Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU

POST PARTUM DI RUANG BERSALIN RSU GMIM PANCARAN


KASIH MANADO

“The Relationship of Early Breastfeeding Initiation and the Smooth Production of Breast Milk in
Post Partum Mothers in the maternity ward of Pancaran Kasih General Hospital, Manado GMIM”

**Putri Syafaa Mursida, *Marry H. Rimporok, *Faradilla M. Suranata


*Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Manado
**Mahasiswa Program Studi Keperawatan Stikes Muhammadiyah Manado
E-mail :

ABSTRAK
Pendahuluan. Inisiasi menyusu dini atau sering disingkat dengan IMD dipercaya akan membantu
meningkatkan daya tahan tubuh si bayi terhadap penyakit-penyakit beresiko kematian tinggi serta
mengurangi angka kematian di kalangan anak-anak yang kekurangan gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Post Partum di
Ruang Bersalin RSU Pancaran Kasih GMIM Manado.
Metode. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik yang bersifat cross
sectional. Sampel diambil berdasarkan jumlah responden sebanyak 30 orang dengan menggunakan Total
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner dan observasi. Selanjutnya data yang telah
terkumpul diolah dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.0 untuk di analisa
dengan uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05.
Hasil penelitian menunjukan umur terbanyak yaitu 26-30 tahun 14 responden (46,7%), pendidikan terbanyak
yaitu SMA 24 responden (80,0%), pekerjaan terbanyak yaitu IRT 26 responden (86, 7%). Hasil analisa
dengan Chi-Square diperoleh nilai p = 0,006 < 0,05 dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa H0
ditolak Ha diterima.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan Kelancaran
Produksi ASI Pada Ibu Post Partum di Ruang Bersalin RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Hasil penelitian
menjadi gambaran bagi responden sejauh mana ketepatan responden dalam melakukan inisiasi menyusui
dini sehingga jika memiliki anak kembali dapat melakukan inisiasi menyusui dini lebih tepat lagi.

Kata Kunci : Inisiasi Menyusui Dini, Air Susu Ibu, Post Partum

ABSTRACT
Introduction. Early breastfeeding initiation or often abbreviated as IMD is believed to help increase the
baby's immune system against diseases at high risk of death and reduce mortality rates among
malnourished children. The purpose of this study was to determine the Relationship of Early Breastfeeding
Initiation and the Smooth Production of Breast Milk in Post Partum Mothers in the maternity ward of
Pancaran Kasih General Hospital, GMIM Manado.
The study was conducted using descriptive analytic research method that is cross sectional. Samples were
taken based on the number of respondents as many as 30 people using total sampling. Data collection is
done by questionnaire and observation. Furthermore, the data collected was processed using the SPSS
version 16.0 computer program to be analyzed with Chi Square statistical tests with a significance level (α) of
0.05.
The result showed the most age is 26-30 years 14 respondents (46.7%), the most education is SMA 24
respondents (80.0%), the most jobs are IRT 26 respondents (86.7%). The results of the analysis with Chi-
Square obtained p = 0.006 <0.05 thus it can be said that H0 is rejected Ha is accepted.
The conclusion of this study is that there is a relationship between Early Breastfeeding Initiation and the
Smooth Production of ASI in Post Partum Mothers in the maternity ward of Pancaran Kasih General
Hospital, GMIM Manado. The results of the study illustrate for respondents the extent of the accuracy of
respondents in initiating breastfeeding early so that if you have children again can initiate breastfeeding more
precisely

Keywords: Early Breastfeeding Initiation, Breast Milk, Post Partum


tentang pemberian ASI ekslusif pada bayi
Indonesia sejak bayi lahir sampai dengan bayi
berumur enam bulan dan dianjurkan sampai
anak berusia dua tahun (Kemenkes, 2014).
PENDAHULUAN ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan
kepada bayi dan tidak menerima makanan
Postpartum merupakan fase penting tambahan lainnya selama enam bulan
dalam kehidupan untuk ibu setelah pertama kelahiran dan dilanjutkan sampai
melahirkan dan bayi baru lahir. Masa usia dua tahun. ASI eksklusif yang diberikan
postpartum menjadi fase penting karena ada pada 6 bulan pertama dapat meningkatkan
berbagai masalah pada ibu postpartum sistem kekebalan tubuh pada bayi (Ojong,
diantaranya inkontinensia urin, ruptur uterus, 2015). Air Susu ibu yang merupakan
kesakitan dan disfungsi fungsi seksual makanan yang terbaik bagi bayi dalam proses
(Norhayati dan Yacob, 2017). pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan
Menurut WHO Tahun 2017 kontak antara otaknya, akan dapat meningkatkan kualitas
kulit ibu dan kulit bayi segera setelah lahir Sumber Daya Manusia sejak dini sebagai
pada saat IMD akan meningkatkan generasi penerus bangsa, mengingat
kemungkinan pemberian ASI eksklusif selama pentingnya ASI bagi bayi maka ibu wajib
satu sampai enam bulan kehidupan. Hal ini untuk menyusui bayinya. Bayi harus
sama dengan penelitian Selvia Putri Sari memperoleh nutrisi yang cukup untuk
mengenai hubungan pelaksanaan Inisiasi pertumbuhan dan perkembangan yang
Menyusu Dini (IMD) dengan pemberian ASI optimal sejak lahir. Oleh karena itu, setiap
eksklusif selama enam bulan dan faktor lain bayi berhak mendapat ASI secara eksklusif
yang mempengaruhi di wilayah kerja selama enam bulan pertama kehidupan dan
Puskesmas Alai Kota Padang tahun 2017 dilanjutkan bersamaan dengan pemberian
menyatakan bahwa pelaksanaan IMD akan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sampai
berpeluang 22,3 kali lipat untuk memberikan usia dua tahun atau lebih (Depkes RI, 2014).
ASI eksklusif. Menurut Kemenkes (2014), Kebijakan Pemerintah tentang ASI
kenyataannya cakupan IMD pada bayi secara eksklusif ini belum menunjukkan hasil yang
nasional masih rendah, hal ini dapat dilihat optimal. Hal ini terlihat bahwa cakupan ASI
dari data RISKESDAS Tahun 2010 yang eksklusif di Indonesia belum mencapai 80%
hanya sebesar 24,3% untuk IMD. Kemudian sesuai target yang diharapkan. Berdasarkan
mengalami peningkatan pada tahun 2013 hasil Survei Demografi dan Kesehatan
sebesar 34,5 % pemberian ASI pada kurun Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan cakupan
waktu kurang dari satu jam. Pada daerah ASI eksklusif sebesar 32% dan menunjukkan
Jawa Timur, cakupan IMD masih dibawah peningkatan menjadi 42% pada tahun 2012
angka cakupan nasional yaitu 32,5% (Profil (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan Data
Kesehatan Dinkes Jatim, 2017). Terkait Profil Kesehatan Indonesia pemberian ASI
dengan pentingnya pemberian ASI, World Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di
Health Organization (WHO) melalui United Indonesia sebesar 55,7%, dari standar yang
Nations Children’s Fund (UNICEF) dalam diharapkan yaitu 80%. Dengan presentasi
Global Strategy on Infant and Young Child pemberian ASI tertinggi berada di wilayah
Feeding tahun 2002 menetapkan standar Nusa Tenggara Barat sebesar 86,9% dan
