Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nadia Azzah Aulia Salsabila (GenBI Komisariat UMP)

Quarter Life Crisis

Indah Sundari Jayanti, M.Psi - Psikolog

Quarter Life Crisis Adalah krisis seperempat masa kehidupan dan diidentikan dengan usia 20
tahunan, 30 tahunan dan individu ini berada diusia matang dan harus mengambil keputusan sendiri.
Menurut salah satu psikolog bernama Alex mengartikan QLC adalah Masa dimana seseorang merasa
tidak aman atau insecure, perasaan kecewa terhadap karir, relasi, dan keuangan. Ketika merasakan QLC
muncul kekalahan terhadap diri sendiri dan takut dengan diri sendiri dan diiringi dengan rasa khawatir
dan bingung terhadap apa yang dirasakan dan apa yang harus dilakukan. Kadang kebingan dan
kecemasa QLC tidak terjadi biasa saja, dimana ada fasenya yaitu : Merasa terjebak dengan situasi yang
dihadapi, merasa tidak nyaman, dan akhirnya merasa harus keluar dari situasi tersebut. Lalu kita keluar
dan memilih untuk time out alias tidak melakukan apa-apa sejenak, dan ini dibutuhkan untuk
merileksasi diri kita, mencari free time untuk berfikir kembail, dan setelah itu mulai kembali
membangun kehidupan lagi. San barulah membangun komitmen baru.

Berdasarkan peneilitian 49% wanita dan 39% pria mengalami QLC pada usia 20 tahun. Dan itu
terjadi selama proses kehidupan kita bedanya adalah saat kita anak-anak sudah mengalami krisis akan
tetapi masih dalam bantuan orang tua atau orang dewasa. Dan menurut psikologi usia 12 sampai 18
tahunan juga sudah mengalami krisis karena mencari jati diri, akan tetapi diabaikan karena tidak terlalu
mengganggu karena masih dibantu untuk mengambil keputusan oleh orang dewasa disekitar kita. Dan
krisis ini lebih terjadi pada usia midle atau 40 tahunan akan tetapi krisis ini bisa dihadapi karena adanya
pengalaman menangani krisis sebelumnya. Diusia dewasa atau quarter sudah banyak tekanan atau
tuntunan dari lingkungan sekitar, dan tuntutan itu menjadikan krisis dalam diri kita dan mempengaruhi
perilaku dan perekonomian juga dengan relasi, dimana semakin dewasa semakin sedikit teman kita
karena mereka juga sudah mempersiapkan kehidupan mereka sendiri. Apalagi pada masa pandemi ini
yang dibatasi pertemuannya dengan orang lain, dan akhirnya menimbulkan kesepian dan menimbulkan
krisis dalam diri kita, tidak hanya itu pandemi juga mempengaruhi pekerjaan, ekonomi, relasi dan sangat
wajar mengalami krisis pada situasi pandemi ini karena tekanannya begitu besar.

Quarter Life Crisis, pada dasarnya merupakan bagian dari perjalanan kehidupan akan tetapi tidak
bisa disamakan usianya, bisa tidak hanya terjadi sekali bahkan bisa disetiap kita berubah peran dan ini
juga terjadi menurut peran, tanggung jawab kita. Dan Quarter Life Crisis ini adalah bukan gangguan
mental, krisi ini terjadi karena kita akan berkembang dan hanya butuh penyesuaian. Yang menjadi
berbahaya adalah ketika Quarter Life Crisis sudah berpengaruh buruk kepada kita seperti stress
berlebihan, takut berlebihan disitulah masalahnya.

Bagaimana cara menghadapi Quarter Life Crisis?


1. Mulailah dengan curhat, karena menjadi salah satu metode yang disarankan, karena dengan
curhat dapat meringankan beban kita, dan untuk orang yang tidak biasa curhat bisa dialihkan
dengan menuliskan apa yang dirasakan.

2. Berhati-hati dengan tindakan yang dilakukan dan lebih banyak melakukan refleksi terhadap apa
yang dipikirkan.

3. Identifikasi hal-hal yang membuat kita merasa terjebak, bisa dimulai dengan menuliskan apa
yang kita khawatirkan dan apa yang kita inginkan.

4. Lakukan berbagai research sebelum mengambil keputusan.

5. Jangan membandingkan diri dengan orang lain, karena akan mempersulit pikiran.

6. Atur ekspektasi kita dan tetap realistis dengan situasi dan kondisi yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai