S
2
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
N
Surakarta, 57126, Indonesia
widha_fisika@yahoo.com
U
Surakarta, 57126, Indonesia
suparmiuns@g.mail.com
ABSTRAK
A
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran yaitu media satket dan media interaktif,
motivasi belajar, gaya belajar, dan interaksinya terhadap prestasi belajar fisika. Penelitian ini menggunakan
N
metode eksperimen dan dilakukan pada bulan Januari – Juni 2011. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII MTsN Tulung, Saradan, Madiun sejumlah 95 siswa yang terbagi menjadi tiga rombongan
JA
belajar (Rombel). Penentuan sampel menggunakan teknik Cluster random sampling, sampel terdiri dari 2 kelas
yaitu kelas VIIIA dan VIIIC. Kelas VIIIA menggunakan media satket dan kelas VIIIC menggunakan media
interaktif. Data motivasi belajar dan gaya belajar diambil menggunakan angket, data prestasi afektif
menggunakan lembar observasi/pengamatan afektif dan data prestasi belajar menggunakan instrumen tes prestasi
belajar. Analisis data yang digunakan adalah anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 dan dilanjutkan
R
dengan uji Analisis of means. Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) media satket dan media interaktif
tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar siswa; (2) motivasi belajar mempengaruhi
prestasi belajar siswa; (3) gaya belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa; (4) tidak ada interaksi antara media
A
pembelajaran dengan motivasi belajar siswa; (5) tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya
belajar terhadap prestasi belajar siswa; (6) tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan gaya belaja
S
terhadap prestasi belajar siswa, dan (7) tidak ada interaksi antara media pembelajaran, motivasi belajar, dan
gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.
A
Kata Kunci: media satket, media interaktif, motivasi belajar, gaya belajar siswa, prestasi belajar, dan Sifat-sifat
cahaya
C
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
setiap warga Negara Indonesia selaku peserta menjadi warga Negara yang demokratis serta
didik sehingga menjadi manusia yang cakap,
P
bertanggung jawab.
kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Hal
tersebut sejalan dengan Undang-undang Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3, di atas maka masyarakat menuntut dunia
yang menyebutkan bahwa : pendidikan dapat mempersiapkan sumber daya
manusia yang kreatif, yang mampu memecahkan
Pendidikan Nasional berfungsi persoalan-persoalan aktual dalam kehidupan.
mengembangkan kemampuan dan membentuk Dunia pendidikan dituntut untuk menghasilkan
watak serta peradaban bangsa yang teknologi bermanfaat sebagai perbaikan dari
bermartabat dalam rangka mencerdaskan sebelumnya agar dunia Ilmu Pengetahuan dan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk Teknologi (IPTEK) tidak terbelakang.
69
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 1 2012 (hal 69-77)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu dengan alat-alat optik, seperti mata, lup,
pengetahuan yang berpengaruh terhadap mikroskop, teropong dan lain sebagainya. Guru
kemajuan teknologi. Pemahaman dan pengu- seharusnya dapat mengkaitkan antara konsep
asaan konsep fisika yang baik dan benar pada cahaya dengan alat-alat optik. Beberapa alat
peserta didik akan dapat memberikan kontribusi optik menggunakan prinsip dasar konsep cahaya,
yang tepat terhadap kemajuan IPTEK. Konsep yaitu prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya.
fisika yang baik dan benar dapat diwujudkan Oleh sebab itu sangat penting bagi seorang guru
melalui pendidikan yang dilaksanakan menurut dapat mengkaitkan antara konsep satu dengan
pendekatan, strategi, metode dan media yang konsep yang lain. Namun ada sebagian guru
tepat dalam proses pembelajaran. Namun banyak yang belum mengkaitkan antara konsep-konsep
S
ditemui di lapangan guru fisika yang mengajar materi yang ada.
