Anda di halaman 1dari 35

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH


Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin
pembakaran dalam. Karburator pertama kali ditemukan oleh Karl Benz pada tahun 1885 dan
dipatenkan pada tahun 1886. Pada tahun 1893 insinyur kebangsaan Hungaria bernama János
Csonka dan Donát Bánki juga mendesain alat yang serupa. Adalah Frederick William
Lanchester dari Birmingham, Inggris yang pertama kali bereksperimen menggunakan
karburator pada mobil. Pada tahun 1896 Frederick dan saudaranya membangun mobil
pertama yang menggunakan bahan bakar bensin di Inggris, bersilinder tunggal bertenaga 5 hp
(4 kW), dan merupakan mesin pembakaran dalam (internal combution). Tidak puas dengan
hasil akhir yang didapat, terutama karena kecilnya tenaga yang dihasilkan, mereka
membangun ulang mesin tersebut, kali ini mereka menggunakan dua silinder horisontal dan
juga mendisain ulang karburator mereka. Kali ini mobil mereka mampu menyelesaikan tur
sepanjang 1.000 mil (1600 km) pada tahun 1900. Hal ini merupakan langkah maju
penggunaan karburator dalam bidang otomotif.Karburator umum digunakan untuk mobil
berbahan bakar bensin sampai akhir 1980-an. Setelah banyak kontrol elektronik digunakan
pada mobil, penggunaan karburator mulai digantikan oleh sistem injeksi bahan bakar karena
lebih mudah terintegrasi dengan sistem yang lain untuk mencapai efisiensi bahan
bakar.Injeksi bahan bakar atau EFI (Electronic Fuel Injection )adalah sistem injeksi bahan
bakar yang dikontrol secara elektronik. Sistem ini merupakan salah satu jenis sistem bahan
bakar pada motor bensin.Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin
bila dibandingkan dengan penggunaan karburator. Dan injeksi bahan bakar juga dapat
mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan
keseragaman. Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran dari
keduanya. Sistem awal berupa mekanikal namun sekitar 1980 mulai banyak menggunakan
sistem elektronik.Sistem elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor
kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik (electronic control unit, ECU) untuk
menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu injeksi bahan bakar dapat
meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga
keluaran yang lebih. Dizaman sekarang banyak orang yang kurang mengerti tentang
perbedaan sistem karburator dan sistem EFI (Electronic Fuel Injection) dan kebanyakan
orang mengabaikan perbedaan itu mereka tidak tahu bahwa sisitem EFI lebih irit bahan bakar
dari pada sistem karburator.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dimaksud dengan sistem EFI ?

2.      Apa saja komponen – komponen pada sistem EFI?

3.      Bagaimanamerawat komponen – komponen pada sistem EFI ? 

1.3 MANFAAT PENULISAN

Diharapkan dari penulisan makalah  mengenai sistem bahan bakar ini dapat memberi 
manfaat sebagai berikut.

 Memudahkan transfer pengetahuan tentang sistem EFI kepada peserta didik.


 Memudahkan para pembaca untuk mendapatkan informasi tentang sistem EFI.
 Membantu peserta didik untuk memahami sistem EFI secara sederhana.

1.4 TUJUAN PENULISAN

1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem EFI.

2.      Mengetahui berbagai komponen – komponen sistem EFI.

3.      Mengetahui caramerawat komponen – komponensistem EFI.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN EFI (ELECTRONIC FUEL INJECTION)

EFI adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya dikontrol secara
elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar selalu sesuai dengan
kebutuhan motor bakar, maka proses pembakaran yang terjadi diruang bakar akan terjadi
secara sempurna sehingga didapatkan daya motor yang optimal serta didapatkan gas buang
yang ramah lingkungan. Proses pemberian bahan bakar dari ECU (Electronic Control Unit)
ke injector yang didasarkan pada signal-signal dari sensor-sensor antara lain sensor air flow
meter, manifold absolute pressure, sensor putaran mesin, water temperature sensor, throttle
position sensor dll. EFI (Electronic Fuel Injection) dipakai oleh merk Toyota, sedangkan
merk lain mempunyai nama yang berbeda, yakni ; PGMFI/ Honda (Programed Fuel
Injection), EPI/ Suzuki (Electronic Petrol Injection), EGI/ Mazda (Electronic Gasoline
Injection), Jetronik (Bosch), Multec/ General Motor (Multi Technology) dan lain-lain akan
tetapi prinsip dari semua sistem tersebut adalah sama.

2.2 PRINSIP SYSTEM KONTROL EFI


System yang digunakan pada electronic fuel injection terbagi atas sensor-sensor dan actuator.
Sensor-sensor merupakan informan atau pemberi informasi tentang kondisi-kondisi yang
berkaitan dengan penentuan jumlah bahan bakar yang harus diinjeksikan. Pemberian
informasi dapat berupa sinyal analog ataupun digital. Sensor-sensor yang mengirim informasi
dalam bentuk analog seperti misalnya TPS (Throttle Position Sensor dan mass air flow).
Sedangkan actuator merupakan bagian/komponen yang akan diperintah oleh ECU dan
perintah dapat berupa analog ataupun digital. Pemberian perintah berupa analog diberikan
pada pompa bensin elektrik dan lampu engine kontrol. Sedangkan pemberian perintah berupa
sinyal digital diberikan pada injector, coil pengapian, katup pernapasan tangki, pengatur idle,
pemanas sensor lamda dan steeker diagnosa.

2.3 PERBEDAAN SYSTEM EFI DENGAN SYSTEM KARBURATOR

1. Saat mesin dalam kondisi dingin


a. System Karburator
Pada system karburator suplay bahan bakar pada saat mesin dalam kondisi dingin diatur
dengan memperkecil jumlah udara yang masuk sehingga bahan bakar akan keluar lebih kaya,
dimana pengaturan tersebut dilakukan oleh choke circuit. Chock sircuit sendiri ada yang
bekerja secara otomatis ada pula yang mekanis. Dan selanjutnya suplay bahan bakar diatur
oleh besarnya tingkat kevakuman dari mesin. Semakin besar tingkat kevakuman yang
terbentuk akan semakin besar suplay bahan bakar yang diberikan.

b. Sytem EFI
Sedangkan pada system EFI suplay bahan bakar saat mesin dalam kondisi dingin akan
ditentukan atau diatur oleh ECU (Electronic Control Unit) yang didasarkan pada informasi
dari kondisi suhu kerja mesin dan besarnya tekanan udara pada intake manifold. Dari
informasi atau data-data tersebut ECU akan memerintahkan injector untuk menyemprotkan
bahan bakar lebih banyak.

2. Saat mesin akselerasi


a. System Karburator
Pada system karburator suplay bahan bakar saat mesin diakselerasi akan diberikan oleh
acceleration circuit, dimana acceleration circuit digerakan oleh tuas yang dihubungkan
dengan sebuah lengan ungkit yang digerakan oleh gerakan akselerasi throttle valve. Bahan
bakar akan keluar dari pump jet ke ventury.

b. System EFI
Sedangkan pada system EFI suplay bahan bakar saat mesin diakselerasi akan diatur oleh
ECU berdasar informasi dari besarnya/banyaknya aliran udara yang mengalir ke intake
manifold yang terukur oleh air flow meter. Kemudian dari data tersebut ECU akan
memerintahkan injector menambah bahan bakar yang diinjeksikan.

2.4 Keistimewaan EFI dibandingkan Karburator


1.      Memungkikan pembentukan campuran yang homogen pada setiap silinder
•       Satu silinder satu injektor
•       Volume injeksi bahan bakar dikontrol oleh ECU sesuai dengan rpm dan beban
2.      Perbandingan udara dan bahan bakar akurat
•       Pengiriman campuran uadar dan bahan bakar berlangsung terus menerus secara tepat tidak
tergantung pada putaran dan beban
3.      Respon yang baik sesuai dengan pembukaan sudut throttle
•       Injektor dipasang dekat dengan katup masuk ( Indirect Injection / ID )
•       Bahan bakar ditekan dengan tekanan 2 – 3 kg/cm2
•       Bahan bakar di injeksikan melalui lobang yang sangat kecil
4.      Koreksi campuran udara dan bahan bakar
•       Ada penambahan bahan bakar selama mesin distart.
•       Ada penghentian bahan bakar selama deselerasi
5.      Effisiensi pemasukan campuran udara dan bahan bakar
•       Tidak memerlukan ventury untuk mempercepat aliran udara masuk

GAMBAR DIAGRAM ELEKTRONIK FUEL INJECTION


2.5 SUSUNAN DASAR SISTEM EFI
Sistem EFI secara umum dapat dibagi menjadi tiga sistem fungsi, yaitu :
1.         sistem induksi udara ( Air Induction System )

2.         sistem bahan bakar ( Fuel Delivery System )

3.         sistem pengontrol elektronik ( Electronic Control System )

a.     
Umum

 
b. Basic Injection Control

Referensi :Perbandingan bahan bakar – udara teoritis adalah perbandingan bahan bakar dan
udara dengan oksigen yang cukup agar bahan bakar dapat terbakar secara lengkap. Pada
octan murni perbandingan ini adalah 15:1 ( 15 bagian udara dengan 1 bagian bahan
bakar )
c. Correction Control Control

Referensi :Mesin tidak dapat bekerja dengan baik hanya dengan basic injection volume,
karena mesin bekerja pada berbagai kondisi, oleh karena itu diperlukan peralatan
tambahan( sensor - sensor ) koreksi untuk mengatur perbandingan udara dan bahan bakar
pada berbagai kondisi kerja mesin.
2.    SISTEM BAHAN BAKAR ( FUEL DELIVERY SYSTEM )

Bahan bakar dihisap oleh pompa ke saringan kemudian di kirim ke injector dan colt start
injector.Tekanan di fuel line di control pressure regulator dan kelebihan bahan bakar di
kembalikan ke tangki.Bahan bakar di injeksikan ke intake manifold sesuai injection signal
dan colt start injector menginjeksikan bahan bakar ke intake chamber langsung saat cuaca
dingin sehingga mesin bisa hidup.Komponen utama dari fuel delivery system adalah :

1. Fuel pump
2. Fuel filter
3. Fuel pressure regulator
4. Pulsation dumper
5. Injector

1. Fuel Pump
Pada semua tipe mesin dengan injeksi, penempatan pompa bensin selalu ada di dalam tangki
bensin. Tipe yang digunakan adalah elektrik dengan motor listrik. Pompa terdiri atas motor,
pompa itu sendiri, check valve, relief valve dan filter yang diletakkan di saluran masuk
pompa.
Pompa bensin yang biasa digunakan adalah type in tank dan type in line. Type in tank artinya
bahwa pompa bahan bakar berada di dalam tangki bahan bakar dengan posisi terendam bahan
bakar. Sedangkan type in line artinya bahwa pompa bahan bakar berada diluar tangki bahan
bakar.
2. Fuel Filter
Fuel Filter berfungsi menyaring kotoran–kotoran dan partikel asing lainnya dari bensin
supaya tidak masuk ke injektor. Fuel filterdipasangkan pada saluran tekanan tinggi dari fuel
pump. Fuel filter ada yang diletakkan di luar tangki bensin, ada juga yang diletakkan di
dalam tangki bensin.

Gambar :Fuel Filter

3. Fuel Pressure Regulator

Fuel Pressure Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar agar tetap konstan
Agar jumlah bahan bakar yang diinjeksikan selalu tetap walaupun tekanan pada intake
manifold berubah – ubah.
Gambar :Fuel Pressure Regulator

4. Pulsation Damper
Pulsation damper terpasang pada delivery pipe berfungsi menyerap variasi tekanan bensin
yang diakibatkan perubahan kevakuman intake manifold dan penginjeksian bensin oleh
injector untuk membantu mempertahankan tekanan bensin pada 2,1–2,6 kg/cm2 di dalam
pipa pembagi (delivery pipe)

Gambar :Pulsation Damper

5. Injector
Injektor adalah nosel electromagnet yang bekerjanya dikontrol oleh ECU untuk
menginjeksikan bensinke intake manifold. Injektor dipasangkan di ujung intake
manifold dekat intake port(lubangpemasukan) dan dijamin oleh delivery pipe.
Gambar : Injector
3.    SISTEM PENGONTROL ELEKTRONIK (ELECTRONIC CONTROL SYSTEM)

Sistem control elektronik ( electronic control system ) ,termasuk sensor dan computer untuk
menentukan ketepatan jumlah penginjeksian bahan bakar sesuai signal yang diterima dari
sensor.Sensor ini untuk mengukur jumlah bahan bakar yang di hisap, beban
mesin,temperature air pendingin,temperature udara, saat akselerasi. Komputer mengukur
jumlah yang tepat dan ideal agar menghasilkan tenaga yang maksimal.

1.    Elektronic Control Unit

Electronic Control Unit merupakan komponen system bahan bakar yang akan menerima
sinyal listrik dari sensor kemudian diolah untuk kemudian dijadikan garis perintah kepada
actuator. ECU mendapat suplay tegangan listrik dari baterai, yang selanjutnya tegangan
listrik tersebut akan dialirkan ke sensor dan actuator yang besar kecilnya teganngan
disesuaikan dengan kapasitas sensor ataupun actuator.

Bagian-bagian ECU :
 Micro Processor – mengatur jalannya perintah dan mengambil keputusan data yang telah
diolah berdasarkan informasi dari data yang tersimpan pada memory.

 Memory – Menyimpan data-data input yang siap diinformasikan ke micro processor

 Input/ – memberikan informasi berupa sinyal listrik ke memory untuk diproses oleh micro
processor.
 Akuisi Data – data data yang telah diproses oleh micro processor dibedakan kemudian
diinformasikan ke output

 Output – Sinyal listrik yang dihasilkan oleh akuisi data kemudian diberikan ke actuator-
aktuator

2.    Data Link Conector (DLC)


Data Link Conentor merupakan kumpulan kode-kode untuk mempermudah mendeteksi kerja
dari sensor ataupun actuator. DLC diterapkan pada semua kendaraan dengan sistem EFI dan
untuk mendeteksi secara manual dilakukan dengan cara menjamper kode satu dengan kode
yang lainnya sesuai dengan manual book pada masing-masing kendaraan atau merk
kendaraan tersebut. Sebagai contoh jika ingin mengetahui kerja pompa bahan bakar maka
tinggal menghubungkan kode nomor 2 dengan nomor 9 dan untuk mengetahui terjadinya
malfungsi pada engine check lamp dengan menghubungkan nomor 4 dengan nomor 13

3.    Variable Resistor


Berfungsi untuk mengatur campuran bahan bakar saat putara idle. Penyetelan ini dilakukan
untuk menghasilkan nilai co yang benar. Untuk hal tersebut tidak dibenarkan menyetel
variable resistor tanpa menggunakan CO tester.
Penyetelan variable resistor dilakuka dengan cara memutar baut penyetel dengan SST searah
jarum jam jika campuran bahan bakar terlalu gemuk dan jika baut penyetel diputar
berlawanan jarum jam menunjukan bahwa bahan bakar terlalu kurus.
Komponen sensor-sensor pada kendaraan :

1. ECT ( Electronic Control Temperature )


2. TPS  ( Throttle Position Sensor )
3. VSS ( Vehicle Speed Sensor )
4. CMP (Camshaft Position Sensor )
5. CKP ( Crankshaft Position Sensor )
6. Oxygen Sensor

1. ECT (Electronic Control Temperature)


ECT terbuat dari thermistor, yaitu sebuah variable resistor yang dipengaruhi oleh temperatur.
Kerja ECT sama dengan IAT, hanya fungsi pendeteksiannya yang berbeda. ECT berfungsi
mendeteksi temperatur air pendingin mesin sebagai input ECM untuk mengoreksi besar
penginjeksian bensin pada injector. ECT juga berfungsi sebagai kontrol temperatur air
pendingin mesin kepada pengemudi melalui temperature gauge pada instrument panel.
Gambar : Electronic Control Temperatur

2. Throttle Position Sensor


Throttle Position Sensor berfungsi mendeteksi sudut pembukaan throttle valve. TPS
dihubungkan langsung dengan sumbu throttle valve, jika throttle valve bergerak, TPS akan
mendeteksi perubahan pembukaan throttle valve. Selanjutnya dengan menggunakan tahanan
geser, perubahan tahanan ini dikirim ke ECU sebagai input untuk koreksi rasio udara dan
bensin.

Gambar : Throttle Position Sensor

3. VSS (Vehicle Speed Sensor)


Sensor ini dipasangkan pada transmisi dan digerakkan oleh driver gear poros output. Jenis
VSS yang digunakan adalah tipe MRE ( Magnetic Resistance Element ). Signal yang
dihasilkan oleh VSS berupa gelombang bolak – balik, oleh komparator (yang terdapat
di speed sensor pada panel instrument) gelombang bolak – balik tersebut dirubah menjadi
sinyal digital yang kemudian dikirim ke ECU.

Gambar : Vehicle Speed Sensor


4. CMP (Camshaft Position Sensor)
  CMP sensor terdiri atas komponen elektronik yang terdapat  di dalam sensor case dan tidak
dapat distel maupun diperbaiki. Sensor ini mendeteksi posisi piston pada langkah kompresi
melalui putaran signal rotor yang diputar langsung oleh camshaft  untuk mengetahui posisi
pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve.
  Signal digital dari CMP ini, oleh ECU digunakan untuk memproses kerja dari sistem EFI
bersama-sama dengan signal dari sensor CKP.

Gambar : Chamshaft Position Sensor

5. CKP ( Crankshaft Position Sensor )


  CKP terdiri dari magnit dan coil yang ditempatkan di bagian bawah timing belt
pulley ataudibelakang V-belt pulley. Saat mesin berputar CKP menghasilkan pulsa tegangan
listrik.

  Sensor CKP digunakan sebagai sensor utama untuk mendeteksi putaran mesin, output signal
dari CKP sensor dikirim ke ECU untuk menentukan besar basic injection volume.

  Selain digunakan untuk mendeteksi putaran mesin, sensor CKP juga digunakan sebagai sensor
utama sistem pengapian. Output signal dari sensor CKP digunakan ECU untuk
menentukan ignition timing.

Gambar : Crankshaft Position Sensor


6. Oxygen Sensor
  Sensor O2 dipasangkan di exhaust manifold yang berfungsi untuk mendeteksi konsentrasi
oksigen pada gas buang kendaraan, menghitung perbandingan udara dan bensin, dan
menginformasikan hasilnya pada ECU.

  Bila kadar oksigen pada gas buang tinggi, ECU akan menyimpulkan bahwa campuran terlalu
kurus (lebih banyak udaranya)

  Bila kadar oksigen pada gas buang rendah, ECU akan menyimpulkan bahwa campuran terlalu
gemuk (lebih banyak bensinnya ).

Gambar : Oxygen Sensor

2.6 PENGGOLONGAN SYSTEM EFI


1. Menurut Tempat Penyemprotan Bahan Bakar

Pada system EFI tempat penyemprotan bahan bakar terbagi atas injeksi langsung dan tak
langsung. Injeksi langsung artinya bahwa baha bakar diinjeksikan oleh injector langsung ke
dalam ruang bakar, injeksi lagsung (direct injection) digunakan pada mobil Mitsubhisi.
Sedangkan injeksi tak langsung (indirect injection) artinya bahwa bahan bakar yang
diinjeksikan tidak langsung keruang bakar akan tetapi bahan bakar diinjeksikan melalui
intake manifold.

2. Menurut Ritme Penyemprotan Bahan Bakar


a. Model Simultan
Yang dimaksud ritme penyemprotan model simultan adalah bahwa bahan bakar diinjeksikan
kedalam ruang bakar secara terus menerus atau dengan kata lain penyemprotan bahan bakar
tidak meperhitungkan kondisi kerja mesin dan penyemprotan itu terjadi serentak pada semua
silinder tiap 1 putaran poros engkol (360o).

b. Model Grouping
Yang dimaksud ritme penyemprotan model grouping adalah bahwa bahan bakar diinjeksikan
kedalam ruang bakar secara terus menerus sesuai dengan group silinder atau dengan kata lain
penyemprotan bahan bakar dengan meperhitungkan kondisi langkah kerja mesin dan
penyemprotan itu terjadi serentak pada semua silinder tiap 2 putaran Poros engkol (720o).
c. Model Squential
Yang dimaksud ritme penyemprotan model squential adalah bahwa bahan bakar diinjeksikan
kedalam ruang bakar secara terus menerus sesuai dengan FO (Firing Order) atau dengan kata
lain penyemprotan bahan bakar meperhitungkan kondisi kerja mesin, dan penyemprotan itu
terjadi serentak pada semua silinder tiap 2 putaran Poros engkol (720o).

3. Menurut Pelayanan Penyemprotan Bahan Bakar


Bahan bakar yang disemprotkan ke dalam intake manifold dibedakan menjadi dua yakni:
model single point injection dan multi point injection.

a. Model Single Point Injection (SPI)


Penyemprotan bahan bakar akan dilakukan oleh satu injector, dimana injector ditempatkan
pada intake manifold sebelum throttle valve. Bahan bakar yang diinjeksikan akan dihisap
masuk sesuai kerja mesin tiap silinder. Dengan kata lain satu injector melayani semua silinder
hal ini tidak jauh dengan system bahan bakar konvensional.

Campuran bahan bakar dan udara yang berada di intake manifold akan menunggu terbukanya
katup masuk, sehingga kejadian tersebut akan menyebabkan pengendapan disepanjang intake
manifold hal ini yang menjadi satu kerugian pada system injeksi single point.
b. Model Multi Point Injection (MPI)
Titik penyemprotan bahan bakar berada pada tiap saluran masuk ke dalam silinder sehingga
efisiensi pemasukan bahan bakar tiap silinder lebih baik.

4. Menurut Konstruksi System Kontrol


Menurut konstruksi system ontrol yang digunakan EFI terbagi atas : injeksi mekanis, injeksi
mekanis elektronis, injeksi elektronis dan engine management system.

a. Injeksi Mekanis
Pada system injeksi bahan bakar mekanis, bahan bakar yang diinjeksikan terjadi secara
mekanis artinya bahwa gerakan throttle valve akan mengatur banyaknya udara yang
dibutuhkan oleh mesin dan menggerakan tuas ungkit dan tuas ungkit mendorong tuas
pengukur bahan bakar untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan.

b. Injeksi Mekanis Elektronis


System injeksi bahan bakar jenis mekanis elektronis dilengkapi dengan system pengatur
electronik yang disebut dengan ECU (electronic control unit). System pengontrolan tersebut
terbatas hanya pada saat injeksi sedangkan seberapa banyak bahan bakar harus diinjeksikan
akan ditentukan oleh gerakan mekanik dari lengan pengatur campuran bahan bakar (mixture
control unit).

c. Injeksi Elektronis
Injeksi bahan bakar elektronik merupakan system penyuplaian kebutuhan bahan bakar yang
sedikit banyaknya dan waktu penyuplaiannya diatur secara electronic oleh engine ECU.
Engine ECU akan mengolah data-data yang diinformasikan dari sensor-sensor, informasi
tersebut akan dijadikan pertimbangan untuk menentukan waktu dan jumlah bahan bakar yang
harus diinjeksikan.

d. Engine Management System


Yang dimaksud dengan engine management system adalah system injeksi bahan bakar
electronic seperti halnya pada system injeksi bahan bakar electronic yang lain akan tetapi
system pengapian diatur dalam 1unit dengan engine ECU atau dengan kata lain system
pengapian tidak terpisah dengan engine ECU.
2.7 TROUBLE SHOOTINGELECTRIC FUEL INJECTION
PROBLEM :
1. Mesin tidak dapat distart :
Cek Komponen :
 Immobilizer

 Koneksi kelistrikan-mesin/batteray

 Ignition system

 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin

 Jumlah bahan bakar/kondisi filter bensin

 Koneksi/pompa bahan bakar

 Kebocoran/kondisi air intake-vacuum system

 ECT/engine coolant temperatur sensor

 CKP/Crankshaft position sensor

 MAP/manifold absolute sensor

 Injectors

 CMP/camshaft position sensor

 Konektor/kabel/relay ECM
 ECM
2. Mesin susah hidup
Cek Komponen :
 Koneksi kelistrikan-mesin/batteray

