TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
klinis, ditandai sesak napas dan fatigue saat istirahat atau saat aktivitas yang
(2016) menjelaskan gagal jantung merupakan sindrom yang kompleks ini terjadi
akibat gangguan jantung yang merusak kemampuan ventrikel untuk mengisi dan
kelebihan volume darah, perfusi jaringan yang tidak adekuat dan toleransi
Gagal jantung terjadi saat jantung tidak effektif mengisi atau berkontraksi cukup
Selain itu gagal jantung sering pula akibat kerusakan kontraksi miokardium, yang
gagal jantung, selain itu ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyakit
gagal jantung baik yang berasal dari jantung itu sendiri (interinsik) atau faktor dari
a. Faktor intrinsik
berkurangnya oksigen sel otot tidak dapat berfungsi. Penyebab lain faktor
jantung.
b. Factor ekstrinsik
3. Patofisiologi
Menurut Black (2014) Jantung yang sehat mencukupi kebutuhan oksigen melalui
stress. Jantung normal dapat meningkatkan keluarannya sebanyak lima kali lipat
yang bertujuan mencegah penurunan tekanan darah lebih lanjut. Penurunan curah
jantung juga menurunkan perfusi jaringan organ tubuh lainnya, termaksuk ginjal
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung
dapat meningkat sebagai respon terhadap peningkatan kronis tekanan vena paru.
Serentetan kejadian seperti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada
jantung kanan, dimana akhirnya akan terjadi kongesti sistemik dan edema.
atau hampir normal pada gagal jantung dini, dan dalam keadaan istirahat. Tetapi
kelainan pada kerja ventrikel serta menurunnya curah jantung tampak pada
stadium II, dimana pada stadium ini pembatasan aktivitas fisik yang ketat
merupakan tindakan awal yang sederhana namun sangat tepat dalam penanganan
fatigue. Kelemahan otot rangka dapat meningkatkan intoleransi fisik, tirah baring
Penyebab lain kelainan fungsi otot jantung yang disebabkan oleh aterosklerosis
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
serabut otot jantung. Efek tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai
untuk alasan tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara
kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal
ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru akut.
Gagal jantung dapat dimulai dari sisi kiri atau kanan jantung (Black,2014), tetapi
sebagian besar kondisi gagal jantung dimulai dari kegagalan ventrikel kiri, yang
melemah. Letak suatu infark miokardium akan menentukan sisi jantung yang
Karena ventrikel kiri yang melemah akan menyebabkan darah kembali ke atrium,
lalu ke sirkulasi paru, ventrikel kanan dan atrium kanan, maka jelaslah bahwa
gagal jantung kiri akhirnya akan menyebabkan gagal jantung kanan. Pada
kenyataanya, penyebab utama gagal jantung kanan adalah gagal jantung kiri.
Karena tidak dipompa secara optimum keluar dari sisi kanan jantung, maka darah
darah dalam sirkulasi dan menurunnya tekanan darah serta perburukan siklus
gagal jantung.
Menurut Black (2014), tanda dan gejala yang terdapat pada pasien gagal jantung
ventrikel kiri berlanjut, terdengarnya bunyi gallop atau S3, dyspnea (sulit
bernafas), ortopnea terjadi saat posisi terlentang, sehingga pasien duduk
dengan kedua lengan dilutut dan condong kedepan, menyokong dada dan
kepala dengan bantal dan beristirahat dengan posisi duduk dikurumah sakiti,
pasien , takut akibat sesak takut juga akan kematian. Paroxyismal Noktural
terbangun dari tidur dan akan berkurang dengan duduk tegak, pulsasi
kreatinin tidak berpengaruh dan peningkatan urine pada malam hari (Black,
2014), selain itu ada beberapa kasus mengalami low output yang dapat
produksi ADH (Lilly, 2011), bila hal ini tidak segera diatasi akan berdampak
perburukan (Kabo dan Karim, 2008). Selain itu ada juga mekanisme
Tabel. 2.1
Derajat dan manifestasi klinis gagal jantung berdasarkan
New York Heart Association (NYHA).
Klasifikasi Kriteria
Kelas I Tidak ada pembatasan aktivitas aktivitas latihan fisik sehari-hari
(ordinary phsysical exercise), tidak menimbulkan sesak napas atau
berdebar-debar.