tanpa menggunakan metode dan media
N
pembelajaran yang tepat sehingga siswa kurang Prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya
atau tidak menguasai konsep-konsep fisika tidak terlepas dari sifat-sifat cahaya. Karak-
dengan benar. teristik materi cahaya ada yang konkret tapi ada
U
juga yang abstrak. Efeknya dapat diamati secara
Salah satu kompetensi dasar IPA langsung yaitu terlihatnya suatu benda ataupun
SMP/MTs adalah menyelidiki sifat-sifat cahaya bayangan dari suatu benda, tetapi jalannya
A
dan hubungannya dengan berbagai bentuk cahaya dan proses terbentuknya bayangan tidak
cermin dan lensa. Permasalahan yang dihadapi di dapat diamati secara langsung. Sehingga dalam
MTs Negeri Tulung Madiun adalah pemahaman pembelajarannya memerlukan media yang tepat
siswa tentang sifat-sifat cahaya dan
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin N
agar pemantulan dan pembiasan sebagai sifat
dari cahaya mudah diamati dan dipahami oleh
JA
dan lensa rendah, sehingga berdampak pada siswa.
prestasi belajar yang kurang dari kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Banyak media pembelajaran yang dapat
Karakteristik materi sifat-sifat cahaya dan digunakan dalam proses pembelajaran sifat-sifat
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin cahaya. Salah satu media yang dapat digunakan
R
dan lensa ada yang bersifat konkret dan ada yang dalam pembelajaran sifat-sifat cahaya adalah
abstrak. Oleh karena itu dalam pembelajarannya media Satket (Sinar Akan Terlihat Karena Efek
A
memerlukan metode dan media yang tepat agar Tyndal). Media Satket merupakan media
konsep pemantulan dan pembiasan cahaya sederhana yang memanfaatkan satu sifat dari
mudah dipahami siswa. koloid yaitu efek tyndal. Efek tyndal merupakan
S
yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar cahaya ini maka jalannya sinar pada pemantulan
adalah belum optimalnya penggunaan media dan pembiasan cahaya, serta sinar-sinar istimewa
C
dalam proses pembelajaran. Konsep pemantulan pada cermin maupun lensa dapat diamati dengan
dan pembiasan akan diterima dengan baik oleh jelas. Karena dapat diamati dengan jelas maka
siswa, jika pembelajaran disajikan secara visual, sifat-sifat cahaya akan lebih mudah dipahami
S
baik riil maupun animasi/ interaktif oleh siswa. Media satket dibuat dari kotak kaca
menggunakan metode eksperimen dengan atau plastik mika yang diisi dengan asap yang
A
memanfaatkan media riil maupun media merupakan salah satu bentuk koloid.
interaktif. Penggunaan media riil maupun
Selanjutnya media lain yang digunakan
P
S
berbeda yang muncul dari dalam diri (internal) merencanakan dan menerapkan media yang tepat
maupun dari luar (eksternal) sebagai hasil sesuai dengan keberadaan dan karakteristik siswa
N
interaksi dengan lingkungannya. Salah satu untuk memperoleh hasil pembelajaran yang
karakteristik siswa yang menarik dari dalam diri maksimal. Namun selama ini terdapat
dan dapat diperkuat dari luar yaitu motivasi kesenjangan antara guru dalam mengajar dan
U
belajar. Peserta didik yang memiliki motivasi gaya belajar siswa, artinya guru dalam mengajar
belajar tinggi lebih mudah mengembangkan tidak memperhatikan karakter gaya belajar siswa
minat dan kemauan secara sadar untuk belajar sehingga hasil pembelajaran tidak maksimal.
A
sehingga akan lebih baik menguasai Menurut Jones dan Mungai “Penggunaan
pembelajaran melalui media interaktif. teknologi dapat menjawab kesenjangan yang
Kesadaran untuk memahami, menguasai, dan disebabkan oleh perbedaan antara gaya belajar
mengaplikasikan dalam permasalahan yang
terkait merupakan kunci sukses untuk N siswa dan gaya mengajar guru” (Jones,Dianne,
2007)
JA
menyelesaikan tiap bagian pada pembelajaran
mandiri. Umpan balik yang diberikan dengan Siswa yang memiliki gaya belajar visual
cepat tampak dan efisien pada media interaktif sangat peka dengan gambar dan sesuatu yang
sangat tepat untuk peserta didik yang memiliki menarik indra penglihatan. Sedangkan siswa
motivasi belajar tinggi" (Moh. Asrori, 2008). dengan tipe gaya belajar auditori akan sangat
R
Sedangkan siswa yang motivasi belajarnya perlu tertarik dengan stimulus yang memancing indra
dirangsang dari luar, akan lebih mudah pendengaran misalnya lagu atau musik. Oleh
A
menguasai pembelajaran bila dibantu dengan karena itu, anak-anak bertipe visual dan auditori
media pembelajaran yang penggunaannya perlu akan sangat terbantu belajarnya jika banyak
panduan guru. Pada pembelajaran dengan media menggunakan gambar, video, animasi, lagu dan
S
Satket ini guru berperan sebagai pemandu. irama. Pembelajaran dengan media interaktif
Kehadiran guru sebagai pemandu melengkapi yang memuat gambar, animasi, video, lagu, dan
A
media Satket agar dapat membantu peserta didik musik akan mampu mengakomodir peserta didik
untuk memperoleh stimulus sehingga berusaha yang memiliki kemampuan visual dan auditori.
C
untuk memahami, menguasai dan Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik
mengaplikasikan dalam permasalahan yang membutuhkan unsur gerak fisik dalam
terkait. Dengan pemahaman yang benar dan tepat pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran
S
terhadap suatu permasalahan ternyata dapat dengan media satket yang menuntut peran aktif
menambah motivasi siswa dalam belajar serta keterlibatan secara fisik melalui eksperimen
A
(Holubova, Renata, 2007). Jika motivasi akan memberikan hasil maksimal untuk peserta
meningkat maka dalam melakukan suatu didik yang memiliki gaya belajar kinestetik.
P
S
Motivasi
Saradan, Madiun. Waktu pelaksanaan penelitian
Gaya Belajar
tinggi 7 79,57 4,65 9 75,67 5,15
di mulai dari penyusunan proposal hingga
Visual
N
pembuatan laporan penelitian dimulai dari bulan Motivasi
Januari 2011 sampai Juni 2011. rendah 9 69,89 4,14 9 67,44 3,75
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
U
Motivasi
kelas VIII MTsN Tulung, Saradan, Madiun
Gaya Belajar
tinggi 10 69,90 3,28 7 70,43 5,35
Kinestetik
semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Dari
3 kelas populasi diambil 2 kelas secara random Motivasi
A
rendah 6 63,17 6,43 7 60,57 4,28
sebagai sampel. Kelas sampel yaitu VIIIA dan
VIIIC. Kelas VIIIA diberi pelajaran dengan
menggunakan media Satket dan VIIIC
menggunakan media Interaktif. Materi yang
digunakan adalah Sifat-sifat cahaya dan N
Data hasil pemetaan tersebut kemudian
diolah dengan program SPSS 17 dengan
ketentuan sebagai berikut:
JA
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin a. Ho diterima jika nilai signifikansi lebih dari
dan lensa. Rancangan pada penelitian ini 0,05.
menggunakan desain faktorial 2x2x2 dengan b. Ho ditolak jika nilai signifikansi kurang dari
analisis varian (anava). 0,05.
