Anda di halaman 1dari 4

Visi Akper Bina Insani Sakti :

Menghasilkan perawat berkompeten yang mampu bersaing dibidang keperawatan gawat darurat di provinsi Jambi tahun 2020

AKPER BIS SUNGAI PENUH


TAHUNAJARAN 2017/2018

PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL

STANDART
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pemeriksaan Keseluruahan Tentang Saraf Kranial

TUJUAN Mengetahui atau mendeteksi adanya gangguan pada saraf kranial


pada nervus I – XII

KEBIJAKAN Pasien dengan gangguan sistim persayarafan

PETUGAS Perawat

1. Benda yang bau mudah dikenal seperri sabun, minyak kayu


putih, kopi dan sebagainya
2. Koran atau Buku
3. Kapasa dalam tempatnya
4. Senter
5. Pena yang berwarna cerah
PARALATAN 6. Makanan yang berasa manis ( seperti gula), Pahit ( seperti
kkopi), Asam ( seperti jeruk nipis), asin ( seperi garam),
dalam tempatnya.
7. Tong spatel dalam tempatnya
8. Garputala
9. Bengkok
10. Sarung tangan
A. Tahap Prainteraksi
1. Menyiapkan alat – alat
2. Verifikasi data sebelumnya bila ada yang diragukan
3. Mendekatkannya alat ke dekat klien
PROSEDUR 4. Mencuci tangan
PELAKSANAAN
B. Tahap Interaksi
1. Memberi salam dan senyum kepada klien, bina hubungan saling
percaya.
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Memberikan kesempatan keluarga/pasien untuk bertanya
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien

C. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi
2. Pasang hendscond
3. Mengatur posisi sesuai dengan indikasi
a. Tes Nervus I ( Olfactory)
 Pastikan bahwa rongga hidung cukup bersih dan
tidak tersumbat oleh mukus atau benda lain
 Tes Pemeriksaan, Pasien diminta untuk menutup
kedua mata dan satu lubang hidung, dan mencium
benda yang baunya mudah dikenal seperti sabun,
minyak kayu putih, kopi dan sebagainya dengan cara
mendekatkan sumber bau ke lubang hidung tidak di
tutup dan minta klien untuk mengidentifikasi bau
 Bagian dengan hidung bagian kiri dan kanan
b. Tes Nervus II ( Optikus )
 Cata kelainan –kelainan ynag mungkin ada pada
mata klien seperti kaarak dan infeksi, sebelum
Visi Akper Bina Insani Sakti :
Menghasilkan perawat berkompeten yang mampu bersaing dibidang keperawatan gawat darurat di provinsi Jambi tahun 2020

AKPER BIS SUNGAI PENUH


TAHUNAJARAN 2017/2018
melakukan pemeriksaan

Lakukan tes aktivitas visual ( keajaman penglihatan)
dan lapang pandang.
 Tes aktivitas visual , tutup satu mata pasien
kemudian suruh baca dua baris di koran, ulangi
untuk satu nya ( jarak bats minimal normal 25 cm )
 Tes lapang pandang, minta klien klien untun duduk/
berdiri berhadapan dengan pemeriksa, jarak antara
pemriksa dan klien berisar 60- 100 cm
 Minta klien untuk menutup mata sebelah mata
( kemudian pemeriksa menutup mata pada sisi yang
berlawanan ), klien mamandang hidung pemriksa
 Gerakan objek ( pena yang berwarna cerah ) dari
arah luar ketengah dan minta klien mengatakan “ya”
pada saat pertama kali melihat objek
 Ulangi pemeriksaan pada mata yyang lain dan catat
berapa derajat lapang pandang klien ( normal lateral
90-100 o , medial 60 o , keatas 50-60 o , kebawah 60
-75 o ,
c. Tes Nervus III , IV, dan VI ( Oculomotorius, Troclear dan
Abdusen )
 Fungsi Koordinasi gerakan mata dan kontriksi pupil
mata
 Tes nervus III ( respon pupil terhadap cahaya )
menyorotkan senter kedalam tiap pupil mulai
menyinari dari arah belakang dari sisi pasien dan
sianri satu mata( jangan keduanya), perhatikm
kontriksi pupil kena sinar.
 Tes Nervus IV (kepala tegak lurus, letakkan objek
kurang lebih 60 cmsejajar mid line mata, gerakan
objek kearah kanan. Obeservasi adanya diplopia dan
nitagmus
 Tes nervus VI gerkan bola mata ( minta klien untuk
melihat atau mernggerakkan bola mata ke arah kiri
dan kanan , atas dan bawah tanpa menengok dengan
mengikuti gerakan telunjuk pemeriksa)
d. Tes Nervus V ( Trigeminus)
 Rasa Raba ( Minta klien tutup mata,Sentuhkan
gulungan tipis kapas kekulit wajah pada area maxila,
mandibula dengan mata tertutup, minta klien
mengatakan “ ya” bila dapat merasakan sentuhan
 Rasa nyeri (Minta klien tutup mata,Sentuhkan ujung
yang tajam dan tumpul secara bergantian di ketiga
area wajah dan minta klien untk membedakan tajam
dan tumpul)
 Rasa sikap (Minta klien tutup mata, Minta klien untk
menyebutkan area wajah yang disentuh dengan
kapas)
 Rasa Getar (Minta klien tutup mata, sentuhkan garpu
tala kewajah klien dan tanyakan apakah klien bisa
meraskan getaran)
 Refleks kornea (Minta klien untuk melihat lurus
kedapan, usapkan gulungan kapas pada kelopak
mata atas dan bawah perhatikan refelek menutup mat
 Fungsi motorik (Pasien disuruh melakukan gerakan
menguyah, pmeriksan melakukan palpasi pada otot
temporal dan mandibula)
e. Tes Nervus VII ( Facialis )
 Fungsi sensansi, kaji rasa bagian anterior lidah,
Visi Akper Bina Insani Sakti :
Menghasilkan perawat berkompeten yang mampu bersaing dibidang keperawatan gawat darurat di provinsi Jambi tahun 2020

