Anda di halaman 1dari 5

KESADARAN LINGKUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA

Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
pola kehidupan normal masyarakat, serta menyebabkan kerugian-kerugian besar terhadap
jiwa, harta dan struktur sosial masyarakat yang melebihi kemampuan dari masyarakat yang
tertimpa bencana untuk menanggulanginya sehingga membutuhkan perlindung - an dan
bantuan dari pihak lain. Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab terjadinya bencana
adalah kemiskinan, pertumbuhan penduduk, urbanisasi yang cepat, transisi kultural atau
perubahan dalam masyarakat, proses alam (proses geologi, geomorfologis dan klimatologi),
degradasi lingkungan, kurangnya kesadaran dan informasi yang ada dalam masyarakat,
peristiwa perang atau kerusuhan masyarakat.

Letak Indonesia secara geografis diapit oleh dua benua dan dua samudera, dimana sebelah
selatan Indonesia berbatasan dengan Benua Australia, sebelah timur Indonesia berbatasan
dengan Papua Nugini, dan di sebelah barat Indonesia berbatasan dengan Samudera Hindia,
dan di sebelah Utara Indonesia berbatasan dengan Benua Asia sekaligus dengan Samudera
Pasifik. Hal ini yang kemudian menjadikan Indonesia berada dipersilangan dunia atau World
Cross Position yang menjadikan Indonesia menjadi pusat jalur lalu lintas dunia, sedangkan
Indonesia secara geologis berada di jalur gempa teraktif di dunia, karena Indonesia berada di
antara dua sirkum, yaitu sirkum Mediterania dan sirkum Pasifik, dan terletak pada tiga
lempeng utama dunia, yaitu lempeng Pasifik, Australian dan Eurasia. Faktor Geologis ini
yang memposisikan Indonesia sering sekali dilanda bencana alam (Manarul, 2019). Bencana
alam sering terjadi di Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara yang dikelilingi
oleh cincin api (Ring of Fire) atau yang biasa disebut dengan Lingkaran Api Pasifik terbesar
didunia. Indonesia memiliki 129 gunung api aktif yang menyebabkan risiko bencana geologi
seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, maupun tanah longsor. Berdasarkan Data
Informasi Bencana Indonesia (DIBI) BNPB, diantara tahun 2005-2015, Indonesia mengalami
lebih dari 15.400 kejadian, terdiri dari 78% bencana seperti banjir, gelombang ekstrim,
kebakaran lahan dan hutan.

Kejadian Gempa di Indonesia

Gempa bumi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1) gempa vulkanik, terjadi karena adanya
aktivitas gunung berapi; 2) gempa tektonik, terjadi karena adanya gerakan atau pergeseran
lapisan kulit bumi; 3) gempa reruntuhan, terjadi karena bagian kulit bumi yang runtuh.
Gempa yang sering terjadi, ialah gempa tektonik. Gempa tektonik diakibatkan adanya
gerakan-gerakan lempeng tektonik, pada jalur subduksi lempeng samudera terhadap lempeng
benua (Daryono & Larasati, 2018). Di Indonesia, zona subduksi terletak didasar samudera
Hindia disebelah barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, Sumbawa, Timor, Maluku, Sulawesi
Utara, dan Irian Jaya. Oleh karena itu, daerah tersebut menjadi daerah yang rawan akan
bencana gempa. Bumi di Indonesia 22 Karena gerakan lempeng yang terjadi terus-menerus,
menyebabkan daerah tersebut akan terjadi gempa yang tidak diketahui kapan akan terjadinya.
Hal ini juga akan menimbulkan jumlah korban yang cukup banyak, karena tidak bisa
diantisipasi terlebih dahulu.
Jenis Bencana menurut UU no.24 Tahun 2007

1. Bencana alam, seperti:


- Gempa bumi
- Tsunami
- Gunung meletus
- Banjir
- Kekeringan
- Angin topan
- Tanah Longsor

2. Bencana nonalam, seperti:


- Gagal teknologi
- Gagal modernisasi
- Epidemi
- Wabah penyakit

3. Bencana sosial, seperti:


- Konflik sosial
- Teror

Dampak Bencana Karena Ulah Manusia

Berbagai kerusakan lingkungan sering terjadi karena ulah tangan manusia sendiri. Sehingga
dampaknya juga akan kembali ke manusia juga. Untuk itu menjadi mansuia yang
bertanggung jawab adalah suatu kewajiban. Jika Anda menebang hutan, berarti Anda juga
harus menanamnya. Agar keseimbangan ekosistem hutan juga terjaga. Berikut ini akan
dijelaskan 5 dampak kerusakan alam bagi kehidupan.

1. Banjir

Dampak Kerusakan Alam Akibat Banjir dikarenakan ulah tangan manusia yang kurang
peduli terhadap lingkungan. Banjir tidak hanya menyebabkan teredamnya suatu tempat saja,
tapi banjir juga bisa menyebbakan banyak nyawa yang melayang karen arus yang deras.
Banjir biasanya disebabkan oleh sampah mengunung di sungai yang menjadikan aliran
sungai tidak lancar. Banyaknya pemukaiman di sekitar sungai yang menjadikan aliran sungai
terhambat.

2. Tanah longsor

Bencana ini sering menimbulkan korban jiwa karena banyak pemukiman yang tertimpa batu-
batuan dari lereng ataupun bukit. Bencana ini juga sering terjadi tiba-tiba, terkadang
membuat orang yang disekitarnya saja tidak sadar akan terjadi tanah longsor. Adanya
bencana tanah longsor ini dikarenakan Dampak Kerusakan Alam Akibat Ulah Manusia.
Adanya penebangan pohon liar tanpa adanya reboisasi menjadikan adanya erosi. Bagiamana
tidak? Biasanya lereng gunung ataupun pegunungan ataupun daerah sekitarnya jika terjadi
hujan lebat, kumpulan pohon  itulah yang akan menyerap air. Tapi jika mereka sudah
ditebang tanpa adanya reboisasi, air hujan akan mengenai langsung tanah tersebut dan
terjadilah erosi.

3. Pencemaran

Dampak pencemaran ini bisa memepengaruhi kesehatan manusia yang berada di daerah
tersebut, muncul berbagai penyakit yang tidak biasanya terjadi. Banyak pencemaran ini juga
termasuk Dampak Kerusakan Alam Oleh Manusia. Apalgi jika sudah ada pabrik di sautu
pemukiman, berbagai lingkungan pun akan tercemar. Mulai dari lingkunagn air dan udara.
Adanya pembuangan limbah yang sembarangan ini akan menjadikan pencemaran air yang
melebar sampai ke pemukiman. Hal ini akan menjalar sampai ke sumur para warga, bahkan
beberapa sungai juga bisa tercemar.

4. Kabakaran hutan

Masih ingatklah and tentang kebakaran hutan di Riua tahun 2016? Kebakaran yang
mengakibatkan asap yang sampai ke negara Singapura. Kejadian yang menjadikn paru-paru
dunia in semakin lama semakin menipis. Tidak hanya itu saja, dampak dari kebakaran ini
juga berimbas ke Dampak Kerusakan Lingkungan Terhadap Keseimbangan Alam. Habitat
hewan liar yang berada di hutan juga semakin terancam. Tempat tinggal mereka yang selama
ini di jaga sudah mulai banyak di rusak oleh manusia. Pembuatan pabrik yang membutuhkan
lahan sampai membakar hutan sekarang juga masih banyak.

5. Global warming

Adanya global warming atau pemanasan global sering dikaitkan dengan adanya efek rumah
kaca. Hal ini memang benar adanya suhu bumi yang semakin lama semakin naik. Adanya
konsentrasi gas-gas tertentu yang menjadikan suhu semakin panas. Berbagai industri juga
berperan dalam mensukseskan adanya kenaikan suhu. Selain itu adanya global warming juga
dikarenakan meningkatnya karbo diokasida dan menipisnya oksigen. Adanya penggunaan
patu bara, penggundulan hutan dan juga pembakaran hutan ini menjadikan karbo dioksida

Rencana Kesiapsiagaan .

Bencana sering terjadi tanpa peringatan sehingga Anda membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan untuk menghadapinya. Salah satu kebutuhan yang diperlukan untuk
menghadapi bencana adalah rencana kesiapsiagaan. Tiga upaya utama dalam menyusun
rencana kesiapsiagaan menghadapi bencana. Miliki sebuah rencana darurat keluarga.
Rencana ini mencakup: 1) Analisis ancaman di sekitar. 2) Identifikasi titik kumpul. 3) Nomor
kontak penting. 4) Ketahui rute evakuasi. 5) Identifikasi lokasi untuk mematikan air, gas dan
listrik. 6) Identifikasi titik aman di dalam bangunan atau rumah. 7) Identifikasi anggota
keluarga yang rentan (anak-anak, lanjut usia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas).emakin
naik.
Kesiapsiagaan Menghadapi Gempa Bumi

Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar
lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), aktivitas gunungapi, atau runtuhan batuan. Jenis
bencana ini bersifat merusak, dapat terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat.
Gempa bumi dapat menghancurkan bangunan, jalan, jembatan, dan sebagainya dalam
sekejap.

Prabencana :

a. Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi.


b. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat
gempa bumi, seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan
ataupun dengan bersembunyi di bawah meja.
c. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan
persediaan obat-obatan.
d. Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa bumi
dengan fondasi yang kuat. Selain itu, Anda bisa merenovasi bagian bangunan
yang sudah rentan.
e. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar penggunaan
lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Saat Bencana :

a. Guncangan akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, upayakan
keselamatan diri Anda dengan cara berlindung di bawah meja untuk menghindari dari
benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela kaca. Lindungi kepala dengan bantal
atau helm, atau berdirilah di bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari keluar
rumah.
b. Jika sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan mematikan semua
peralatan yang menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran. Kenali
bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan. Apabila
Anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan, ikuti instruksi
evakuasi.
c. Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng, atau material lain.
Tetap lindungi kepala dan segera menuju ke lapangan terbuka, jangan berdiri dekat
tiang, pohon, atau sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh.
d. Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan. Gunakan tangga darurat untuk
evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di dalam elevator, tekan semua tombol atau
gunakan interphone untuk panggilan kepada pengelola bangunan.
e. Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan.
Apabila Anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan, ikuti
instruksi evakuasi.

Pascabencana
Apabila mendengar peringatan dini tsunami, segera lakukan evakuasi menuju ke tempat
tinggi, seperti bukit dan bangunan tinggi. PERINGATAN TSUNAMI PASCA GEMPA
BUMI: Ketika berada di dalam bangunan, evakuasi diri Anda setelah gempa bumi berhenti.
Perhatikan reruntuhan maupun benda-benda yang membahayakan pada saat evakuasi. Jika
berada di dalam rumah, tetap berada di bawah meja yang kuat. Periksa keberadaan api dan
potensi terjadinya bencana kebakaran. Berdirilah di tempat terbuka jauh dari gedung dan
instalasi listrik dan air. Apabila di luar bangunan dengan tebing di sekeliling, hindari daerah
yang rawan longsor. Jika di dalam mobil, berhentilah tetapi tetap berada di dalam mobil.
Hindari berhenti di bawah atau di atas jembatan atau rambu-rambu lalu lintas.

Anda mungkin juga menyukai