Anda di halaman 1dari 3

Faktor Pendukung

Hal-hal yang menjadi faktor pendukung antara lain dari aspek konteks, di TK Bethany School,
kurikulum serta lingkungan pembelajaran yang direncanakan dan disiapkan merupakan dukungan
yang baik bagi pelaksanaan kurikulum itu sendiri; dari aspek input Yaitu sebagian besar guru yang
memiliki kompetensi kompetensi pedagogis, sosial, profesional dan kepribadian yang dibutuhkan
baik sebagai pendidik maupun pembuat kurikulum, peserta didik dengan usia dan jumlah yang tepat,
serta sarana prasarana yang Cikup lengkap ntuk prose elajaran di dalam ruangan. Hal tersebut juga
baik bagi pelaksanaan kurikulum yang terencana dengan berbagai variasi di dnlamnya dalam pak
proses yang rangka pencapainn tujuan kurikulum. Hal tersebut dapat dilihat dalam hal penggunaan
strategi instructional, pemanfaatan media pembelajaran oleh guru, metode pengajaran yang
bervariasi, serta penilaian yang dilakukan oleh guru. Dalam penilaian ini ada pedoman yang jelas
mengenai ruang lingkup, variani alat perikanan dan jenis, penilaian yang digunakan.

Proses pelaksanaan kurikulum yang dilakukan

guru akan efektif apabila didukung oleh sarana

pembelajaran yang tersedia. Sarana pembelajaran

merupakan input yang sangat penting karena apabila

sarana tidak memadai akan menghambat kegiatan

belajar mengajar (Syadid, 2011). Sejalan pula dengan

Djatmiko (2006) yang menyatakan bahwa sehebat

apapun guru dalam menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi, tanpa didukung oleh sarana prasarana yang

memadai maka hasil yang diharapkan tidak dapat

dicapai secara maksimum.

Sehingga bisa dikatakan bahwa kelengkapan

sarana prasarana mampu menjadi faktor pendukung

pelaksanaan pembelajaran dan hasil yang diharapkan.

Oleh karena itu sangat penting bagi lembaga pendidikan

untuk memperlengkapi sarana prasarana tersebut.

Melihat keadaan sarana prasarana di TK Bethany School

tersebut, bisa dikatakan baik dalam mendukung proses

pembelajaran yang efektif. Selain lengkap dan dalam

kondisi baik, kekurangan yang dihadapi juga telah

disiasati sehingga tidak mengganggu proses belajar

mengajar. Misalnya, di TK ini tidak mempunyai halaman


luar ruangan, namun ada kegiatan field trip atau

penggunaan playground sebagai tempat aktivitas luar

ruangan. Namun demikian kegiatan seperti field trip

tersebut perlu ditambah kuantitasnya, sehingga anak

bisa lebih lagi beraktivitas di luar ruangan sambil

belajar.

b. Faktor Penghambat Beberapa hal yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan kurikulum di TK
Bethany School adalah dari aspek konteks yaitu tidak mempunyai halaman luar ruangan chingen
tidak memungkinkan adanya lingkungan pembelajaran luar ruangan Pada aspek input adalah
sekolah belum halaman luar pembelajaran dan alat mampu mengusahakan sarana sehingga
lingkungan nan tidak lengkap. Permainan Selanjutnya dari aspek proses adalah kompetensi
beberapa guru belum terpenuhi dengan baik sehingga belum bisa menjalankan tugasnya dengan
baik pula seperti sebagai motivator anak, dalam berinteraksi dengan anak, dan pemanfaatan APE.
Hal lain adalah terkadang guru mengalami kesulitan manajemen waktu dan mendapatkan bahan
untuk materi atau APE tertentu. Terakhir, dari aspek hasil adalah belum adanya tindak lanjut yang
serius dalam merespon kesenjangan hasil pembelajaran yang direncanakan dengan yang didapatkan
sehingga tidak ada perubahan yang dilakukan berdasarkan hasil tersebut .

Pelaksanaan kurikulum sebagai proses ini

direalisasikan dalam proses belajar mengajar sesuai

dengan prinsip dan tuntutan kurikulum yang telah

dikembangkan sebelumnya bagi suatu jenjang

pendidikan atau sekolah-sekolah tertentu (Suryosubroto,

2004). Tetapi dalam pelaksanaannya tersebut belum

tentu bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Padahal fungsi dari perencanaan pengalaman belajar

tersebut untuk mendukung pencapaian kompetensi yang

harus dimiliki anak.

Sehingga ketidaksesuaian pelaksanaan dengan

perencanaan akan mengganggu pencapaian tujuan

berupa kompetensi-kompetensi perkembangan anak.

Untuk hal-hal yang bisa di perkirakan sebelumnya,

seharusnya bisa dipertimbangkan dalam penyusunan

kurikulum di TK ini. Misalnya acara-acara sekolah yang

sudah rutin dilakukan sehingga dalam persiapannya


tidak harus mengurangi atau mengganggu terlaksananya

kurikulum atau malah sudah memasukkan kegiatan-

kegiatan tersebut ke dalam kurikulum. Sedangkan

untuk hambatan kondisi kelas, guru bisa belajar dari

pengalaman-pengalaman bagaimana mengorganisasikan

kelas sehingga bisa menciptakan iklim belajar dengan

lebih efektif. Begitupun dengan media atau APE, bisa

melakukan persiapan lebih baik lagi sehingga ada waktu

untuk kembali melakukan pengecekan sebelum dipakai

pada pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai