Anda di halaman 1dari 24

ASKEP KARSINOMA

SEL BASAL
Apr 13
BAB I
PENDAHULUAN
Karsinoma sel basal ( BCC )  atau basalioma adalah neoplasma maligna yang
berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat
timbul pada kulit yang berambut.  BCC merupakan kanker kulit neomelanoma
dengan insiden tertinggi dan diharapkan akan terus meningkat dengan semakin
meningkatnya radiasi oleh UV di bumi.  Biasanya terjadi pada daerah yang
terekspos matahari meskipun daerah yang tertutup juga meningkat risikonya.
Hidung atau “ daerah T “ pada wajah merupakan tempat predileksi untuk
terjadinya BCC.

BCC tumbuh lambat meskipun pada keadaan “lanjut” dapat menginvasi


jaringan sekitar, seperti kartilago, tulang, dan menyebabkan “ kecacatan “. BCC
jarang metastasis, dikatakan metastasis terjadi kurang dari 0,05 % kasus ( Feig
et al., 2006 ).

Meskipun karsinoma sel basal jarang metastasizes, tumbuh secara lokal dengan
invasi dan penghancuran jaringan lokal.  Kanker dapat menimpa pada struktur
vital seperti saraf dan mengakibatkan hilangnya sensasi atau hilangnya fungsi
kematian atau jarang. Sebagian besar kasus dapat berhasil diobati sebelum
terjadi komplikasi serius.

Setiap tahun antara 900.000 dan 1,2 juta kasus baru kanker kulit non-melanoma
akan didiagnosis di Amerika Serikat. Ini terjadi peningkatan sekitar lebih tinggi
setengah juta setiap tahun daripada perkiraan sebelumnya. Berdasarkan hasil
statistik baru ini satu dari 5 penduduk Amerika akan mengalami kanker kulit
jenis non-melanoma dalam masa kehidupannya. Melanoma maligna yakni
penyebab kematian terbesar pada bentuk kanker kulit sedang mengalami
peningkatan lebih cepat dibandingkan dengan beberapa jenis kanker lainnya.
Diperkirakan 32.000 kasus baru akan didiagnosis per tahun atau sekitar 1 dari
105 penduduk orang Amerika akan berkembang mengalami melanoma pada
kehidupan mereka. Para ahli dari universitas setuju bahwa alasan utama yang
menjadi penyabab cepatnya peningkatan kasus kanker kulit ini di Amerika
serikat adalah kecintaan masyarakat Amerika dengan matahari (berjemur).
Selain adanya peningkatan ini, kanker kulit tetap menjadi salah satu bentuk
kanker yang paling dapat disembuhkan,dengan hanya sekitar 2.500 kasus
meninggal setiap tahunnya dengan jenis kanker kulit non-melanoma dan sekitar
6.900 meninggal per tahun karena kanker kulit melanoma.

BAB II
KONSEP DASAR
A.    Definisi
Karsinoma sel basal ( BCC )  atau basalioma adalah neoplasma maligna yang
berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat
timbul pada kulit yang berambut (Manuaba, 2010 ).

Karsinoma sel basal merupakan suatu tumor ganas kulit yang berasal dari
pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit ( Harahap,
2000 ).

B.     Epidemiologi
Setiap tahun antara 900.000 dan 1,2 juta kasus baru kanker kulit non-melanoma
akan didiagnosis di Amerika Serikat. Ini terjadi peningkatan sekitar lebih tinggi
setengah juta setiap tahun daripada perkiraan sebelumnya. Berdasarkan hasil
statistik baru ini satu dari 5 penduduk Amerika akan mengalami kanker kulit
jenis non-melanoma dalam masa kehidupannya. Melanoma maligna yakni
penyebab kematian terbesar pada bentuk kanker kulit sedang mengalami
peningkatan lebih cepat dibandingkan dengan beberapa jenis kanker lainnya.
Diperkirakan 32.000 kasus baru akan didiagnosis per tahun atau sekitar 1 dari
105 penduduk orang Amerika akan berkembang mengalami melanoma pada
kehidupan mereka. Para ahli dari universitas setuju bahwa alasan utama yang
menjadi penyabab cepatnya peningkatan kasus kanker kulit ini di Amerika
serikat adalah kecintaan masyarakat Amerika dengan matahari (berjemur).
Selain adanya peningkatan ini, kanker kulit tetap menjadi salah satu bentuk
kanker yang paling dapat disembuhkan,dengan hanya sekitar 2.500 kasus
meninggal setiap tahunnya dengan jenis kanker kulit non-melanoma dan sekitar
6.900 meninggal per tahun karena kanker kulit melanoma ( Danielle, 2000 ).