AKPER BIS SUNGAI PENUH


TAHUNAJARAN 2017/2018
terhadap asam, manis, asin, pahit, pasien tutup mata,
usapkan larutan berasa dengan kapas/ teteskan,
pasien tidak boleh menarik masuk lidahnya.
 Fungsi Motorik, Minta klien untuk tersenyum,
bersiul, dan menaikkan ke dua alis bersamaan dan
menggembungkan pipi, lihat simetris gerakan antara
wajah bagin kanan dan kiri
 Minta klien untuk menutup mata kuat-kuat,
emgerutkan dahi sementara pemeriksa berusaha
untuk membuka
f. Tes Nervus VIII ( Acustikus/ Vestibococlear )
 Tes cabang Vestibolu (tes pengdengaran dengan
menggunaka garputala dan berbisik ) Klien disuruh
menutup satu telinga dan pemerikssa berbisik di satu
telinga lain, aatu menggesekan jari dengan
bergantian kanan dan kiri)
 Tes garputala dengan mengunakan tes Weber ,
rhinee dan schwabach dengan frekuensi 512 Hz
 Tes Rhinne ( membandingkan hantaran melalui
udara dan hantaran tulang) dengan cara getarkan
garputala lalu letakan pada plnaum mastoid, apbila
pasien sudah tidak mendengar lagigarputala
dipindahkan kedepan liang telinga kira-kira 2,5 cm
dari jarak telinga ( normal penderita masih
mendengar/ rhinee + )
 Tes weber ( membandingkan hantaran tulang telinga
kanan kanan dengan telinga kiri) dengan cara
menggetarkan garputala kemudian diletakan pada
garis tengah seperti diubun-ubun, dahi, dan dagu,
penderita diminta untuk membandingkan telinga
mana yang lebih keras terdengar ( normal tidak ada
lateralisasi)
 Tes Schwabach ( membandingkan hantarn tulang
pasien dengan pemeriksa yang pendengarannya
normal) dengan cara getarkan garputalalalu
tangkainya letakkan pada planum mastoid pemriksa,
bila pemeriksa sudah tidak mendengar bunyi segera
garputala dipindahkan ke palnum mastoid penderita,
jika penderita masih mendengar maka schwabah
memanjang ( normal pendengar juga tidak
mendengar lagi)
 Tes cabang Cochlear ( keseimbangan, pasien
diminta berjalan lurus, apakan dapat melakukan atau
tidak)
g. Tes Nervus IX ( Glosopharingeus) dan Nervus X ( Vagus)
 Minta klien untuk membuka mulut dan mengatakan
“aa” , observasi gerakan palatum dan ovula, normal
palatum lunak terangkat keatas dan letak uvula
relatif di tengah)
 Refleks menelan dengan cara menekan posterior
dinding pharink dengan tong spatel, akan terlihat
pasien seperti menel
h. Tes Nervus XI ( Accesorius )
 Peiksa fungsi otot trapezius ( minta klien untuk
menaikan kedua bahu secara bersamaan dan
observasi kesimetrisan gerakan)
 Tahan kedua sisi bahu dengan telapak tangan , minta
klien untuk mendorong telapak tangan pemeriksa
sekuat-kuatnya kearah atas, perhatikan kekuatan
daya dorong.
Visi Akper Bina Insani Sakti :
Menghasilkan perawat berkompeten yang mampu bersaing dibidang keperawatan gawat darurat di provinsi Jambi tahun 2020

AKPER BIS SUNGAI PENUH


TAHUNAJARAN 2017/2018

Periksa fungsi otot sternocleodopmastoideus ( minta
klien unutk menoleh kekiri dan kanan dan minta
klien mendekatkan telinga ke bahu secara bergantian
tanpa mengankat bahu observasi rentang pergerakan
sendi)
 Minta klien untuk menoleh ke satu sisi melawan
tahanan telapak tangan pemeriksa, perhatikan
kekuatan daya dorong
i. Tes Nervus XII ( Hypoglosus)
 Periksa gerakan lidah ( minta klien menjulurkan
lidah kekiri dan kekanan, observasi kesimetrisan
gerakan lidah)
 Periksa kekuatan otot lidah ( minta klien untuk
mendorong salah satu sisi pipi dengan ujuang lidah,
dorong bagian pipi dengan 2 jari, observasi kekuatan
lidah, ulangi pemriksaan pada sisi yang lain.

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan dan observasi keadaan umum
klien
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mendokumentasikan tindakan

Anda mungkin juga menyukai