yang biasa terjadi pada saat coitus (berhubungan
badan) memudahkan masuknya virus HPV yang merupakan virus penyebab cancer
cervix dan virus HIV penyebab AIDS. semakin muda usia saat  berhubungan
seksual à resiko terkena Ca cervix dan AIDS juga akan lebih tinggi.
6. Macam penyalahgunaan seks antara lain :
a. Sebagai alat pencari kepuasan
b. Digunakan sebagai ekspresi kemarahan
c. Sebagai kekuatan
d. Digunakan untuk eksploitasi komersial

G. URAIAN MATERI
1. Pengertian Remaja dan Hubungan Seksual Dini
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24
tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh
Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin.
Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi)
batasan usia remaja adalah usia 10-21 tahun.

Remaja, yang bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa


latin adolescere, yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Bangsa
primitif dan orang-orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak
berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa
apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Ali dan Asrori, 2009).

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik,
emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun yang merupakan suatu
periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas.
Masa remaja adalah masa periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. (Widyastuti
dkk,2009)

Hubungan seksual dini adalah hubungan seksual yang di lakukan di usia dini
untuk menyalurkan dorongan seksual. Oleh karena itu, remaja perlu mendapatkan
pendidikan seks. Pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat
dan mengubah anggapan negatif tentang seks. Dengan pendidikan seks kita dapat
memberitahu remaja bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada
semua orang, selain itu remaja juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual
berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya.

2. Ciri-ciri remaja
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan nya,
masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir
yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.(Widyastuti dkk, 2009).          
3. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja
a. Tanda-Tanda Seks Primer

Yang dimaksud dengan tanda-tanda seks primer adalah organ seks pada laki-laki
gonad atau testis. Organ tersebut terletak didalam skrotum. Pada usia 14 tahun baru
sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama
satu atau dua tahun, kemudian pertumbuhan menurun. Testis berkembang penuh pada
usia 20 atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang
lazimnya terjadi mimpi basah, artinya ia bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan seksual, sehingga mengeluarkan sperma.

Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat
ketepatan antara organ satu dengan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11
atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram.
Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid.
Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang
hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. (Widyastuti
dkk, 2009).

b. Tanda-Tanda Seks Sekunder


1) Pada Laki-Laki
Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut
kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testis dan penis mulai membesar.
Ketika rambut kemaluan hampir selesai tumbuh, maka menyusul rambut
ketiak dan rambut di wajah, seperti halnya kumis dan cambang. Kulit
menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar. Kelenjar lemak
dibawah kulit menjadi lebih aktif. Seringkali menyebabkan jerawat karena
produksi minyak yang meningkat. Aktivitas kelenjar keringat juga
bertambah, terutama bagian ketiak. Otot-otot pada tubuh remaja makin
bertambah besar dan kuat. Lebih-lebih bila dilakukan latihan otot, maka akan
tampak memberi bentuk pada lengan, bahu dan tungkai kaki. Seirama dengan
tumbuhnya rambut pada kemaluan, maka terjadi perubahan suara. Mula-mula
agak serak, kemudian volumenya juga meningkat. Pada usia remaja sekitar
12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil di sekitar kelenjar susu. Setelah
beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun.
2) Pada Wanita

Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-
laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai
berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.
Semua rambut kecuali rambut wajah, mula-mula lurus dan terang warnanya,
kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting. Pinggul
pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak dibawah kulit. Seiring
pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting susu menonjol. Hal
ini terjadi karena harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya
kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. Seperti
halnya laki-laki juga menjadi lebih besar, lebih tebal, pori-pori membesar. Akan
tetapi berbeda dengan laki-laki, kulit pada wanita tetap lebih lembut. Kelenjar
lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat
menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan
selama masa haid. Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan
semakin kuat. Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki. Suara
berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita. (Widyastuti dkk,
2009).
4. Faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini

Kolodny, Master dan Johnson (1979) menyatakan bahwa keinginan seksual beragam
diantaranya individu, sebagian orang menginginkan dan menikmati seks setiap hari. Sementara
yang lainnya menginginkan seks hanya sekali satu bulan dan yang lainnya lagi tidak memiliki
keinginan seks sama sekali dan cukup merasa nyaman dengan fakta tersebut.

Keinginan seksual menjadi masalah jika klien semata-mata menginginkan untuk


melakukannya pada beberapa norma kultur atau jika perbedaan dalam keinginan seksual dari
pasangan menyebabkan konflik.

a. Faktor Fisik

Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Aktivitas
seksual dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Bahkan hanya membayangkan
bahwa seks dapat menyakitkan sudah menurunkan keinginan seks. Penyakit minor dan
keletihan adalah alasan seseorang untuk tidak merasakan seksual. Citra tubuh yang buruk,
terutama jika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah
bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.

b. Faktor Hubungan

Masalah dalam berhubungan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari


keinginan seks. Setelah kemesraan hubungan telah mundur, pasangan mungkin mendapati
bahwa mereka dihadapkan pada perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau gaya hidup
mereka. Keterampilan seperti ini memainkan peran yang sangat penting ketika
menghadapi keinginan seksual dalam berhubungan. Penurunan minat dalam aktifitas
seksual dapat mengakibatkan ansietas hanya karena harus mengatakan kepada pasangan
perilaku seksual apa-apa yang diterima atau menyenangkan.

c. Faktor Gaya Hidup

Faktor gaya hidup, seperti penggunaan atau penyalahgunaan alcohol dapat


mempengaruhi keinginan seksual. Namun demikian, banyak bukti sekarang ini
menunjukkan bahwa efek negatif alkohol terhadap seksual jauh
melebihi euphoria (perasaan yang berlebihan) yang mungkin dihasilnya. Pada awalanya
menemukan waktu yang tepat untuk aktivitas seksual adalah faktor gaya hidup. Klien
seperti ini sering mengungkapkan bahwa mereka perlu waktu untuk menyendiri, berfikir
dan istirahat sebagai hal yang lebih penting dari seks.

d. Faktor Harga Diri

Tingkat harga diri juga dapat menyebabkan konflik yang melibatkan seksualitas.
Jika harga diri seksual tidak pernah diperlihatkan dengan mengembangkan perasaan yang
kuat tentang seksual diri dan dengan mempelajari keterampilan seksual, seksual mungkin
menyebabkan perasaan negatif atau menyebabkan tekanan perasaan seksual. Harga diri
seksual dapat menurun didalam banyak cara, yaitu perkosaan, inses dan penganiayaan
fisik atau emosi meninggalkan luka yang dalam (Herdiana, 2007).

5. Cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini


a. Taat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Remaja memahami tugasnya, misalnya belajar/ bekerja
c. Mengisi waktu dengan bakat, minat, dan kemampuan misalnya: olahraga, kesenian, dan
berorganisasi.
d. Pengawasan dari orang tua

Terdapat perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan
perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa.

Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah sebagai
berikut:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya.


b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
d. Mencapai kemandirian emosional.
e. Mencapai kemandirian ekonomi.
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan   untuk
melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia
dewasa.
i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan


kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat
membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik.
Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan
kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya (Ali
dan Asrori, 2009).

6. Akibat hubungan seksual  dini


Berhubungan sex di usia remaja ( di bawah 18 tahun ) lebih rentan terkena berbagai
macam penyakit fisik maupun psikologis. Secara fisik sel-sel di antara vagina dan cervix
belum “matur” atau matang sehingga akan mudah terjadi “perlukaan” bila terkena
trauma yang biasa terjadi pada saat coitus (berhubungan badan). Perlukaan tersebut akan
menjadikannya tempat yang akan memudahkan masuknya virus HPV yang merupakan
virus penyebab cancer cervix dan virus HIV penyebab AIDS.
Dengan kata lain semakin muda usia pada saat kamu berhubungan sexsual, maka
resiko terkena cancer cervix dan AIDS juga akan lebih tinggi. Cancer cervix dan AIDS
adalah jenis penyakit yang sulit dideteksi gejalanya. Gejala klinis baru akan muncul
setelah bertahun tahun virus HPV menginfeksi, itupun biasanya cancer sudah berada
pada stadium lanjut. Karenanya penting bagi setiap perempuan yang sudah melakukan
hubungan sex berapapun usianya, untuk secara rutin melakukan pap smear test, yaitu
suatu test yang dilakukan untuk mengetahui perubahan sel-sel antara vagina dengan
cervix. Begitu pula dengan infeksi HIV, setelah pertahun –tahun virus tersebut
menginfeksi, barulah gejala klinis AIDS akan muncul. Virus HIV ini hanya bisa
dideteksi dengan melakukan pemeriksaan HIV di dalam darah. Infeksi virus HIV akan
menurunkan tingkat imunitas seseorang, sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan
cancer lebih cepat Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang
karena suatu sebab maka keberadaanya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon
orang tua bayi tersebut. Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi
pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh
tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan terhadap keselamatan
jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak profesional (unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung
berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka
panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan
dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang
menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.

7. Penyalahgunaan Seks

Selain terdapat kegunaan seks dapat pula kita temukan penyalahgunaan seks yang dapat
dipaparkan sebagai berikut:

a.  Seks sebagai alat pencari kepuasan

Sebagian besar orang mengalami gabungan antara kegembiraan, kesukaan dan ketakutan
dalam pengalaman seksual awalnya yang menimbulkan rasa kewaspadaan. Mereka lapar
akan pengalaman seksual dan menggunakan seks sebagai cara untuk mencapai tujuan melalui
hubungan seks di luar perkawinan, seks terlarang seperti pedhofilia, atau antar anggota
keluarga yang merusak kepercayaan serta nilai-nilai moral dalam keluarga. Bila seks terlepas
dari kontrol sosial konvensional, seks menjadi pemuas, yang bagi beberapa orang
menimbulkan kesenangan sedang bagi orang lain menimbulkan ketakutan. 

b.  Seks digunakan sebagai ekspresi kemarahan

Sering kita dengar tindak pemerkosaan yang merupakan tindak kekerasan dan
mencerminkan tindak kemarahan terhadap wanita. Wanita juga dapat mengekspresikan
kemarahannya dalam tingkah laku seksual dengan menggunakan teknik yang lebih tersamar.
Mereka dapat menolak pasangannya dengan cara yang lebih tersamar, tidak memberiakn
respon, ataupun mencela gaya hubungan seksual yang dilakukan.

c.  Seks sebagai kekuatan

Seks dapat dilakukan salah satu bentuk kekuatan dalam hubungan yang tidak sehat.
Beberapa orang dapat mengeksploitasi pasangannya dalam cara yang manipulatif seperti pada
wanita yang cacat, wanita lemah bahkan seks dapat dipakai hadiah untuk tingkah laku
pasangan ynag menyenangkan.

d. Eksploitasi komersial
Masyarakat masih terus dibanjiri dengan iklan-iklan untuk mengubah pemahaman
biologi tentang seks dan daya tarik seksual dalam berbagai media massa.
DAFTAR PUSTAKA

Greenwood, Judy. 1991. Seks dan Permasalahannya. Jakarta: Arcan

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai