Anda di halaman 1dari 3

BAB V.

HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-hasilnya


Setelah kegiatan ini dilaksanakan maka :
5.1.1. Evaluasi Struktur
1. Tempat pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Koramil
Sukowono
2. Sasarannya adalah anak laki-laki usia sekolah
5.1.2 Evaluasi Proses
Selama kegiatan berlangsung, peserta sirkumsisi sangat antusias dan
kooperatif dalam mendengarkan materi penyuluhan terkait pengertian
sirkumsisi, tujuan dan manfaat sirkumsisi, cara perawatan pasca sirkumsisi
dan kebutuhan nutrisi guna mempercepat penyembuhan.
5.1.3 Evaluasi Hasil
Hasil dari kegiatan ini yaitu peserta sirkumsisi dapat memahami materi dan
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

5.2 Faktor Pendorong


Faktor yang mendorong keberhasilan kegiatan ini adalah :
1. Peserta sirkumsisi antusias dalam mendengarkan penjelasan yang diberikan
terkait pengertian sirkumsisi, tujuan dan manfaat sirkumsisi, cara perawatan
pasca sirkumsisi dan kebutuhan nutrisi guna mempercepat penyembuhan.
2. Mahasiswa yang bersemangat dan suara yang terjangkau saat menjelaskan
materi membuat peserta sirkumsisi mendengarkan dengan serius.

5.3 Faktor Penghambat


Faktor yang menghambat keberhasilan kegiatan ini adalah :
1. Sebagian dari peserta sirkumsisi merasa takut dan tegang dalam kegiatan
khitan tersebut
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kebudayaan di Indonesia anak laki-laki di dalam keluarganya beragama islam wajib
dilakukan sirkumsisi (Sirkumsisi). Sirkumsisi dipandangan masyarakat sering
dipandang dari dua perspektif. yaitu budaya dan agama. Sirkumsisi (khitan)
merupakan pemotongan sebagian dari organ kelamin. Sirkumsisi merupakan suatu
pemotongan kulup (Qulf) penis laki-laki (Bangun, 2019). Kerutan-kerutan pada kulup
biasanya menjadi tempat berkumpulnya kotoran yang mengendap. Apabila tidak
dibersihkan akan menyebabkan bau yang tidak sedap bahkan terjadi infeksi. Tujuan
dilakukannya sirkumsisi ketika buang air kecil mudah dibersihkan dan mencegah
terjadinya infeksi saluran kemih, membuat penis menjadi bersih, mencegah penularan
HIV serta mengurangi risiko terkena kasinoma penis. (Nurasiah, 2015).
Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan kesehatan terkait pengertian sirkumsisi,
tujuan dan manfaat sirkumsisi, cara perawatan pasca sirkumsisi dan kebutuhan nutrisi
guna mempercepat penyembuhan. Proses pendidikan kesehatan pada anak harus
dikemas secara menarik agar anak tidak bosan dan antusias mengikuti acara dari awal
hingga akhir.

6.2 Saran
6.2.1 Bagi Klien
Bagi peserta sirkumsisi diharapkan dapat mengaplikasikan materi yang telah
diberikan dengan baik
6.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat melakukan teknik sirkumsisi sesuai SOP yang telah
diterapkan
6.2.3 Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa diharapkan mampu memperbaiki teknik dalam pengajaran
agar lebih profesional dan dengan menggunakan penyampaian yang menarik agar
anak antusias mengikuti acara dan tidak merasa takut dan cemas.

Anda mungkin juga menyukai