Kelas II Ada pembatasan ringan aktivitas. Saat istirahat tidak ada keluhan,
akan tetapi aktivitas sehari-hari dapat menimbulkan rasa capek,
berdebar atau sesak.
Kelas III Pembatasan yang jelas dari aktivitas fisik. Saat istirahat tidak ada
keluhan, aktivitas sehari-hari yang ringan sekalipun sudah
menimbulkan keluhan.
Kelas IV Tidak sanggup melakukan aktifitas fisik tanpa perasaan tidak
nyaman, simptom gagal jantung sudah ada bahkan saat istirahat dan
akan meningkat setiap aktivitas yang ringan sekalipun.
dan menentukan tingkat bantuan yang harus diberikan serta gangguan tidur
6. Penatalaksanaan
berdampak disritmia.
d. Pemberian oksigen
masker atau kanula, untuk menentukan hal tersebut perlu adanya hasil
bronchodilator.
e. Mengendalikan disritmia
dan gelisah. Tirah baring atau bedres tergantung dengan gejala klinis yang
cairan akibat gagal jantung dapat diatasi dengan retensi natrium dan air.
edema, dapat diberikan natrium 2-4 gram per hari, serta pemberian
diperlukan untuk pasien gagal jantung ringan sampai sedang, bila gagal
jantung berat dapat diberikan 1000 ml perhari, karena bila asupan cairan
i. Pemberian penyuluhan
Penyuluhan diberikan dengan tujuan agar pasien mampu memperlambat
terbatas.
Hawk, 2014)
nafas pendek setelah aktivitas, edema pada tumit, kaki atau perut,
1. Pengertian
Fatigue atau kelelahan merupakan salah satu hal yang paling parah dari gejala
gagal jantung, yang sering diabaikan oleh perawat dan dokter (Tsai, 2008),
sedangkan fatigue merupakan gejala yang menonjol dari gagal jantung, meskipun
Fatigue merupakan satu dari dua gejala paling umum bersamaan dengan dyspnea
yang dialami pasien gagal jantung, fatigue sering juga disebut intoleransi
aktivitas, pada pasien gagal jantung juga didefinisikan sebagai fatigue gigih dan
jantung, studi tentang gejala gagal jantung belum terfokus pada fatigue (Stephen,
2000). Setelah serangan jantung fungsi myocard menurun, yang mengurangi
aktivitas pasien yang berkonstribusi terhadap fatigue, hal ini disebabkan karena
kebutuhan tubuh yang penting seperti otak, ginjal, dan jantung sedangkan pada
Akibat menurunnya curah jantung darah yang membawa oksigen dan nutrisi
tidak dapat mencapai jaringan dan organ target, karena rendahnya perfusi,
hari, batuk dapat kering dan tidak produktif, batuk basah disertai sputum yang
berbusa dalam jumlah yang banyak terkadang ada bercak darah. Adanya sesak
pernafasan dan batuk, disertai adanya sesak menggangu pola tidur, tidur yang
Karena factor psikis atau kejiwaan yang belum terselesaikan, dimana tubuh
dan jiwa terasa letih, bukan hanya sekedar cape, tetapi lesu dan tidak
3. Klasifikasi Fatique
diantaranya:
kemampuan fisik yang digunakan dari biasanya karena jenis pekerjaan yang
sangat banyak pada setiap jam kerjanya. Pada umumnya seseorang dapat
berkerja secara terus menerus dalam waktu 50 menit perjam atau 35% pada 8
fatigue.
b. Circadian fatique, ditandai dengan denyut nadi yang lemah, pelan atau cepat.
organ atau seluruh tubuh bekerja secara terus menerus dan melebihi kapasitas
tubuh. Fatigue akan hilang dengan istirahat cukup atau menghilangkan
gangguannya.
mental yang terjadi pada periode waktu tertentu. Salah satu penyebab fatigue
4. Pengukuran fatigue
Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat fatigue, menggunakan
alat ukur yang dinamakan Visual Analogue Scale for Fatigue (VAS - F), yaitu
jenis pengukuran untuk menentukan derajat atau tingkat fatigue dari seseorang,
(Stanford, 2012).
