Anda di halaman 1dari 15

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415

No. Agustus 2008


vol. 1 1

GEOLOGI DAN PROSPEK GEOWISATA PERBUKITAN


JIWO, BAYAT, JAWA TENGAH
1
Sutanto
I
Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta
Masuk: 15 Desember 2007, revisi masuk: 18 April 2008, diterima: 23 Juni 2008

ABSTRACT
Jiwo Hills, Bayat is one of the three place in Jawa that pre-tertiary and paleogene
rocks are exposed, the other two are at Karangsambung, Central Java and Ciletuh, West
Ja-va. These rocks consist of metamorphics, igneous and sedimentary rocks where some of
them able to proposed as geotourism sites. The spesific rocks outcrope and Olso its
specific relation exposed at Bendungan, Sekarbolo, Watuprahu, Bukit Temas and Bukit
Jo-kotuwo. The oldest rocks at the Jiwo Hills is pre-Tettiary Phillyte Lithodem, its consist
phyllites, mica schist, chlorite schist •and marble that unconformably covered by Eocene
Gamping-Wungkal Formation. Phyllite Litodem and Gamping-Wungkal Formation are
cutted by some Late Eocene to Early Oligocene (39.8, 33.2 dan 31,3 Ma) basaltic orogenic
dyke. These thee litologic units (formation) are unconformably covered by Oyo Formation
that concist of calcarenite and marl stratification. The Geotourism sites in the Jiwo Hills
are the ideal places for the object study and researh for students and geologists. At last, we
propose to preserve all the object geotourism at the Jiwo Hills as natural labora tory for
earth sciences.
Keywords: Goelogy, Geotourism, Jiwo Hills

INTISARI
Perbukitan Jiwo, Bayat merupakan satu diantara tiga tempat di Pulau Jawa di mana
batuan berumur pre-tersier dan paleogen tersingkap disamping daerah Luk Ulo,
Karangsambung dan Citetuh, Jawa Barat, selain itu di daerah ini tersingkap tiga jenis
batuan; batuan metamorfik, batuan beku dan batuan sediment yang beberapa dapat
dijadikan situs geowisata. Situs geowisata berupa singkapan-singkapan batuan spesifik
serta yang memperlihatkan hubungan antar formasi batuan dan cirri-ciri masing-masing
batuan terdapat di Dusun Bendungan, Sekarbolo, Watuprahu, Bukit Ternas dan Bukit
Jokotuwo. Batuan tertua yang terdapat di daerah ini adalah Litodem Filit berumur pre-
Tersier terdiri atas filit, sekis mika, sekis klorit dan marner; secara tidak selaras batuan pre-
tersier ditutup oleh Formasi Gamping-Wungkal yang berumur Eosin. Formasi-formasi
batuan tersebut di atas diterobos oleh intrusi basaltic orogenik berumur 39.8, 33.2 dan 31,3
Ma atau Eosin Akhir hingga Oligosin Awal yang disebut Litodem Gabro. Sementara
Formasi Oyo yang disusun oleh perlapisan kalkarenit dan napal berumur Miosen Tengah
secara tidak selaras menutup Litodem FilitJ Formasi Camping-Wungkal dan Ljtodem
Gabro. Situs-situs geowisata di perbukitan Jiwo tersebut merupakan tempat ideal untuk
obyek geowisata sebagai pembelajaran lapangan ilmu kebumian bagi pelajar, mahasiswa,
hingga para pakar ilmu kebumian.Kami mengusuikan Perbukitan Jiwo dijadikan
laboratorium alam untuk ilmu kebumian yang harus dilestarikan.

Kata Kunci: Geologi, Geowisata, Perbukitan Jiwo


PENDAHULUAN wilayah Kecamatan Bayat dan
Perbukitan Jiwo, Bayat terletak Kecamatan Wedi, sedangkan secara
duapuluh kilometer sebelah selatan kota geografis terletak antara : 110 0 36'33" BT
Klaten, secara administratif termasuk - 1 10041' 24" BT dan 704357" LS -

110
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
No. Agustus 2008
7049'20" LS. Daerah di mana batuan (1974); Soeria Atmadja et al (1991) dan
berumur pre-tersier dan paleogen Sutanto et al (1994), meneliti batuan
tersingkap ini merupakan perbukitan volkanik di Pulau Jawa termasuk
yang lebih dikenal dengan nama diantaranya umur secara radiometrik
perbukitan Jiwo Barat dan Ji- (metode penanggalan isotopik K/Ar)
voı. ı ı beberapa batuan beku di daerah Bayat
dan sekitarnya.

wo Timur, yang keduanya


dipisahkan oleh sungai
Dengkeng. Perbukitan ini
merupakan perbukitan terisolir
yang dikelilingi oleh dataran
aluvial. Secara fisiografi dataran
aluvial dengan bukit-bukit
terisolir tersebut termasuk dalam
zona depresi tengah Jawa Timur
(van Bemmelen, 1949), Satuan
fisiografi ini di sebelah selatan
dibatasi oleh rangkaian
Pegunungan Selatan yang di
daerah ini dikenal dengen
Baturagung Range. Perbukitan
Jiwo Barat terdiri dari Bukit
Jabalkat, Bukit Cakaran, Bukit
Merak, Bukjt Tugu, Bukit Sari,
Bukit Budo, dan Bukit Kebo di
Jiwo Barat, serta Bukit Temas,
Bukit Jokotuwo, Bukit Pendul,
dan Bukit Konang, Bukit
Semangu di Jiwo Timur.
Batuan metamorfis,
batuan karbonat, dan batuan
sedimen terigen yang diterobos
oleh beberapa dike gabroik
tersingkap dengan baik di
beberapa tempat di Perbukitan
Jiwo Barat maupun Jiwo Timur.
Seperti umumnya di daerah ber-

451905

iklim tropis, sebagian beşar batuan segar


didaerah ini tertutup oleh tanah
pelapukan yang cukup tebal, sementara
budidaya pertanian dan penghijauan juga
menyebabkan singkapan batuan segar
yang masih ada semakin berkurang.
Banyak ahli geologi yang
melakukan penelitian di daerah Bayat,
arıtara lain: Bothe (1929), membuat
stratigrafi daerah Perbukitan Jiwo serta
mengusulkan nama Formasi Wungkal dan
Formasi Gamping yang berumur Eosen;
Sunu Somosusastro (1956), meneljti
secara iebih detil geologi perbukitan Jiwo
Timur; kajian biostratigrafi pernah
dilakukan oleh Sumarso dan Ismojowati

111
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
No. Agustus 2008
Voı. ı ı beberapa tempat di Duşun Padasan
(Jiwo Timur); sedangkan serpentinit
terdapat di Duşun Pagerjurang di
sebelah utara Bukit Jabalkat. Serpentinit
pada singkapan ini merupakan alterasi
Batuan yang membentuk dari gabro yang menerobos flit dan
perbukitan Jiwo Barat dan Timur akhirnya marmer merupakan lensa pada
tersebut dianggap sebagai melange filit terdapat di Bukit Jokotuwo. Pada
tektonik oleh Hamilton (1979) seperti semua batuan dalam litodem Sekis tidak
kelompok batuan pre-tersier di dijurnpai fosil, sehingga umur pastinya
Karangsambung. Formasi Gamping dan tidak diketahui, tetapi karena tertutup
formasi Wungkal yang terdiri dari oleh formasi batuan tersier maka
batugamping foraminifera berumur ditetapkan umurnya Pre- Tersier.
Eosin, batupasir dan batulempung Beberapa ahli menyebut
terletak tidak selaras di atas kelompok satuan ini sebagai Formasi
batuan metamorf, tersingkap di deşa Konang, dengan menggunakan
Bendungan dan disekitar Bukit Jabalkat, penamaan berdasar Sandi
Cakaran (Jiwo Barat) dan Pendul (Jiwo Stratigrafi (1996) satuan ini
Timur). Beberapa dyke basaltik dan stok djsebut sebagai Litodem Filit.
gabroik • menerobos formasi-formasi Batuan utama yang membentuk
tersebut di ataş. perbukitan Jiwo Barat dan Jiwo
Batuan sedimen, turbiditik Timur tersebut dianggap sebagai
volkanik dari formasi Kebo-Butak melange tektonik oleh Hamilton
tersingkap kurang lebih 5 km disebelah (1979), seperti halnya kelompok
Selatan perbukitan Jiwo Timur, tetapi batuan pre-tersier di
hubungan stratigrafinya tidak diketahui Karangsambung. Meskipun
karena tertutup oleh endapan aluvial. demikian anggapan tersebut tidak
Selain mengandung foraminifera semuanya didasari dengan buktj-
plangtonik berumur Oligosin akhir - bukti lapangan yang mendukung,
Miosin awal (N2-N4), juga dijumpai lava oleh karenanya dengan data-data
basaltik berstruktur bantal dan beberapa lapangan yang ada pembentukan
sill basaltik. Lebih ke selatan formasi ini (emplacement) batuan di daerah
ditutup oleh satuansatuan yang lebih ini masih terbuka untuk
muda dan membentuk pegunungan diperdebatkan.
Baturagung yang bisa diikuti sampai Forması' Gamping -
Parangtritis. Formasi Semilir tidak selaras Wungkal terdiri dari konglomerat
diatas formasi Kebo-Butak, terdiri dari polemik, batupasir marsa,
batuan sedimen turbiditik volkanik, batulempung dan batugamping
conglomerat dan tuf lapili, Formasi ini foram-minifera (Assilina dan
mengandung foraminifera kecil berumur Camerina) yang menunjukkan
Miosin awal (N5). umur Eosen Awal (Ta). Di
Secara stratigrafi daerah perbukitan Jiwo Barat, satuan ini
Perbukitan Jiwo, Bayat disusun oleh tersingkap di Bukit Wungkal,
urutan formasi batuan sebagai berikut: deşa Sekarbolo di mana tempat
1) batuan metamorfik berumur pre- tersebut merupakan tipe lokasi
Tersier yang disebut Litodem Sekiş; 2) yang diusulkan oleh Bothe
Formasi Gamping-Wungkal; dan 3) (1929). Selain itü singkapan yang
Formasi Oyo. penting terdapat di puncak Bukit
Litodem Sekis terdiri dari flüt, Jabalkat hingga lereng baratnyaı
sekis, serpentinit dan marmer. Filit puncak Bukit Merak menerus ke
merupakan batuan metamorfik yang puncak Bukit Cakaran hingga
paling utamal di Perbukitan Jiwo Barat lereng baratnya, dan deşa
tersingkap baik di Bukit Sari, Bukit Bendungan. Pada singkapan
Buda, Bukit Merak dan Bukit Kebo, terakhir ini formasi Wungkal
sementara di Jiwo Timur tersingkap di sebagian beşar terubah menjadi
Bukit Konang dan Bukit Semangu. hornfels yang disebabkan oleh
Meskipun tidak luas sekis tersingkap intrusi gabro. Singkapan batas
baik di lereng barat Bukit Merak dan di dengan batuan pre-tersier tidak

112
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
No. Agustus 2008
dijumpai, tetapi bisa dipastikan
bahwa Formasi Wungkal ini
terletak secara nonconformity
terhadap satuan batuan di
bawahnya. Sedangkan di
Perbukitan Jiwo Timur Formasi
Gamping - Wungkal terdiri dari
batugamping foraminifera
(Camerjna dan Discocyclina)
berumur Eosen Akhir (Tb),
batupasir dan batulempungı
terletak nonconformity di atas
litodem fiiit, tersingkap di sekitar
Bukit Pendul dan Watuprahuı dan
di Deşa Gamping di sebelah
selatan Bukit Pendul.
Litodem ini terdiri atas beberapa

113
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
1 No. Agustus 2008

vol. 1 utamanya memperlihatkan bahwa


MgO, CaO, Ti02 and A12 03
mempunyai kecenderungan
menurun, sedang Na20, K20 makin
retas basaltik (Winong, Brumbung, kaya. Kandungan P205. Fe203*
Bukit Merak, Pagerjurang, dll) dan meningkat hingga Si02 mendekati
stock gabroik (Desa Bendungan, 50% dan setelah itu cenderung
Bukit Pendul, Bukit Kebo) berumur menurun.
menerobos formasiformasi tersebut Batuan basaltik dari daerah ini pada
di atas. Batuan gabroik tersebut oleh umumnya telah mengalami evolusi. Hal ini
peneliti terdahulu disebut diorit, ditunjukkan oleh kandungan Cr, Co dan Ni
tetapi analisis kimia dan tekstur yang relatif rendah. Gabro BY49 dan BY51
ofitik dan diabasik menunjukkan merupakan contoh yang paling kaya Cr (228
batuan tersebut adalah gabro. Di dan 306ppm), Ni (108 dan 84ppm), dan Co (36
Bukit Temas dan Bendungan formasi dan 34 ppm), sedang batuan yang Iain
batuan berumur Eosen ini tertutup mempunyai kandungan unsur-unsur tersebut
secara tidak selaras (nonconformity) lebih sedikit; yaitu, 1 - 32 ppm untuk Ni, 3
oleh batugamping verlapis yang - 99 ppm untuk Cr, dan 2 - 24 ppm untuk co
dikenal dengan Formasi Oyo dan Kandungan unsur-unsur incompatible disajikan
batugamping terumbu Formasi datam diagram unsur tanah langka dan diagram
Wonosari (periksa Peta Geologi). multi elemen yang dinormalisasi terhadap
Penanggalan radiometrik Potasium- primitif mantel. Dengan anggapan magma yang
Argon dari beberapa dyke basaltik sangat primitif sama dengan primitif mantel
yang memotong batuan sekis maka grafik-grafik dalam diagram tersebut di
kristalin berumur pre-Tersier dan atas dapat mengetahuai sejauh mana batuan
formasi Camping/ Wungkal tersebut termodifikasi secara kimia. Sun and
memberikan umur 39.8±1.49, 33.2±1 McDonough, (1989), dalam peneli-tiannya
100 dan 31.3±0.90 Ma atau Eosin membuktikan bahwa penyebaran unsur tanah
Akhir hingga Oligosin Awal, langka dalam batuan volkanik ternyata khas
sementara dyke dan sill berkomosisi untuk masing-masing lingkungan tektonik.
basaltik yang mewakili pegunungan Batuan dari daerah Bayat, mempunyai dua
Selatan memberikan umur macam grafik yang berbeda pada diagram
26.6±1.07Ma dan 24.3±0.65Ma atau unsur tanah tangka dan diagram multi elemen.
Oligosin Akhir. Perbedaan tersebut berkaitan erat dengan urnur
batuan.
Grafik pada gambar 2A & 2B merupakan
PEMBAHASAN diagram multi elemen dan diagram unsur tanah
Kandungan unsur utama langka dari tiga dyke (BY47, BY48, BY50)
batuan disajikan dalam tabel 1. yang memotong filit dan batuan sedimen pre-
Analisis ini menghasilkan "habis Tersier dan Eosin. Berdasar penaggalan
dibakar" (1.01) cukup ting radiometrik K]Ar ketiga contoh tersebut
4.63%): kecuali BY49A (0.78%). memberikan umur 39.2Ma sampai 31.3Ma.
BY49 dan BY 51. Batuan tersebut Diagram multi elemen yang dinormalisasi
adalah gabbro primitif (MgO = 8.25 terhadap mantel primitif, basalt-basalt tersebut
dan 7.96%), tidak jenuh silika menunjukkan perkayaan unsur-unsur Rb, Ba
dengan normatif olivin, sedang yang dan K dengan anomali negatif pada niobium
lain jenuh silika. Enam contoh dan Zirkonium (BY48 dan BY50) serta Posfat
menunjukkan jenuh silika (BY47, (BY48). BY47 merupakan basalt paling
BY48, BY49A, BY50, BY52, dan primitif sedang BY48 paling terevolusi. Pada
BY 54) dengan kandungan Ti02 diagram unsur tanah langka, penyebaran
lebih besar 1.2% (1.27-1198%) dan grafiknya retatif datar dengan nilai rata-rata 8
kandungan A1203 rendah (13.81- kali dibanding unsur-unsur sama yang
14.85%). Harga titan tersebut cukup dikandung oteh mantel primitif dengan sedikit
tinggi untuk magma busur pemiskinan pada unsure tanah langka ringan
kepulauan. Dalam diagram K20/ (La,
Si02 seluruh contoh batuan masuk
dalam kelompok kalk alkali dengan Kelompok ke dua ini merupakan batuan
kompoSisi basalt, kecuali BY 49A yang bertekstur relatif kasar (BY 49, BY49A
merupakan granit yang masuk dalam BY51). Batuan ini merupakan stock gabbro
seri tholeit. Harga •unsur-unsur calk-alcali yang memotong sekis kristalin