 Jumlah bahan bakar/kondisi filter bensin

 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin

 Kebocoran/kondisi air intake-vacuum system

 Ignition system

 ECT/engine coolant temperatur sensor

 TPS/ throttle position sensor

 Injectors

 CMP/camshaft position sensor

 CKP/Crankshaft position sensor

 Konektor/kabel/relay ECM

 ECM
3. Mesin hidup lalu mati
Cek Komponen :
 Kebocoran- air intake/vacuum sistem

 IAC – Idle Air control valve

 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin

 Kebocoran/kerusakan/tersumbat- saluran bensin

 TPS/ throttle position sensor

 MAP/manifold absolute sensor

 Jumlah bahan bakar/kondisi filter bensin

 Konektor/kabel/relay ECM

 ECM
4. Mesin dingin –susah idle
Cek Komponen :
 Kebocoran- air intake/vacuum sistem
 IAC – Idle Air control valve
 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
 Kebocoran/kerusakan/tersumbat- saluran bensin
 ECT/engine coolant temperatur sensor
 Injectors
 MAP/manifold absolute sensor
 Konektor/kabel/relay ECM
 ECM
5. Putaran mesin tersendat-sendat
Cek Komponen :
 Kebocoran- air intake/vacuum sistem

 IAC – Idle Air control valve

 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin

 Kebocoran/kerusakan/tersumbat- saluran bensin

 Pompa bahan bakar/konektor

 O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor

 Injektor

 MAP/manifold absolute sensor

 TP/Throttle position sensor

 Konektor/kabel/relay ECM
6. Putaran idle terlalu rendah
Cek Komponen :
 IAC/idle air kontrol valve

 TP/throttle position sensor

 ECM
7. Putaran idle terlalu tinggi
Cek Komponen :
 IAC/idle air kontrol valve

 Throttle valve- tersangkut/ macet

 TP/throttle position sensor

 Injektor
8. Acceleration terlambat
Cek Komponen :
 Bocor/tersumbat – air intake/vacuum sistem

 Throttle valve- tersangkut/ macet

 IAC/idle air kontrol valve

 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin

 Injektor

 Konektor/kabel/relay ECM
9. Backfiring (pengapian balik)
Cek Komponen :
 Ignition sistem

 Air intake/vakum sistem bocor

 CO level

 MAP/ Manfold absolute pressure

 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin

 Injektor

 Konektor/kabel/relay ECM

 O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor


10. Misfire (Pengapian tidak tepat)
Cek Komponen :
 Ignition sistem
 Air intake/vakum sistem bocor

 IAC/idle air kontrol valve

 ECT/ engine Coolant Temperature sensor

 Intake air temperature/IAT sensor

 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin

 Injektor

 O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor


11. CO level terlalu rendah
Cek Komponen :
 Air intake/vakum sistem bocor

 O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor

 ECM
12. CO level terlalu tinggi
Cek Komponen :
 O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor

 IAT/ Intake air Temperature

 ECT/Engine coolant temperature sensor

 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin

 Injektor

 ECM
13. Konsumsi bahan bakar terlalu berlebih
Cek Komponen :
 Tekanan bensin/regulator tekanan bensin

 Injektor

 Throttle valve tersangkut/ macet

2.8 DIAGNOSTICELECTRONIC FUEL INJECTION


Kendaraan yang diopersikan secara terus menerus dalam kehidupan transportasi darat tidak
terlepas dari kemungkinan adanya gangguan gangguan pada system kerja yang terdapat
dalam kendaraan dimana akan memperngaruhi performance yang dihasilkan oleh mesin.
Gangguan-gangguan tersebut bisa datang dari system bahan bakar ataupun system yang lain.
Gangguan –gangguan tersebut jelas harus dicari sumber permasalahannya. Dalam pencarian
masalah dibagi menjadi 2 yakni: Pertama, dengan cara Trial End Error (mencoba dengan
kesalahan) artinya dalam mencari gangguan dengan cara coba-coba sehingga ditemukan
sumber kerusakan yang sebenarnya. Kedua, dengan cara Diagnostic baik induktif ataupun
deduktif. Artinya pencarian sumber kerusakan dengan cara induktif adalah dengan cara
model pencarian sumber kerusakan dari mudah ke hal yang lebih rumit. Sedangkan cara
deduktif adalah dengan cara model pencarian sumber kerusakan dari yang sulit ke hal yang
mudah. Penggunaan metode Diagnostic dapat dilakukan dengan cara manual ataupun dengan
menggunakan alat ukur khusus. Pemeriksaan dengan secara manual dilakukan dengan
menggunakan kabel jamper. Hasil penjamperan akan memunculkan sinyal kedipan lampu
pada engine check lamp dengan dengan demikian tinggal menghitung jumlah kedipan pada
lampu. Diagnostic dengan cara manual dilakukan dengan cara menghubungkan kabel jamper
pada 2 terminal tertentu yang terdapat pada kotak diagnostic sesuai dengan merk kendaraan
yang akan dilakukan pengecekan kerusakan.

