Anda di halaman 1dari 4

ASET TETAP

Pengertian Aset Tetap


Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau
untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan,
pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor,
komputer, dan lain-lain. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak.
Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan.

Kelompok aset tetap dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Kelompok aset tetap berwujud (tangible fixed assets) adalah aset tetap yang secara fisik
dapat di pergunakan dalam operasi perusahaaan contoh gedung , tanah, kendaraan , mesin

b. Kelompok aset tetap tidak berwujud (intangible fixed assets) yaitu, aset yang umurunya
panjang dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi tidak mempunyai bentuk
fisik. Antara lainnya: hak paten, hal cipta, hak ,merek, serta hak penugasan sumber alam.

Ciri - ciri Aset Tetap


Diantaranya:

 Memiliki wujud fisik


 Tidak ditujukan untuk dijual kembali
 Mempunyai nilai material, harga aset tersebut cukup signifikan. Contohnya tanah,
bangunan, mesin, kendaraan dan lainnya.
 Mempunyai masa manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku dan nilai manfaat
ekonominya dapat diukur dengan handal.
 Aset digunakan dalam aktivitas normal perusahaan. Misalnya: mobil bagi dealer
mobil diakui sebagai persediaan bukan aktiva tetap sedangkan bagi perusahaan
manufakture mobil diakui sebagai aktiva tetap bukan persediaan.

Karakteristik Aset Tetap


Menurut PSAK 16 aset tetap didefinisikan sebagai aset berwujud yang digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk
tujuan administratif, serta diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Dalam
Kieso (2011:512) aset tetap memiliki karakteristik berikut ini:

 Aset dimiliki untuk digunakan dalam operasional dan bukan untuk dijual.

Hanya aset yang digunakan dalam operasi normal bisnis diklasifikasikan sebagai aset tetap.
Sebagai contoh bangunan yang menganggur (tidak terpakai) diklasifikasi terpisah sebagai
investasi; property,plant, dan equipment yang dimiliki untuk price appreciation
diklasifikasikan sebagai investasi. Sebagai tambahan property, plant, dan equipment (aset
tetap) yang dimiliki untuk dijual atau dilepas diklasifikasikan secara terpisah dan dilaporkan
dalam laporan posisi keuangan. Tanah untuk perusahaan properti (pengembang)
diklasifikasikan sebagai persedian.

 Aset memiliki masa umur manfaat yang panjang dan biasanya disusutkan.

Aset tetap memiliki umur manfaat lebih dari satu periode. Perusahaan mengalokasikan biaya
investasi dari aset ini untuk periode yang akan datang melalui pembebanan depresiasi secara
periodik. Pengecualian diterapkan untuk tanah, yang hanya disusutkan apabila terjadi
penurunan nilai yang meterial pada tanah, seperti disebakan oleh hilangnya kesuburan tanah
dikarenakan oleh rotasi tanaman yang buruk, kekeringan, atau erosi tanah.

 Aset memiliki substansi fisik.

Aset tetap merupakan aset berwujud yang ditandai dengan keberadaan atau substansi fisik.
Hal inilah yang membedakan aset tetap dengan aset tidak berwujud seperti paten atau
goodwill. Tidak seperti bahan baku, aset tetap tidak secara fisik menjadi bagian untuk produk
yang akan dijual kembali.

Pengakuan Aset Tetap


Dalam PSAK 16 paragraf 7,biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan
hanya jika:

 kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset
tersebut. Secara umum, biaya setelah perolehan yang menghasilkan satu atau lebih
dari hal-hal berikut dapat dikatakan memiliki ‘manfaat ekonomis dimasa depan’,
apabila:

1. Perpanjangan estimasi masa manfaat aset.


2. Peningkatan kapasitas.
3. Perbaikan kualitas keluaran (output) secara substansial.
4. Penurunan biaya operasi yang dinilai sebelumnya secara substansial.

 biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Sesuai dengan prinsip pengakuan tersebut, PSAK 16 paragraf 12 menyatakan entitas


tidak boleh mengakui biaya perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset
bersangkutan. Biaya-biaya ini diakui dalam laba rugi saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-
hari terutama terdiri atas biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai (consumables) termasuk di
dalamnya suku cadang kecil.

Pengeluaran-pengeluaran untuk hal tersebut sering disebut “biaya pemeliharaan dan


perbaikan” aset tetap.Terkecuali jika pengeluaran tersebut merupakan pengeluaran yang
signifikan yang mengakibatkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan, maka
pengeluaran itu dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal dan nilainya dikapitalisasi
ke dalam aset tetap.

Sebagai contoh, ketika Starbucks membeli mesin pembuat kopi untuk operasional, biaya ini
dilaporkan sebagai aset tetap karena mesin itu dapat diukur dengan andal dan memiliki
manfaat ekonomik di masa depan. Namun ketika Starbucks melakukan perbaikan biasa
(rutin) pada mesin pembuat kopi, pengeluaran ini dibebankan menjadi beban tahun berjalan
pada laporan laba rugi komprehensif dan bukan dikapitalisasi ke aset tetap, karena
pengeluaran ini hanya memberikan manfaat ekonomi untuk periode berjalan.Contoh lainnya
dijelaskan dalam PSAK 16 paragraf 8 yaitu:

Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aset tetap
semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa depan
dari suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh manfaat
ekonomik masa depan dari aset lain yang terkait. Dalam keadaan ini, perolehan aset tetap
semacam itu memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset, karena aset tersebut
memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang lebih besar dari
aset-aset terkait dibandingkan dengan manfaat ekonomik yang dihasilkan seandainya aset
tersebut tidak diperoleh.

Sebagai contoh, pabrik kimia mungkin menerapkan proses penanganan kimiawi yang baru
dalam rangka memenuhi ketentuan lingkungan yang berlaku untuk produksi dan
penyimpanan zat kimiawi berbahaya; perbaikan pabrik yang terkait diakui sebagai aset
karena tanpa perbaikan tersebut entitas tidak dapat memproduksi dan menjual zat-zat
kimiawi. Namun demikian, jumlah tercatat aset tersebut dan aset lain yang terkait harus di-
review untuk menguji apakah telah terjadi penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 (revisi
2009): Penurunan Nilai Aset(PSAK 16:11).

Agar aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan inspeksi teratur
terlepas apakah ada komponen yang diganti. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya
inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi
kriteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang
dibedakan dari komponen fisiknya), dihentikan pengakuannya. Hal ini terjadi terlepas apakah
biaya inspeksi terdahulu teridentifikasi dalam transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap
tersebut. Jika diperlukan, estimasi biaya inspeksi sejenis yang akan dilakukan di masa depan
dapat digunakan sebagai indikasi biaya inspeksi saat aset tersebut diperoleh atau dibangun
(PSAK 16:17).

Dasar Pengukuran
Menurut PSAK 16 paragraf 15,suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui
sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Lebih lanjut lagi dijelaskan
dalam PSAK 16 paragraf 10,biaya perolehan tersebut termasuk biaya awal untuk memperoleh
atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang timbul untuk menambah,
mengganti, atau memperbaikinya.

Rincian lebih jelas diungkapkan dalam PSAK 16 paragraf 16 yang mengklasifikasikan


komponen-komponen yang masuk ke dalam biaya perolehan aset tetap yaitu:

 harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain. Contoh
British Airways mengindikasikan pesawat disajikan sebesar nilai wajar kas yang
diserahkan setelah dikurangi kredit manufaktur;
 biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi
manajemen.Contoh Skanska AB membeli mesin berat dari Caterpillar, Skanska
mengkapitalisasi biaya pembelian ke dalam biaya kirim. Adapun contoh biaya yang
dapat diatribusikan secara langsung dijelaskan dalam PSAK 16 paragraf 17 yaitu:
1. biaya imbalan kerja (seperti didefinisikan dalam PSAK 24 (revisi 2010): Imbalan
Kerja) yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap;
2. biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
3. biaya handling dan penyerahan awal;
4. biaya perakitan dan instalasi;
5. biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil bersih
penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (misalnya,
contoh produk dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji); dan
6. komisi profesional.

 estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena
entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk
menghasilkan persediaan. Dengan adanya persyaratan terakhir ini maka dalam harga
perolehan aset tetap dapat terkandung suatu nilai estimasi yang mungkin
mengakibatkan selisih perbedaan dengan penghitungan perpajakan.

Biaya restorasi lokasi aset (decommissioning costs) yang diprediksi akan terjadi pada akhir
masa manfaat aset diperlakukan sebagai bagian dari kos aset tetap. Dengan demikian kos aset
tetap adalah mencakup kos perolehan aset tetap ditambah dengan decommissioning costs dan
dismantling costs. Rekening lawan dari decommissioning costs adalah rekening utang
bersyarat. IAS 37 menegaskan bahwa provisions atau pencadangan utang atas
decommissioning costs akan diakui hanya pada saat dipenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Pada saat pelaporan keuangan perusahaan terbukti memiliki kewajiban (present


obligation) baik secara legal maupun bersifat konstruktif, sebagai akibat dari peristiwa
yang lalu.
2. Dapat diprediksi akan terjadinya arus keluar sumberdaya ekonomi untuk
menyelesaikan kewajiban, dan
3. Dapat diprediksi secara memadai jumlah kewajiban yang harus diselesaikan diwaktu
yang akandatang.

Anda mungkin juga menyukai