114
1 No. Agustus 2008

dan vein granite tholeïtik (BY49B) memotong 11 11


BY49. Contoh-contoh ini belum ditentukan 37 33
umurnya secara radiometrik. Hal tersebut 310 15 15 322.5
sc 13.8
disebabkan karena secara teoritis pembekuan 99 33 39 77
batuan plutonik memerlukan waktu yang 30 310 223.5 200 30
sangat lama, tergantung kedalaman dan 32 42 288 25
dimensi intrusinya. Biasanya untuk 10 34
penanggalan radiometrik batuan jenis ini 86 30 108 2.5 87
dilakukan pada inineral-mineral yang cu 16 11.2
dipisahkan. Secara stratigrafi batuan-batuan 134.5 48 11 175.5
ini identik dengan kelompok pertama. 72.5 15 3.5 122 1
Sr
Diagram unsur tanah langka menunjukkan 33 178 175.6 155 42
pola datar dengan harga rata-rata empat kali 98 175 21.5 22 58
harga unsur-unsur yang sama pada mantel 38 19.4 13.7
primitif, tetapi dengan anomali positif pada 65 48 88
europium (Eu). Sementara contoh nomer Nb 11 0.8 16
BY49A mempunyai kandungan unsur tanah 2.3 14
langka berat sangat kecil. Anomali positif Ce
pada europium dan strontium serta anomali 12
negatif pada niobium dan zirkonium 1.4
ditunjukkan pada diagram multielemen 6.1 2.6
(gambar 3C & 3D). 3.4
Tabel 1 Hasil analisa kimia unsur utama Yb 3.3 1.75 1.05
dan unsur jejak dari 9 contoh
batuan basalt dan gabro daerah
50
Bayat.
BY 47 BY BY 49 BY 49A

31.3 48
Umur (Ma)
33.2 73.60
50.85 48.83
Si02 1.48 50.90 0.97 1.55
Ti02 14.68 1.58 16.01 13.81
A1203 10.94 14.85 8.67 1.04
Fe203 0.18 11.20 0.13 0.04
MnO 6.02 0.18 8.25 0.38 1
Mgo 9.53 5.10 10.80 3.27
CaO 2.78 3.16 4.89
7.58
Na20 0.55 3.60 0.30 0.23 50
K20 0.10 0.73 0.05 0.07
P205 2.97 0.19 3.03 0.78
100.08 3.28 100.20 99.66
LOI
Total 99.19

Gambar 2 Diagram multi elemen


(Spider Diagram) (A, C) dan
diagram unsur tanah langka (B, D)
batuan basaltik daerah perbukitan
Jiwo yang dinormalisasi terhadap
primitif mantel.
Anomali atas menunjukkan
negatif pada unsur- bahwa semua
unsur niobium dan contoh tersebut
titan pada grafik di merupakan batuan

115
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. Agustus 2008

volkanik orogenik Kedua formasi ini


(Briqueu et al., menutup secara
1984; Maury, 1984; tidak selaras
McCuIloch and Litodem Sekis dan
Gamble, 1991; Lirodem Gabro yang
Woodhead et al., singkapannya
1993). Pola terdapat di Dusun
penyebaran datar Bendungan (Jiwo
pada diagram unsur Barat) dan di lereng
tanah langka yang selatan Bukit Temas
mirip dengan pola (foto 6).
penyebaran MORB- Struktur sesar
N menunjukkan merupakan struktur
magma didaerah geologi yang
Bayat dan terdapat di
Pegunungan Selatan Perbukitan Jiwo
berasal dari MORBN Barat dan Jiwo
yang mengalami Timur. Gejala sesar
evolusi dari waktu terdapat di Kali
ke waktu. Kristalisasi Kebo, Bukit Cakaran
plagioklas pada (Jiwo Barat), dan
gabro menyebabkan sesar di Bukit
anomali positif Jokotuwo serta di
anomalie positif Bukit Ternas di Jiwo
pada unsur-unsur Timur. (lihat gambar
strontium dan 1, Peta Geologi)
europium (Wilson, Fenomena
1989). geologist di
Formasi- perbukitan Jiwo
formasi yang lebih merupakan tempat
muda adalah yang ideal untuk
formasi Oyo dan pengenalan batuan
Wonosari. Formasi metamorfik, batuan
pertama terdiri dari bekl-ll batuan
perlapisan sedimen ser-ta
kalkarenit dan napal batugamping di
dan yang kedua lapangan, baik
terdiri dari untuk pelajar,
batugamping mahasiswa bahkan
terumbu. Kedua untuk para ahli
formasi ini berumur geologi sekalipun.
Miosin tengah Sejauh ini
sampai Miosin akhir perbukitan Jiwo
(NI I - N 13). Formasi digunakan untuk
Oyo tersingkap baik pengenalan batuan
di Bukit Tugu di dan pembelajaran
Perbukitan Jiwo geologi lapangan
Barat dan Bukit oleh berbagai
Temas, dan Lanang mahasiswa yang
di Perbukitan Jiwo berdisiplin ilmu
Timur, sementara
Formasi Wonosari
tersingkap di Bukit
Kampak di sebelah
utara rawa Jombor.