Gambar 2.2
Visual Analogue Scale for Fatigue (VAS - F)
Sumber:https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source= images
Fatigue merupakan masalah keperawatan yang sering muncul pada pasien gagal
jantung stadium II, III dan IV. Perlunya pengkajian keperawatan untuk melakukan
C. Kecemasan
1. Pengertian.
hari, bukan milik masyarakat atau budaya tertentu. Merupakan kehawatiran yang
tidak jelas atau keadaan emosi tanpa objek, berkaitan perasaan tidak pasti, tidak
untuk mencari pengobatan atas gejala yang disebabkan ansietas seperti nyeri
dada, palpitasi, pusing dan sesak nafas (Stuart, 2009; Videback, 2008). Ansietas
adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi (Videbeck,
ansietas adalah respon emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan
kekhawatiran yang tidak jelas dan berlebihan disertai berbagai gejala sumatif
b. Keluarga
c. Psikologis
untuk mencegah hal ini terjadi. Orang tua yang merespon dengan khawatiran
terhadap stress ringan akan mengembangkan respon yang sama pada anaknya.
Respon emosional yang tepat dari orang tua sangat membantu koping anak
d. Perilaku
Akibat adanya konflik seperti akan memilih mana yang akan dilakukan, maka
akan terjadi hubungan timbal balik antara konflik dan khawatir. Konflik akan
e. Imunitas
Berdasarkan konsep psikoneuroimunologi, sistem imunitas tubuh dapat
Tropin Hormon). Hormon ini yang akan merangsang kortek adrenal untuk
system imun tubuh (Guyton & Hall, 2008). Kecemasan merupakan respon
emosional terhadap penilaian yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan
tidak berdaya, yang ditandai dengan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, atau
3. Tingkat kecemasan
a. Kecemasan Ringan
Dapat terjadi saat ketegangan hidup sehari-hari, saat ini timbul kewaspadaan,
b. Kecemasan Sedang
Berfokus pada hal penting saja, lapangan persepsi menyempit, kemampuan
c. Kecemasan Berat
dan tidak berpikir hal yang lain, perilaku ditujukan untuk mengurangi
d. Panik
Dikaitkan dengan rasa takut dan terror, sebagian orang yang mengalami panik
tidak dapat melakukan hal-hal bahkan arahan. Gejala yang timbul peningkatan
menimbulkan fatigue.
4. Pengukuran kecemasan
a. Hamilton Anxiety Scale (HAS), atau Hamilton Anxiety Rating Scale (HRS)
tahun 1956, yang digunakan untuk mengukur tanda kecemasan psikis maupun
somatic, yang selanjutnya dikembangkan untuk mengukur tingkat depresi
Hamilton Anxiety Rating Scale terdiri dari 15 pertanyaan dengan 5 skala dari
kecemasan sangat berat. Hamilton Anxiety Rating Scale (HRS) memiliki nilai
total 0-56, jika nilai 17 dikatagorikan cemas ringan, total 18 -24 dikategorikan
2007).
Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), untuk mengetahui sejauh mana
derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali
digunakan alat ukur yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for
Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-
masing kelompok dirinci lagi dengan gejala - gejala yang lebih spesifik.
Kecemasan ringan 14 - 20
Kecemasan sedang 21 – 27
dari 0 sampaai 100, dengan penilaiaan dari gaaris ujung sebelah kiri yang
Kecemasan tidak semuanya bersifat patologis, tetapi dapat pula normal. Dibawah
a. Faktor internal
1) Usia
Usia berpengaruh terhadap kecemasan, prevalensi kecemasan pada pasien
2) Pengalaman
lebih mudah untuk menganggap stres yang beratpun sebagai masalah yang
3) Fisik
Orang dengan aset fisik yang besar, kuat dan garang akan menggunakan
sehingga pasien merasa lebih nyaman bila beristirahat, pada derajat III
keluhan, dalam hal ini bila pasien tidak mampu melaksanakan aktivitasnya
1) Pengetahuan
2) Pendidikan
Pendidikan bagi setiap orang memiliki arti yang berbeda, pada umumnya
pendidikan berguna dalam merubah pola pikir seseorang, pola tingkah laku
tinggi lebih mudah mengidentifikasi stresor dalam diri sendiri maupun dari
3) Financial/ Material
4) Keluarga
hal ini sangat berarti dalam memberi dukungan. Istri dan anak yang penuh
pengertian serta dapat mengimbangi kesulitan yang dihadapi suami akan
5) Obat
6) Religiusitas
alternatif, yang logis akan dicari pasien gagal jantung, untuk meningkatkan
disamping itu ada hubungan yang signifikan antara skor PSQI pasien gagal
Apapun yang terjadi serahkan semua itu kepada Allah maka sikap berserah
diri kepada Allah membuat hati kita menjadi tenang dan menghilangkan
dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
Shalih bahwa zikir itu adalah makanan pokok bagi hati dan ruh. Apabila
hamba Allah gersang dari siraman zikir, maka jadilah ia bagai tubuh yang
hati dan ruh menjadi segar, sehat dan perasaan cemas hilang. Pendapat
kata zikir itu dapat menjadi salah satu frasa fokus (kata-kata yang menjadi
kecemasan, ketakutan.
7) Sosial Budaya
dengan reaksi yang berbeda untuk setiap individu baik yang bersifat ringan
koping, bila hal tersebut tidak dapat diatasi akan timbul perilaku yang patologis,
kegagalan jantung.
menampilkan aktivitas self-care. Apabila ada self-care deficit, yaitu defisit antara
apa yang bisa dilakukan (self-care agency) dan apa yang perlu dilakukan untuk
Self care merupakan suatu aktivitas, inisiatif dari pasien dan dilaksanakan oleh
perawat atau pasien itu sendiri. Penurunan tingkat kecemasan pada pasien gagal
jantung sangat dibutuhkan pasien untuk itu perlu adanya implementasi
2010).
bertahaf
15) Jaga pola istirahat yang tetap, dan kebiasaan pasien menjelang tidur
keyakinan.
angsur dapat terwujud. Perwujutan ini dilihat dengan apa yang telah dilakukan
mengalami fatigue:
rasa takut
8) Memberikan pijatan.
D. Konsep tidur
Beristirahat dan tidur dapat terasa rilek secara mental, bebas dari cemas, tenang secara
fisik. Istirahat sama pentingnya bagi kesehatan seperti halnya akan kebutuhan nutrisi.
Jumlah tidur yang kurang, kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan dan
pemenuhan kebutuhan tidur, untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis, sesuai
kebiasaan tidur pasien, bila hal ini terganggu dapat menimbulkan kecemasan dan
ketakutan (Perry & Potter, 2010). Memperoleh kualitas tidur terbaik penting untuk
peningkatan kesehatan, pemulihan yang sakit. Sifat alamiah dari penyakit yang
yang terjadi selama periode tertentu. Saat pasien memperoleh tidur yang cukup,
tenaganya akan pulih kembali (Perry & Potter, 2010). Pola istirahat dan tidur yang
biasa dari pasien yang masuk rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan dengan
mudah dipengaruhi oleh penyakit atau rutinitas pelayanan kesehatan yang tidak
dikenal. Perawat harus selalu menyadari kebutuhan pasien untuk istirahat. Kurang
istirahat selama periode yang lama menyebabkan penyakit atau memperburuk penyakit
yang ada. Perubahan pola tidur merupakan suatu keadaan berubahnya jadwal atau
kebiasaan tidur sehari-hari, yang dialami pasien meliputi, jumlah waktu tidur, jam
tidur dan bangun, ritual menjelang waktu tidur, lingkungan tidur serta kesegaran waktu
bangun tidur.
Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2006). Tidur
juga merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan
1. Tahapan Tidur
Tahapan tidur ditunjukan dengan perbedaan aktivitas dari otak, otot dan mata,
dengan siklus sebagai berikut: pergerakan mata yang tidak cepat, Nonrapid Eye
Movement (NREM) dan pergerakan mata yang cepat, Rapid Eye Movement
(NREM), yang mana selama tidur akan mengalami kemajuan melalui empat
tahapan yaitu:
2) Kemajuan relaksasi.
3) Jika kurang tidur, menghabiskan porumah sakiti malam yang seimbang pada
tahap ini.
4) Tanda-tanda vital menurun dibanding selama jam terjaga.
2) Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain
2. Fungsi tidur.
pemulihan fisiologis dan psikologis. Menurut teori, tidur adalah waktu perbaikan
dan persiapan untuk periode terjaga berikutnya. Selama tidur NREM, fungsi
biologis menurun. Laju denyut jantung normal 70-80 denyut per menit, akan
tetapi selama tidur laju denyut jantung turun sampai 60 denyut per menit atau
lebih rendah. Teori lain kegunaan tidur adalah tubuh menyimpan energi selama
tidur. Otot skelet berelaksasi secara progesif, tidak adanya kontraksi otot
menyimpan energi untuk proses seluler. Penurunan laju metabolik basal lebih
jauh menyimpan/persediaan energi tubuh (Potter & Perry, 2010 ). Tidur REM
tersebut.
3. Gangguan tidur.
Gangguan tidur jika tidak diobati, akan menyebabkan gangguan tidur malam yang
mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah: insomnia, gerakan atau
sensasi abnormal di kala tidur atau terjaga di tengah malam, atau rasa mengantuk
di siang hari Gangguan tidur telah diklasifikasikan menjadi empat kategori utama
a. Disomnia
narkolepsi (rasa kantuk yang berlebih) dan Sindrom apnea tidur obstruktif.
gangguan tidur irama sirkandian, sindrom perubahan waktu tidur (Jet leg),
gangguan tidur karena jam kerja, karena berobat, fase tidur tertunda
b. Parasomnia
nocturnal.
2) Berkaitan dengan tidur REM: Mimpi buruk, gangguan prilaku tidur REM.
5. Kualitas tidur
adanya gangguan selama periode tidur, yang dialami seseorang, secara subyektif
yang diukur menggunakan kuisioner baik secara obyektif dengan polygraph atau
Kualitas tidur dapat diukur dengan alat ukur berupa kuisioner, The Pittsburgh
Sleep Quality Index (PSQI). PSQI merupakan suatu metode penilaian berbentuk
kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur serta gangguan tidur
pada orang dewasa dalam waktu satu bulan, yang akan diperoleh output berupa
Sleeping Index. Sleeping Index merupakan skor atau nilai dari pengukuran
terhadap integritas pribadi, baik fisik dan nonfisik. Pada gagal jantung, keluhan
fisik terjadi dengan gejala, sesak nafas, sulit tidur, sementara penderitaan nonfisik
dapat terjadi gangguan dalam domain sosial kualitas hidup (Dyo,M, 2011). Tidur
pasien lebih banyak membutuhkan waktu tidur. Saat tidur jantung yang sehat akan
menurun detakannya sampai 60 kali permenit, dimana jantung sehat rata-rata 70-
80 denyut per menit, selain itu juga menurunkan fungsi biologis otot, pernafasan
dan tekanan darah. Akan tetapi beberapa penyakit justru membuat pasien sulit
untuk mencapai kualitas tidur yang baik, seperti halnya ketidak nyamanan fisik,
pasien diantaranya, sesak nafas, tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat
terjadinya edema paru dengan manifestasi klinis batuk dan sesak nafas yang
2010), skor rata-rata kualitas tidur 10,78 (SD = 4.78), yang diukur dengan
melaporkan kualitas tidur yang buruk, dan 31% tidak puas dengan kualitas tidur
mereka dengan masalah umum gangguan tidur adalah bangun untuk buang air
Manifestasi lain Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) adalah episode akut sesak
nafas dan batuk yang umumnya terjadi pada malam hari dan membangunkan
pasien dari tidurnya, biasanya terjadi 1 hingga 3 jam setelah pasien tertidur.
Manisfestasi PND antara lain batuk atau mengi, umumnya diakibatkan oleh
duduk tegak pada sisi tempat tidur dengan kaki menggantung, pada pasien dengan
keluhan PND, keluhan batuk dan mengi yang menyertai seringkali tidak
menghilang, walau sudah mengambil posisi tersebut. Gejala PND relatif spesifik
untuk gagal jantung Cardiac Asthma (asma cardiale) berhubungan erat dengan
bronchospasme, hal ini harus dibedakan dengan asma primer dan penyebab
Pasien dengan gagal jantung juga dapat muncul dengan gejala gastrointestinal.
Anorexia, nausea, dan rasa cepat kenyang yang dihubungkan dengan nyeri
abdominal dan kembung adalah gejala yang sering ditemukan, dan bisa jadi
berhubungan dengan edema dari dinding usus dan/atau kongesti hati. Kongesti
dari hati dan pelebaran kapsula hati dapat mengakibatkan nyeri pada kuadran
kanan atas. Gejala serebral seperti kebingungan, disorientasi, gangguan tidur dan
emosi dapat diamati pada pasien dengan gagal jantung berat, terutama pada pasien
(Shah,R.V, 2007).
Penelitian Fitriyani (2015) terkait kualitas tidur, dari 31 responden pasien gagal
yang buruk. Zambroski et.al ( 2005 ), gejala yang umum pada pasien gagal
kualitas tidur kurang baik (64,2 %). Fatigue pada pasien gagal jantung berkorelasi
baik, pada wanita yang lebih tua dengan gagal jantung (Friedman & Raja, 1995;
Stephen, 2000).
psikologis, dan lingkungan dapat mengubah kualitas dan kuantitas tidur. Faktor-
a. Penyakit fisik
posisi saat tidur, masalah suasana hati seperti kecemasan atau depresi, dapat
b. Obat-obatan.
Beberapa obat tertentu ada yang berpengaruh terhadap pola tidur pasien
kebutuhan tidur.
c. Usia
d. Gaya hidup
Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur. Individu yang bekerja
bergantian berputar misalnya dua minggu siang diikuti oleh satu minggu
e. Lingkungan.
kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik, ukuran,
kekerasan dan posisi tidur, suara yang terlalu bising berpengaruh sekali pada
f. Stress emosional .
kualitas tidur atau memperburuk kualitas tidur, karena sering terjaga dan
mimpi buruk.
Fatigue yang berlebihan atau meletihkan saat pasien latihan akan membuat
yang menyenangkan.
Orang tidur lebih baik ketika sehat sehingga mengikuti kebiasaan makan yang
lebih baik. Makanan besar, berat dan berbumbu pada malam dapat
menyebabkan tidak dapat dicerna yang mengganggu tidur. Kafein dan alkohol
i. Religiusitas.
alternatif, yang logis akan dicari pasien gagal jantung, untuk meningkatkan
antara religiusitas dan takut akan kematian menyebabkan pasien slit tidur.
Disamping itu Ada hubungan yang signifikan antara skor PSQI dan empat
pendidikan (p <0,001) dan status pekerjaan (p <0,03), dan antara skor PSQI
dan lima variabel klinis jumlah rawat inap (p <0,001), jenis rujukan (p
Implementasi yang dilakukan oleh perawat saat pasien gagal jantung mengalami
keperawatan.
Menurut Orem adanya peran perawat sebagai pendidik atau konsultan dalam
ini dapat dilihat dengan apa yang telah dilakukan pasien untuk memenuhi
kebutuhan peningkatan kualitas tidur pada pasien gagal jantung yang
mengalami fatigue:
1) Lingkungan yang aman dan nyaman; tidak bising, pencahayaan redup, dan
batasi pengunjung.
7) Melakukan relaksasi.
8) Melakukan pemijatan
1. Pengertian
keadaan, baik sehat maupun sakit (Aligood Tomey, 2010). Didasarkan untuk
hidup sehat, dapat membantu diri sendiri dalam mengatasi masalah kesehatannya
pengaturan fungsi dan perkembangan (Alligood & Tomey, 2010). Jika dilakukan
secara efektif, upaya perawatan diri dapat memberikan konstribusi bagi integritas
Area keperawatan medikal bedah merupakan salah satu area praktik keperawatan
untuk mengaplikasikan teori self-care Orem ini dimana aplikasi ini akan sesuai
dan penting sekali untuk pasien untuk aktif terlibat dalam perawatan dirinya.
dan peningkatan kualitas tidur. Sebagai perawat, dapat melakukan hal tersebut
manajemen diri salah satu diagnosa yang ada kaitannya dengan manajement self
mampu melakukan perawatan diri berarti terdapat kesenjangan antara yang dapat
dilakukan individu (self care agency) dan apa yang dibutuhkan individu (self care
Tindakan dilakukan perawat untuk memenuhi self care agency terdapat tiga
beberapa aktivitas yang tidak dapat dilakukan oleh pasien dalam pemenuhan
Merupakan kondisi dimana pasien mampu dan dapat belajar untuk melakukan
perawatan diri yang dibutuhkan, tetapi memerlukan bantuan. Pada sistem ini
Tujuan dari penerapan teori self care Orem pada pasien gagal jantung yang
Skema 2.2
Peningkatan
afterload/ preload
Gagal Jantung