Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KASUS

FRAKTUR KLAVIKULA

Disusun Oleh :

Ivan Cornelius

15/383068/KU/18268

DEPARTEMEN RADIOLOGI RSUP DR. SARDJITO

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN


KEPERAWATAN UGM

2019

FRAKTUR KLAVIKULA

Definisi

Fraktur atau yang biasa disebut patah tulang adalah suatu diskontinuitas jaringan
tulang yang umumnya disebabkan oleh trauma. Fraktur klavikula adalah fraktur yang
terjadi pada tulang selangka yang merupakan tulang utama dari bahu. Fraktur klavikula
merupakan fraktur yang umum terjadi pada orang dewasa mencakup 2,6% - 4% dari
semua kejadian fraktur. Fraktur klavikula sendiri angka kejadiannya didominasi oleh pria
yaitu sekitar 70% dari seluruh angka kejadian fraktur klavikula.

Anatomi

Klavikula terletak di antara sternum dan tulang belikat (scapula). Ini adalah tulang
yang menghubungkan lengan ke tubuh. Klavikula pada sisi medial membentuk suatu
persendian dengan sternum yang dinamakan sendi sternoclavicular serta pada sisi
lateralnya membentuk persendian dengan akromion yang dinamakan sendi
akromioclavikular. Klavikula sendiri juga memiliki bentuk seperti huruf S dikarenakan
klavikula memiliki perbedaan bentuk pada 2/3 medial dan 1/3 lateral.

Selain itu terdapat 3 otot dan 3 ligamen yang berlekatan dengan otot kalvikula ini.
Ligamen yang melekat antara lain antara lain ligamen akromioklavikular,
korakoklavikular, kostoklavikular, dan sternoklavikular. Sedangkan untuk otot yang
melekat antara lain, otot sternokleidomastoideus (SCM), trapezius, dan subklavius.

Patofisiologi

Karena letaknya yang berada di subkutan, klavikula menjadi rentan untuk terjadi
cedera dan sering menjadi fraktur tunggal. Namun fraktur klavikula juga bisa disertai
oleh cedera atau fraktur lainnya pada trauma yang berat. Untuk itu perlu dilakukan
pemeriksaan struktur-struktur di sekitar klavikula untuk melihat cedera lain yang
mungkin terjadi, seperti costae, scapula, humerus. Perlu juga dilakukan pemeriksaan
untuk melihat adanya pneumothorax,, hemothorax, cedera kepala.

Fraktur klavikula umumnya dibagi menjadi 3 grup :


Grup I (1/3 tengah) - kurang lebih 80%
Grup II (1/3 lateral) - 12-15%
Grup III (1/3 medial) - >5%

Tanda dan Gejala


Fraktur klavikula
bisa sangat
menyakitkan dan mungkin membuat sulit untuk pasien menggerakkan lengan . Tanda dan gejala
patah tulang lainnya mungkin termasuk:

1. Bahu tampak lebih kendor ke bawah dan ke depan

2. Ketidakmampuan mengangkat lengan karena rasa sakit

3. Sensasi kertak ketika pasien mencoba mengangkat lengan

4. Kelainan bentuk saat lengan diistirahatkan

5. Memar, bengkak, dan / atau nyeri di tulang selangka

Gambaran Radiologi

Tampakan foto polos anteroposterior (AP) dan “45 ° Cephalic Tilt” adalah standar untuk
evaluasi radiografi awal. Humerus prokimal dan skapula harus dilihat untuk kemungkinan fraktur
yang terkait. Pandangan AP perlu mencakup sendi sternoklavikular dan korset bahu. Sebagian
besar fraktur klavikula terlihat jelas pada tampakan ini.

CT-Scan dengan rekonstruksi 3 D dapat membantu untuk melihat secara akurat


derajat keparahan serta mendiagnosis a fraktur dan dislokasi dari lainnya. Selain itu, CT-
Scan juga berperan dalam evaluasi terapi.

Fraktur klavikula
1/3 distal
Fraktur klavikula 1/3 tengah

CT-scan dengan
rekonstruksi 3D
fraktur klavikula 1/3
medial
Fraktur klavikula 1/3 medial

Tatalaksana

Non-Surgical Treatment

Jika ujung dari tulang yang patah tersebut tidak bergeser jauh dari tempat semula
maka tidak diperlukan untuk tindakan operasi. Sebagian besar dari fraktur tulang
selangka tidak membutuhkan operasi.

Penatalaksanaan non operasi meliputi :

1. Arm support, penopang lengan sederhana biasanya digunakan untuk


memposisikan lengan dalam posisi yang nyaman dan untuk memposisikan lengan
dan bahu pada tempatnya selama proses penyembuhan sesaat setelah terjadinya
fraktur

2. Medication, obat-obatan yang dimaksud adalah obat pereda rasa nyeri seperti
acetaminophen selama proses penyembuhan fraktur.

3. Physical Therapy, meskipun akan timbul rasa nyeri, adalah hal penting untuk
memastikan pergerakan lengan dan mencegah kekakuan.

Setelah patah tulang klavikula, pasien biasanya akan mengalami penurunan kekuatan
pada lengan dan bahu. Pada saat tulang tersebut sudah mulai fase pemulihan, harus
dilakukan latihan ringan pada area bahu agar mencegah terjadinya kekakuan.

Surgical Treatment

Jika posisi ujung tulang dari patahan tersebut bergeser jauh dari tempatnya, maka
pilihan kedua adalah dilakukan operasi. Prinsip dari operasinya sendiri adalah
memposisikan kembalitulang ke tempat sebelumnya dan mencegah mereka bergeser dari
tempatnya sampai proses penyembuhan selesai.

“Open reduction and internal Fixation”, adalah proses operasi yang paling umum
dilakukan untuk menyembuhkan fraktur klavikula. Selama prosedur, fragmen tulang akan
direposisi ke susunan semula, setelah itu tulang yang sudah direposisi tersebut akan
ditahan oleh suatu metal dan sekrup.

Berikut adalah metode umum yang sering dilakukan dalam fiksasi internal:

1) “Plates and Screws” setelah dilakukan reposisi, fragmen tulang kemudian akan
ditahan dengan sekrup dan juga piringan metal yang menempel pada lapisan luar dari
tulang tersebut. Karena klavkula terletak tepat dibawah lapisan kulit, piringan metal
tadi akan bisa diraba.

Pada metode ini, tidak rutin dilakukan pelepasan piringan tersebut setelah tulang
tersebut sudah pulih. Beberapa pasien mungkin akan merasakan ketidaknyamanan
setelah penyembuhan tulang, dan jika ini terjadi maka pelepasan alat bisa dilakukan
setelah tulang sudah pulih.
2) “Pins or screws”, Pin atau sekrup juga bisa digunakan dalam menahan posisi tulang
klavikula setelah dilakukan reposisi. Insisi yang dilakukan pada prosedur ini juga
relatif lebih kecil dibanding dengan metode “Plates and screws” . Pada metode ini,
sekrup yang dipasang akan dilepas jika tulang sudah pulih sepenuhnya.

Pain management

Setelah dilakukan operasi, tentu akan terasa sakit pada daerah operasi. Penggunaan
kompres es dan obat pereda nyeri tanpa resep bisa diberikan kepada pasien. Namun pada
kasus nyeri yang hebat bisa diberikan obat pereda nyeri golongan opioid. Karena
memiliki sifat yang adiktif maka peresepan obat ini perlu diperhatikan. Pemberian obat
opioid ini juga dibatasi hanya dalam periode singkat saja.

Complication

Terdapat beberapa komplikasi yang mungkin terjadi setelah dilakukannya operasi:


 Infeksi

 Perdarahan

 Masalah penyembuhan luka

 Rasa nyeri yang hebat

 Iritasi pada alat yang dimasukan

 Cedera pada paru-paru.

Referensi:

1. Pecci, M. and Kreher, J.B. (2013). Clavicle Fractures. American Family Physician, [online]
77(1), pp.65–70.

2. Kihlström C, Möller M, Lönn K, Wolf O. (2017). Clavicle fractures: Epidemiology,


classification and treatment of 2422 fractures in the Swedish Fracture Register; an
observational study. BMC Musculoskelet Disord. pp.18:82.

3. Benjamin P Kleinehnz. (2019). Clavicle Fractures: Practice Essentials, Background, Anatomy.


[online] Available at: https://emedicine.medscape.com/article/92429-overview#a4
[Accessed 24 Jun. 2019].

Anda mungkin juga menyukai