emas makanan bayi. Standar emas makanan terendah di Provinsi Sulawesi Utara sebesar
bayi dimulai dari Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 26,3%, sementara provinsi Sulawesi
dalam 30 sampai 60 menit setelah bayi lahir, Tenggara angka cakupan ASI Ekslusif
memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi sebesar 54,1% (Kemenkes RI, 2015).
sejak lahir sampai usia 6 bulan, mulai Luka atau lecet pada puting ibu terjadi
memberikan makanan pendamping ASI sejak karena respon bayi saat pengeluaran ASI
bayi berusia 6 bulan, dan tidak lancar sehingga bayi memperkuat
meneruskanpemberian ASI sampai anak hisapannya sebagai usaha untuk
berusia dua tahun atau lebih. Hal ini sejalan mendapatkan ASI yang cukup. Mekanisme
dengan kebijakan di Indonesia yang lain dapat terjadi akibat teknik menyusui yang
mengupayakan pemberian ASI eksklusif salah dimana bayi hanya disusukan pada
dapat diterapkan. Upaya tersebut terlihat dari puting susu. Lecet pada puting ibu
Keputusan Menteri Kesehatan Republik menyebabkan bertambahnya stress pada ibu.
Indonesia Nomor 450/MENKES/SK/IV/2004 Apabila hal ini berlanjut maka proses
menyusui akan berhenti dan bayi tidak Menurut Sitepoe (2013), IMD dapat
mendapatkan ASI sebagai nutrisi terbaiknya. memperlancar produksi ASI karena keluarnya
Hasil penelitian lainnya yang dilakukan ASI dimulai saat pasca kelahiran yang
Suprijati (2013), didapatkan bahwa awal dirangsang dengan kecupan mulut bayi pada
mulanya ibu memberikan ASI setelah puting susu ibu. Selain IMD, payudara yang
kelahiran bayinya namun akhirnya terawat akan memproduksi ASI yang cukup
memberikan susu formula dikarenakan tidak untuk memenuhi kebutuhan bayi. Konsumsi
mau repot saat bayi rewel dan adanya rokok juga dapat mengurangi volume ASI
kendala ASI tidak lancar. karena akan mengganggu hormon prolaktin
Menurut data Riskesdas (2013), susu dan oksitosin untuk produksi ASI baik perokok
formula merupakan jenis makanan prelakteal aktif maupun pasif. Penggunaan alat
yang paling banyak diberikan pada bayi baru kontrasepsi kombinasi hormon estrogen dan
lahir sebesar 79,8%. Susu formula ini tidak progestin juga akan menurunkan volume
sesuai dengan kebutuhan bayi karena produksi ASI (Haryono dan Setianingsih,
intervalnya tiap 6 bulan usia bayi. Makanan 2014).
prelakteal ini berbahaya karena dapat IMD (Inisiasi menyusu dini) dapat
menggantikan kolostrum sebagai makanan mencegah terjadinya perdarahan karena
bayi yang paling awal. Bayi mungkin terkena dengan IMD dapat menghasilkan hormon
diare dan menderita intoleransi terhadap oksitosin yang dapat berkontraksi pada uterus
protein di dalam susu formulatersebut. sehingga plasenta lahir lebih cepat dan dapat
Pemberian makanan prelakteal sangat mencegah terjadinya retensio plasenta dan
merugikan karena akan menghilangkan rasa perdarahan. Inisiasi menyusu dini atau sering
haus bayi sehingga malas menyusui disingkat dengan IMD merupakan suatu
(Kemenkes RI, 2014). Bayi yang malas kesempatan yang diberikan kepada bayi
menyusu akan membuat payudara ibu tidak segera setelah lahir dengan cara meletakkan
dapat dikosongkan secara sempurna bayi di perut ibu, kemudian dibiarkannya bayi
sehingga produksi ASI menjadi tidak lancar. untuk menemukan puting susu ibu dan
ASI tidak lancar merupakan kondisi yang menyusu hingga puas. Proses ini dilakukan
sering ditemukan pada ibu menyusui. Hasil paling kurang 60 menit (1 jam) pertama
penelitian yang dilakukan oleh Febriana setelah bayi lahir (Yunarsih, 2016).
(2010) menyatakan bahwa sebagian besar ibu Manfaat inisiasi menyusu dini untuk bayi
yang menjadi respondennya (66,7%) antara lain menghangatkan bayi dengan cepat
mengalami ASI tidak lancar dikarenakan ibu yaitu selama bayi merangkak mencari
mengalami kecemasan. Stress pada ibu akan payudara dan akan menurunkan angka
menghambat kerja hormon oksitosin sehingga kematian karena kedinginan (hipotermi)
mempengaruhi kelancaran ASI. Air susu yang sedangkan manfaat bagi ibu setelah
tidak dikeluarkan akibat refleks let down yang melakukan inisiasi menyusu dini kontraksi
buruk akan menyebabkan berkurangnya uterus lebih baik dibandingkan dengan
sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan sebelum dilaksanakan inisiasi menyusu dini,
terhambatnya proses menyusui. Hal ini dapat pada saat dilakukan IMD sentuhan, jilatan,
menyebabkan bayi yang haus menjadi tidak usapan pada puting susu, ibu akan
puas. Ketidakpuasan ini akan menambah merangsang pengeluaran hormon oksitosin
stress pada ibu. yang dapat merangsang kontraksi uterus
Kelancaran produksi ASI dipengaruhi oleh sehingga meningkatkan kecepatan
banyak faktor seperti, frekuensi pemberian pengeluaran plasenta (Yunarsih, 2016).
ASI, berat bayi saat lahir, usia kehamilan saat Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan
bayi lahir, usia ibu dan paritas, stres dan tangan bayi di putting susu ibu, emutan dan
penyakit akut, IMD, keberadaan perokok, jilatan bayi pada putting ibu dapat
konsumsi alkohol, perawatan payudara, merangsang pengeluaran hormon oksitosin
penggunaan alat kontrasepsi, dan status gizi. yang menyebabkan rahim ibu berkontraksi
Ketersediaan ASI yang lancar pada ibu sehingga merangsang pengeluaran plasenta
menyusui akan membantu kesuksesan dan mengurangi perdarahan pada ibu setelah
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, melahirkan (Roesli, 2012)
sehingga membantu bayi tumbuh dan Hasil studi pendahuluan peniliti di Ruang
berkembang dengan baik sesuai rekomendasi Bersalin RSU Pancaran Kasih GMIM Manado
dari WHO (Ferial, 2013). didapatkan kriteria pasien yang dilakukan IMD
adalah proses persalinan normal tidak ada
penyulit, hamil cukup bulan, perdarahan kelas ibu hamil. Penyuluhan ini diharapkan
normal setelah persalinan (≤ 250 cc), dan dapat menambah pengetahuan ibu tentang
kondisi bayi baik (tidak asfiksia). Gambaran manfaat-manfaat dilakukannya IMD. Namun
pelaksanaan IMD diRuang Bersalin RSU pada kenyataannya, program ini belum
Pancaran Kasih GMIM Manado yaitu setelah berjalan optimal karena belum semua
bayi lahir, bayi dikeringkan seluruh tubuh Posyandu yang melakukan. Petugas
kecuali kedua tangannya dan tidak kesehatan di Puskesmas Patrang juga
membersihkan vernix. IMD dilakukan setelah melakukan pembinaan standarisasi pada
tali pusat bayi dipotong. Bayi ditengkurapkan bidan daerah dalam hal manajemen bayi baru
di dada ibu tanpa dibedong dengan posisi lahir normal setiap 3 bulan sekali.
kepala dimiringkan dan posisi badan seperti Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
menunggang kuda. Ibu memegangi bayi, mengetahui “Hubungan Inisiasi Menyusui Dini
kemudian diberi selimut di atas bayi. Bayi dengan Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu
dibiarkan melekat pada kulit ibu dan mencari Post Partum di Ruang Bersalin RSU
puting susu ibu secara aktif selama 1 jam. Pancaran Kasih GMIM Manado”.
