Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanika tanah merupakan studi tentang tanah dan propertinya sehubungan
dengan tujuan konstruksi. Mekanika tanah memprediksi karakteristik kinerja
tanah, dengan menggunakan teknik statika, teknik dinamika, mekanika fluida, dan
teknologi lainnya. Mekanika tanah meliputi studi komposisi tanah, kekuatan,
konsolidasi, dan penggunaan prinsip hidrolik, untuk menangani masalah yang
menyangkut sedimen dan endapan lainnya. Mekanika tanah adalah salah satu ilmu
utama untuk menyelesaikan masalah yang juga berkaitan dengan geologi teknik.
Tanah adalah kombinasi mineral dan unsur organik yang berbentuk padat, gas,
dan berair. Tanah terdiri dari lapisan partikel yang berbeda dari bahan aslinya
dalam sifat fisik, mineralogi, dan kimia, karena interaksi antara atmosfer dan
hidrosfer atau sebab lainnya. Dalam kenyataannya sering dijumpai sifat tanah
yang tidak memadai, misalnya kompresibilitas, permeabilitas, maupun
plastisitasnya.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumberdaya air. Selain air
sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting
terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air.
Studi mekanika tanah sangat penting bagi insinyur sipil karena berdasarkan
temuan studi mekanika tanah, struktur rekayasa dapat dirancang-bangun. Jenis
konstruksi, jenis peralatan yang akan digunakan, jenis pondasi, bahan pendukung,
dan banyak aspek pekerjaan konstruksi lainnya sangat dipengaruhi oleh hasil dari
studi mekanika tanah.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tingkat kejenuhan air.
2. Untuk mengetahui kegunaan hidrometer dalam bidang geologi.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat tanah terhadap air.

1
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
Alat yang digukana antara lain :
1. 2 Gelas Ukur ukuran 1000 m
2. Alat Tulis
3. Hidrometer
4. Timbangan Elektronik
5. Karet Penutup
6. LKS
7. Wadah
1.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan antara lain :
1. Sampel Tanah
2. Air Distilasi
3. Sodium Hexametaphostate
1.4 Manfaat
Manfaat ketika melakukan praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui langkah-
langkah dalam pengujian hydrometer serta kegunaannya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hidrometer adalah alat untuk mengukur berat jenis zat cair. Hidrometer
sering juga disebut aerometer. Alat ini terdiri dari sebuah tabung berskala yang
bagian bawahnya diberi beban raksa, supaya dapat mengapung tegak lurus dalam
zat cair yang akan diukur berat jenisnya. Pengukuran berat jenis zat cair
denganhidrometer masih harus dibantu dengan perhitungan. Misalnya kita akan
mengukur berat jenis alcohol. Hidrometer atau aerometer yang mempunyai skala
yang dapat langsung menunjukkan berat jenis zat cair disebut densimeter (tidak
perlu perhitungan). Adapula hidrometer yang tidak dipakai untuk menentukan
berat jenis zat cair, tetapi untuk menentukan kadar larutan asam, susu,gula pasir,
dan alcohol. Hidrometer yang khusus digunakan untuk mengukur kadar larutan
gula pasir disebut sakarimeter (Braja, 1998).
Konsolidasi tanah juga merupakan faktor penting yang perlu dipelajari
untuk membuat struktur yang kuat dan tahan lama. Konsolidasi adalah prosedur
yang menurutnya volume tanah berkurang, oleh penerapan tekanan karena
partikel tanah digabungkan secara rapat, sehingga menurunkan volume. Dengan
pemindahan tekanan, tanah akan terpental kembali dan memulihkan sebagian
volume yang hilang selama proses konsolidasi. Sementara mempelajari
konsolidasi, faktor penting yang harus dianalisis adalah tingkat konsolidasi dan
jumlah konsolidasi. Faktor penting lainnya adalah permeabilitas tanah. Semua
faktor terkait erat satu sama lain dan mempengaruhi keseluruhan desain dan
proses konstruksi. Misalnya, jika strukturnya dibangun di atas tanah dengan
butiran halus yang memiliki permeabilitas rendah, aliran air melalui rongga tanah
akan berkurang.
Kandungan air yang besar di tanah ini dapat menyebabkan struktur meresap
karena beratnya. Proses konsolidasi di tanah berbutir halus ini lambat. Namun,
ekstraksi air pori sederhana di tanah berbutir kasar karena bergerak bebas di
dalam wilayah. Tingkat konsolidasi akan dipengaruhi oleh sejarah tanah, sifat
tanah, dan beban pada tanah. Dengan demikian semua faktor seperti permeabilitas
kadar air, konsolidasi, batas cair dianalisis secara kolektif.Studi mekanika tanah
dapat juga digunakan untuk menentukan tekanan tanah lateral, daya dukung tanah,

3
dan analisis stabilitas lereng. Studi semacam ini selalu membantu seorang
insinyur sipil untuk merancang dan membangun struktur yang lebih baik, dan
secara tidak langsung studi ini membantu dalam mitigasi risiko, juga karena jika
kita tahu sebelumnya bagaimana massa tanah akan berperilaku, kita dapat
melakukan tindakan pencegahan kerusakan atau kerusakan terhadap konstruksi
yang dibangun (Darwis, 2018).
Analisis hidrometer dilakukan untuk mengetahui distribusi ukuran butir
tanah yang berbutir halus atau bagian halus dari tanah berbutir campuran
(common soil). Sampel tanah yang akan diuji dengan analisis hydrometer, adalah
partikel tanah yang lolos saringan No. 200, dan terlebih dahulu harus bebas dari
material organik, yang dimaksudkan agar zat organik yang belum merupakan
bagian dari konsistensi tanah, tidak akan mengacaukan analisis hidrometer
tersebut (Lambe, 1951).
Hukum Stokes tidak efektif berlaku pada butiran yang lebih kecil dari
0,0002 mm. Hal ini disebabkan karena gerak turun butiran akan terpengaruh oleh
gerak Brownian, yaitu gerakan yang diakibatkan oleh gaya di permukaan fluida.
Uji hidrometer dilakukan dengan melarutkan sampel tanah yang telah bebas dari
zat organic, ke dalam air destilasi yang dicampur dengan bahan pendeflokulasi
(deflocculating agent), bahan anti pembekuan. Bahan ini dapat berupa sodium
hexametaphosphate, yang dimaksudkan agar partikel-partikel butiran tanah tetap
menjadi bagian terpisah satu dengan yang lainnya.
Alat hidrometer dirancang untuk memberikan jumlah tanah (gram) yang
masih terdapat dalam suspensi, dan dikalibrasi untuk tanah yang mempunyai berat
jenis Gs = 2,65. Sehingga untuk tanah yang berbeda jauh dari Gs kalibrasi
tersebut harus dilakukan koreksi kalibrasi. Dari uji hidrometer distribusi ukuran
butir tanah digambarkan dalam bentuk kurva semilog, ordinat grafik merupakan
persen berat butiran yang lebih kecil daripada ukuran butiran yang diberikan
dalam absis.Untuk tanah campuran (common soil), uji analisis saringan dan uji
hydrometer harus dilakukan sehingga distribusi tanah secara lengkap dapat
diperjelas. Sedangkan tanah disebut bergradasi buruk bila jumlah berat butirannya
sebagian besar mengelompok dalam batas interval diameter gradasi seragam
(interval sempit), atau dominan butirannya berukuran besar atau berukuran kecil

4
sedangkan butiran ukuran sedang relative kurang. Dalam diskripsi keragaman
butiran tanah dikenal istilah D10, artinya sebanyak 10% dari berat butiran tanah
berdiameter lebih kecil dari ukuran tertentu (Punmia, 1981).
Terdapat beberapa koreksi karena beberapa faktor terutama lingkungan
diantaranya : 1. Zero Correction (ZC), tergantung dari pembacaan hydrometer
bila dibawah air maka (+) dan diatas maka (–) dan bila tepat maka nilainya (0) ; 2.
Meniscus Correction (Fm), perbedaan antar meniskus lengkung dan meniskus
air ; 3. Temperature Correction (Ft), karena seharusnya pengukuran dilakukan
pada suhu 20℃ sehingga karena ada faktor lingkungan maka dilakukan koreksi
suhu yaitu : Ft = -4.85 + 0.025 T (T = 15℃ - 28℃) (Wesley, 1977).

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan hydrometer
dengan tujuan untuk menentukan distribusi dari butiran tanah yang memiliki
diameter kecil dengan cara pengendapan (hydrometer). Percobaan ini dilakukan
menggunakan prinsip dari pengendapan yakni butiran yang lebih besar
diameternya akan lebih cepat mengendap sedangkan untuk butiran yang lebih
kecil akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengendap.
Yang pertama dilakukan adalah membuat larutan dispersi yang dibuat dari
campuran waterglass dengan air, keduanya dituangkan ke dalam wadah yang
kemudian diaduk dengan menggunakan mixer, hal ini dilakukan untuk didapatkan
larutan dispersi antara aquades dan waterglass yang diinginkan. Selanjutnya
menyiapkan tanah yang ditempatkan dalam wadah.
Langkah berikutnya yang dilakukan setelah didapatkan larutan dispersi
yang diinginkan adalah menempatkan larutan tersebut kedalam gelas belimbing
yang telah berisi tanah sampel yang kemudian didiamkan selama ± 24 jam untuk
mendapatkan keadaan tanah yang menjadi jenuh oleh air. Selanjutnya campuran
larutan pendisperi dengan tanah dipindahkan kedalam wadah besi untuk kemudian
dicampur kembali menggunakan mixer selama 15 menit untuk memecah ikatan
antar butiran tanah yang mengendap selama proses pendiaman selama ± 24 jam.
Larutan yang telah tercampur dimasukkan kedalam hydrometer jar dan
dibersihkan sampai tidak ada lagi butiran tanah yang menempel pada wadah
mixer menggunakan aquades. Setelah seluruh bahan uji dipindahkan kedalam
hydrometer jar diisi penuh air sampai 1000 mL. Sebelumnya dalam wadah
hydrometer jar yang sama dengan volume air yang sama diukur terlebih dahulu
nilai koreksi nol dan koreksi miniskus, ini dilakukan karena terjadinya adhesi
pada alat hydrometer ketika masuk kedalam air sehingga permukaan air disekitar
pembacaan hydrometer akan naik dan tidak berada pada ketinggian air yang
sebenarnya.
Campuran sampel tanah yang telah terisi 1000 mL tersebut kemudian
dikocok secara horizontal, pengocokan ini dilakukan untuk memecah gumpalan
atau endapan yang berada pada dasar hydrometer. Setelah itu menaruh hydrometer

6
kedalam hydrometer jar tersebut dengan hati-hati dan dilakukan pembacaan dalam
rentan waktu tertentu. Selama rentan waktu tersebut melalui wadah yang berbeda
namun dengan volume air yang sama pembacaan suhu juga dilakukan, ini untuk
mengukur suhu air pada saat pembacaan dilakukan akibat kondisi udara sekitar.

7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kejenuhan air untuk air yang ditambahkan tanah 50 gr ini akan kembali
jernih waktu lebih dari 30 menit.
2. Seorang geologist mempelajari hydrometer untuk mengetahui sifat dari
tanah, mengerti akan ukuran butir serta kelayakan dari sebuah tanah untuk
dilanjutkannya sebuah kontruksi.
3. Semakin halus ukuran butir dari tanah, maka semakin membutuhkan waktu
lama pula tanah itu mengendap didasar air.
4.2 Saran
Untuk kedepannya dimohon kepada para asisten untuk menerangkan materi
dengan lebih jelas agar dapat dimengerti oleh para praktikan.

8
DAFTAR PUSTAKA
Braja, M. Das. 1998. Mekanika Tanah 1. Erlangga : Jakarta.
Darwis. 2018. Dasar-Dasar Mekanika Tanah. PenaIndis : Yogyakarta.
Lambe, T. W. 1951. Soil Testing For Engineers. John Willey and Sons : New
York.
Punmia, B. C. 1981. Soil Mechanic and Foundation. Standard Book House : New
Delhie.
Wesley, L. D. 1977. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

9
LAMPIRAN

Proses Mixing Sampel tanah yang telah bercampur


dengan air distilasi setelah proses
mixing

10

Anda mungkin juga menyukai