Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga di Program Studi
D III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
DISUSUN OLEH :
Igman Yogama Saputra
NIM: P20620118018
III-A Keperawataan
A. IDENTITAS
B. MATERI
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang remaja dan pendidikan seks pra nikah
pada remaja selama 30 menit, diharapkan remaja di SMP dapat mengetahui dan
memahami tentang bahaya seks pra nikah.
2. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hubungan seks dini di harapkan audiens
dapat memahami
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
b. Peserta dapat menjelaskan ciri-ciri remaja
c. Peserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
d. Peserta dapat menjelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
e. Peserta dapat menjelaskan akibat hubungan seksual dini
f. Peserta dapat menjelaskan macam-macam penyalahgunaan seks
D. METODE DAN MEDIA
1. Metode
Ceramah, tanya jawab dan diskusi
2. Media
Laptop, Lcd
E. KEGIATAN PENYULUHAN
2. Menginformasikan materi
yang akan disampaikan Ceramah
Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan yang
hendak di capai pada akhir Ceramah
penyuluhan
LCD,
4. Apersepsi dengan cara Memperhatikan
Pendahuluan dan
menggali pengetahuan yang & menjawab
(5 menit) dimiliki peserta pertanyaan laptop, Ceramah
Ceramah
Mendengarkan
1. Menjelaskan pengertian dan
Ceramah
remaja dan hubungnan seksual memperhatikan
dini Ceramah
2. Menjelaskan ciri-ciri remaja
3. Menjelaskan faktor-faktor
yang mendorong hubungan
Ceramah
seksual dini
4. Menjelaskan cara
mengendalikan dorongan
hubungan seksual dini Ceramah
Ceramah
Mendengarkan
1. Menyimpulkan Materi
Mendengarkan
Penutup Ceramah
2. Menutup pertemuan & dan menjawab
(5 menit) mengucapkan salam penutup salam Lisan Ceramah
F. EVALUASI
Jawaban :
G. URAIAN MATERI
1. Pengertian Remaja dan Hubungan Seksual Dini
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24
tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh
Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin.
Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi)
batasan usia remaja adalah usia 10-21 tahun.
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik,
emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun yang merupakan suatu
periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas.
Masa remaja adalah masa periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. (Widyastuti
dkk,2009)
Hubungan seksual dini adalah hubungan seksual yang di lakukan di usia dini
untuk menyalurkan dorongan seksual. Oleh karena itu, remaja perlu mendapatkan
pendidikan seks. Pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat
dan mengubah anggapan negatif tentang seks. Dengan pendidikan seks kita dapat
memberitahu remaja bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada
semua orang, selain itu remaja juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual
berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya.
2. Ciri-ciri remaja
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan nya,
masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir
yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.(Widyastuti dkk, 2009).
3. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja
a. Tanda-Tanda Seks Primer
Yang dimaksud dengan tanda-tanda seks primer adalah organ seks pada laki-laki
gonad atau testis. Organ tersebut terletak didalam skrotum. Pada usia 14 tahun baru
sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama
satu atau dua tahun, kemudian pertumbuhan menurun. Testis berkembang penuh pada
usia 20 atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang
lazimnya terjadi mimpi basah, artinya ia bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan seksual, sehingga mengeluarkan sperma.
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat
ketepatan antara organ satu dengan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11
atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram.
Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid.
Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang
hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. (Widyastuti
dkk, 2009).
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-
laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai
berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.
Semua rambut kecuali rambut wajah, mula-mula lurus dan terang warnanya,
kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting. Pinggul
pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak dibawah kulit. Seiring
pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting susu menonjol. Hal
ini terjadi karena harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya
kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. Seperti
halnya laki-laki juga menjadi lebih besar, lebih tebal, pori-pori membesar. Akan
tetapi berbeda dengan laki-laki, kulit pada wanita tetap lebih lembut. Kelenjar
lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat
menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan
selama masa haid. Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan
semakin kuat. Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki. Suara
berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita. (Widyastuti dkk,
2009).
4. Faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
Kolodny, Master dan Johnson (1979) menyatakan bahwa keinginan seksual beragam
diantaranya individu, sebagian orang menginginkan dan menikmati seks setiap hari. Sementara
yang lainnya menginginkan seks hanya sekali satu bulan dan yang lainnya lagi tidak memiliki
keinginan seks sama sekali dan cukup merasa nyaman dengan fakta tersebut.
a. Faktor Fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Aktivitas
seksual dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Bahkan hanya membayangkan
bahwa seks dapat menyakitkan sudah menurunkan keinginan seks. Penyakit minor dan
keletihan adalah alasan seseorang untuk tidak merasakan seksual. Citra tubuh yang buruk,
terutama jika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah
bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.
b. Faktor Hubungan
Tingkat harga diri juga dapat menyebabkan konflik yang melibatkan seksualitas.
Jika harga diri seksual tidak pernah diperlihatkan dengan mengembangkan perasaan yang
kuat tentang seksual diri dan dengan mempelajari keterampilan seksual, seksual mungkin
menyebabkan perasaan negatif atau menyebabkan tekanan perasaan seksual. Harga diri
seksual dapat menurun didalam banyak cara, yaitu perkosaan, inses dan penganiayaan
fisik atau emosi meninggalkan luka yang dalam (Herdiana, 2007).
Terdapat perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan
perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa.
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah sebagai
berikut:
7. Penyalahgunaan Seks
Selain terdapat kegunaan seks dapat pula kita temukan penyalahgunaan seks yang dapat
dipaparkan sebagai berikut:
Sebagian besar orang mengalami gabungan antara kegembiraan, kesukaan dan ketakutan
dalam pengalaman seksual awalnya yang menimbulkan rasa kewaspadaan. Mereka lapar
akan pengalaman seksual dan menggunakan seks sebagai cara untuk mencapai tujuan melalui
hubungan seks di luar perkawinan, seks terlarang seperti pedhofilia, atau antar anggota
keluarga yang merusak kepercayaan serta nilai-nilai moral dalam keluarga. Bila seks terlepas
dari kontrol sosial konvensional, seks menjadi pemuas, yang bagi beberapa orang
menimbulkan kesenangan sedang bagi orang lain menimbulkan ketakutan.
Sering kita dengar tindak pemerkosaan yang merupakan tindak kekerasan dan
mencerminkan tindak kemarahan terhadap wanita. Wanita juga dapat mengekspresikan
kemarahannya dalam tingkah laku seksual dengan menggunakan teknik yang lebih tersamar.
Mereka dapat menolak pasangannya dengan cara yang lebih tersamar, tidak memberiakn
respon, ataupun mencela gaya hubungan seksual yang dilakukan.
Seks dapat dilakukan salah satu bentuk kekuatan dalam hubungan yang tidak sehat.
Beberapa orang dapat mengeksploitasi pasangannya dalam cara yang manipulatif seperti pada
wanita yang cacat, wanita lemah bahkan seks dapat dipakai hadiah untuk tingkah laku
pasangan ynag menyenangkan.
d. Eksploitasi komersial
Masyarakat masih terus dibanjiri dengan iklan-iklan untuk mengubah pemahaman
biologi tentang seks dan daya tarik seksual dalam berbagai media massa.
DAFTAR PUSTAKA