C.    Stadium  Klinis


Menurut Stadium Clarke I-V, kriteria berdasarkan ketebalan tumor :

Stadium Clarke Ketahanan 5 tahun ( % ) Ketebalan

I ( Epidermis ) 100 < 0,76

II ( dermis papiler ) 90-10 0,76 – 1,49

III ( dermis papiler/retikuler ) 80 – 90 1,50 – 2,49

IV ( dermis retikuler ) 60 – 70 2,50 – 3,99

V ( lemak subkutan ) 15 – 30 4,00 – 7,99

> 8,00

( Grace, 2006 )

D.    Klasifikasi Histopatologi


a.    Nodular BCC : tipe klasik, berbentuk “pink” nodul (pada kulit putih ), pada
kulit bewarna akan terjadi pingmentasi, “pearly” dan kadang terjadiulserasi.
b.    Superficial BCC : banyak dijumpai pada ekstremitas atau daerah yang
terkena eksposur sinar matahari, ber-squama (scaly) sering sulit dibedakan
dengan SCC ataupun Bowen disease.
c.    Sclerosing or Morphea Form BCC : jarang dijumpai, dan berbentuk nodul
yang induratif dan tidak terbatas jelas, sering didiagnosa sebagai jaringan
“parut”
d.   Pigmented BCC : mungkin merupakan varian dari nodular BCC
e.    Cystic BCC  : jaringan sekali dijumpai
f.     Fibroepithelioma of Pinkus (PEP) : varian yang jarang dijumpai
( Manuaba, 2010 )

E.     Etiologi
Kanker kulit telah menyebabkan banyak potensi, ini meliputi:

1.    Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok tembakau dan produk-


produk terkait dapat melipatgandakan risiko kanker kulit.

2.    Overexposure untuk UV-radiasi dapat menyebabkan kanker kulit baik


melalui kerusakan DNA langsung atau melalui mekanisme DNA kerusakan
tidak langsung. Overexposure (pembakaran) UVA & UVB memiliki keduanya
telah terlibat dalam menyebabkan kerusakan DNA mengakibatkan kanker.
kekuatan Sun 10:00-4:00 paling intens. Alam (matahari) & UV paparan buatan
(tanning salon) yang kemungkinan terkait dengan kanker kulit. UVB terutama
mempengaruhi epidermis menyebabkan sunburns, kemerahan, dan terik kulit
saat overexposed. Melanin dari epidermis diaktifkan dengan UVB sama dengan
UVA, namun efek yang lebih tahan lama dengan pigmentasi terus selama 24
jam.

3.    Kronis non-penyembuhan luka, terutama luka bakar. Ini disebut tukak
Marjolin didasarkan pada penampilan mereka, dan dapat berkembang menjadi
karsinoma sel skuamosa.

4.    Predisposisi genetik, termasuk “bawaan Melanocytic Nevi Syndrome”.


CMNS dicirikan oleh adanya “Nevi” atau mol dengan ukuran berbeda yang
baik muncul pada atau dalam 6 bulan kelahiran. Nevi lebih besar dari 20 mm
(3 / 4) dalam ukuran berada pada risiko tinggi untuk menjadi kanker.

5.    Paparan arsenik,. Arsenik logam beracun yang ditemukan secara luas di


lingkungan, meningkatkan risiko karsinoma sel basal dan kanker lainnya. Setiap
orang memiliki beberapa paparan arsenik karena terjadi secara alami di udara,
tanah dan air tanah. Tetapi orang-orang yang mungkin terekspos pada tingkat
yang lebih tinggi dari arsenik termasuk petani, pekerja kilang, dan orang yang
minum air sumur yang tercemar atau tinggal di dekat pabrik peleburan.
6.    Warisan sindrom yang menyebabkan kanker kulit. tertentu penyakit genetik
yang langka meningkatkan risiko karsinoma sel basal. Nevoid karsinoma sel
basal (Gorlin-Goltz sindrom) menyebabkan karsinoma basal sel banyak, serta
pitting di tangan dan kaki dan kelainan tulang belakang. pigmentosum
xeroderma menyebabkan kepekaan ekstrim untuk sinar matahari dan resiko
tinggi kanker kulit karena orang dengan kondisi ini memiliki kemampuan
sedikit atau tidak untuk memperbaiki kerusakan pada kulit dari sinar ultraviolet.
( www.news-medical.net )
F.     Patofisiologi
Radiasi sinar ultraviolet adalah penyebab paling umum dari kanker kulit baik
yang melanoma maupun yang non melanoma. Berdasarkan percobaan yang
dilakukan oleh binatang, sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang
paling efektif adalah UVB. Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan dari
UVB itu sendiri untuk menembus kedalam lapisan ozon dan juga startum
korneum yang akhirnya akan diabsorbsi oleh DNA. Langkah pertama dari
proses karsinogenik ini adalah penginduksian DNA oleh photon UVB. Photon
UVB ini biasanya akan diabsorbsi pada 5 – 6 ikatan dobel dari pyrimidine, yang
akan menyebabkan terbukanya ikatan tersebut. Sebagai hasilnya akan terbentuk
cyclobutane dimmer atau pyrimidine-pyrimidone photoproduct. Keduanya
menyebabkan struktur DNA yang abnormal.
Pada saat terjadi replikasi DNA, DNA polymerase sering salah memasukkan
cytosine yang telah rusak berseberangan dengan thymine. Mutasi ini muncul
hanya apabila cytosine berada berseberangan dengan thymine atau dengan
cytosine yang lain, yang merefleksikan sisi spesifik dimana photoproduct UV
muncul. Dua gen yang secara normal dapat mencegah terjadinya kanker akan
tetapi menjadi tidak aktif pada kanker kulit adalah PTCH dan P53. PTCH yang
merupakan komponen dari jalur signal seluler, bermutasi pada sekitar 90% dari
BCC. Sedangkan P53 yang mengkode regulator dari siklus sel dan kematian sel
bermutasi bermutasi pada sekitar setengah dari BCC dan lebih dari 90% SCC.

Aspek terpenting dari basalioma adalah bahwa kanker kulit ini terdiri dari sel
tumor epithelial berasal dari sel primitive selubung akar rambut sementara
komponen stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen,
fibroblast dan subtansia dasar yang sebagian besar berupa berbagai jenis
glukosa aminoglikans (GAGs). Kedua komponen ini saling ketergantungan
sehingga tidak bisa berkembang tanpa komponen yang lainnya. Hubungan
ketergantungan ini sifatnya sangat unik, hal inilah yang dapat menjelaskan
mengapa basalioma sangat jarang bermetastase dan mengapa pertumbuhan
basalioma pada kultur sel dan jaringan sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan
bolus metastase yang besar dengan komponen sel dan stroma didalamnya sulit
memasuki system limfatik ataupun system vascular. Dan inilah yang
membedakan antara basalioma dengan melanoma maligna dan karsinoma sel
skuamosa yang keduanya sering mengadakan metastase.

Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah menjadi
sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau lapisan follikuler. Sel
ini diproduksi sepanjang hidup kita dan membentuk kelenjar sebacea dan
apokrin. Tumor tumbuh dari epidermis dan muncul dibagian luar selubung akar
rambut, khususnya dan stem sel folikel rambut, tepat dibawah duktus glandula
sebacea.
Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen suppressor tumor p53, yang
terletak pada kromosom 17p. Sebai tambahan mutasi gen suppressor tumor pada
lokus 9q22 yang menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan
autosomal dominan ditandai dengan timbulnya basalioma secara dini. Mutasi
pada gen supresi tumor p53 ditemukan dalam hampir 50% kasus karsinoma sel
basal secara sporadic.

Kebanyakan dari mutasi ini adalah translasi dari C → T dan CC → TT pada


susunan dipyrimidine, yang merupakaan mutasi khas yang mengindikasikan
bahwa adanya paparan terhadap radiasi ultraviolet B. Akhir-akhir ini terdapat
nucleus β-catenin yang menunjukkkan hubungannya dengan peningkatan
proliferasi sel tumor. Fungsi spesifik dari gen-gen ini masih belum diketahui.

( ilmubedah.info )

 
G.    Manifestasi  Klinis
Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit
kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang
agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak
kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-
sembuh.

H.    Pemeriksaan Penunjang


1.    Foto polos ( X-ray ) terutama pada lesi BCC yang besar dan luas untuk
melihat adanya inflitrasi sel tumor pada tulang di bawahnya.

2.    CT Scan untuk melihat luas destruksi tulang, operabilitas dan perencanaan
pembedahan.

I.       Pemeriksaan Klinis


1.    Anamnesis

Dikeluhkan adanya lesi kulit seperti ‘’tahi lalat’’ yang berubah warnanya, gatal,
nyeri, berdarah, membesar atau timbul “tukak” atau ulkus. Kadang disebut
sebagai “borok” yang tidak sembuh-sembuh .

2.    Pemeriksaan Fisik

Gambaran klinis dikenal sebagai ulkus Rodent, yaitu ulkus dengan satu sisi
berbentuk tidak rata, seakan –akan seperti gambaran “ gigitan rodent/tikus”.
Biasanya seperti adanya hiperpigmentasi pada bagian tepi dan ulkus di tengah.
Bentuk klinis yang dijumpai pada BCC adalah :

a.       Jenis nodulo-ulseratif (paling seringm : mula-mula berbentuk papul


(papula) meninggi, “pearly” atau permukaan mengilat seperti “mutiara”, sering
terdapat telengiectasi disentral yang biasanya mengalami ulseratif. Kadang
berskuama halus dan berkrusta tipis  dan tumbuh lambat.
b.      Jenis berpigmen : gambaran sama nodulo-ulseratif hanya bewarna coklat
hitam, berbintik dan homogen.

c.       Jenis morphea liek atau fibrosis jarang : bentuk “plakat”, kekuningan, tepi


tidak jelas, kadang meninggi. Pada pada permukaan tampak beberapa folikel
rambut yang konkaf dan membentuk jaringan seperti sikratriks, dan kadang
tertutup krusta. Ulserasi jarang.
d.      Jenis superficial : lokasi pada kepala, leher, badan berupa bercak
kemerahan, berskuamosa halus, tepi sedikit meninggi. Tumbuh dan meluas
secara lambat, ulserasi. Sering dijumpai multiple terutama pada pasien berkulit
putih.

e.       Jenis fibro-epitelial : Sering dijumpai dipunggung, soliter, bernodul padat,


bertangkai pendek, permukaan halus sedikit kemerahan seperti fibroma.
f.       Nevoid Basal Cell Syndrome (Sindroma Gortin Galzt)
g.      Sindroma Xeroderma Pigmentosum.

h.      Jenis linear and generalized follicular basal cell nevi.


i.        Jenis generalized follicular  : disertai kerontokan rambut sebagai akibat
kerusakan folikel rambut karena pertumbuhan tumor.
j.        Albinism : sensitif terhadap UV (tidak adanya “melanin” perlindung
kulit ) mudah terjadi BCC, SCC ataupun melanoma.
( Manuaba, 2010 )

J.      Komplikasi
1.    Sebuah risiko kekambuhan karsinoma basal. Sel umumnya
kambuh. Bahkan setelah pengobatan berhasil, mereka mungkin kambuh, sering
di tempat yang sama.

2.    Peningkatan risiko jenis lain kanker kulit. Sebuah sejarah karsinoma sel
basal juga dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan jenis lain kanker
kulit, seperti karsinoma sel skuamosa dan melanoma.

3.    Kanker yang menyebar di luar kulit. Langka, bentuk agresif karsinoma sel
basal dapat menyerang dan merusak otot di dekatnya, saraf dan tulang. Sangat
jarang, karsinoma sel basal dapat menyebar ke area lain dari tubuh.

( http://www.mayoclinic.com )
K.    Penatalaksanaan
Penggunaan agen kemoterapi seperti 5-Fluorourasil atau Imiquimod, dapat
mencegah perkembangan kanker kulit. Hal ini biasanya dianjurkan untuk
individu dengan kerusakan akibat sinar matahari yang luas, sejarah kanker kulit
beberapa, atau pertumbuhan prekanker. Hal ini sering diulang setiap 2 sampai 3
tahun untuk lebih mengurangi risiko kanker kulit.

Metode berikut ini digunakan dalam pengobatan karsinoma sel basal (BCC) :
1.         Standar bedah eksisi

Tingkat obat untuk metode ini, baik yang dilakukan oleh dokter ahli bedah
plastik, dokter keluarga, atau dokter kulit benar-benar tergantung pada margin
bedah. Ketika margin bedah standar diterapkan (biasanya 4 mm atau lebih),
tingkat kesembuhan tinggi dapat dicapai dengan eksisi standar dermatoscope A
dapat membantu ahli bedah yang berpengalaman dapat mengidentifikasi tumor
tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Semakin sempit margin bedah ( terlihat
kulit dengan tumor yang bebas dibuang ) semakin tinggi tingkat kekambuhan.
Kelemahan dengan eksisi bedah standar adalah tingkat kekambuhan tinggi
kanker sel basal dari wajah, terutama di sekitar kelopak mata, hidung, dan
struktur wajah. Sebuah diagram pada halaman 33 dari publikasi NCCN
menunjukkan daerah risiko tinggi kambuh karena kebanyakan wajah dengan
pengecualian pada pipi pusat dan dahi atas) menggunakan bagian histologi yang
dibekukan.

2.         Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi)

Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi) adalah prosedur rawat jalan
di mana tumor pembedahan dipotong dan kemudian segera diperiksa di bawah
mikroskop. Ini adalah bentuk pengolahan patologi yang disebut CCPDMA. Hal
ini diklaim memiliki tingkat penyembuhan tertinggi 97% menjadi 99,8% oleh
beberapa individu. Dasar dan ujung-ujungnya mikroskopis diperiksa untuk
memverifikasi margin yang cukup sebelum bedah perbaikan situs. Jika margin
tidak cukup, lebih akan dihapus dari pasien sampai margin yang cukup. Hal ini
juga digunakan untuk karsinoma sel skuamosa, namun, tingkat penyembuhan
tidak setinggi operasi Mohs untuk karsinoma sel basal.

3.         Kemoterapi

Beberapa kanker dangkal menanggapi terapi lokal dengan 5-fluorouracil, agen


kemoterapi. pengobatan topikal dengan krim Imiquimod 5%, dengan lima
aplikasi per minggu selama enam minggu memiliki tingkat dilaporkan 70-90%
keberhasilan untuk mengurangi bahkan menghilangkan karsinoma sel BCC.

4.         Imunoterapi

Imunoterapi penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan


peplus Euphorbia, gulma kebun yang umum, mungkin efektif. perusahaan
Australia Peplin biofarmasi adalah mengembangkan pengobatan topikal untuk
BCC. Imiquimod atau Aldara adalah sebuah immunotherapy tetapi yang
tercantum di sini di bawah kemoterapi.

5.         Radiasi

Terapi radiasi yang sesuai untuk semua bentuk BCC sebagai dosis memadai
akan memberantas penyakit tersebut. Terapi radiasi dapat disampaikan baik
sebagai sinar radioterapi eksternal atau sebagai brachytherapy (radioterapi
internal). Meskipun radioterapi umumnya digunakan pada pasien yang lebih tua
yang tidak kandidat untuk operasi, itu juga digunakan dalam kasus-kasus di
mana eksisi bedah akan menodai atau sulit untuk merekonstruksi (terutama pada
ujung hidung, dan rims lubang hidung). pengobatan Radiasi sering mengambil
sesedikit 5 kunjungan ke sebanyak 25 kunjungan untuk terapi radiasi. Biasanya,
kunjungan lebih dijadwalkan untuk terapi, komplikasi kurang atau kerusakan
yang dilakukan terhadap jaringan normal yang mendukung tumor. Cure rate
bisa setinggi 95% untuk tumor kecil, atau serendah 80% untuk tumor yang
besar. Biasanya, tumor berulang setelah radiasi diperlakukan dengan operasi,
dan tidak dengan radiasi. perlakuan radiasi lebih lanjut lebih lanjut akan
merusak jaringan normal, dan tumor mungkin resisten terhadap radiasi lebih
lanjut.

6.         Terapi Photodynamic


Terapi Photodynamic adalah modalitas baru untuk pengobatan karsinoma sel
basal, yang dikelola oleh aplikasi photosensitizers ke daerah sasaran. Ketika
molekul ini diaktifkan oleh cahaya, mereka menjadi beracun, sehingga
menghancurkan sel target. Metil aminolevulinate disetujui oleh Uni Eropa
sebagai fotosensitizer sejak tahun 2001. Terapi ini juga digunakan dalam jenis
kanker kulit lainnya.

7.         Cryosurgery

Cryosurgery adalah suatu modalitas tua untuk pengobatan kanker kulit banyak.
Ketika akurat digunakan dengan probe temperatur dan instrumen cryotherapy,
dapat menghasilkan angka kesembuhan sangat baik. Kekurangan termasuk
kurangnya kontrol margin, nekrosis jaringan, atas atau di bawah pengobatan
tumor, dan waktu pemulihan yang lama. Beberapa buku diterbitkan pada terapi,
dan beberapa dokter masih menerapkan perlakuan untuk pasien tertentu.

8.         Electrodessication dan kuret atau EDC

EDC dilakukan dengan menggunakan pisau bulat, atau kuret, untuk mengikis
pergi kanker lembut. Kulit kemudian dibakar dengan arus listrik. Hal ini
semakin melembutkan kulit, memungkinkan untuk pisau untuk memotong lebih
dalam dengan lapisan berikutnya kuretase. Siklus ini berulang, dengan margin
keamanan kuretase kulit normal di sekitar tumor terlihat. Siklus ini diulang 3
sampai 5 kali, dan margin kulit bebas diperlakukan biasanya 4 sampai 6 mm.
Cure rate sangat banyak digunakan tergantung pada ukuran dan jenis tumor.

( http://www.news-medical.net )
L.     Pencegahan
1. Perlindungan Sun – memakai topi bertepi lebar, UV-pelindung kacamata
hitam, kemeja lengan panjang dan celana
2. Gunakan tabir surya (SPF> 30) dan berlaku sebelum berenang atau
olahraga dan ulangi setiap 2-3 jam. Tetap di bawah naungan.
3. Monitor mencurigakan bintik-bintik atau mol. Periksa bintik-bintik atau
tahi lalat yang baru, tumbuh cepat, gatal-gatal, berdarah atau perubahan
warna.
4. Temui dokter Anda jika Anda memiliki borok yang tidak sembuh.
( http://www.perthcosmeticsurgery.com.au )
 BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA SEL BASAL
A.    Pengkajian
1.    BiodataPasien

a.       Data Demografi

b.      Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya

c.       Faktor Lingkungan

2.    PolaKesehatanFungsional Gordon

a.       Riwayat keperawatan untuk pola persepsi kesehatan – penanganan


kesehatan

Pola sehat – sejahtera yang dirasakan, Pengetahuan tentang gaya hidup dan
berhubungan dengan sehat, Pengetahuan tentang praktik kesehatan preventif,
Ketaatan pada ketentuan medis dan keperawatan.

b.      Riwayat keperawatan untuk pola nutrisi – metabolik

Pola makan biasa dan masukan cairan, Tipe makanan dan cairan,
Peningkatan/penurunan berat badan, Nafsu makan, pilihan makanan.

c.       Riwayat keperawatan untuk pola eliminasi

Defekasi, berkemih, Penggunaan alat bantu, Penggunaan obat-obatan.


d.      Riwayat keperawatan untuk pola aktifitas

Pola aktivitas, latihan dan rekreasi, Kemampuan untuk mengusahakan aktivitas


sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll).

e.       Riwayat keperawatan untuk pola istirahat – tidur

Pola tidur – istirahat dalam 24 jam, Kualitas dan kuantitas tidur.

f.       Riwayat keperawatan untuk pola kognitif perseptual

Penglihatan, perasa, pembau, Kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan


pembuatan keputusan.

g.      Riwayat keperawatan untuk pola konsep diri

Sikap klien mengenai dirinya, Persepsi klien tentang kemampuannya, Pola


emosional, Citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri.

h.      Riwayat keperawatan untuk pola peran / hubungan

Persepsi klien tantang pola hubungan, Persepsi klien tentang peran dan
tanggung jawab.

i.        Riwayat keperawatan seksualitas / reproduksi

Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien terhadap seksualitasnya,


Tahap dan pola reproduksi, termasukdidalamnyapenggunaanalatkontrasepsi.

j.        Riwayat keperawatan untuk koping / toleransi stress

Kemampuan mengendalian stress, Sumber pendukung.

k.      Riwayat keperawatan untuk nilai / kepercayaan


Nilai, tujuan dan keyakinan, Spiritual/agama, Konflik.

3.   PemeriksaanFisik
a.       Kepala

Rambut bersih atau kotor, warna rambut, ada lesi atau tidak

b.      Mata dantelinga

Konjungtivaanemisatautidak, pupil isokoranisokor, lubangtelingakotoratautidak

c.       Hidung

Lubang hidung sama besar atau tidak, sekitar hidung kotor atau bersih, ada
polip atau tidak.

d.      Mulut

Sianosis atau tidak, sekitar mulut kotor atau bersih.

e.       Kulit

Inspeksi    : ada perubahan warna atau tidak, ada lesi, warna lesi, luas lesi,
banyak area yang terkena

Palpasi      : kering atau lembab, halus atau kasar, nyeri atau tidak saat ditekan,
teraba hangat atau dingin, acral dingin atau panas.

f.       Dada/jantung/paru

Paru-paru :
Inspeksi                : Bagaimanakembangkempis dada, simetrisatau

tidak
Palpasi                  : Bagaimanasterfimituskanankirisamaatautidak

Perkusi                 : Pekakseluruhlapangparuatautidak

Auskultasi            : Suaracordiustampakatautidak

Jantung :
Inspeksi                :  Ictus cordistampakatautidak

Palpasi                  : Ictus cordisterabaatautidak

Perkusi                 : Konfigurasi normal atautidak

Auskultasi            :Terdapatsuara abnormal atautidak


g.      Perut

Inspeksi                : Tidak asites

Auskultasi            : Terdengar bising usus

Palpasi                  : Ada nyeri atau tidak

Perkusi                 : kembung atau tidak

h.      Genitalia

Apakahterpasangkateteratautidak, bersihatautidak.

i.        Extremitas

Atas                      : oedem atau tidak, terpasang infus atau tidak

Bawah                  : oedem atau tidak

B.     Diagnosa Keperawatan


1.    Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-
epidermal sekunder akibat kanker pada kulit.