116
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. 1 Agustus 2008

kebumian (UPN, UGM, STTNas, AKPRIND, merupakan ketidak selarasan (non


Universitas Trisakti, dll), atau tujuan eskursi conformity), hal ini dibuktikan dengan tidak
yang diselenggarakan oleh Industri terpengaruhnya batuan terse- but oleh intrusi
Perminyakan dan Industri Pertambangan, gabro tersebut. Bila diamati lebih teliti di
serta merupakan objek penelitian itmu sebelah timur singkapan ini batugamping ada
kebumian bagi mahasjswa ataupun oleh para yang terletak di atas hornfels dan ada yang
ahli geologi. Oleh karenanya singkapan- menumpang di atas gabro. Pada situs ini
singkapan di mana batuan metamorf, batuan dapat diamati pelapukan mengulit bawang
sedimen dan batuan beku serta serta adanya kumulat pada gabro. selain itu
menunjukkan bagaimana hubungannya tekstur diabasik dan ofitik terlihat jelas pada
disarankan untuk dijadikan situs geowisata. in situ boulder dan inti pelapukan mengulit
Perbukitan Jiwo, Bayat mempunyai bawang.
fenomena geologis sangat menarik, hal ini
disebabkan karena di daerah ini:
tersingkap tiga jenis batuan; batuan
metamorfik, batuan beku dan batuan
sedimen, yang batasnya dapat diamati
dengan baik batuannya berumur pre-
tersier, tersier dan kwarter
— terdapat fosil nummulites me|impah
•dan sangat baik di datam Formasi
Camping dan Wungkal betas antar
batuan, baik intrusi, maupun
ketidakselarasan beserta bukti-buktinya
dapat diamati di lapangan
Terdapat struktur kekar dan sesar yang
bukti-buktinya bisa diamati dengan baik.
Singkapan-singkapan yang memperlihatkan
gejala geologi tersebut di atas merupakan
obyek kunjungan yang sangat menarik untuk Foto 1 Singkapan kontak
pembelajaran ilmu kebumian. antara gabro dan
Di Dusun Bendungan situs ini singkapan hornfels di dusun
batuan gabro, hornfels dan batugamping Bendungan.
berlapis. Meskipun secara umum gabro datam
keadaan lapuk, tetapi ada beberapa yang
segar yaitu pada penggalian oleh penduduk Batuan tertua pada singkapan
urnumnya merupakan inti dari pelapukan ini adalah hornfels yang aslinya
menguljt bawang serta berupa in situ boulder batupasir formasi Wungkal yang
(di sebelah timur rumah), di bagian atas berumur Eosin. Gabro dan basalt di
tebing tersingkap batas antara batuan beku Perbukitan Jiwo berurnur 39 hingga
dengan hornfels Foto 1), juga ke arah timur 31 juta tahun (Eosin Akhir - Oligosin
batuan yang sama berbatasan dengan Awal) (Sutanto et al, 1994),
hornfels tetapi batasnya tidak jelas. Ke arah sedangkan batugamping Formasi
timur lagi, di atas hornfels terdapat Oyo berumur Miosin Tengah sampai
batugamping berlapis. Tepat di atas gabro Miosin Akhir.
terdapat hornfels yang membuktikan gabro Sebagai catatan; batuan ini
tersebut menerobos batuan yang oleh Bothe (1929) dan Van
termalihkan. Batuan asal hornfets tersebut Bemmelen (1949) disebut
adalah batulempung dan batupasir formasi diorit/mikro-diorit, tetapi hasil
Wungkal seperti yang tersingkap di sebelah pengamatan sayatan tipis
timur singkapan ini. Sedang batas dengan menunjukkan jenis plagioklasnya
batugamping Formasi Oyo di atasnya labradorit dan kandungan Si02 pada
analisa kimia kurang dari 50%

117
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. 1 Agustus 2008

(Sutanto, 1993) dan batuan ini singkapan (segar) pada batas kedua
bertekstur diabasik. Perlu diingat batuan tersebut akan didapatkan
bahwa klasifikasi secara mineralogi batuan filit yang telah terubah
tidak selalu mudah untuk menjadi hornfels sehingga foliasinga
membedakan gabro dengan diorit hilang/tidak jelas. Hornfels di IQkasi
(karena penyusun utamanya ini tidak sebaik pada di situs
plagioklas dan piroksen), hanya Bendungan. Hal ini bisa dimengerti,
biasanya (tidak selalu) gabro akan karena batuan bertekstur kasar
berwarna tebjh gelap karena (dimensi lebih besar) memerlukan
kandungan mafik mineral lebih waktu untuk mendingin jauh lebih
banyak. lama dibanding intrusi basalt yang
tebalnya tidak lebih dari 2 meter
(foto 2). Dyke-dyke basalt pada
singkapan ini mempunyai pola
penyebaran sejajar dengan arah
memanjang Bukit Sari yaitu reiatif
Barat - Timur di mana arah tersebut
merupakan jurusnya, sedang
pengukuran pada batas
menunjukkan kemiringanya vertikal.
Foto 2 Batas antara dyke basalt Basalt pada umumnya
dengan filit ditandai dengan efek memperlihatkan pelapukan
bakar (baking effect) dj dusun menguiit bawang (onion skin), di
Brumbung. mana perkembangan pelapukan
sangat dikontrol oleh pola kekar
Situs ini terletak di jalan pada basalt tersebut. Sedang filit
kampung di sebelah barat Bukit Sari, memperlihatkan struktur foliasi
menuju kali Kebo. Singkapan di jalan dengan arah kemiringan umum ke
sepanjang ± 25 meter ini terdiri dari arat baratdaya, walaupun ada
filit yang diterobos o!eh beberapa beberapa yang membentuk lipatan
intrusi/dyke basalt. Secara umum kecil (microfold).
singkapan dalam keadaan lapuk. Batuan tertua pada singkapan ini
Meskipun begitu basalt segar adalah filit/sekis yang aslinya berupa batuan
terdapat pada bagian tengah (inti) pelitik yang termetamorfosis regionnal
pelapukan mengulit bawang (onion dynamo-termal sehingga membentuk foliasi
skin), sedang pelapukannya yang bagus. Secara teoritis batuan metamorf
memberikan warna coklat jenis ini terbentuk paling tidak pada
kemerahan. Filit memperlihatkan kedalaman 6000 hingga 7000 meter dibawah
foliasi dan dibeberapa tempet permukaan bumi. Sekis ini berumur Pra-
terdapat urat kwarsa yang Tersier, sedang basalt di singkapan ini
memotong atau sejajar foliasi. Tanah berumur 39 juta tahun (Eosin Akhir).
peiapukannya berwarna coktat Situs ini berupa sebuah bukit yang
tetapi tidak semerahtua pelapukan dikenal dengan Bukit Wungkal, terlerak di
basalt. Zona kontak antara kedua dusun Sekarboio, di mana gunung ini
batuan tersebut lebih resisten dikelilingi oleh endapan aluvial. Batuan yang
disbanding basalt dan filit, meskipun tersingkap adalah batupasir kwarsa dan
sudah lapuk tetapi terlihat lebih batulanau (umumnya lapuk) yang ditutupi
keras disbanding sekitarnya. oleh batugamping foraminifera. Batuannya
Kedua jenis batuan (filit dan berlapis dengan kemiringan ke arah barat.
basalt) yang di singkapan kelihatan Bukit Wungkal ini adalah lokasi tipe Formasi
berulang-ulang ternyata kontaknya Wungkal yang diusulkan oleh Bothe (1929).
berupa intrusi. Bila diamati pada Singkapan ini dikelililngi oleh endapan aluvial,

118
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. 1 Agustus 2008

dengan memperhatikan kedudukan Satuan ini mengandung foraminifera besar


perlapisan dan vareasi litologinya, singkapan genus Assilina dan Nummulites yang
ini dapat dikorelasikan dengan singkapan menunjukkan umur Eosin Awa'.
batuan serupa yang terdapat di lereng barat Situs ini terletak di tepi jalan
Bukit Cakaran dan Bukit Jabalkat. Seperti sebelah barat Dusun Gunung Gajah, pada
halnya singkapan serupa di Bukit Cakaran, lembah antara Bukit Pendul dan Bukit
singkapan di Bukit Wungkal mempunyai jurus Semangu (foto 4). Pada lokasi tersebut
hampir utara-selatan dengan kemiringan ± 20 0 tersingkap empat satuan batuan (satuan
ke arah barat Pada singkapan filit-sekis, satuan batu-gamping, satuan
batugampingnya banyak dijumpai kekar-kekar batupasir dan batuan beku) yang secara
gerus yang mungkin akibat sesar. umum singkapan-singkapan di daerah
Litologi penyusun situs Sekarbolo tersebut dapat diamati dengan baik.
adalah batupasir kwarsa, Batulempung, dan Keempat macam satuan yang
Batugamping foraminifera. Batupasir kwarsa tersingkap dapat diamati secara langsung
berwarna coklat kemerahan pada umumnya di lapangan. Batas antara satuan batupasir
lapuk, bertekstur klastik, pemilahan baik, dengan batuan beku merupakan kontak
kemas tertutup, berbutir pasir sedang hingga intrusi, dibuktikan dengan terbentuknya
kasar, dengan komposisi mineral terdiri dari batu tanduk "hornfels" pada batuan di
kwarsa, felsdpar, dan mineral mafik, serta sekitar intrusi bat, berasal dari batuan
semen silika. lanau berselingan dari satuan batupasir (di
pojok baratlaut rumah penduduk).

Foto 4 Singkapan batugamping


Foto 3 Batugamping numulit di Bukit numulit di Watuprahu.
Wungkal, dusun Sekarbolo.
Kontak antara batupasir dengan
Di beberapa tempat batupasir ini batugamping memperlihatkan hu-
sangat kompak, hal ini disebabkan oleh bungan selaras, ditunjukkan oleh
diagenesis lanjut di mana kwarsa akan kedudukan bidang pertapisan kedua
mengalami rekristalisasi. Batu-lempung, batuan tersebut (menumpang langsung
berwarna abu-abu kebiruan (lapuk di Watuprahu). Sedangkan kontak
berwarna lebih kecoklatan), klastik, antara batugamping dan batupasir
kadangkadang berstruktur laminasi, dengan filit-sekis, memperlihatkan
batuan ini dipergunakan untuk pembuatan hubungan ketidakselarasan "non
wungkal (alat pengasah pisau) oleh conformity".
penduduk. Sedangkan batugamping foram-
minifera (foto 3) berwarna abu-abu gelap
(hitam bila lapuk), sangat kompak,
bertekstur klastik (bioklastik), pemilahan
buruk, kemas terbuka, disusun terutama
oleh foraminifera (mencapai 3 cm).
Sebagian besar batuan ini telah mengalami
rekristalisasi menjadi butiran-buriran kalsit
halus (< I mm). Bukit Wungkal ini adalah
tipe lokasi Formasi Wungkal yang
diusulkan oleh Menurut Bothe (1929).

119
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. 1 Agustus 2008

Foto 5 Fosil numulit yang melimpah beku, satuan batugamping ke arah


pada batugamping di lereng tenggara timur menjadi semakin tebal dan
Bukit Semangu. pada beberapa tempat
memperlihatkan struktur sedimen
Sekis/filit di daerah ini berumur slump yang terpotong oleh beberapa
Pre Tersier; batugamping dan batupasir sesar normal. Diabas/basalt
adalah Formasi Camping yang berumur merupakan lanjutan ke timur dari
Eosin. Gabro dan basalt di Perbukitan batuan yang sama di Bukit Pendul
Jiwo berumur 39 hingga 31 juta tahun dan Watuprahu, sedang batugamping
(Eosin Akhir - Oligosin Awal). Sekis-filit di Bukit Temas secara regional
berwarna kecoklatan (lapuk) bila segar merupakan Formasi Oyo; alasnya
berwarna coklat mengkilap, foliasi, berupa kalkarenit (mikro breksi)
berbutir halus (>1 mm), terdiri dari keatas berangsur menjadi perulangan
mineral-mineral mika Bidang folisasi napal dan katkarenit halus
dibentuk oleh penjajaran mineral mika. Batas antara batuan beku
Di beberapa tempat dijumpai mineral dengan batugamping di bagian barat
kwarsit dan gamping kristalin "marmer Bukit Temas, merupakan batas
" sejajar dengan bidang foliasi. ketidakselarasan 'non conformity",
Batugampingnya, bewarna keabu dibuktikan dengan tidak
-abuan, sangat kompak, bertekstur terpengaruhnya batugamping
klastik (bioklastik), pemilahan buruk, tersebut oleh intrusi diabas/basalt
kemas terbuka, tersusun oleh (foto 6)
foraminifera besar (mencapai 3 cm) dan Struktur geologi yang dapat
kadang-kadang dijumpai koral. Menurut diamati pada batuan beku adalah
Bothe (1929) satuan ini mengandung struktur kekar, kekar-kekar tersebut
Foraminifera genus Camerina dan kebanyakan merupakan kekar
Discocyclina. Formasi Gamping sistematik yang sangat berperan
berumur T.b atau Eosen Akhir (foto 5) terhadap proses terbentuknya
Batupasir berwarna kecoklatan, "spheiroidal weathering", di samping
bertekstur klastik, pemilahan baik, sifat intrusi dari batuan beku.
berbutir haius-sedang, berkomposisi
mineral kwarsa, feldsfar dan mineral
mafik, semen silika, berselingan
dengan batu-lanau memperlihatkan
struktur laminasi.
Situs ini berlokasi di lereng
barat Bukit Temas terdapat singkapan
diabas /basalt dan batugamping di
sebelah barat Bukit Ternas, di sekitar
makam di tepi jaIan menuju Desa
Penggingan (foto 6); sebagian besar
batuan beku dalam kondisi sangat
lapuk, tetapi di beberapa tempat
Foto 6 Singkapan yang memperlihatkan
(tempat penggalian tanah urug) dan
batas antara Diabas dan batugamping
pada tebing-tebing, jalan maupun (Formasi Oyo) di lereng barat Bukit Ternas.
bukit di sebelah utara makam
ditemukan batuan beku segar sebagai
"in situ boulder" dan inti dari Struktur Geologi yang berkembang
pelapukan mengulit bawang " onion pada satuan batugamping adalah struktur
skins". Ke arah utara dekat rumah homoklin dan struktur sesar, struktur
penduduk ditemukan singakapan homoklin dapat dibuktikan dengan
batugamping tepat di atas batuan kedudukan bidang perlapisan dari satuan
batugamping, sedangkan beberapa struktur

120
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. 1 Agustus 2008

sesar dapat dite-mukan di Sisi timur taut Potasium-Argon menunjukkan bahwa


Bukit Temas pada lokasi penggalian atau kegiatan magmatik berlangsung sejak 39.8
penambangan. Ma sampai 24.3 Ma, atau dari kala Eosin
hingga Miosin Awal. Semua batuan
berkomposisi basaltik dan andesit basik
berafinitas calk alkali. Magma asal dari
batuan-batuan tersebut merupakan
magma orogenik yang sudah mengalami
evolusi.
Situs Geowisata berupa keunikan
dan kenekaragaman batuan serta
batasbatasnya terdapat di Bendungan,
Brumbung, Sekarbolo (Perbukitan Jiwo
Barat), dan Watuprahu, Bukit Ternas, dan
Foto 7 Singkapan manner di Bukjt Jokotuwo. di Perbukitan Jiwo Timur,
Jokotuwo, dengan gores-garis pada diusulkan agar Perbukitan Jiwo dijadikan
bidang sesar. Tempat ini sangat baik laboratorium alam untuk ilmu kebumian
untuk praktek analisa sesar di yang harus dipelihara dan dilestarikan.

Situs Jokotuwo merupakan bukit yang DAFTAR PUSTAKA


memanjang utara-selatan di sebelah barat Bemmelen, R W Van, 1970, The Geology
dusun Tawangharjo, kurang lebih satu (1) of Indonesia, The Hague,
kilometer sebelah utara Watuprahu. Secara Goverment Printing Office, 732 p.
litologi bukit Jokotuwo disusun oleh marmer Briqueu, L, Bougault, H, and Joron, J L,
di mana di beberapa bagian berselingan 1984, Qualification of Nb,Ta,Ti and
dengan filit. Marmer di situs ini sebagian V anomalies in magmas associated
sudah ditambang dan saat ini sudah with subduction Zone: Petrogenetic
dihentikan dengan alasan untuk konservasj. Implication, Earth and Planetery
Pada singkapan ini terdapat sesar geser Science Letters, vol. 68: 297-308.
dengan arah hampir utara-selatan yang Bothe, A C D, 1929, The Geology of the
dipotong sesar normal dengan arah Hills near Jiwo and the Southern
baratlaut tenggara (foto 7). Kekar-kekar Range; Excursion Guide, Fouth
yang berkembang akibat adanya sesar serta Pacific Science Congress,
didapatkanya gores-garis pada bidang sesar Bandung, Indonesia, GB C l,
menjadikan tempat ini sangat ideal untuk no.3, 14p.
praktek analisa sesar secara langsung di Hamilton, W, 1979, Tectonic of the
lapangan. Indonesian Region., Geol Survey
Prof. Paper 1078, U.S.Gov
KESIMPULAN Printing Office, Washington, 345
Di Perbukitan Jiwo, Bayat tersingkap p.
dengan baik, batuan beku, batuan sedimen Maury, R C, 1984, Les Conséquences
klastik dan batugamping serta batuan Volcaniques de la Subduction
metamorfik. Batuan volkanik. dan plutonik Bull. Soc. geol. France, t.XXVl,n 0
yang terdapat di daerah Bayat dan 3: 489500.
perbukitan di sebelah selatan Perbukitan McCulloch, M T, and Gamble, J A,
Jiwo Timur merupakan dyke, sill atau stock 1991, Geochemical and
yang memotong batuan sekis kristalin geodynamical constraints on
berumur pre-Tersier, batuan sedimen subduction zone magmatisme
berumur Eosin atau batuan sedimen Earth and Planetary Science
berumur Miosen Awai. Letters, vol. 102: 358 374.
Penanggalan radiometrik enam
Sun, S S, and McDonough, W F, 1989,
contoh batuan dengan metode isotopik
Chemical and isotopic

121
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. 1 Agustus 2008

systematics of oceanic basalts:


implications for mantle
composition and processes -in
"Magmatisrn in the Ocean
Basin", Saunders, A.D., et Norry,
M.J. (eds.), Geological Society
Special Publication, No. 42: 313 -
345.
Sutanto, 1993, Evolutions
géochimiques et
géochronologiques du
magmatisme tertiaite de Java
(Indonésie), Rapport de Stage de
DEA, Université de Bretagne
Occidentale, 76p.
Sutanto, Soeria Atmadja, R, Maury,R C,
and Bellon, H, (1994), Geochronology
of Tertiary Volcanism in Java,
Proceeding Geologi dan Geotektonik
Pulau Jawa, ISBN: 979 861 1 - 00 - 4: 53
- 56, Yogyakarta. Wilson, M, 1989,
Igneous Petrogenesis, A Global
Tectonic Approach. London, Unwin
Hynman.446p.
Woodhead, J, Eggins, S, and Gamble,J,
1993, High field strength and
transjtion element systematics in
island arc and back-arc basin
basalts: evidence for multi-phase
melt extraction and a depleted
mantle wedge, Earth Planetery
Science Letters, vol. 1 14: 491-
504.

122
1979-8415

ISSN

Jurnal Teknologi
TBCWNOSCHJUNEW
vol. 1 No.l Agustus 2008
1979-8415

Anda mungkin juga menyukai