R
Teknik pengumpulan data dalam Jika Ho diterima artinya tidak ada pengaruh atau
penelitian ini terdiri dari tiga macam yaitu tidak ada interaksi, sebaliknya jika Ho ditolak
angket, lembar observasi dan tes. Metode angket
A
4 Media*Motivasi 1
pengujian hipotesis digunakan uji anava tiga .128 .722
jalan dan uji lanjut (uji scheffe) karena terdapat 5 Media*Gaya Belajar 1
A
.849 .361
penolakan Ho. Semua pengujian data tersebut 6 Motivasi*Gaya 1
.080 .778
menggunakan software SPSS 17. Belajar
P
7 Media*Motivasi*Gaya 1
.973 .328
Hasil Penelitian dan Pembahasan Belajar
Deskripsi data untuk kedua kelas eksperimen Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
tersebut dapat dilihat pada tabel 1. taraf signifikansi 0,05 disimpulkan bahwa: (1)
Tabel 1: Deskripsi Nilai Prestasi Belajar Siswa
tidak ada pengaruh pembelajaran fisika
Kelas Jumlah Nilai Nilai Rata- menggunakan media satket dan media interaktif
Data Tertinggi Terendah rata terhadap prestasi belajar; (2) ada pengaruh
Media 32 88 53 70,75 motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap
Satket
prestasi belajar yang dicapai siswa.; (3) ada
Media 32 85 53 68,91
Interaktif pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik
72
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 1 2012 (hal 69-77)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
terhadap prestasi belajar; (4) tidak ada interaksi Pembahasan
antara media pembelajaran dengan motivasi 1. Hipotesis pertama
belajar terhadap prestasi belajar; (5) tidak ada Hasil analisis General Linier Model
interaksi interaksi antara media pembelajaran (GLM) untuk hipotesis pertama yang
dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar; (6) ditunjukkan pada tabel 3, diperoleh harga p-
tidak ada interaksi antara motivasi belajar dan value 0,076 atau lebih besar dari taraf
gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar signifikansi (α = 0,05), ini berarti bahwa Ho
siswa; (7) tidak ada interaksi antara media diterima atau H1 ditolak. Hal ini menunjukkan
pembelajaran, motivasi belajar dan gaya belajar “tidak ada pengaruh pembelajaran fisika
siswa terhadap prestasi belajar. menggunakan media satket dan media interaktif
S
Karena terdapat penolakan terhadap Ho, terhadap prestasi belajar”. Hal ini tidak sesuai
maka dilakukan uji lanjut anava atau uji scheffe. dengan dugaan peneliti yaitu ada perbedaan
N
Hasil uji scheffe secara terperinci disajikan dalam prestasi belajar yang signifikan antara siswa yang
tabel 4. diberi pembelajaran menggunakan media satket
U
dan media interaktif. Hasil uji hipotesis ini dapat
Tabel 4: Rangkuman Hasil Uji Scheffe
dipahami, dilihat dari rata-rata nilai prestasi
belajar kognitif antara kelas ekpserimen I (kelas
media satket) dengan kelas eksperimen II (kelas
A
(I) faktor (J) faktor SD Sig.
media interaktif) hampir sama (kelas media
Motivasi Tinggi Motivasi Tinggi Gaya 2.007 .357
satket = 70,75 dan kelas media interaktif =
Gaya Belajar
Visual
Belajar Kinestetik
Rendah Gaya Belajar Visual dilakukan. Hal ini tentu mempengaruhi prestasi
belajar IPA. Penggunaan media satket dan media
S
Belajar Visual Motivasi Tinggi Gaya 2.084 .000 interaktif sama-sama menekankan pada aktifitas
Belajar Kinestetik siswa untuk menggali informasi dari media
A
Motivasi Motivasi Tinggi Gaya 2.126 .006 interaktif terhadap prestasi belajar yang dicapai
siswa.
Rendah Gaya Belajar Visual
2. Hipotesis kedua
Belajar Motivasi Tinggi Gaya 2.043 .000 Hasil pengujian untuk hipotesis kedua
Kinestetik Belajar Kinestetik yang ditunjukkan pada tabel 3 diperoleh harga p-
value 0,000 atau lebih kecil dari taraf signifikansi
Motivasi Rendah Gaya 2.199 .889
(α = 0,05), ini berarti bahwa Ho ditolak atau H1
Belajar Visual diterima. Berarti ini menunjukkan terdapat
pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah
terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat
73
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 1 2012 (hal 69-77)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
dijelaskan dari rata-rata prestasi belajar siswa Dalam penelitian ini siswa dengan gaya
yang mempunyai motivasi tinggi sebesar 73,64 belajar visual prestasi belajarnya lebih baik
sedangkan rata-rata prestasi siswa yang dikarenakan karakteristik dari materi sifat-sifat
mempunyai motivasi rendah adalah 65,77. Dari cahaya yang bersifat konkret. Materi pemantulan
data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang dan pembiasan cahaya akan diterima lebih baik
mempunyai motivasi tinggi menunjukkan oleh siswa jika disajikan secara visual, sehingga
prestasi yang lebih tinggi daripada siswa yang siswa dengan gaya belajar visual lebih mudah
mempunyai motivasi rendah. mengingatnya dibanding siswa dengan gaya
Motivasi merupakan dorongan kepada diri belajar kinestetik. Hal ini yang menyebabkan ada
sendiri untuk melakukan sesuatu. Dorongan perbedaan pengaruh prestasi belajar antara siswa
S
untuk mencapai tujuan ini berasal dari dalam diri yang mempunyai gaya belajar visual dan
sendiri maupun ditumbuhkan dari luar. Dengan kinestetik.