2.    Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit atau
penanganan kanker kulit seperti reseksi pembedahan, agen kemoterapi topikal,
dan/atau terapi radiasi.

3.    Koping individu tak efektif berhubungan dengan perubahan dalam


integritas tubuh sekunder akibat kerusakan bentuk tubuh sekunder karena
kanker kulit.

4.    Ansietas berhubungan dengan konsekuensi kanker yang menimbulkan


kecacatan dan kematian.

5.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti


pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi topikal.

C.    Rencana Keperawatan


1.    Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-
epidermal sekunder akibat kanker pada kulit.

a.       Batasan karakteristik :

Gangguan jaringan epidermis dan dermis

Ada lesi primer atau sekunder

b.      Kriteria hasil :

Individu menunjukan penyembuhan jaringan progresif.

c.       Intervensi dan Rasional :

1)        Intervensi : Lindungi area permukaan kulit yang sehat.


Rasional : untuk menghindari perluasan kanker.

2)        Intervensi : Jangan gosok area yang terpajan kanker.

Rasional : menghindari terjadinya luka dan penyebaran infeksi.

3)        Intervensi : Hindarkan dari paparan sinar matahari yang terlalu lama.

Rasional : sinar matahari mempercepat pertumbuhan sel kanker.

2.    Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit atau
penanganan kanker kulit seperti reseksi pembedahan, agen kemoterapi topikal,
dan /atau terapi radiasi.

a.       Batasan Karakteristik :

Pasien mengungkapkan kekuatirannya atas reaksi atau penolakan oleh orang


lain  berhubungan dengan perubahan kulit dari agen kemoterapi lokal atau
terapi radiasi.

b.      Kreteria Hasil :

Mendiskusikan strategi-strategi untuk mengatasi perubahan pada citra tubuh.

c.       Intervensi dan Rasional :

1)   Intervensi : kaji penetahuan pasien terhadap adanya potensi kecacatan yang
berhubungan dengan pembedahan dan/atau perubahan kulit.

Rasional : memberikan informasi untuk memformulasikan perencanaan

2)   Intervensi : pantau kemem puan pasien untuk melihat perubahan bentuk
dirinya.
Rasional : ketidakmampuan untuk melihat bagian tubuh yang terkena mungkin
mengindikasikan kesulitan dalam koping

3)   Intervensi : dorong pasien untuk mendiskusikan perasaan mengenai


perubahan penampilan dari pembedahan.

Rasional : memberikan jalan untuk mengekspresikan emosinya.

4)   Intervensi : diskusikan pilihan untuk rekontrusi dan cara-cara untuk


membuat penampilan yang kurang ini menjadi menarik misal ; dengan tata rias
dan sebagainya.

Rasional : meningkatkan kotrol diri sendiri atas kehilangan

3.    Koping individu tak efektif berhubungan dengan perubahan dalam


integritas tubuh sekunder akibat kerusakan bentuk tubuh sekunder karena
kanker kulit.

a.       Batasan karakteristik :

Pengungkapan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan atau


penggunaan mekanisme pertahanan yang tiak sesuai atau ketidak mampuan
memenuhi peran yang diharapkan.

b.      Kriteria hasil :

1)   Pasien akan menunjukkan minat terhadap aktivitas untuk mengisi waktu
luang.

2)   Mengidentifikasikan kekuatan personal yang dapat mengembangkan koping


yang efektif.

3)   Berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).


c.       Intervensi dan Rasional :

1)   Intervensi : Kaji pandangan pasien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya


dengan pandangan pemberi pelayanan kesehatan.

Rasional : mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kondisinya.

2)   Intervensi : Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.

Rasional : menghindari ketakutan dan menciptakan hubungan saling percaya,


memudahkan intervensi

3)   Intervensi : Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan


peran yang realitas.

Rasional : memberikan arahan pada persepsi pasien tentang kondisi nyata yang
ada saat ini.

4)   Intervensi : Bantu pasien dalam mengidentifikasi respons positif dari orang
lain.

Rasional : meningkatkan perasaan berarti, memberikan penguatan yang positif.

5)   Intervensi : Libatkan sumber-sumber yang ada di rumah sakit dalam


memberikan dukungan emosional untuk pasien dan keluarga.

Rasional : menciptakan suasana saling percaya, perasaan berarti, dan


mengurangi kecemasan.

4.    Ansietas berhubungan dengan konsekuensi kanker yang menimbulkan


kecacatan dan kematian.

a.       Batasan karakteristik :


Dimanifestasikan oleh gejala-gejala dari tiga kategori : fisiologi, emosional, dan
kognitif. Gejala bervariasi dengan tingkat ansietas.

b.      Kriteria hasil :

1)   Klien mampu merencanakan strategi koping untuk situasi-situasi yang


membuat stress.

2)   Klien mampu mempertahankan penampilan peran.

3)   Klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik.

4)   Tidak ada manifestasi perilaku akibat kecemasan.

c.       Intervensi dan Rasional :

1)   Intervensi : Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.

Rasional : memudahkan intervensi.

2)   Intervensi :Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi
ansietas di masa lalu.

Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan


kemampuan mengontrol ansietas.

3)   Intervensi :Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan.

Rasional : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk


mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan.

4)   Intervensi :Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada
saat ini, harapan-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani.
Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan
untuk mengurangi kecemasan.

5)   Intervensi :Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas


sehari-hari meskipun dalam keadaan cemas.

Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya mampu
mengatasi masalahnya dan memberi keyakinan pada diri sendri yang dibuktikan
dengan pengakuan orang lain atas kemampuannya.

6)   Intervensi : Sediakan informasi faktual (nyata dan benar) kepada pasien dan
keluarga menyangkut diagnosis, perawatan dan prognosis.

Rasional : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.

5.    Kurang Pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti


pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi topikal.

a.       Batasan karakteristik :

Mengungkapkan pertanyaan atau mengkuatirkan tentang pembedahan, terapi


radiasi, atau penanganan dengan kemoterapi untuk kanker kulit.

b.      Kriteria hasil :

Menyatakan tindakan perawatan diri untuk menurunkan insiden dan bertambah


beratnya gejala yang berhubungan dengan pengobatan.

c.       Intervensi dan Rasional

1)   Intervensi : beritahu kapan penbedahan/terapi radiasi akan dilakukan.

Rasional : memberikan informasi yang diperlukan.


2)   Intervensi :Jelaskan tujuan dari penanganan.

Rasional : meningkatkan pemahaman terhadap pengobatan.

3)   Intervensi : ajarkan untuk menggunakan kemoterapi topikal.

Rasional : meningkatkan perawatan diri sendiri.

4)   Intervensi : beritahu kemungkinan efek samping dari pemberian obat topikal
seperti iritasi kulit dan pemakaian yang tidak tepat mungkin dapat menyebabkan
kulit terkelupas atau melumpuh.

Rasional : meningkatkan keamanan dari pemberian obat topikal tanpa adanya


komplikasi.

5)   Intervensi : Beritahu adanya efek samping dari terapi radiasi dan tindakan
perawatan diri untuk mengatasinya.

Rasional : meningkatkan perawatan diri.

BAB IV
PENUTUP
1.      Karsinoma sel basal ( BCC )  atau basalioma adalah neoplasma maligna
yang berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat
timbul pada kulit yang berambut (Manuaba, 2010 ).

2.      Faktor predisposisi dan pajanan sinar matahari sangat berperan dalam
perkembangan karsinoma sel basal.

3.      Diagnosa karsinoma sel basal didiagnosis berdasarkan gambaran klinis


dan pemeriksaan histopatologi.
4.      Pengobatan karsinoma sel basal bertujuan untuk kesembuhan atau
mencegah kemungkinan meluasnya kanker dan bertambah parahnya, sehingga
mendapatkan hasil yang lebih baik.

5.      Asuhan keperawatan ditegakkan guna memenuhi proses kesembuhan


klien.
 

 
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta :
EGC.
Gale, Danielle. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.
Grace, Pierce A. & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : PT
Gelora Aksara Pratama.
Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates.
Manuaba, Tjakra Wibawa. 2010. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid
Peraboi 2010. Jakarta: Sagung Seto.
http://www.news-medical.net/health/Skin-Cancer-(Indonesian).aspx
http://www.mayoclinic.com/health/basal-cell-carcinoma
http://www.perthcosmeticsurgery.com.au/skin_cancer_melanoma_procedure.do

Anda mungkin juga menyukai