Nim : 2000018014
Prodi/Konsentrasi : IAI/HK
Implikasi Hak Dan Kewajiban Naẓīr Dalam Pengelolaan Wakaf (Studi Kasus di
1. Fenomena Penelitian
Masjid Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal). Sebuah harta wakaf harus terdata dan
terkontrol oleh pemerintah dengan baik. Maka, dalam hal ini peran nadzir sangat urgen
Padahal jika mengacu pada pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun
2004 tentang wakaf (UU Wakaf), bahwa naẓīr diharapkan dapat mengelola wakaf secara
professional dan amanah. Sebab, jika tidak diatur maka tidak menutup kemungkinan
harta wakaf tidak terawat, bahkan penyelewengan tujuan wakaf bisa terjadi serta dapat
dimanfaatkan oleh kelompok tertentu saja. Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa naẓīr
memiliki peran yang sangat penting dalam pemanfaatan, perawatan dan pengembangan
harta wakaf. Naẓīr merupakan seorang yang diamanati untuk merawat dan mengelola
harta wakaf.2
1
Rozalinda, Manajemen Wakaf Roduktif,(Jakarta: Rajawali Pres, 2015), hal. 13.
2
Ahmad Rofiq, Fiqih Kontekstual, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset), hal. 330.
2. Teori
1.) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf (UU Wakaf) pasal 47
ayat (1), bahwa naẓīr diharapkan dapat mengelola wakaf secara professional
dan amanah.
2.) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf pasal 11, poin (d),
3. Variabel
4. Indikator
1.) Sejauhmana pengetahuan nazhir terhadap hak dan kewajiban nadzir, dalam
2.) Bagaimana pengelolaan wakaf yang selama ini dilakukan oleh nadzir masjid di