N
adanya motivasi seorang siswa cenderung 4. Hipotesis keempat
berupaya memperoleh suatu tujuan dengan hasil Hasil analisis General Linier Model
yang maksimal. Dalam proses pembelajaran
U
(GLM) untuk hipotesis keempat yang
menggunakan media satket dan media interaktif ditunjukkan pada tabel 3, diperoleh harga p-
siswa dituntut untuk mempunyai motivasi value 0,722 atau lebih besar dari taraf
belajar yang tinggi karena proses ini merupakan signifikansi (α = 0,05), ini berarti bahwa Ho
A
proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. diterima atau H1 ditolak. Berarti ini menunjukkan
Dengan demikian siswa yang mempunyai tidak ada interaksi antara media pembelajaran
motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi
yang tinggi sedangkan siswa yang mempunyai
motivasi rendah memperoleh prestasi yang lebih N
dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
siswa.
Menurut M.Asrori (2007) motivasi belajar
JA
rendah. yang dimiliki oleh siswa akan cenderung
3. Hipotesis ketiga mendorong siswa untuk berupaya melakukan
Hasil pengujian untuk hipotesis ketiga sampai berhasil dan memilih kegiatan yang
yang ditunjukkan pada tabel 3, diperoleh harga mengarah pada tujuan dan mengarah pada
R
p-value 0,000 atau lebih kecil dari taraf keberhasilan. Dalam kegiatan pembelajaran baik
signifikansi (α = 0,05), ini berarti bahwa Ho yang menggunakan media satket maupun media
interaktif, keaktifan siswa dalam belajar
A
Hal ini sesuai dengan dugaan peneliti yaitu ada yang memungkinkan diterimanya Ho, artinya
pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik tidak ada interaksi antara media pembelajaran
A
terhadap prestasi belajar. Rata-rata nilai prestasi dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
belajar siswa yang mempunyai gaya belajar siswa.
C
Hernacki (2008) orang dengan gaya belajar gaya belajar terhadap peningkatan prestasi
visual mempunyai ciri antara lain teliti, belajar yang dicapai siswa. Hal ini dapat dilihat
mengingat apa yang dilihat daripada yang pada prestasi belajar siswa baik yang
didengar, suka membaca, menjawab pertanyaan menggunakan media satket maupun media
dengan singkat ya atau tidak, suka melakukan interaktif dengan gaya belajar visual dan
demontrasi, sedangkan orang dengan gaya kinestetik. Terdapat perbedaan prestasi belajar
belajar kinestetik mempunyai ciri-ciri belajar siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik
manipulasi dan praktik, banyak menggunakan dalam penelitian yang sudah dilakukan. Siswa
isyarat tubuh, menghafal dengan berjalan atau dengan gaya belajar visual saat pembelajaran
melihat, menggunakan jari sebagai penunjuk baik yang menggunakan media satket maupun
ketika membaca.
74
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 1 2012 (hal 69-77)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
media interaktif hasil belajarnya lebih baik bila menggunakan media satket dan media interaktif,
dibanding dengan siswa yang bergaya belajar motivasi belajar, dan gaya belajar siswa terhadap
kinestetik. peningkatan prestasi belajar siswa.
