PENDALAMAN TENTANG PEDOMAN DISLIPIN APOTEKER PASAL 17 Menyalahgunakan kompetensi Apotekernya CONTOH PENERAPAN DILAPANGAN Apoteker mampu memberikan pelayanan obat /untuk penderita secara profesional dengan jaminan bahwa obat yang diberikan kepada penderita akan tepat, aman, dan efektif. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan obat bebas dan pelayanan obat dengan resep dokter yang obatnya dibuat langsung oleh apotek.
Pelanggaran dan Sanksi
Kemungkinan terjadinya pelanggaran 1. Membiarkan penggunaan misoprostol/cytotec untuk menggugurkan kandungan, cytotec dapat bersifat memicu kontraksi rahim. 2. Mengizinkan penjualan obat keras secara bebas di apotik tanpa resep dokter 3. Menjual obat-obat ilegal yang mengandung narkotika (Cannabis sativa) dan psikotropika (diazepam) secara bebas. Sanksi 1. Peringatan Tertulis Dari Majelis Etik dan Dislipin Apoteker Indonesia 2. Peringatan tertulis/surat peringatan rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan STRA atau SIPA/SIKA
PENDALAMAN TENTANG PEDOMAN DISLIPIN APOTEKER
PASAL 18 Membuat catatan dan/atau pelaporan sediaan farmasi yang tidak baik dan tidak benar CONTOH PENERAPAN DILAPANGAN Apoteker harus mendokumentasikan seluruh sediaan farmasi yang masuk dan keluar pada instalasi farmasi dengan baik dan benar Pelanggaran dan Sanksi Kemungkinan terjadinya pelanggaran 1. Tidak membuat Laporan penerimaan dan penggunaan Obat Narkotika, Psikotropika dan Perkusor ke Dinas Kesehatan atau Melalui Sistem Pelaopran Narkotika/ SIPNAP 2. Tidak ada pencatatan Keluar Masuk Obat, Pencatatatn No.batch dan Expired date pada kartu stok. 3. Resep Obat Narkotika Tidak di arsipkan 4. Adanya kesalahan pemberian obat rusak kepada pasien akibat tidak dilakukannya pencatatan pelaporan mengenai barang rusak. 5. Adanya kesalahan pemberian obat kadaluwarsa kepada pasien akibat tidak dilakukannya pencatatan mengenai obat kadaluwarsa Sanksi 1. Peringatan tertulis dari MEDAI 2. Setelah diberi peringatan tetap melakukan pelanggaran, maka ia mendapat rekomendasi pembekuan dan/ atau pencabutan STRA atau SIKA. 3. Undang-undang No. 5 tahun 1997 Pasal 60 ayat 1c Barangsiapa memproduksi atau mengedarkan psikotropika yang berupa obat yang tidak terdaftar pada departemen yang bertanggung jawab di bidang kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
PENDALAMAN TENTANG PEDOMAN DISLIPIN APOTEKER
PASAL 19 Berpraktik dengan menggunakan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) atau Surat Izin Praktik Apoteker/Surat Izin kerja Apoteker (SIPA/SIKA) dan/atau sertifikat kompetensi yang tidak sah CONTOH PENERAPAN DILAPANGAN 1. Tidak memperpanjang Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) atau Surat Izin Praktik Apoteker/Surat Izin kerja Apoteker (SIPA/SIKA) sesuai dengan persyaratan yang berlaku. 2. Menggunakan dokumen yang tidak sah untuk melakukan perpanjangan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) atau Surat Izin Praktik Apoteker/Surat Izin kerja Apoteker (SIPA/SIKA).
Pelanggaran dan Sanksi
Kemungkinan terjadinya pelanggaran Memberikan dokumen palsu saat melakukan perpanjangan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) atau Surat Izin Praktik Apoteker/Surat Izin kerja Apoteker (SIPA/SIKA). Contoh: Surat Keterangan Sehat Fisik dan Mental palsu. Sanksi 1. Pemberian peringatan tertulis; 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker.
TUGAS UNDANG-UNDANG DAN ETIKA
MATERI PEDOMAN KODE ETIKA APOTEKER INDONESIA
PENDALAMAN TENTANG PEDOMAN KODE ETIKA APOTEKER
PASAL 9 Seorang apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati hak azasi pasien dan melindungi makhluk hidup insani. Implementasi- jabaran kode etik pasal 9 adalah • Kepedulian kepada pasien adalah merupakan hal yang paling utama dari seorang apoteker. • Setiap tindakan dan keputusan profesional dari apoteker harus berpihak kepada kepentingan pasien dan masyarakat. • Seorang apoteker harus mampu mendorong pasien untuk terlibat dalam keputusan pengobatan mereka. • Seorang apoteker harus mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan pasien khususnya janin, bayi, anak-anak serta orang dalam kondisi lemah. • Seorang apoteker harus yakin bahwa obat yang diserahkan kepada pasien adalah obat yang terjamin mutu, keamanan, dan khasiat dan cara pakai yang tepat. • Seorang apoteker harus menjaga kerahasiaan pasien, rahasia kefarmasian, dan rahasia kedokteran dengan baik. • Seorang apoteker harus menghormati keputusan profesi yang telah ditetapkan oleh dokter dalam bentuk penulisan resep dan sebagainya Dalam hal seorang apoteker akan mengambil kebijakan yang berbeda dengan permintaan seorang dokter, maka apoteker harus melakukan komunikasi dengan dokter tersebut, kecuali peraturan perundangan membolehkan apoteker mengambil keputusan dari kepentingan pasien. CONTOH PENERAPAN DILAPANGAN 1. Apoteker sebelum menyerahkan obat kepada pasien harus melakukan kajian ulang/pemeriksaan kembali agar tidak terjadi kesalahan. 2. Apoteker melakukan home care terhadap pasien dengan kondisi khusus (lansia dan penyakit kronis) yang membutuhkan monitoring kesehatan. 3. Apoteker mengganti obat paten yang diresepkan oleh dokter dengan obat generik yang memiliki jenis, kekuatan, dan indikasi yang sama atas persetujuan pasien. 4. Memberikan konseling (informasi obat) kepada pasien dengan bahasa yang mudah dipahami. 5. Harus menjamin obat yang diberikan pasien bermutu, berkhasiat, aman, dan terjangkau. 6. Menjamin kerahasiaan pasien. 7. Mengikutsertakan pasien dalam pengambilan keputusan pengobatan. 8. Menghormati keputusan pasien atas pengobatannya. Pelanggaran dan Sanksi Kemungkinan terjadinya pelanggaran 1. Seorang pasien diberikan obat yang sudah kadaluarsa oleh pihak apotek; 2. Apoteker memberikan obat bermerek pada pasien tidak mampu tanpa memberikan info tentang obat generik sehingga pasien kesulitan dalam membeli obat; 3. Apoteker tidak memberikan obat yang seharusnya kepada pasien sehingga pasien mengalami kerugian/celaka; 4. Apoteker tidak menjaga rahasia pasien, rahasia kefarmasian, dan rahasia kedokteran; 5. Apoteker tidak berkomunikasi dengan dokter dalam hal penggantian obat yang telah diresepkan dokter. Sanksi 1. Pembinaan dan peringatan oleh IAI. 2. Pembinaan dan peringatan oleh IAI. Jika secara sengaja keanggotaan Apoteker dapat dicabut sementara. 3. Dilakukan perundingan jika masih dilanggar dan dilaporkan ke MEDAI untuk dilakukan persidangan
PENDALAMAN TENTANG PEDOMAN KODE ETIKA APOTEKER
PASAL 10 Setiap apoteker harus menghargai teman sejawatnya, termasuk rekan kerjanya Implementasi- jabaran kode etik pasal 10 adalah : Setiap Apoteker harus menghargai teman sejawatnya, termasuk rekan kerjanya Bilamana seorang apoteker dihadapkan kepada suatu situasi yang problematic, baik secara moral atau peraturan Perundang-undangan yang berlaku, tentang hubungannya dengan sejawatnya , maka komunikasi antar sejawat harus dilakukan denganbaik dan santun Apoteker harus berkoordinasi dengan IAI ataupun majlis Pembina etika Apoteker dalam menyelesaikan permasalahan dengan teman sejawat CONTOH PENERAPAN DILAPANGAN 1. Seorang Apoteker yang terkadang tidak mengenakan jas apoteker saat melayani pasien di apoteknya. Tidak berbicara suatu hal yang dapat menjatuhkan apoteker tersebut walaupun merupakan kenyataan 2. Apoteker membuka apotek tidak bersebelahan dengan apotek yang sudah ada 3. Apoteker tidak memberi tahukan kesalahan penulisan resep dokter kepada pasien 4. Berkomunikasi dengan baik dengan teman sejawat 5. Saling berbagi pengetahuan dan pengalaman yang baru dalam bidang kesehatan dan kefarmasian untuk menambah ilmu pengetahuan 6. Tidak mengambil alih pekerjaan teman sejawat tanpa seizin apoteker yang bersangkutan. Pelanggaran dan Sanksi Kemungkinan terjadinya pelanggaran 1. Berbicara buruk kepada mengenai Apoteker dan Apotek nya sehingga orang beralih dari apotek tersebut 2. Apoteker membuka apotek bersebelahan dengan apotek yang sudah ada 3. Apoteker memberi tahukan kesalahan penulisan resep dokter kepada pasien pada saat skrining resep 4. Berkomunikasi tanpa etika, sopan santun dan rasa tidak menghormati teman sejawat 5. Menyimpan dan tidak berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman yang baru dalam bidang kesehatan dan kefarmasian 6. Mengambil alih pekerjaan teman sejawat tanpa seizin apoteker yang bersangkutan Sanksi 1. Mendapat teguran dan Pembinaan dari IAI. 2. Mendapatkan pembinaan dan peringatan. 3. Dilakukan perundingan jika masih dilanggar dan dilaporkan ke MEDAI untuk dilakukan persidangan