NIM : 2019015104 / 31 A
MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN
DOSEN : DR. Septiana Novita Dewi, MSi, MM
2. Dalam metode penelitian terdapat beberapa teknik menentukan sampel diantaranya adalah
probability sampling dan non probability sampling. Berdasarkan hal tersebut, uraikan
maksud dan jenis-jenis yang ada pada probability sampling dan non probability sampling!
JAWABAN
A. Probability Sampling
Probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Dengan probability sampling, maka pengambilan sampel secara acak atau
random dari populasi yang ada.
Teknik sampel probability sampling meliputi:
a. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu.
Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung
dilakukan pada unit sampling. Maka setiap unit sampling sebagai unsur populasi
yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk
mewakili populasinya. Cara tersebut dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen.
Teknik tersebut dapat dipergunakan bila jumlah unit sampling dalam suatu populasi
tidak terlalu besar. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling
dapat dilakukan dengan metode undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.
Untuk penentuan sample dengan cara ini cukup sederhana, tetapi dalam prakteknya
akan menyita waktu. Apalagi jika jumlahnya besar, sampelnya besar.
2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Jenis teknik sampling ini antara lain:
a. Sampling Sistematis atau Systematic Sampling
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota atau Quota Sampling
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini
jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap
kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah
terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan.
Teknik ini biasanya digunakan dan didesain untuk penelitian yang menginginkan
sedikit sampel dimana setiap kasus dipelajari secara mendalam. Dan bahayanya, jika
sampel terlalu sedikit, maka tidak akan dapat mewakili populasi.
c. Sampling Aksidental atau Accidental Sampling
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.
Dalam teknik sampling aksidental, pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih
dahulu. Peneliti langsung saja mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri
tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi
yang sudah diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang
dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan
tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang awal mula jumlahnya
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan
sampel. Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak.
Ibaratkan sebuah bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. Pada
penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball.
d. Hipotesis penelitian:
Hipotesis penelitian disusun setelah mengetahui pengertian, jenis-jenis, dan ciri-ciri
hipotesis yang baik. Untuk menghasilkan sebuah hipotesis yang baik, harus
mengikuti langkah-langkah dan cara tertentu yang benar. Dengan langkah dan cara
yang benar, akan menghasilkan hipotesis yang baik, dan hipotesis yang baik akan
memudahkan jalannya proses penelitian.
Terbentuknya hipotesis dalam sebuah penelitian diawali atas dasar terkaan/dugaan
atau conjecture peneliti. Meskipun hipotesis berasal dari terkaan/dugaan, namun
sebuah hipotesis tetap harus dibuat berdasarkan pada sebuah acuan teori dan fakta
ilmiah.
1. Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis.
Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya
menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi
tersebut dapat didefinisikan sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari
hipotesis. Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan
menggunakan data melalui proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh
kesimpulan.
2. Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis.
Selain menggunakn teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis juga
menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai
kebenaran yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat
dikenali dengan panca indera.
Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai
cara, yaitu:
- Memperoleh dari sumber aslinya.
- Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya
dari sumber yang asli.
- Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya
dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan
beberapa sumber lain, yakni:
1. Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk.
2. Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan.
3. Analogi.
4. Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman.
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+…+bnXn
Keterangan :
Y : variabel terikat (dependent)
X (1,2,3,…) : variabel bebas (independent)
a : nilai konstanta
b (1,2,3,…) : nilai koefisien regresi
Dalam menentukan nilai ‘a’ dan ‘b1′,’b2′,’b3’,.., digunakan persamaan regresi linier
berganda:
1. SY = an+b1SX1++b2SX2+b3SX3+…
2. SX1Y = aSX1+b1SX1²+b2SX1X2+…
3. SX2Y = aSX2+b2SX1X2+b2SX21²+…
4. Hasil analisis pada masing masing hasil olah data penelitian di bawah ini:
a. RELIABILITAS
Diketahui:
Cronbach’s Alpha = 0.854
Cronbach’s Alpha Based on Standarized Items = 0.867
N of Items = 5
Dimana Rentang Nilai Alpha Cronbach's adalah:
alpha < 0.50 reliabilitas rendah
0.50 < alpha < 0.70 reliabilitas moderat
alpha > 0.70 maka reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
alpha > 0.80 maka reliabilitas kuat
alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna
Semakin kecil nilai alpha menunjukkan semakin banyak item yang tidak
reliabel. Standar yang digunakan adalah alpha > 0.70 (sufficient reliability).
Dari Tabel reliability statistics menunjukkan hasil analisis dari uji reliabilitas
dengan Cronbach's Alpha = 0,854 dari 5 item variabel. Nilai reliabilitas 0,854
adalah nilai kuat. Sehingga bisa dikatakan konsisten (reliable).
b. VALIDITAS
Gambar di soal adalah tabel item-total statistics yang digunakan untuk
interpretasi. Ketika melihat tabel di tersebut, kita perlu melihat “Corrected item-
total correlation”. Variabel tersebutlah yang dikenal dengan r hitung.
Cara interpretasi hasil uji validitas terdapat 2 mazhab (pendapat)
1. R hitung > 0.25 = valid (Azwir S, 2018)
2. R hitung > R tabel = valid (Sugiyono, 2017)
Dari data tersebut hasil dari masing masing X1_1 sampai dengan X1_5 adalah
Lebih dari 0.25, sehingga data tersebut adalah VALID
c. KOEFISIEN DETERMINASI
Berdasarkan table output SPSS model summary pada soal , di ketahui nilai
koefisien determinasi atau R square adalah sebesar 0.814. Nilai R Square ini
berasal dari pengkuadratan nilai R =
0.902 x 0,902 = 0,8136 atau dibulatkan menjadi 0,814.
Besarnya angka R koefisien determinasi (R square) adalah = 0,814 atau sama
dengan 81,36%
Angka tersebut mengandung arti bahwa:
X1 variable kecepatan pelayanan
X2 variable prosedur pelayanan
X3 variable suku bunga
Berpengaruh terhadap variable Y sebesar 81,4% . Sedangkan sisanya (100%-81,4%
= 18,6%) dipengaruhi oleh variable lain diluar persamaan regresi tersebut.
d. UJI F
Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk
melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya. Atau untuk mengukur besarnya perbedaan variance
antara kedua atau beberapa kelompok apakah baik/signifikan atau tidak baik/non
signifikan
Dari hasil pengolahan terlihat bahwa angka signifikansinya adalah sebesar 0,000.
Karena nilai signifikansi jauh di bawah 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga pada
tingkat kepercayaan 100% dapat disimpulkan bahwa secara simultan Kecepatan
Pelayanan, Prosedur Pelayanan dan Suku Bunga, berpengaruh terhadap
Kepercayaan Nasabah
e. UJI T
Uji T dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-
masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. uji
yang mengukur perbedaan dua atau beberapa Mean antar kelompok.
Jika angka Sig.>0.05 maka H0 tidak ditolak, yang berarti tidak hubungan linier
antara covariate dengan peubah respon.
Jika angka Sig.<0.05 maka H0 ditolak, yang berarti hubungan linier antara covariate
dengan peubah respon
Dari hasil pengolahan terlihat bahwa angka signifikansi untuk variable Suku bunga
dan Prosedur Pelayanan adalah sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi jauh di
bawah 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga pada tingkat kepercayaan 95% dapat
disimpulkan bahwa secara simultan Suku Bunga dan Prosedur Pelayanan
berpengaruh terhadap Kepercayaan Nasabah.
Sedangkan angka signifikansi untuk kecepatan pelayanan adalah 0,155. Dimana
Jika angka Sig.>0.05 maka H0 tidak ditolak, yang berarti tidak hubungan linier
antara covariate dengan peubah respon. Sehingga, Kecepatan Pelayanan tidak
begitu berpengaruh terhadap dependent variable, yaitu kepercayaan nasabah