Anda di halaman 1dari 24

“MASALAH KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GLAUCOMA”

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB II

Dosen Pembimbing :

Dr. Ridwan, S.Kep, Ns, M.Kes

KELOMPOK 11

AKBAR ALAMSYAH (1812041)

ANNISA NURFADILAH (1812043)

INDAH PERATIWI ESA (1812053)

NUR INTANG (1812060)

ROSMI (1812064)

SARTIKA (1812065)

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR

2020

1
DAFTAR ISI

MASALAH KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GLAUCOMA


HALAMAN SAMPUL....................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................2

ISI

A. KONSEP MEDIS

1. Pengertian.......................................................................................3

2. Etiologi / Penyebab.........................................................................3

3. Tanda dan Gejala / Manisfestasi Klinis...........................................4

4. Klasifikasi.........................................................................................4

5. Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik.............................................7

6. Pengobatan dan penatalaksanaan.................................................7

7. Faktor Risiko..................................................................................10

8. Pencegahan..................................................................................10

9. Kompikasi......................................................................................10

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian.....................................................................................12

2. Penyimpangan KDM.....................................................................13

3. Diagnosa Keperawatan.................................................................14

4. Intervensi Keperawatan.................................................................15

DAFTAR PUSTRAKA................................................................................24

2
MASALAH KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GLAUCOMA
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Glaukoma adalah kelompok penyakit yang memiliki kesamaan
karakteristik terkait optic neuropati dengan kehilangan fungsi
penglihatan.
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbanyak kedua di
dunia setelah katarak. Glaukoma merupakan penyakit yang akan
dialami pasien seumur hidup dan tidak dapat disembuhkan. Namun,
glaukoma dapat dikendalikan dengan terapi dan tujuan utama dari
terapi glaukoma adalah untuk mencegah kehilangan penglihatan,
cacat, dan kebutaan.
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf
optik (neuropati optik) yang biasanya disebabkan oleh efek
peningkatan tekanan okular pada papil saraf optik. Jika lapang
pandang sentral terkena, maka akan terjadi kerusakan lapang
pandang dan hilangnya tajam penglihatan .

2. Etiologi / Penyebab
Glaukoma adalah hasil kerusakan pada saraf optik ketika saraf
ini secara bertahap memburuk, titik buta berkembang di bidang
visual pasien. Kerusakan saraf ini biasanya berhubungan dengan
peningkatan tekanan di mata. Tekanan mata yang meningkat
disebabkan oleh penumpukan cairan (aqueous humor) yang
mengalir ke seluruh mata. Cairan ini biasanya mengalir ke depan
mata (bilik anterior) melalui jaringan (trabekula) pada sudut di mana
iris dan kornea bertemu. Ketika cairan diproduksi berlebihan atau
sistem drainac tidak berfungsi dengan baik, cairan tidak dapat
mengalir keluar pada tingkat normal dan tekanan menumpuk.
Glaukoma cenderung bersifat turunan. Pada beberapa orang, para

3
ilmuwan telah mengidentifikasi gen yang berkaitan dengan tekanan
mata yang tinggi dan kerusakan saraf optik.

3. Tanda dan Gejala / Manisfestasi Klinis


a. Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga)
b. Pandangan kabur
c. Mual, muntah, berkeringat
d. Mata merah, hyperemia konjungtiva dan siliar
e. Visus menurun
f. Edema kornea
g. Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaucoma
sudut terbuka)
h. Pupil lebar lonjong, tidak ada reflex terhadap cahaya
i. TIO meningkat

4. Klasifikasi
Glaukoma dibagi atas :
a. Glaucoma primer
Pada glaucoma primer tidak dikrtahui penyebabnya,
didapatkan bentuk :
1) Glaukoma sudut terbuka (open angle glaukoma, chronic
simple glaucoma)
2) Glaukoma sudut tertutup (close angle glaukoma, acute
congestive glaucoma)
“Sudut “ pada kedua kasus di atas mengacu pada
sudut drainase di dalam mata yang mengendalikan aliran
keluar cairan berair yang terus di produksi di dalam mata.
Pada glaucoma sudut terbuka, struktur drainase di mata
(trabecular meshwork) terlihat normal, tapi cairan tidak
mengalir keluar seperti seharusnya. Sementara itu, pada
glaucoma sudut tertutup, cairan tidak mengalir dengan benar

4
karena sudut antara iris dan kornea terlalu sempit. Hal ini
dapat menyebabkan tekanan tiba-tiba pada mata.

b. Glaucoma Kongenital
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau
segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem
saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi
dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan
menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata
berair, berkabut dan peka terhadap cahaya. Glaukoma
Kongenital merupakan perkembangan abnormal dari sudut
filtrasi dapat terjadi sekunder terhadap kelainan mata sistemik
jarang (0,05%) manifestasi klinik biasanya adanya pembesaran
mata, lakrimasi, fotofobia blepharospme.

c. Glaucoma sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat
penyakit mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut atau
peningkatan volume cairan di dalam mata. Kondisi ini secara
tidak langsung mengganggu aktivitas struktur yang terlibat dalam
sirkulasi dan atau reabsorbsi akueos humor. Gangguan ini terjadi
akibat :
 Perubahan lensa, dislokasi lensa , terlepasnya kapsul lensa

5
pada katarak
 Perubahan uvea, uveitis, neovaskularisasi iris, melanoma
dari jaringan uvea
 Trauma, robeknya kornea/limbus diserai prolaps iris

d. Glaucoma absolute
Glaukoma Absolut Merupakan stadium akhir glaukoma
(sempit/terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat
tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada
glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil
atrofi dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan
dengan rasa sakit.

6
5. Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik
a. Kartu mata Snellen / mesin Telebinokular (tes ketajaman
penglihatan dan sentral penglihatan) : ada kemungkinan
terganggu karena kerusakan kornea, lensa, aquous atau vitreous
humor, kesalahan refraksi, atau penyakit saraf atau penglihatan
ke retina atau jalan optik.
b. Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV,
massa tumor pada hipofisis / otak, karotis atau patologis arteri
serebral atau glaukoma.
c. Pengukuran tonografi : mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25
mmHg)
d. Pengukuran gonioskopi : membantu membedakan sudut terbuka
dari sudut tertutup glaukoma.
e. Tes Provokatif : digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika
TIO normal atau hanya meningkat ringan,
f. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler,
mencatat atrofi lempeng optik, papiledema perdarahan retina,
dan mikroaneurisma.
g. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemia sistemik / infeksi
h. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid : memastikan
aterosklerosis, PAK.
i. Tes Toleransi Glukosa : menentukan adanya DM.

6. Pengobatan dan penatalaksanaan


Tujuan pengobatan glaukoma adalah menurunkan tekanan di
mata (tekanan intraokular). Beberapa perawatan yang mungkin
diterima pasien meliputi :
a. Obat tetes mata
Pengobatan glaukoma sering dimulai dengan obat tetes mata
yang diresepkan. Tetes mata dapat membantu mengurangi

7
tekanan mata dengan meningkatkan banyaknya cairan mengalir
dari mata atau dengan mengurangi jumlah cairan yang
dihasilkan mata. Obat tetes mata yang diresepkan, meliputi :
 Prostaglandin
Ini meningkatkan aliran cairan di mata (aqueous humor) dan
mengurangi tekanan di mata. Contohnya termasuk
latanoprost (Xalatan) dan bimatoprost (Lumigan). Efek
samping yang mungkin termasuk ringan, yakni mata
memerah dan rasa menyengat, iris menjadi buram,
perubahan pigmen bulu mata atau kulit kelopak mata, serta
penglihatan kabur.
 Beta blocker
Ini mengurangi produksi cairan di mata, sehingga
menurunkan tekanan di mata (tekanan intraokular)..
Contohnya termasuk timolol (Betimol, Timoptic) dan
betaxolol (Betoptic). Efek samping yang mungkin termasuk
kesulitan bernapas, detak jantung yang melambat, tekanan
darah rendah, impotensi, dan kelelahan.
 Agonis alfa-adrenergik
Ini mengurangi produksi aqueous humor dan meningkatkan
aliran cairan di mata. Contohnya termasuk apraclonidine
(iopidine) dan brimonidine (Alphagan). Efek samping yang
mungkin terjadi termasuk denyut jantung tidak teratur
tekanan darah tinggi : kelelahan, mata merah, gatal atau
bengkak, dan mulut kering.
 Agen miotik atau kolinergik
Ini meningkatkan aliran cairan dari mata. Contohnya adalah
pilocarpine (Isopto Carpine). Efek samping termasuk pupil
yang lebih kecil, kemungkinan penglihatan kabur atau redup,
dan rabun dekat.

8
b. Obat-obatan oral
Jika tetes mata saja tidak menurunkan tekanan mata ke tingkat
yang diinginkan, obat oral sebaiknya juga di berikan kepada
pasien, seperti inhibitor karbonat anhidrase (misalnya neptazane
(pil), diamox (pil). sequels (pil)). Kemungkinan efek samping
termasuk sering buang air kecil, kesemutan di jari tangan dan
kaki, depresi, sakit perut, serta batu ginjal.
c. Pembedahan dan terapi lainnya
Pilihan perawatan lainnya termasuk terapi laser dan berbagai
prosedur bedah. Komplikasi yang mungkin termasuk rasa sakit,
kemerahan, infeksi, peradangan, pendarahan, tekanan mata
tinggi atau rendah yang abnormal, dan kehilangan penglihatan.
Teknik berikut ini bertujuan untuk memperbaiki drainase cairan di
dalam mata serta menurunkan tekanan intraokular:
 Terapi laser
Laser trabekuloplasti adalah salah satu pilihan terapi untuk
orang-orang dengan glaukoma sudut terbuka. Sinar laser
digunakan untuk membuka saluran yang tersumbat di
trabecular meshwork.
 Trabekulektomi
Prosedur pembedahan trabekulektomi menciptakan
pembukaan di bagian putih mata (Skera) dan menghilangkan
bagian dari trabecular meshwork
 Tabung drainase
Dalam prosedur ini, ahli bedah mata memasukkan tabung
kecil di mata.
 Elektrokauter

9
Prosedur minimal invasif untuk mengangkat jaringan dari
trabecular meshwork menggunakan alat elektrokauter kecil
yang disebut Trabecutome.

7. Faktor Risiko
Bentuk-bentuk glaukoma yang kronis dapat merusak
penglihatan. Oleh karena itu, sebelum tanda atau gejala apa pun
terlihat, beberapa faktor-faktor risiko berikut perlu diwaspadai :
a. Memiliki tekanan mata internal yang tinggi (tekanan intraokular)
b. Berusia di atas 60 tahun
c. Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi glaukoma
d. Memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, dan anemia sel sabit
e. Memiliki kondisi mata tertentu, seperti rabun dekat
f. Pernah mengalami cedera mata atau jenis operasi mata tertentu
g. Kekurangan estrogen awal, seperti dapat terjadi setelah
pengangkatan kedua indung telur (ooforektomi bilateral) sebelum
usia 43 tahun.
h. Menggunakan Obat kortikosteroid, terutama obat tetes mata
untuk waktu yang lama.

8. Pencegahan
a. Banyak makan makanan yang bergizi dan vitamin A
b. Istirahat yang cukup dengan memejamkan mata
c. Ketahui penyebab dan gejala akan glaukoma dan diskusikan
dengan tenaga medis untuk pencegahannya
d. Pola hidup tenang menurunkan respons emosi terhadap stres,
mencegah perubahan okuler yang mendorong iris ke depan
e. Gunakan kacamata untuk pemajanan yang lama pada sinar
matahari. Jangan pernah secara langsung melihat pada matahari
untuk periode yang lama

10
9. Kompikasi
a. Kehilangan penglihatan
b. Komplikasi dari pengobatan
Operasi untuk mengangkat glaukoma memiliki risiko infeksi
Sebagian besar infeksi dapat diobati dengan antibiotik

11
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat : perubahan aktivitas sehubungan dengan
gangguan penglihatan
b. Makanan / Cairan : mual, muntah (glaukoma akut)
c. Neurosensori
1) Gangguan penglihatan (kabur / tidak jelas), sinar terang
menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan
perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat / merasa
di ruang gelap
2) Penglihatan berawan / kabur, tampak lingkaran cahaya /
pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia
(glaukoma akut).
3) Perubahan kacamata / pengobatan tidak memperbaiki
penglihatan
4) Peningkatan air mata.
d. Nyeri / Kenyamanan :
1) Ketidaknyamanan ringan / mata berair(glaukoma kronis)
2) Nyeri tiba-tiba / berat menetap atau tekanan pada dan sekitar
mata, sakit kepala (glaukoma akut).
e. Penyuluhan / Pembelajaran
1) Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistemvaskuler
2) Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh:
peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin
3) Terpajan pada radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin.

12
2. Penyimpangan KDM

Glaukoma

Hambatan Aliran
Aquos Humor

TIO Meningkat

Pembedahan
Serat Saraf Optik Rusaknya Sel
Terdesak Jaringan
Trabeculectomy

Gangguan Lapang Nyeri Akut


Pandang Risiko Infeksi

Gangguan Persepsi Gangguan Mobilitas Risiko Jatuh


Sensori : Fisik
Penglihatan

13
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik (mis: abses, amputasi,
terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma,
latihan fisik berlebihan)
b. Gangguan Persepsi Sensori : Penglihatan b.d usia lanjut ,
gangguan penglihatan
c. Risiko Jatuh b.d kondisi pasca operasi, lingkungan tidak aman
(mis. licin, gelap, lingkungan asing), gangguan penglihatan
(mis.glaukoma, katarak, ablasio retina, neuritis optikus)
d. Risiko Infeksi b.d efek prosedur invasif
e. Gangguan Mobilitas Fisik b.d gangguan persepsi sensori visual

14
4. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil Intevensi (SIKI)
(SLKI)
1 D.0077 Nyeri Akut b.d L.08066 Tingkat Nyeri I.08238 Manajemen Nyeri
agen pencedera fisik Ekspektasi : Menurun Observasi
(mis: abses, amputasi, Kriteria Hasil - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
terbakar, terpotong, - Kemampuan menuntaskan kualitas, intensitas nyeri
mengangkat berat, aktivitas meningkat - Identifikasi skala nyeri
prosedur operasi, - Keluhan nyeri menurun - Identifikasi respon nyeri non verbal
trauma, latihan fisik - Meringis menurun - Identifikasi faktor yang memperberat dan
berlebihan) - Sikap protektif menurun memperingan nyeri
- Gelisah menurun - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
- Kesulitan tidur menurun nyeri
- Menarik diri menurun - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
- Diaforesis menurun nyeri
- Perasaan depresi (tertekan) - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
menurun - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
- Perasaan takut mengalami sudah diberikan
cedera berulang menurun - Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Anoreksia menurun Terapeutik
- Ketegangan otot menurun - Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- Pupil dilatasi menurun mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
- Muntah menurun akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
- Mual menurun pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
- Frekuensi nadi membaik kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Tekanan darah membaik - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Proses berpikir membaik (mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fokus membaik - Fasilitasi istirahat dan tidur

15
- Perilaku membaik - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
- Nafsu makan membaik pemilihan strategi meredakan nyeri
- Pola tidur membaik Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
I.08243 Pemberian Analgesik
Observasi
- Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus,
pereda, kualitas, lokasi, intensitas,
frekuensi,durasi)
- Identifikasi riwayat alergi obat
- Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis.
narkotika, non-narkotik, atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
- Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
- Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk
mencapai analgesia optimal, jika perlu
- Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau
bolus opioid untuk mempertahankan kadar

16
dalam serum
- Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respons pasien
- Dokumentasikan respons terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
- Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
2 D.0085 Gangguan L.09083 Persepsi Sensori I.08241 Minimalisasi Rangsangan
Persepsi Sensori : Observasi
Penglihatan b.d usia Ekspektasi : Membaik - Periksa status mental, status sensori, dan tingkat
lanjut , gangguan kenyamanan (mis. Kelelahan)
Kriteria Hasil
penglihatan
- Verbalisasi melihat Terapeutik :
bayangan meningkat - Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban
- Distorsi sensori menurun sensori (mis. Bising, terlalu terang)
- Respons sesuai stimulus - Batasi stimulus lingkungan (mis. Cahaya, suara,
membaik aktivitas)
- Konsentrasi membaik - Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
- Orientasi membaik - Kombinasikan prosedur/ tindakan dakam satu
waktu, sesuai kebutuhan.
Edukasi :
- Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis.
Mengatur pencahayaan ruangan, mengurangi
kebisingan, membatasi kunjungan )
Kolaborasi :
- Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/

17
tindakan
- Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi
persepsi stimulus

3 D.0143 Risiko Jatuh L.14138 Tingkat Jatuh I.14540 Pencegahan Jatuh


b.d kondisi pasca Ekspektasi : Menurun Observasi
operasi, lingkungan Kriteria Hasil - Identifikasi faktor risiko jatuh (mis. Usia >65
tidak aman (mis. licin, - Jatuh dari tempat tidur tahun, penurunan tingkat kesadaran, deficit
gelap, lingkungan menurun kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan
asing), gangguan - Jatuh saat berdiri keseimbangan, gangguan penglihatan,
penglihatan menurun neuropati)
(mis.glaukoma, - Jatuh saat duduk menurun - Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap
katarak, ablasio retina, - Jatuh saat berjalan shift atau sesuai dengan kebijakan institusi
neuritis optikus) menurun - Identifikasi faktor lingkungan yang menigkatkan
- Jatuh saat dipindahkan risiko jatuh (mis. Lantai licin, penerangan
menurun kurang)
- Jatuh saat naik tangga - Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala
menurun (mis. Fall Morse Scale, Humpty Dumpty Scale),
- Jatuh saat di kamar mandi jika perlu
menurun - Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur
- Jatuh saat membungkuk ke kursi roda dan sebaliknya
menurun Terapeutik
- Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
- Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu
dalam kondisi terkunci
- Pasang handrail tempat tidur
- Atur tempat tidur mekanis pada posisi terendah

18
- Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh dekat
dengan pantauan perawat dari nurse station
- Gunakan alat bantu berjalan (mis. kursi roda,
walker)
- Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan
pasien
Edukasi
- Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
- Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
- Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan saat berdiri
- Ajarkan menggunakan bel pemanggil untuk
memanggil perawat
I.14513 Manajemen Keselamatan Lingkungan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis, kondisi
fisik, fungsi kognitif dan riwayat perilaku)
- Monitor perubahan status keselamatan
lingkungan
Terapeutik
- Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan (mis.
fisik, biologi,dan kimia), jika memungkinkan
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan
bahaya dan risiko
- Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (mis.
commode chair dan pegangan tangan)
- Gunakan perangkat pelindung (mis.

19
pengekangan fisik, rel samping, pintu terkunci,
pagar)
- Hubungi pihak berwenang sesuai masalah
komunitas (mis. puskesmas, polisi, damkar)
- Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
- Lakukan program skrining bahaya lingkungan
(mis, timbal)
Edukasi
- Ajarkan individu, keluarga dan kelompok risiko
tinggi bahaya lingkungan
4 D.0142 Risiko Infeksi L.14137 Tingkat Infeksi I.14539 Pencegahan Infeksi
b.d efek prosedur Ekspektasi : Menurun Observasi
invasive Kriteria Hasil - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
- Kebersihan tangan sistemik
meningkat Terapeutik
- Kebersihan badan - Batasi jumlah pengunjung
meningkat - Berikan perawatan kulit pada area adema
- Nafsu makan meningkat - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
- Demam menurun pasien dan lingkungan pasien
- Kemerahan menurun - Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko
- Nyeri menurun tinggi
- Bengkak menurun Edukasi
- Cairan berbau busuk - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
menurun - Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Kadar Sel darah putih - Ajarkan etika batuk
membaik
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
- Kultur darah membaik
operasi
- Kultur area luka membaik
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

20
- Kadar sel darah putih - Anjurkan meningkatkan asupan cairan
membaik
5 D.0054 Gangguan L.05042 Mobilitas Fisik I.06171 Dukungan Ambulasi
Mobilitas Fisik b.d Ekspektasi : Meningkat Observasi
gangguan persepsi Kriteria Hasil - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
sensori visual - Pergerakan ekstremitas - Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
meningkat - Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
- Kekuatan otot meningkat sebelum memulai ambulasi
- Rentang gerak (ROM) - Monitor kondisi umum selama melakukan
meningkat ambulasi
- Nyeri menurun Terapeutik
- Kecemasan menurun - Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
- Kaku sendi menurun (mis, tongkat, kruk)
- Gerakan tidak terkoordinasi - Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
menurun - Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
- Gerakan terbatas menurun meningkatkan ambulasi
- Kelemahan fisik menurun Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi)
I.05173 Dukungan Mobilisasi
Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah

21
sebelum memulai mobilisasi
- Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(mis. pagar tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. duduk di tempat tidur, duduk di
sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)

22
DAFTAR PUSTRAKA
Dwi Antara Nugraha. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Penglihatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Haryono, Rudi dan Maria Putri Sari Utami. 2019. Keperawatan Medikal
Bedah II. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan


Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP
PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP
PPNI

Andrini Ariesti, Diska Herriadi. 2018. Profile of Glaucoma at The


Dr.M.Djamil Hospital Padang, West Sumatera. [ Diakses pada tanggal 23
September 2020 ] https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://pdfs.semanticscholar.org/e18a/8299d
44598c4861d01744d4021396c9eae7f.pdf&ved=2ahUKEwiQ-
bWM8v7rAhUDbn0KHS40B8sQFjAOegQICBAB&usg=AOvVaw2jmnEFIS
Uba_Dcl6SkLpDl&cshid=1600852668494

Qraxina Chaidir, Fifin Lutfia Rahmi, Trilaksono Nugroho. Semarang, 2016.


HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA GLAUKOMA
DENGAN KETAATAN MENGGUNAKAN OBAT. [ Diakses pada tanggal
23 September 2020] https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medic
o/article/download/15780/15261&ved=2ahUKEwiQ-
bWM8v7rAhUDbn0KHS40B8sQFjALegQIBRAB&usg=AOvVaw35tEHqWG
SyFOz1iFUQGo27&cshid=1600852668494

23
24

Anda mungkin juga menyukai