Anda di halaman 1dari 12

NAMA : EDI KUSNANDAR

NIM : 2019015104 / 31 A
MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN
DOSEN : DR. Septiana Novita Dewi, MSi, MM

1. Langkah-Langkah Pembuatan Literature


Mencari sumber-sumber untuk bahan studi pustaka atau literature review : sumber daftar
pustaka yang paling bagus adalah buku, artikel jurnal yang sudah di peer-review, artikel
proceedings yang telah di-peer review, dan technical report dari institusi pendidikan atau
organisasi lainnya yang berhak untuk mengeluarkan. Perhatikan dulu secara sekilas apakah
sumber tersebut sesuai dengan studi pustaka atau literature review yang akan dibuat. Hal-
hal yang bisa diperhatikan untuk melihat kesesuaian sumber-sumber tersebut antara lain
daftar isi, abstrak, heading dan sub-headings atau ‘DOCUMENT STATEMENT’ (kalimat
terpenting di dalam suatu tulisan; biasanya terdapat di bagian akhir pendahuluan dari suatu
tulisan).
Mengevaluasi isi yang dimuat di dalam sumber-sumber tersebut : tujuan dari pembuatan
suatu studi pustaka atau literature review adalah untuk membuat cerita ilmiah yang
memasukkan unsur evaluasi dan kritisisi terhadap hal-hal yang pernah dikemukakan orang
lain. Evaluasi harus diberikan se-objektif mungkin baik evaluasi pendukung maupun yang
bersifat melemahkan. Beberapa tips yang bisa digunakan untuk mempercepat proses
pengevaluasian suatu sumber antara lain dengan melakukan ‘SKIMMING’ (yang arti
literalnya meluncur; merefer kepada membaca cepat sambil menangkap intisari bacaan
sumber; intisari yang ditangkap mungkin tidak sepenuhnya benar, tetapi dapat memberikan
arahan bagi kita, apabila kita memerlukan informasi terkait di kemudian hari) dan
‘PARAGRAPH STATEMENT’ (kalimat yang terpenting dalam suatu paragraf; biasanya
muncul di bagian awal dari suatu paragraf). Evaluasi juga dilakukan untuk melihat apakah
penulis sumber tersebut adalah benar-benar orang yang mempunyai otoritas di dalam
permasalahan yang diangkat. Hal ini bisa dihindari kalau kita hanya memakai ke-empat
sumber yang saya sebutkan di atas (buku, jurnal, proceedings dan technical report;
menghindari hasil searching yang tidak valid dari Google atau sistem searching lainnya).
Selain kevalidan sumber, perlu juga diteliti apakah metode, data dan penganalisaan yang
digunakan oleh penulis sudah tepat atau belum. Disamping itu, perlu juga dianalisa apakah
ada informasi yang sengaja disampaikan sebagian, tidak sebenarnya atau dihilangkan.
Kemutakhiran sumber juga perlu untuk dijaga. Untuk informasi tertentu, terkadang
perkembangannya begitu cepat, sehingga harus selalu berusaha mencari yang paling up-to-
date.
Membuat summary terhadap isi sumber-sumber tersebut : summary (rangkuman) ini
digunakan sebagai pengingat sumber yang pernah dibaca, sehingga pada saat menulis studi
pustaka atau literature review, tidak perlu mengulang lagi untuk membaca sumber secara
keseluruhan. Adapun hal-hal yang perlu untuk dicatat dalam rangkuman antara lain:
Penulis, Tahun, Judul dan Sumber (Buku, Jurnal, Proceedings atau Technical Report) dari
tulisan yang dibaca, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Hasil Penelitian, Kesimpulan
dan Saran. Selain hal-hal tersebut, hasil pengevaluasian terhadap sumber tulisan tersebut
juga dimasukkan di dalam rangkuman. Sehingga kita tidak perlu membaca lagi untuk
mendapatkan hasil evaluasi yang mungkin diperlukan.
Menulis studi pustaka atau literature review : rangkuman yang dibuat dalam tahapan
sebelumnya dipergunakan sepenuhnya dalam menulis studi pustaka atau literature review.
Hal-hal yang mungkin dimasukkan antara lain : persamaan dan perbedaan antara
pengarang dan penelitian mereka, penelitian mana yang saling mendukung dan yang mana
saling bertentangan, pertanyaan yang belum terjawab dan lain-lain. Untuk keperluan
tersebut kita mungkin perlu untuk menata rangkuman dan mengelompokkannya
berdasarkan beberapa kriteria yang kita perlukan seperti berdasarkan pada tema penelitian,
jenis penelitian, pendukung atau penentang dll. Satu hal yang bisa dijadikan tips dalam
menulis studi pustaka atau literature review adalah ‘PARAPHRASING’ (melakukan
pengungkapan ulang terhadap pernyataan orang lain dengan cara berbeda dengan aslinya).
Paraphrasing ini menghindarkan kita untuk mengutip secara langsung dan menghindarkan
kita untuk menggunakan tanda petik terhadap pernyataan langsung tersebut.

2. Dalam metode penelitian terdapat beberapa teknik menentukan sampel diantaranya adalah
probability sampling dan non probability sampling. Berdasarkan hal tersebut, uraikan
maksud dan jenis-jenis yang ada pada probability sampling dan non probability sampling!
JAWABAN
A. Probability Sampling
Probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Dengan probability sampling, maka pengambilan sampel secara acak atau
random dari populasi yang ada.
Teknik sampel probability sampling meliputi:
a. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu.
Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung
dilakukan pada unit sampling. Maka setiap unit sampling sebagai unsur populasi
yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk
mewakili populasinya. Cara tersebut dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen.
Teknik tersebut dapat dipergunakan bila jumlah unit sampling dalam suatu populasi
tidak terlalu besar. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling
dapat dilakukan dengan metode undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.
Untuk penentuan sample dengan cara ini cukup sederhana, tetapi dalam prakteknya
akan menyita waktu. Apalagi jika jumlahnya besar, sampelnya besar.

b. Proportionate Stratified Random Sampling


Proportionate Stratified Random Sampling biasa digunakan pada populasi yang
mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila
populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.
Kelemahan dari cara ini jika tidak ada investigasi mengenai daftar subjek maka
tidak dapat membuat strata.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan untuk menentukan
jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Cluster Sampling (Area Sampling) juga cluster random sampling. Teknik
pengambilan sampel ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-
individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik
sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas.
Kelemahan teknik pengambilan sampel ini dapat dilihat dari tingkat error
samplingnya. Jika lebih banyak di bandingkan dengan pengambilan sampel
berdasarkan strata karena sangat sulit memperoleh cluster yang benar-benar sama
tingkat heterogenitasnya dengan cluster yang lain di dalam populasi.

2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Jenis teknik sampling ini antara lain:
a. Sampling Sistematis atau Systematic Sampling
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota atau Quota Sampling
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini
jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap
kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah
terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan.
Teknik ini biasanya digunakan dan didesain untuk penelitian yang menginginkan
sedikit sampel dimana setiap kasus dipelajari secara mendalam. Dan bahayanya, jika
sampel terlalu sedikit, maka tidak akan dapat mewakili populasi.
c. Sampling Aksidental atau Accidental Sampling
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.
Dalam teknik sampling aksidental, pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih
dahulu. Peneliti langsung saja mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri
tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi
yang sudah diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang
dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan
tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang awal mula jumlahnya
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan
sampel. Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak.
Ibaratkan sebuah bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. Pada
penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball.

3. Kerangka konseptual pada sebuah penelitian


a. Tiga jenis variabel yang terdapat dalam gambar kerangka konseptual penelitian yaitu:
1. Variabel X1 sebagai Karakteristik Individu, X2 sebagai Jiwa Kepemimpinan, dan
X3 sebagai Kompetensi SDM.
2. Variable Y2 sebagai Minat Berwirausaha.
3. Variabel Y1 sebagai Knowledge Sharing.

Hubungan ketiga variable adalah sebagai berikut:


1. Variabel Y1 merupakan variable antesenden. Vaiabel ini mirip dengan variable
antara, namun memiliki perbedaan, yaitu:
 Ketika variabel harus saling berhubungan: variabel antesenden dengan
variabel pengaruh, variebel antesenden dengan variabel terpengaruh, variabel
pengaruh dengan variabel terpengaruh.
 Apabila variabel antesenden dikontrol, hubungan antara variabel pengaruh
dan variabel terpengaruh tidak lengkap. Dengan kata lain : variabel
antesenden tidak mempengaruhi hubungan antara kedua variabel pokok.
 Apabila pengaruh dikontrol, hubungan antara variabel antesenden dan
variabel terpengaruh harus lengkap. Dan variable Y1 memenuhi semua
persyarat tersebut.
2. Variabel X1, variable X2 dan X3 merupakan variable bebas (variable
independen)
3. Variabel Y2 merupakan variable dependen (variable yang
dipengaruhi/terpengaruh).
Hubungan keterkaitan ketiga variable tersebut adalah:
Variabel X1 dan X3 dapat secara langsung mempengaryhi variable Y2. Variabel
X2 dan X3 mempengaruhi Variabel Y1. Variabel X2, X3, dan Y1 secara bersama-
sama mempengaruhi Variabel Y1. Variabel X1 mempengaruhi variable Y1, dan
keduanya secara bersama-sama mempengaruhi variable Y2. Variabel X2
mempengaruhi variable Y1, dan keduanya secara bersama-sama mempengaruhi
variable Y2. Variabel X1, X2, dan X3 mempengaruhi variable Y1 dan keempatnya
secara bersama-sama mempengaruhi variable Y2. Variabel X1, X2, dan X3 secara
sendiri-sendiri mempengaruhi variable Y2. Variabel Y1 secara langsung dapat
mempengaruhi varianel Y2. Variabel Y2 tidak dapat mempengaruhi variable Y1,
X1, X2, dan X3. Variabel Y1 tidak dapat mempengaruhi variable X1, X2, dan X3.
b. Judul penelitian: Pengaruh Karakteristik Individu, Jiwa Kepemimpinan, Kompetensi
SDM, dan Knowledge Sharing terhadap Niat Berwirausaha.

c. Rumusan masalah: Bagaimana Hubungan Antarvariabel Dalam Mempengaruhi Niat


Berwirausaha.

d. Hipotesis penelitian:
Hipotesis penelitian disusun setelah mengetahui pengertian, jenis-jenis, dan ciri-ciri
hipotesis yang baik. Untuk menghasilkan sebuah hipotesis yang baik, harus
mengikuti langkah-langkah dan cara tertentu yang benar. Dengan langkah dan cara
yang benar, akan menghasilkan hipotesis yang baik, dan hipotesis yang baik akan
memudahkan jalannya proses penelitian.
Terbentuknya hipotesis dalam sebuah penelitian diawali atas dasar terkaan/dugaan
atau conjecture peneliti. Meskipun hipotesis berasal dari terkaan/dugaan, namun
sebuah hipotesis tetap harus dibuat berdasarkan pada sebuah acuan teori dan fakta
ilmiah.
1. Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis.
Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya
menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi
tersebut dapat didefinisikan sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari
hipotesis. Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan
menggunakan data melalui proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh
kesimpulan.
2. Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis.
Selain menggunakn teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis juga
menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai
kebenaran yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat
dikenali dengan panca indera.
Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai
cara, yaitu:
- Memperoleh dari sumber aslinya.
- Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya
dari sumber yang asli.
- Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya
dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).

Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan
beberapa sumber lain, yakni:
1. Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk.
2. Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan.
3. Analogi.
4. Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman.

Berkaiatan dengan rumusalan masalah dalam konteks di atas, maka hipotesis


disusun untuk menjawab atas permasalahan: “Bagaimana Hubungan
Antarvariabel Dalam Mempengaruhi Niat Berwirausaha”. Oleh karena itu
digunakan Hipotesis Asosiatif, yaitu dugaan/jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan (asosiasi) antara dua variabel
penelitian, yaitu:
H1: Ada hubungan signifikan antarvariabel dalam mempengaruhi niat
berwirausaha.
H2: Ada hubungan yang tidak sama antarvariabel dalam mempengaruhi niat
berwirausaha.
H3: Ada hubungan yang sama antarvariabel dalam mempengaruhi niat
berwirausaha.
H4: Tidak ada hubungan signifikan antarvariabel dalam mempengaruhi niat
berwirausaha.
H5: Tidak ada hubungan sama antarvariabel dalam mempengaruhi niat
berwirausaha.
e. Rumus Analisis Regresi Linier Berganda dengan dua persamaan

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+…+bnXn
Keterangan :
Y : variabel terikat (dependent)
X (1,2,3,…) : variabel bebas (independent)
a : nilai konstanta
b (1,2,3,…) : nilai koefisien regresi

Penggunaan nilai konstanta secara statistik dilakukan jika satuan-satuan variabel


X (independent) dan variabel Y (dependent) tidak sama. Sedangkan, bila variabel
X (independent) dan variabel Y (dependent), baik linier sederhana maupun
berganda, memiliki satuan yang sama maka nilai konstanta diabaikan dengan
asumsi perubahan variabel Y (dependent) akan proposional dengan nilai perubahan
variabel X (independent).

Dalam menentukan nilai ‘a’ dan ‘b1′,’b2′,’b3’,.., digunakan persamaan regresi linier
berganda:
1. SY = an+b1SX1++b2SX2+b3SX3+…
2. SX1Y = aSX1+b1SX1²+b2SX1X2+…
3. SX2Y = aSX2+b2SX1X2+b2SX21²+…

Dan seterusnya untuk menghitung nilai ‘a’,’b1′,’b2′,’b3′,… pada persamaan regresi


linier berganda dapat dirumuskan =nx-1 di mana nx = banyaknya variabel bebas
(X).

4. Hasil analisis pada masing masing hasil olah data penelitian di bawah ini:
a. RELIABILITAS
Diketahui:
Cronbach’s Alpha = 0.854
Cronbach’s Alpha Based on Standarized Items = 0.867
N of Items = 5
Dimana Rentang Nilai Alpha Cronbach's adalah:
alpha < 0.50 reliabilitas rendah
0.50 < alpha < 0.70 reliabilitas moderat
alpha > 0.70 maka reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
alpha > 0.80 maka reliabilitas kuat
alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna
Semakin kecil nilai alpha menunjukkan semakin banyak item yang tidak
reliabel. Standar yang digunakan adalah alpha > 0.70 (sufficient reliability).
Dari Tabel reliability statistics menunjukkan hasil analisis dari uji reliabilitas
dengan Cronbach's Alpha = 0,854 dari 5 item variabel. Nilai reliabilitas 0,854
adalah nilai kuat. Sehingga bisa dikatakan konsisten (reliable).

b. VALIDITAS
Gambar di soal adalah tabel item-total statistics yang digunakan untuk
interpretasi. Ketika melihat tabel di tersebut, kita perlu melihat “Corrected item-
total correlation”. Variabel tersebutlah yang dikenal dengan r hitung.
Cara interpretasi hasil uji validitas terdapat 2 mazhab (pendapat)
1. R hitung > 0.25 = valid (Azwir S, 2018)
2. R hitung > R tabel = valid (Sugiyono, 2017)
Dari data tersebut hasil dari masing masing X1_1 sampai dengan X1_5 adalah
Lebih dari 0.25, sehingga data tersebut adalah VALID

c. KOEFISIEN DETERMINASI
Berdasarkan table output SPSS model summary pada soal , di ketahui nilai
koefisien determinasi atau R square adalah sebesar 0.814. Nilai R Square ini
berasal dari pengkuadratan nilai R =
0.902 x 0,902 = 0,8136 atau dibulatkan menjadi 0,814.
Besarnya angka R koefisien determinasi (R square) adalah = 0,814 atau sama
dengan 81,36%
Angka tersebut mengandung arti bahwa:
X1 variable kecepatan pelayanan
X2 variable prosedur pelayanan
X3 variable suku bunga
Berpengaruh terhadap variable Y sebesar 81,4% . Sedangkan sisanya (100%-81,4%
= 18,6%) dipengaruhi oleh variable lain diluar persamaan regresi tersebut.

d. UJI F
Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk
melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya. Atau untuk mengukur besarnya perbedaan variance
antara kedua atau beberapa kelompok apakah baik/signifikan atau tidak baik/non
signifikan
Dari hasil pengolahan terlihat bahwa angka signifikansinya adalah sebesar 0,000.
Karena nilai signifikansi jauh di bawah 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga pada
tingkat kepercayaan 100% dapat disimpulkan bahwa secara simultan Kecepatan
Pelayanan, Prosedur Pelayanan dan Suku Bunga, berpengaruh terhadap
Kepercayaan Nasabah
e. UJI T
Uji T dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-
masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. uji
yang mengukur perbedaan dua atau beberapa Mean antar kelompok.
Jika angka Sig.>0.05 maka H0 tidak ditolak, yang berarti tidak hubungan linier
antara covariate dengan peubah respon.
Jika angka Sig.<0.05 maka H0 ditolak, yang berarti hubungan linier antara covariate
dengan peubah respon
Dari hasil pengolahan terlihat bahwa angka signifikansi untuk variable Suku bunga
dan Prosedur Pelayanan adalah sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi jauh di
bawah 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga pada tingkat kepercayaan 95% dapat
disimpulkan bahwa secara simultan Suku Bunga dan Prosedur Pelayanan
berpengaruh terhadap Kepercayaan Nasabah.
Sedangkan angka signifikansi untuk kecepatan pelayanan adalah 0,155. Dimana
Jika angka Sig.>0.05 maka H0 tidak ditolak, yang berarti tidak hubungan linier
antara covariate dengan peubah respon. Sehingga, Kecepatan Pelayanan tidak
begitu berpengaruh terhadap dependent variable, yaitu kepercayaan nasabah

Anda mungkin juga menyukai