1.    DIAGNOSTIC KENDARAAN SECARA MANUAL :


Toyota OBD1 dan OBD2
Penjamperan untuk kendaraan yang menggukan type DLC OBD1 Maka terminal yang
dijamper adalah TE1 dengan E1. jumlah kedipan jika terjadi throuble tinggal membaca tabel
sebagai berikut :
DIAGNOSTIC CODE TABLE ( EJ – DE , HC – E )
2.    PENUNJUKAN KODE DIAGNOSA

Untuk mengetahui kode diagnosa,


pertama posisikan kunci kontak pada
posisi “OFF” Selanjutnya hubungkan
terminal “T” dan “E” pada check
connector yang terletak di atas konsol
( dekat steer ), maka lampu check
engine lamp yang ada di kombinasi
meter akan menyala berkedip.

3.    MENGHAPUS KODE DIAGNOSA

Setelah dilakukan perbaikan pada gangguan, kode diagnosis yang tersimpan didalam memory
ECU EFI harus dihapus.

Dengan melepas fuse stop selama 10 detik

Dengan
menggunakan DS
21 atau DS II

Dengan melepas
terminal baterai selama minimal 15 detik.
4.    FAIL – SAFE FUNCTION
Fail safe function adalah sebuah fungsi bila terdapat ketidak normalan pada signal dari sensor
– sensor yang terdapat pada tabel dibawah, dan jika mesin tidak bekerja secara normal, maka
pengontrol mendeteksi ketidak normalan, yang akan menghasilkan signal terus menerus,
sistim Fail Safe Function memungkinkan engine kontrol tetap bekerja dengan menggunakan
nilai standar yang tersimpan didalam EFI ECU.

5.    BACKUP FUNCTION

Bila sistem sensor yang terdapat pada tabel diatas terjadi ketidak normalan, pengontrolan
akan segera kembali pada kondisi normal setelah adanya perbaikan, dengan demikian Fail
Safe Function tidak lagi bekerja. Ketidak normalan yang terjadi akan disimpan didalam EFI
ECU sebagai suatu kode ketidak normalan.Seandainya CPU yang terdapat didalam ECU
menemukan adanya ketidak normalan, fungsi ini memungkinkan terjadinya penghentian
putaran mesin dengan pemutusan injeksi bahan bakar menurut data yang tersimpan didalam
ECU. Ketika Back – Up Function bekerja, tidak ada kode diagnosis yang ditunjukkan dan
lampu pemeriksaan tetap menyala.

BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Makalah ini dapat disimpulkan bahwa sistem bahan bakar EFI pada mesin bensin
merupakan komponen yang sangat sensitif yang terdiri dari berbagai macam komponen
elektronik, karena komponen tersebut di kontrol oleh ECU sehingga mesin mendapat suplai
campuran bahan bakar dengan udara yang lebih presisi dan lebih irit bahan bakar sehingga
mesin dapat pembakaran yang sempurna dan emisi gas buangnya menjadi rendah.

3.2  SARAN

Dengan makalah ini penulis menyarankan pembaca, ketika terjadi masalah padasistem
bahan bakar EFI seharusnya dapat mengetahui bagian-bagian dari sistem bahan bakarEFI
tersebut, yang dapat berguna dalam perawatan agar sistem bahan bakar EFI mobil dapat
mempuyai usia yang lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA
TAM Toyota Astra Motor Manual
Training Center PT. Astra Daihatsu Motor
Modul DIKLAT System Bahan Bakar Injeksi VEDC Malang

Diposting oleh dio harendapriesta di 20.11


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: otomotif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya
dio harendapriesta
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ▼  2015 (10)
o ▼  April (10)
 Cara Gampang Membersihkan Injektor Mobil
 Cara Memperbaiki Aki Kering
 Menganalisa Sendiri Hasil Test Emisi Gas Buang
 nozzel
 sistem bahan bakar motor diesel
 perawatan dan perbaikan EPS
 makalah sistem efi
 sistem suspensi
 sistem rem
 sistem kemudi

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai