Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat menghadapi persalinan, terutama untuk wanita yang baru akan memiliki anak
pertama merupakan suatu pengalaman baru dan merupakan masa-masa yang sulit bagi
seorang wanita. Tidak mengherankan, jika seorang calon ibu yang akan melahirkan
pertama kali diselimuti perasaan takut, panik, dan gugup. Kecemasan yang terjadi pada
wanita yang akan memiliki bayi, umumnya disebabkan karena mereka harus menyesuaikan
diri dengan kebutuhan fisik dan psikologis bayi yang banyak menyita waktu, emosi dan
energi, sementara itu seorang wanita tetap dibebani untuk mengurus kebutuhan rumah
tangga. Pada saat cemas individu akan sangat sulit untuk menyesuaikan diri baik dengan
dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Menjelang persalinan, banyak hal
mengkhawatirkan muncul dalam pikiran ibu. Takut bayi cacat, takut harus operasi, takut
persalinannya lama, dan sebagainya. Terlebih bila sebelumnya ada teman atau kerabat
yang menceritakan pengalaman bersalin mereka, lengkap dengan komentar yang
menyeramkan. Alhasil, bukannya tenang, ibu yang hendak melahirkan jadi tambah cemas.
Apalagi jika persalinan pertama. “Selain manusia tidak lepas dari rasa khawatir, calon ibu
tidak tahu apa yang akan terjadi saat persalinan nanti. Jangankan persalinan pertama,
persalinan yang kelima pun masih wajar bila ibu merasa khawatir.”
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang dialami berbeda-
beda untuk masing-masing individu. Kecemasan menurut Syarif (2002) dikemukakan
sebagai penyakit kecemasan yakni merasa sempit dan penyakit ketakutan.
Yang juga diartikan sebagai perasaan sempit, disertai dengan adanya kelainan pada
anggota tubuh dalam melaksanakan fungsinya seperti : detak jantung yang cepat, jiwa
merasa sempit, tidak stabilnya alat pencernaan, susunan syaraf dan otot, kacaunya aktivitas
pengeluaran dari berbagai kelenjar yang ada di dalam tubuh dan sebagainya. Kecemasan
juga mempunyai segi yang disadari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa dosa
atau bersalah, terancam dan sebagainya. Juga ada segi-segi yang terjadi di luar kesadaran
atau tidak jelas, seperti orang merasa takut tanpa mengetahui sebabnya ia menjadi takut

1
dan tidak dapat menghindari perasaan yang tidak menyenangkan itu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya rasa takut, cemas dan gelisah adalah diantaranya berkaitan
dengan dukungan dari keluarga dan mertua membuat individu merasa lebih diperhatikan
dalam menjalani kehamilan. Selain itu pengalaman pernah atau belum mengalami
persalinan juga dapat memicu stress psikologis bagi sang ibu. Misalnya, bagi ibu yang
belum pernah melahirkan atau dengan kata lain dia baru akan memiliki anak pertama, dia
akan merasa sangat cemas dan khawatir tentang seperti apa persalian itu, apakah sangat
menyakitkan, apakah sakitnya nanti lama atau tidak dan tentang kondisi bayinya nanti
apakah bayinya sehat dan normal atau tidak. Puncak kekhawatiran muncul bersamaan
dengan dimulainya tanda-tanda akan melahirkan. Kontraksi yang lama-kelamaan
meningkat menambah beban ibu, sehingga kekhawatiran pun bertambah. Pada kondisi
inilah perasaan khawatir, bila tidak ditangani dengan baik, bisa merusak konsentrasi ibu
sehingga persalinan yang diperkirakan lancar, berantakan akibat ibu panik.
Kekhawatiran yang teramat sangat pun bisa membuat otot-otot, termasuk otot di jalan
lahir, bekerja berlawanan arah, karena dilawan oleh ibu yang kesakitan. Akibatnya, jalan
lahir menyempit dan proses persalinan berjalan lebih lama dan sangat menyakitkan.
Bahkan bisa sampai terhenti.
Pengalaman melahirkan pertama kali memberikan perasaan yang bercampur baur
antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialami
semasa persalinan. Kecemasan tersebut muncul karena bayangan tentang hal-hal yang
menakutkan saat proses persalinan, walaupun apa yang dibayangkan belum tentu terjadi.
Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik dan psikologis.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Gangguan Psikologi Pada Ibu bersalin?
2. Apa Saja Perubahan Dan Masalah Psikologis Selama Persalinan?
3. Bagaimana Pencegahan Timbulnya Ketakutan Pada Ibu bersalin?
1.3 Tujuan
1. Memahami Apa Yang Dimaksud Gangguan Psikologi Pada Ibu bersalin
2. Memahami Apa Saja Perubahan Dan Masalah Psikologis Selama Persalinan
3. Memahami Bagaimana Pencegahan Timbulnya Ketakutan Pada Ibu bersalin

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gangguan psikologi pada ibu bersalin

Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah
waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan.
Persalinan terasa akan menyenangkan karena bayi yang selama sembilan bulan dikandung di
dalam perut oleh ibu akan terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan
khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan,
mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan.

Gangguan yang terjadi pada seorang ibu menjelang persalinan, yang bersumber pada rasa
takut & sakit pada fisik yg teramat sangat. Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan , baik fisik
maupun psikologis. Begitu juga pada ibu bersalin, perubahan psikologis pada ibu bersalin wajar
terjadi namun ia perlu memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ia
dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya sehingga ia
dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya

Fase Laten : Pada fase ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena masa kehamilannya akan
segera berakhir. Namun pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan
khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi. Biasanya ia ingin berbicara,
perlu ditemani, tidak tidur, ingin berjalanjalan dan menciptakan kontak mata. Pada wanita yang
dapat menyadari bahwa proses ini wajar dan alami akan mudah beradaptasi dengan keadaan
tersebut.

Fase aktif : saat kemajuan persalinan sampai pada waktu kecepatan maksimum rasa khawatir
wanita menjadi meningkat. Kontraksi semakin kuat dan fekuensinya lebih sering sehingga
wanita tidak dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan lebih serius. Wanita tersebut
menginginkan seseorang untuk mendampinginya karena dia merasa takut mampu beradaptasi
dengan kontraksinya.

4
Kebutuhan ibu selama persalinan:

a. Kebutuhan fisiologis

b. Kebutuhan rasa aman

c. Kebutuhan dicintai dan mencintai

d. Kebutuhan harga diri

e. Kebutuhan aktualisasi diri

Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan. Perubahan psikologis
pada kala satu, beberapa keadaan dapat terjdi pada ibu dalam persalinan, trauma bagi ibu yang
pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang di maksud adalah:

a. Perasaan tidak enak.

b. Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang di hadapi.

c. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan

normal.

d. Menganggap persalinan sebagai cobaan.

e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya.

f. Apakah bayi normal atau tidak.

g. Apakah ia sanggup merawat bayinya.

h. Ibu cemas

5
2.2 Perubahan dan masalah psikologis selama persalinan

Di akhir periode kehamilan dapat timbul interdependensi antara faktor somatis


dan faktor psikis. Perkembangan psikis dan pengalaman emosional ibu di masa lalu
dapat berpengaruh terhadap proses kelahiran kontraksi yang terjadi selama persalinan
ikut mengganggu Harmoni antara Ibu dan janin yang dikandungnya, akibatnya
hubungan ibu dengan bayi menjadi terpecah sehingga muncul perspektif aku dan kamu
aku sebagai pribadi dan kamu sebagai bayi timbul dualisme perasaan berupa konflik
antara harapan dan cinta kasih serta impuls permusuhan dan kebencian selanjutnya
kondisi tersebut disebabkan pula oleh konflik antara fantasi ibu dengan tentang bayi
sebagai objek kasih sayang dan pengaruh beban fisik yang berat yang menyebabkan
munculnya keinginan untuk segera mengeluarkan bayi dari dalam kandungan.
Jika konflik antara kedua tendensi tersebut menjadi ekstrem dan patologis
kecenderungan untuk mengeluarkan bayi menjadi lebih dominan dan ibu
berkemungkinan mengalami persalinan prematur sebaliknya jika Ibu merasa cemas akan
keselamatan bayinya jika sudah berada diluar rahim atau Ibu merasa belum mampu
memikul tanggung jawab baru sebagai seorang ibu akan muncul kecenderungan yang
sangat kuat untuk memperpanjang atau memperkuat kehamilannya.
Pada setiap wanita, baik yang bahagia maupun yang tidak bahagia,apabila dirinya hamil
pasti akan dihinggapi campuran perasaan, yaitu :
1. Rasa kuat dan berani menanggung segala cobaan
2. Rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta dan benci, keraguan, kegelisahan, rasa tenang,
bahagia.
3. Harapan penuh kegembiraan dan kecemasan,
Yang semuanya menjadi intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayinya.
Menjelang kelahiran bayi Ibu seringkali merasa gelisah dan takut terhadap proses
persalinan yang akan dihadapinya.
1. Perasaan takut mati. Kendati kelahiran merupakan proses alami selalu saja ada
kemungkinan ibu akan mengalami Berbagai gangguan misalnya perdarahan atau kesakitan
yang hebat
2. Trauma kelahiran. trauma ini dapat dialami oleh ibu dan bayi

6
A. Pada bayi akan muncul perasaan takut karena harus terpisah dari rahim ibunya
B. Pada ibu akan muncul ketakutan terhadap trauma genital takut tidak mampu menjaga
keselamatan bayinya atau tidak mampu untuk merawat bayinya.
3. Perasaan bersalah dan berdosa terhadap ibunya selama masa reproduksi wanita seringkali
melakukan identifikasi terhadap ibunya. kelahiran Ibu merupakan hal yang sangat penting
selama periode tersebut oleh sebab itu seorang wanita merasa lebih nyaman dan tenang
jika ibunya mendampingi selama persalinan
4. Ketakutan riil. ketakutan ini diperkuat oleh hal-hal berikut
A. Perasaan takut jika bayi akan lahir dengan cacat bawaan atau kondisi yang patologis
B. Perasaan takut jika bayi akan bernasib buruk akibat dosa-dosa ibu di masa lalu
C. Perasaan takut akan beban hidup yang semakin berat sehubungan dengan
kehadiran bayi akan berdampak pada kondisi ekonomi keluarga
D. Perasaan takut kehilangan bayinya yang selama ini menyatu dengan dirinya selama
dalam kandungan.

Segala bentuk ketakutan tersebut menyebabkan timbulnya rasa pesimis pada diri ibu
akan tetapi dibalik rasa takut tersebut terselip harapan indah untuk dapat segera menimang dan
membelai bayinya yang akan lahir Harapan ini menimbulkan rasa optimis spirit dan gairah hidup

2.3 Pencegahan Timbulnya Ketakutan pada Ibu

Guna mencegah berbagai konflik yang mungkin muncul sebaiknya calon ibu
mempersiapkan fisik dan mental nya untuk menghadapi tugasnya untuk hamil dan melahirkan
keturunan. Persiapan fisik dan mental yang dilakukan Jauh sebelum kelahiran bayi dapat
memberi cadangan tenaga bagi ibu guna melindungi dirinya dari segala bentuk kepanikan dan
ketakutan serta memberi rasa aman pada diri sendiri. Selain itu ibu juga harus berupaya
meredam segala bentuk kecemasan dan ketakutan demi suksesnya kelahiran bayi dan ibu harus
siap menjadi orang tua tanpa diwarnai konflik batin yang serius dan rasa ketakutan.

Perasaan bersalah dan berdosa pada diri Ibu juga menyebabkan kuatnya perasaan takut
akan kematian. Kehadiran Ibu dari ibu yang akan melahirkan untuk memberi motivasi kelahiran
sang cucu dan membesarkan serta memberi dukungan penuh secara emosional.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Selama ibu dalam masa persalinan, ibu akan mengalami beberapa perubahan emosi dan
psikologi. Persalinan yang normal dapat menjadi abnormal jika ibu merasa takut, cemas, atau
tidak siap dan persaan tersebut tidak berhasil dihilangkan oleh penolong atau tenaga kesehatan.
Persiapan fisik dan mental dapat dilakukan jauh sebelum kelahiran bayi agar dapat memberi
cadangan tenaga bagi ibu guna melindungi dirinya dari segala bentuk kepanikan dan ketakutan
serta memberi rasa aman pada diri sendiri.

B.       SARAN
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan
kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sujianti, dkk. 2012. Buku Ajar Psikologi Kebidanan , TIM : Jakarta


Uripni Lia.2011. Psikologi Kebidanan, EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai