Anda di halaman 1dari 15

Pendarahan postpartum

By : Ns. Emitra fatriona , M.kep


Pengertian
Perdarahan post partum adalah
perdarahan dalam kala IV lebih
dari 500-600 cc dalam 24 jam
setelah anak dan plasenta lahir
HPP biasanya kehilangan darah
lebih dari 500 ml selama atau
setelah kelahiran
Perdarahan post partum dibagi menjadi
2
 Perdarahan Post Partum Dini / Perdarahan Post
Partum Primer (early postpartum hemorrhage) :
Perdarahan post partum dini adalah perdarahan
yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah kala
III.
 Perdarahan pada Masa Nifas / Perdarahan Post
Partum Sekunder (late postpartum hemorrhage)
: Perdarahan pada masa nifas adalah perdarahan
yang terjadi pada masa nifas (puerperium) tidak
termasuk 24 jam pertama setelah kala III.
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam
menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum:

1. Menghentikan perdarahan.
2. Mencegah timbulnya syok.
3. Mengganti darah yang
hilang.
Etiologi HPP
A.Penyebab umum perdarahan postpartum adalah:
1. Atonia Uteri
2. Retensi Plasenta
3. Sisa Plasenta dan selaput ketuban :Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta
dan perkreta), Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)
4. Trauma jalan lahir : Episiotomi yang lebar, Lacerasi perineum, vagina, serviks,
dan rahim, Rupture uteri
5. Penyakit darah Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia
/hipofibrinogenemia.
Tanda yang sering dijumpai :
- Perdarahan yang banyak.
- Solusio plasenta.
- Kematian janin yang lama dalam kandungan.
- Pre eklampsia dan eklampsia.
- Infeksi, hepatitis dan syok septik.
6. Hematoma
7. Inversi Uterus
8. Sub involusi Uterus
 
b. Hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan
perdarahan pasca persalinan. Yaitu;
 Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya:
1. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
2. Grande multipara (lebih dari empat anak).
3. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
4. Bekas operasi Caesar.
5. Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
 Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
1. Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah
ekstraksi vakum.
2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan
kembar, anak besar.
3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
4. Uterus yang lembek akibat narkosa(penurunan fungsi saraf)
5. Inversi uteri primer dan sekunder.
Manifestasi Klinis HPP
 kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500 ml),
 nadi lemah,
 pucat,
 lochea berwarna merah,
 haus, pusing,
 gelisah,
 letih,
 dan dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah rendah,

ekstremitas dingin, mual.


Penilaian Klinik untuk Menentukan Derajat Syok

Volume Kehilangan
Tekanan Darah (sistolik) Gejala dan Tanda Derajat Syok
Darah

500-1.000 mL Palpitasi, takikardia,


Normal Terkompensasi
(10-15%) pusing

Penurunan ringan (80-100 mm Lemah, takikardia,


1000-1500 mL (15-25%) Ringan
Hg) berkeringat

Penurunan sedang (70-80 mm


1500-2000 mL (25-35%) Gelisah, pucat, oliguria Sedang
Hg)

Penurunan tajam (50-70 mm


2000-3000 mL (35-50%) Pingsan, hipoksia, anuria Berat
Hg)
Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
 Atonia Uteri:
Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan
perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan postpartum primer)
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah,
denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan
lain-lain)
 Robekan jalan lahir
Gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar mengalir
segera setelah bayi lahir, kontraksi uteru baik, plasenta baik.
Gejala yang kadang-kadang timbul: pucat, lemah, menggigil.
 Retensio plasenta
Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit,
perdarahan segera, kontraksi uterus baik
Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi
berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan
 Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput
(mengandung pembuluh darah ) tidak lengkap dan
perdarahan segera
Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus berkontraksi
baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
 Inversio uterus
Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina
terisi massa, tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir),
perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat. Gejala yang
kadang-kadang timbul: Syok neurogenik dan pucat
 
Patofisiologi HPP

Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar


untuk meningkatkan sirkulasi ke sana, atoni uteri dan
subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun
sehingga pembuluh darah-pembuluh darah yang melebar tadi
tidak menutup sempurna sehingga perdarahan terjadi terus
menerus. Trauma jalan lahir seperti epiostomi yang lebar,
laserasi perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan
perdarahan karena terbukanya pembuluh darah, penyakit darah
pada ibu; misalnya afibrinogemia atau hipofibrinogemia
karena tidak ada atau kurangnya fibrin untuk membantu proses
pembekuan darah juga merupakan penyebab dari perdarahan
postpartum. Perdarahan yang sulit dihentikan bisa mendorong
pada keadaan shock hemoragik.
Penatalaksanaan HPP
1.Terapi Perdarahan Postpartum karena Atonia
 Pasang infus.
 Pemberian uterotonika intravena tiga hingga lima unit
oksitosina atau ergometrin 0,5 cc hingga 1 cc.
 Kosongkan kandung kemih dan lakukan masase ringan di
uterus.
 Keluarkan plasenta dengan perasat Crede, bila gagal, lanjutkan
dengan;Plasenta manual (seyogyanya di rumah sakit).
 Periksa apakah masih ada plasenta yang tertinggal. Bila masih
berdarah
 Dalam keadaan darurat dapat dilakukan penekanan pada fundus
uteri atau kompresi aorta.
Penatalaksanaan HPP
2.Bila perdarahan terjadi setelah plasenta lahir,
dapat dilakukan:
a. Pemberian uterotonika intravena.
b. Kosongkan kandung kemih.
c. Menekan uterus-perasat Crede.
d. Tahan fundus uteri/(fundus steun) atau
kompresi aorta.
Diagnosa Keperawatan :
 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
vaskuler yang berlebihan
 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovelemia
 Ansietas berhungan dengan krisis situasi, ancaman perubahan
pada status kesehatan atau kematian, respon fisiologis
 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma
jaringan, Stasis cairan tubuh, penurunan Hb
 Resiko tinggi terhadap nyeri berhubungan dengan trauma/
distensi jaringan
 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan
atau tidak mengenal sumber informasi
???

Anda mungkin juga menyukai