LAP. RESMI SUPPOSITORIA Fix
LAP. RESMI SUPPOSITORIA Fix
SUPPOSITORIA
KELOMPOK 8
TANGERANG
2017
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
iii
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk sediaan yang jarang dijumpai dipasaran yaitu sediaan
suppositoria. Kebanyakan orang lebih memilih obat yang dikonsumsi secara
oral karena difikir lebih aman dan praktis dibandingkan sediaan suppositoria
yang penggunaannya tidak melalui organ pencernaan. Namun suppositoria
memiliki beberapa fungsi yang tidak dimiliki oleh sediaan oral pada
umumnya, seperti suppositoria tidak dapat dirusak oleh enzim pada sistem
pencernaan karena suppositoria tidak melewati sistem pencernaan,
suppositoria juga dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat dan
sebagai zat pembawa terapeutik yang bersifat lokal atau sistemik.
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
b. Kerugian suppositoria :
Pemakaiannya tidak menyenangkan.
Tidak dapat disimpan dalam suhu ruang.
sehingga zat aktif atau obat yang dikandungnya dapat melarut dan
didispersikan merata kemudian menghasilkan efek terapi local maupun
sistemik. Basis suppositoria yang ideal juga harus mempunyai beberapa
sifat seperti berikut :
a. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi.
b. Dapat bercampur dengan macam-macam obat.
c. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna dan
bau serta pemisahan obat.
d. Kadar air mencukupi.
e. Untuk basis lemak, maka bilangan asam, bilangan iodium dan
bilangan penyabunan harus diketahui jelas.
b. Polietilenglikol (PEG)
PEG merupakan etilenglikol terpolimerisasi dengan bobot molekul
antara 300-6000. Dipasaran terdapat PEG 400 (carbowax 400), PEG
1000 (carbowax 1000) dan PEG 6000 (carbowax 6000). PEG dibawah
1000 berbentuk cair, sedangkan PEG diatas 1000 berbentuk padat
lunak seperti mala. Formlua PEG yang dipakai sebagai berikut :
Bahan dasar tidak berair : PEG 4000 4 % (25%) dan PEG 1000
96% (75%).
Bahan dasar berair : PEG 1540 30%, PEG 6000 50% dan aqua +
obat 20%. Titik lebur PEG antara 35°-63°C, tidak meleleh pada
suhu tubuh tapi larut dalam cairan sekresi tubuh.
METODOLOGI
2. Vaselin album
3. Asetil alkohol
4. Oleum cacao
11
12
13
14
BOBOT
BOBOT SELISIH
NO RATA - %PENYIMPANGAN
SUPPOSITORIA BOBOT
RATA
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih berhati – hati dalam
praktikum, diharapkan kepada dosen pembimbing agar lebih membimbing
praktikan dalam praktikum. Dan diharapkan agar menambah fasilitas
laboratorium,
15
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2000. Ilmu meracik obat teori dan praktik. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press
16
LAMPIRAN