Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanika tanah merupakan studi tentang tanah dan propertinya sehubungan
dengan tujuan konstruksi. Mekanika tanah memprediksi karakteristik kinerja
tanah, dengan menggunakan teknik statika, teknik dinamika, mekanika fluida, dan
teknologi lainnya. Tanah merupakan aspek penting dalam media tumbuh pada
tumbuh-tumbuhan. Mengingat tempat dan kegunaannya bagi tumbuhan, tanah
dapat disamakan dengan rumah tumbuhan. Oleh karena itu untuk
mempertahankan fungsinya kita perlu mempelajari, memperhatikan, dan
mengolahnya dengan baik.
Porositas didefinisikan sebagai fraksi atau persen dari volume ruang pori-pori
terhadap volume total batuan (bulk volume), dengan simbol ‘Ø’. Porositas juga
dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan besar rongga dalam
batuan. Sedangkan Permeabilitas adalah kemampuan media berpori untuk
mengalirkan/meloloskan fluida melalui pori-pori yang saling berhubungan tanpa
merusak partikel pembentuk batuan tersebut. Tinggi rendahnya permeabilitas
dapat ditentukan dengan ukuran pori.
Permeabilitas timbul karena adanya pori kapiler yang saling bersambungan
satu dengan yang lainnya. Secara kuantitatif permeabilitas dapat dinyatakan
sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaan
jenuh. Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air,
struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam
menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi
menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian menurunkan laju air larian.
1.2 Tujuan
1. Menentukan nilai porositas dari suatu sampel batuan.
2. Menentukan nilai koefisien permeabilitas dari suatu sampel tanah.
3. Mengetahui hubungan antara porositas dan permeabilitas.

1
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
Adapun alat yang bakal digunakan antara lain :
1. Gelas ukur
2. Buret
3. Timbangan
4. Stopwatch
5. Oven
6. Silinder
7. Termometer
1.3.2 Bahan
Adapun bahan yang bakal digunakan antara lain :
1. Sampel Batuan beku dan sedimen
2. Sampel tanah
1.4 Manfaat
Manfaat dari melakukan praktikum kali ini adalah dapat mengetahui nilai
porositas dan nilai permeabilitas pada suatu batuan maupun tanah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang
terletak di permukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor–
faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (makro
dan mikro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat
panjang (Hillel, 1982).
Menurut Koesoemadinata (1978), porositas yang terdapat pada batupasir
bersifat intergranuler. Pori-pori yang terdapat diantara butir-butir dan khususnya
terjadi secara primer, jadi rongga-rongga terjadi pada waktu pengendapan. Jika
bentuk butiran mendekati bentuk bola maka permeabilitas dan porositasnya akan
lebih meningkat. Segala bentuk yang menyudut biasanya memperkecil rongga,
karena masing-masing sudutnya akan mengisi rongga yang ada, dan karenanya
akan memberikan kemas yang lebih ketat.
Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah
meloloskan air. Permeabilitas tanah merupakan suatu kesatuan yang melipui
infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah
(Rohmat, 2009).
Permeabilitas timbul karena adanya pori kapiler yang saling
bersambungan satu dengan yang lainnya. Secara kuantitatif permeabilitas dapat
dinyatakan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam
keadaan jenuh. Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran
melalui suatu media poros. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan
koefisien permeabilitas. Beberapa faktor yang mempengaruhi permeabilitas di
antaranya tekstur tanah, bahan organik tanah, kerapatan massa tanah (bulk
density), kerapatan partikel tanah (particle density), porositas tanah, dan
kedalaman efektif tanah (Hanafiah, 2005).
Permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang
dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah.
Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan
makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah berbutir
kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga K yang lebih rendah

3
dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Kalau
tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar dari pada
permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang
bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured) (Seta,
1994).
Di dalam studi irigasi dan drainase, permeabilitas adalah variabel yang
dominan, beberapa tanah memiliki permeabilitas yang berbeda. Pengetahuan
permeabilitas tanah sangat penting untuk kemajuan dalam studi ketersediaan air
dan efisiensi aplikasi air, dan dalam desain sistem drainase untuk reklamasi tanah
salin dan alkali. Untuk aplikasi irigasi biasa, tidak praktis untuk mengukur semua
faktor yang mempengaruhi permeabilitas, tetapi praktis dan sangat penting untuk
mengukur permeabilitas tanah di laboratorium dan di lapangan (Hansen, 1992).

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di praktikum kali ini, praktikan mempelajari materi tentang porositas dan
permeabilitas. Porositas atau ruang pori ialah rongga antar tanah yang biasanya
diisi air atau udara. Pori ini sangat menentukan dalam permeabilitas tanah,
semakin besar pori dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas
tanah tersebut. Sedangkan permeabilitas adalah kemampuan media berpori untuk
mengalirkan/meloloskan fluida melalui pori-pori yang saling berhubungan tanpa
merusak partikel pembentuk batuan tersebut.
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir
melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah.
Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan
tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah
atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Permeabilitas adalah suatu sifat
khas media sarang dan sifat geometri tanah itu sendiri yang menunjukkan
kemampuan tanah di dalam menghantarkan zat tertentu melalui pori-porinya.
Besar kecilnya suatu porositas biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu terdiri dari sudut kemiringan batuan, bentuk butiran, cara susunannya,
lingkungan pengendapan, ukuran butiran batuan dan komposisi mineral
pembentuk batuannya. Nilai porositas dapat dikelompokan menjadi beberapa
kualitas, yaitu :
Porositas Kualitas
0–5% Jelek Sekali
5 – 10 % Jelek
10 – 15 % Sedang
15 – 20 % Baik
> 20 % Sangat Bagus
Tabel 1. Nilai porositas berdasarkan kualitasnya
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan dua prosedur pengujian,
yaitu pengujian porositas dan pengujian permeabilitas. Pada pengujian porositas,
praktikan akan menggunakan sampel batuan yang akan ditimbang terlebih dahulu,
selanjutnya sampel batuan tadi dimasukkan kedalam gelas ukur dan dibiarkan
semalaman. Kemudian batuan tadi diangkat dan ditimbang massa basahnya,

5
setelah itu dimasukan kedalam oven dan dipanggang selama 30 menit. Dan
akhirnya setelah batuan tadi dipanggang, langsung praktikan timbang.
Pada pengujian permeabilitas, praktikan akan menggunakan sampel tanah
yang akan dimasukkan kedalam silinder. Selanjutnya buret diisi dengan air pada
ketinggian yang sudah ditentukan, kemudian alirkan air tadi dari buret kedalam
silinder yang berisi sampel tanah tadi, lalu dicatat waktu yang dibutuhkan air
sampai habis dan diukur air yang lolos tadi menggunakan gelas ukur.

BAB IV

6
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Porositas didefinisikan sebagai fraksi atau persen dari volume ruang pori-
pori terhadap volume total batuan (bulk volume), dengan simbol ‘Ø’.
2. Permeabilitas adalah kemampuan media berpori untuk
mengalirkan/meloloskan fluida melalui pori-pori yang saling
berhubungan tanpa merusak partikel pembentuk batuan tersebut.
3. Hubungan antara porositas dan permeabilitas yaitu dua sifat utama yang
mengontrol pergerakan dan penyimpanan cairan air dalam batuan.
4.2 Saran
Untuk kedepannya buat para asisten mohon berikan materi yang mudah
dimengerti oleh praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

7
Hanafiah. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Hansen, V. E., O. W. Israelsen dan G. E. Stringham. 1992. Dasar-Dasar dan
Praktek Irigasi. Erlangga : Jakarta.
Hillel, D. 1982. Soil and Water. Academic Press : New York.
Koesoemadinata, R. P. 1978. Geologi Minyak Bumi. ITB : Bandung.
Rohmat, A. 2009. Tipikal Kuantitas Infiltrasi Menurut Karakteristik Lahan.
Erlangga : Jakarta.
Seta, A. K. 1994. Konservasi Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Kalam Mulia
: Bandung.

LAMPIRAN

8
Sampel tanah sebelum
dioven
Proses pengovenan Sampel tanah setelah
sampel tanah dioven

Anda mungkin juga menyukai