Sedangkan saat dalam pembelajarannya, Setelah dilakukan analisis terhadap
baik menggunakan media satket ataupun media penolakan Ho dengan uji scheffe ternyata
interaktif, siswa terlibat langsung dengan kategori yang paling berpegaruh terhadap
kegiatan yang dipandu dengan lembar kerja prestasi belajar adalah motivasi belajar tinggi dan
siswa dan dibimbing oleh guru, sehingga siswa gaya belajar visual dengan motivasi belajar
yang menggunakan media satket maupun media rendah dan gaya belajar kinestetik, motivasi
interaktif sama-sama aktif sehingga tidak belajar tinggi dan gaya belajar kinestetik dengan
S
mempengaruhi prestasi belajar. Ini yang motivasi belajar rendah dan gaya belajar visual,
menyebabkan tidak adanya interaksi antara motivasi belajar tinggi dan gaya belajar
N
media pembelajaran dengan gaya belajar kinestetik dengan motivasi belajar rendah dan
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. gaya belajar kinestetik, motivasi belajar rendah
U
dan gaya belajar visual dengan motivasi belajar
6. Hipotesis keenam
tinggi dan gaya belajar kinestetik, motivasi
Hasil analisis General Linier Model
belajar rendah dan gaya belajar kinestetik dengan
(GLM) untuk hipotesis keenam yang ditunjukkan
motivasi belajar tinggi dan gaya belajar visual,
A
pada tabel 3, diperoleh harga p-value 0,690 atau
dan motivasi belajar rendah dan gaya belajar
lebih dari taraf signifikansi (α = 0,05), ini berarti
kinestetik dengan motivasi belajar tinggi dan
bahwa Ho diterima atau H1 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada interaksi gaya
belajar dan motivasi belajar terhadap N gaya belajar kinestetik
S
interaktif sehingga mempengaruhi motivasi menekankan indra visual, maka siswa-siswa
dalam pembelajarannya. Siswa dengan dengan gaya belajar kinestetik maupun
motivasi belajar tinggi memiliki prestasi lebih auditorial hendaknya diberi dorongan agar dapat
N
baik dibanding siswa dengan motivasi belajar mengoptimalkan indra visualnya sehingga
yang rendah, namun tidak terdapat interaksi prestasi belajarnya dapat meningkat.
U
antara penggunaan media pembelajaran dengan c. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa,
motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar media pembelajaran berupa media satket dan
fisika. media interaktif dapat digunakan dalam proses
5. Pembelajaran yang menggunakan media satket belajar mengajar pada materi sifat-sifat cahaya
A
dan media interaktif merupakan pembelajaran dan hubungannya dengan berbagai bentuk
yang cukup menarik siswa, kedua media yang cermin dan lensa.
mendominasi penggunaan indera visual
menyebabkan siswa dengan gaya belajar visual
memiliki prestasi yang lebih tinggi N
2. Bagi Peneliti
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
JA
dibandingkan dengan gaya belajar kinestetik. reverensi untuk penelitian yang sejenis baik
Namun antara penggunaan media dalam aspek medianya ataupun bahan ajarnya.
pembelajaran dengan gaya belajar tidak b. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan
terdapat interaksi terhadap prestasi belajar. menambah atau merubah variabel moderator
6. Motivasi belajar tidak berinteraksi dengan gaya yang lainnya, seperti kemampuan awal,
R
belajar terhadap prestasi belajar siswa. Dari kreatifitas siswa, kemampuan spasial, minat
data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dan sebagainya
A
yang motivasi belajarnya rendah. pelatihan, atau forum-forum lain yang sejenis.
7. Media pembelajaran, motivasi belajar, dan
DAFTAR PUSTAKA
gaya belajar ketiga-tiganya tidak berinteraksi
C
terhadap prestasi belajar siswa. Pembelajaran Arif F. Sadiman. 2006. Media pendidikan--
menggunakan media satket dan media
Pengertian, Pengembangan dan
S
S
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
N
Cipta.
Winkel, W.S,1996, Psikologi Pengajaran.
Jakarta: Grassindo
U
A
N
JA
R
A
S
A
C
S
A
P
77