Apabila bayi belum mencapai puting susu ibu
setelah 1 jam, mulut bayi didekatkan ke puting METODE
susu ibu untuk menyusui awal. Bayi jarang Penelitian ini menggunakan desain
dapat mencapai puting susu ibu secara penelitian Survey Analitik dengan pendekatan
mandiri untuk menyusui sebanyak 13 bayi dari prospective yang bersifat cross sectional.
16 bayi yang dilakukan IMD. Pelaksaan IMD Populasi pada penelitian ini yaitu ibu yang
dilakukan dengan didampingi oleh suami atau melahirkan di Ruang Bersalin RSU Pancaran
keluarga agar ibu merasatenang. Kasih GMIM Manado yang berjumlah 30
Studi pendahuluan yang dilakukan pada orang. Teknik pengambilan sampel yang
bulan Mei 2019 27 ibu, Bulan Juni 2019 30 ibu digunakan adalah Total Sampling. Penelitian
dan Bulan Juli 2019 36 ibupostpartumselama ini telah dilaksanakan pada bulan Juli s/d
3 bulan terakhir di Ruang Bersalin RSU Agustus 2019.
Pancaran Kasih GMIM Manado didapatkan
bahwa 27 orang ibu yang melakukan IMD dan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
diantaranya ASInya merembes, frekuensi Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
menyusui 8-10 kali dalam sehari, dan bayi Karakteristik Responden Di
tenang selama 23 jam setelah disusui. Dari 30 Ruang Bersalin RSU GMIM
orang tersebut mengatakan bahwa ibu No Karakteristik Responden Frequency Percent
merasa senang dan terharu saat bayi (F) (%)
ditengkurapkan di dada ibu pada 1 Umur 16 – 20 Tahun 5 16,7
pelaksanaan IMD.Sedangkan 30lainnya 21 – 25 Tahun 10 33,3
tidak melakukan IMD karena terjadi 26 – 30 Tahun 14 46,7
31 – 35 Tahun 1 3,3
perdarahan melebihi 250 cc setelah
Jumlah 30 100
persalinan, bayi lahir prematur, dan
2 Pendidikan SD 1 3,3
kemasukan air ketuban. Sebayak 6ibu yang SMP 1 3,3
tidak melakukan IMD mengalami payudara SMA 24 80,0
bengkak dan tidak ada ASI sehingga bayi PT 4 13,3
diberi susu formula dan merasa sedih Jumlah 30 100
karena tidak dapat melakukan kontak kulit 3 Pekerjaan IRT 26 86,7
dini segera setelah lahir dengan bayinya. PNS 1 3,3
Bayi juga tetap rewel setelah disusui yang Swasta 3 10,0
menandakan bayi belum puas untuk Jumlah 30 100
menyusui. Pancaran Kasih Manado Tahun
Solusi yang dilakukan Ruang Bersalin 2019 (n=30)
RSU Pancaran Kasih GMIM Manado untuk Sumber Data Primer, 2019
mengatasi rendahnya pelaksanaan IMD
adalah melakukan konseling dan penyuluhan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Namun RSU Pancaran Kasih GMIM Manado didapatkan frekuensi umur responden
belum melakukan follow up terkait terbanyak dalam penelitian ini ialah 26-30
pelaksanaan IMD. Hal ini juga dilakukan tahun 14 responden (46,7%), sedangkan
perawat/bidan untuk melakukan penyuluhan umur responden terkecil ialah 31-35 tahun 1
pada ibu yang akan melahirkan pada program responden (3,3%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pancaran Kasih Manado Tahun
didapatkan frekuensi pendidikan responden 2019 (n=30)
terbanyak dalam penelitian ini ialah SMA 24 Inisiasi Kelancaran Produksi ASI
responden (80,0%). Menyusui Lancar Kurang Total
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dini Lancar
didapatkan frekuensi pekerjaan responden F % F % F %
terbanyak dalam penelitian ini ialah IRT 26 Tepat 22 73,3 3 10,0 25 83,3
responden (86,7%), dan terkecil PNS ialah 1 Kurang Tepat 1 3,3 4 13,3 5 16,7
responden (10,0%). Total 23 76,7 7 23,3 30 100
Odd Ratio 29,333
p value 0,006

Berdasarkan Tabel diatas didapatkan


ANALISA UNIVARIAT bahwa dari 30 responden inisiasi menyusui
Tabel 2 Distribusi Frekuensi dini yang tepat dengan kelancaran produksi
Responden Berdasarkan ASI yang lancar sebanyak 22 responden
Inisiasi Menyusui Dini di Ruang (73,3%), inisiasi menyusui dini yang tepat
Bersalin RSU GMIM Pancaran dengan produksi ASI yang kurang lancar
Kasih Manado Tahun 2019 sebanyak 3 responden (10,0%), sedangkan
(n=30) inisiasi menyusui dini yang kurang tepat
Banyaknya Responden dengaan produksi ASI yang lancar sebanyak
Inisiasi 1 responden (3,3%), inisiasi menyusui dini
Percent
Menyusui Dini kurang tepat dengan produksi ASI yang
Frequency (F) (%)
Tepat 25 83,3 kurang lancar 4 responden (13,3%) dari 30
Kurang Tepat 5 16,7 responden penelitian. Selanjutnya hasil uji
Total 30 100 Chi-Square didapatkan adanya 2 sel yang
Sumber : Data Primer Tahun 2019 memiliki nilai frekuensi (expected count)
kurang dari 5 maka pembacaan hasil
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dilanjutkan pada Fisher Exact Test,
didapatkan frekuensi inisiasi menyusui dini di didapatkan nilai p= 0,006 yang berarti lebih
ruang bersalin responden terbanyak dalam kecil dari α = 0,05 dengan demikian maka
penelitian ini ialah kategori tepat 25 dapat dikatakan bahwa H0 ditolak Ha
responden (83,3%), dan terkecil ialah kategori diterima artinya terdapat hubungan yang
kurang tepat 5 responden (16,7%). bermakna antara inisiasi menyusui dini
dengan kelancaran produksi ASI di RSU
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden GMIM Pancaran Kasih Manado. Nilai ods
Berdasarkan Kelancaran ratio (OR) sebesar 29,333 yang artinya
Produksi ASI di Ruang Bersalin responden yang dengan segera setelah lahir
RSU GMIM Pancaran Kasih dilakukan inisiasi menyusui dini yang tepat
Manado Tahun 2019 (n=30) akan memberikan peluang 29,333 kali untuk
Kelancaran Banyaknya Responden produksi ASI lancar dibandingkan responden
Produksi ASI Frequency (F) Percent (%) yang pemberian inisiasi menyusui dini yang
Lancar 23 76,7 kurang tepat.
Kurang Lancar 7 23,3
PEMBAHASAN
Total 30 100 Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
Sumber : Data Primer Tahun 2019 RSU GMIM Pancaran Kasih Manado pada
bulan Juli–Agustus 2019 diperoleh 30
Berdasarkan penelitian yang dilakukan responden. Hasil penelitian didapatkan hasil
didapatkan frekuensi kelancaran produksi asi adanya hubungan yang bermakna antara
di ruang bersalin responden terbanyak dalam inisiasi menyusui dini dengan kelancaran
penelitian ini ialah kategori lancar 23 produksi ASI. Hasil penelitian ini sejalan
responden (76,7%), dan terkecil ialah kategori dengan penelitian yang dilakukan oleh
kurang lancar 7 responden (23,3%). Setyowati (2018) dengan judul Hubungan
ANALISA BIVARIAT Inisiasi Menyusui Dini dengan Produksi ASI
Tabel 4 Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Selama 6 Bulan pertama dengan hasil ada
Dengan Kelancaran Produksi ASI hubungan inisiasi menyusui dini dengan
Di Ruang Bersalin RSU GMIM produksi ASI, penelitian ini juga selaras
dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian juga didapatkan responden dengan
Lisnawati (2017) dengan judul hubungan inisiasi menyusui dini kurang tepat tetapi
inisiasi menyusu dini dengan kelancaran produksi ASI lancar disebabkan oleh hisapan
pengeluaran asi pada ibu nifas di RSU Dewi bayi tidak sempurna akan membuat hormon
Sartika Kota Kendari Sulawesi Tenggara prolaktin dan oksitosin terus menurun dan ASI
dengan hasil ada hubungan antara akan terhenti (Purwanti, 2014).
penatalaksanaan inisiasi menyusu dini Hasil Penelitian didapatkan hasil inisiasi
dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu menyusui dini dengan produksi ASI yang
nifas di RSU Dewi sartika Kota Kendari kurang lancar 4 responden (13,3%)
Provinsi Sulawesi Tenggara, hasil penelitian dikarenakan oleh pengeluaran ASI
ini juga didukung oleh penelitian yang merupakan suatu interaksi yang sangat
dilakukan oleh Zakiah (2011) dengan judul kompleks antara rangsangan mekanik, saraf,
Hubungan Inisiasi Menyusu Dini Dengan dan bermacam-macam hormon. Rangsangan
Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Pasca mekanik terjadi saat bayi menyusu. Gerakan
Persalinan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta menyedot dan memeras areola dari mulut
Dan RSUD Banjasari Surakarta dengan hasil bayi ini membuat ASI keluar. Bayi baru lahir
terdapat hubungan yang signifikan antara memiliki refleks mencari puting susu
hubungan inisiasi menyusu dini dengan penghisapan yang sangat kuat dibawah
kelancaran produksi ASI dilihat dari faktor bayi kendali neuroendokrin. Rangsangan sentuhan
dan juga faktor ibu. payudara menghisap menghasilkan hormon
Hasil penelitian didapatkan hasil responden laktasi. Hisapan bayi memicu pelepasan ASI
dengan pendidikan terbanyak yaitu SMA dari alveolus mammae melalui duktus ke
dengan 24 responden, tingkat pendidikan ibu sinus lactiferus. Hisapan juga merangsang
dapat mendukung tingkat keberhasilan produksi hormon prolaktin, hormon oksitosin
produksi ASI pada bayi. Semakin tinggi oleh kelenjar hypofisis posterior (Sulistyawati,
tingkat pendidikan seseorang semakin mudah 2009).
menerima informasi sehingga semakin Responden yang dilakukan inisisasi menyusu
banyak pengetahuan yang dimiliki. dini akan mendapatkan rangsangan pada
Terhentinya ASI terjadi pada ibu yang puting ibu oleh hisapan bayi. Semakin cepat
menyusui karena kurang pengetahuan ibu. ada rangsangan hisapan dari puting ibu, maka
Kendala tersebut dapat menghambat proses pengeluaran ASI akan cepat. Karena
pemberian ASI sehingga pemberian ASI dalam pelaksanaan IMD terjadi hentakan
menjadi tidak tercapai secara optimal kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan
(Perinasia, 2007). bayi ke putting susu dan sekitarnya, emutan
Hasil penelitian didapatkan hasil responden dan jilatan bayi pada puting susu ibu
dengan pekerjaan terbanyak yaitu IRT dengan merangsang pengeluaran hormon oksitosin
26 responden. Beban kerja meliputi beban (Roesli, 2008). Pendapat Puspitasari (2016)
kerja fisik, beban kerja mental, beban kerja keluarnya hormon-hormon yang merangsang
social. Penelitian yang dilakukan oleh Doda keberhasilan menyusui. Menurut peneliti ibu
(2017) menyatakan sesuai dengan penelitian , yang melakukan IMD, bayi disusui segara
pengalaman yang dialami oleh 4 dari 8 setelah lahir, ini merupakan titik awal yang
responden yang tidak memberikan ASI yaitu, penting untuk menentukan produksi ASI.
sangat kurangnya produksi ASI dan beban Pada penelitian ini membuktikan bahwa ada
kerja yang berat serta kelelahan dan stress hubungan yang bermakna antara IMD dengan
kerja. kelancaran produksi ASI yang dapat di
Hasil penelitian didapatkan inisiasi menyusui buktikan pada tabel bivariat (tabel 5.6) yaitu
dini yang tepat dengan produksi ASI yang inisiasi menyusui dini yang tepat dengan
kurang lancar sebanyak 3 responden (10,0%) kelancaran produksi ASI yang lancar
hal ini disebabkan teknik inisiasi menyusui dini sebanyak 22 responden (73,3%), inisiasi
sudah tepat tetapi produksi ASI masih kurang menyusui dini yang tepat dengan produksi
lancar hal ini disebabkan bayi yang malas ASI yang kurang lancar sebanyak 3
menyusu akan membuat payudara ibu tidak responden (10,0%), sedangkan inisiasi
dapat dikosongkan secara sempurna menyusui dini yang kurang tepat dengaan
sehingga produksi ASI menjadi tidak lancar. produksi ASI yang lancar sebanyak 1
Ibu yang memberikan ASI secara dini lebih responden (3,3%), inisiasi menyusui dini
sedikit akan mengalami masalah dengan dengan produksi ASI yang kurang lancar 4
menyusui (Wiknjosastro, 2012). Hasil responden (13,3%) dan ditunjang dengan nilai
ods ratio sebesar 29,333 yang artinya inisiasi
menyusui dini yang tepat memiliki peluang Puspitasari, Alisa Miradia. (2016). Hubungan
29,333 kali untuk produksi ASI lancar. Inisiasi Menyusu Dini Dengan
Kelancaran pengeluaran ASI Pada Ibu
SARAN Post Partum di Puskesmas Patrang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Kabupaten jember. SKRIPSI,
menambah bahan bacaan dan menambah Universitas Negeri Jember
wawasan bagi mahasiswa khususnya
mahasiswa ilmu keperawatan dan bisa Perkumpulan Perinatologi Indonesia. (2007).
sebagai acuan bagi mahasiswa untuk Managemen Laktas. Edisi 3. Jakarta;
pekerjaan dikemudian hari. Perinasia
DAFTAR PUSTAKA Roesli, U. (2012). Inisiasi Menyusui Dini Plus
Astutik, R. (2014). Payudara dan Laktasi. Asi Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda
Jakarta: Salemba Medika.
Setyowati, Anis. (2018). Hubungan Inisiasi
Departemen Kesehatan RI. (2014). Peraturan Menyusui Dini dengan Produksi ASI
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Selama 6 Bulan Pertama. Jurnal
Nomor 5. Jakarta: Depkes RI Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr.
Soetomo. 4. 30. 10.29241/jmk.v4i1.99.
Dewi, Vivian Nanny Lia; Sunarsih, Tri. (2011).
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta: Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Salemba Medika Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Ferial, E.W. (2013). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Terjadinya Anemia Pada Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Siti Fatimah Makassar. Volume 2 Nomor Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
5 Tahun 2013 asi.pdf (diakses pada
tanggal 20 Juli 2019 Pukul 10:00 WITA). Susila & Suyanto. (2015). Metodelogi
Penelitian Cross Sectional.Bossscript.
Haryono R, Setianingsih, S. (2014). Manfaat Klaten
Asi Eksklusif Untuk Buah Hati Anda.
Yogyakarta: Gosyen Publising Edisi 1. WHO. (2016). Global Report On Diabetes.
Hal: 17-30. France: World Health Organization;
2016. (diakses pada tanggal 20 Juli
Kemenkes, RI. (2014). Situasi Dan Analisis 2019 Pukul 13:20 WITA).
ASI Eksklusif. Jakarta: Infodatin.
http://www.depkes.go.id/resources/down Wiknjosastro. (2012). llmu kebidanan IV.,
load/pusdatin/infodatin/infodatin-asi.pdf Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
(diakses pada tanggal 19 Juli 2019 Prawirohardjo.
Pukul 14:30 WITA).
Zakia, Z. I., (2011). Hubungan Inisiasi
Lisnawati (2017). Hubungan Inisiasi Menyusu Menyusu Dini Dengan Kelancaran
Dini Dengan Kelancaran Pengeluaran Produksi Asi Pada Ibu Pasca Persalinan
Asi Pada Ibu Nifas Di RSU Dewi Sartika Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Dan
Kota Kendari Sulawesi Tenggara. RSUD Banjasari Surakarta. UNS. F.
SKRIPSI, Poltekes Kemenkes Kendari Kedokteran-G0008223-2011
Nugroho, T. (2011). ASI dan Tumor
Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika.

Norhayati, M. N., and Yacob, M. A. (2017).


Long-Term Postpartum Effect of Severe
Maternal Morbidity on Sexual Function.
The International Journal of Psychiatry
in Medicine.

Anda mungkin juga menyukai