Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan Ekspresi Cyclin D1 dan Ki-67 pada Giant Cell Tumor

Dilansir dari majalahpatologiindonesia.com Giant Cell Tumor of Bone merupakan


tumor tulang yang jarang. Di RSUD Dr.Soetomo Surabaya di dapatkan 21 kasus GCT dengan
7 kasus GCTB ganas dan 14 GTCB jinak, dalam rentang waktu 3 tahun periode Januari 2010-
Desember 2012. Cyclin D1 memiliki peran dalam siklus sel,sedangkan Ki-67 berhubungan
dengan proliferasi sel. Perubahan dari beberapa protein regulasi siklus sel teruatama yang
terlibat dalam fase G1 ke S, seperti Cyclin D1 terdeteksi di banyak tumor manusia, induksi
cyclin yang di sebabkan sinyal eksternal bersama-sama dengan enzim katalitiknya cyclin
dependent kinase 4/6 (CDK 4/6), melakukan fosforilasi protein rentinoblastoma ( pRB ) yang
memungkinkan sel menyebrangi titik perbatasan G1 ke S. Kemudian sel-sel melakukan
replikasi DNA dan menyelesaikan siklus sel, karena cyclin D1 berhubungan dengan sinyal
eksternal yang akan mengativasi siklus sel dan juga karena regulasinya dalam transisi G1 ke
S, maka overekspresi akan menyebabkan proliferasi sel yanh tidak terkendali dan sangat
memungkinkan juga bekerja sama dengan onkogen lain yang dapat menyebabkan keganasan.

GTCB merupakan neoplasma jinak tetapi mempunyai potensi sebagai low-grade


malignancies karena kecenderungan untuk kambuh dan kemampuannya bermetastasis juga
sifatnya yang agresif lokal. GTCB dalam keganasan tumor tulang menempati urutan kedua
setelah osteosarcoma. GTCB dapat menjadi ganas, baik yang terjadi secara de novo maupun
sekunder merupakan sarkoma anaplastik berdeferiensasi tinggi tanpa adanya sel-sel raksasa
dan mempunyai prognosis buruk, lesi yang terdapat dalam GTCB ganas harus di bedakan
dari GTCB jinak maka dari itu, bagi ahli patologi sangat penting membedakan tumorigenesis
antara neoplasma jinak dan ganas, ahli patologi terus mencari cara penentuan kriteria
diagnosis yang memudahkan untuk membedakannya. Paramenter lain seperti indeks
proliferansi sel tumor dan angiogenesis menjadi penting dalam pertumbuhan tumor,
kekambuhan dan metastasis belum secara penuh di teliti, sehingga beberapa kasus GTCB
memerlukan pemeriksaan tambahan melalui pulasan imunohistokimia. Dalam perhitungan
indeks proliferansi yang paling mudah adalah dengan melalui pemeriksaan imunohistokimia
dengan pulasan Ki-67.

Metode yang di lakukan dalam penelitian adalah obsevasional analtik dengan


pendeketan cross sectional yang dilakukan di laboratorium Patologi Anatomik RSUD
Dr.Soetomo dengan menggunakan blok parafin yang telah di diagnosis sebagai GTCB jinak
dalam periode Januari 2010-Desember 2012. Data lengkap di peroleh dari rekam medik
RSUD Dr.Soetomo. Di pilih blok parafin yang mengandung cukup sel tumor dan di lakukan
pulasan imunohistokimia dengan menggunakan cyclin D1 dan Ki-67 (Lab. Dako, Denmark).
Ekspresi protein cyclin D1 dinilai secara visual dengan mikroskop cahaya binokuler dan
dibuat skor secara semikuantitatif dengan menghitung jumlah sel tumor yang menunjukkan
imunoreaktivitas inti pada lapang pandang besar (pembesaran 400x) dengan skor (-) apabila
tidak terwarnai dan skor (+) apabila terwarnai pada minimal 5% seluruh tumor.

Dilakukan juga pulasan imunohistokimia dengan menggunakan monoclonal antibody


Ki-67 for human (Lab. Biocare Medical, USA). Ekspresi protein Ki-67 di nilai secara visual
dengan mikroskop cahaya binokuler dan di buat skor secara semikuantitatif dengan
menghitung jumlah sel tumor yang menunjukkan imunoreaktivitas pada inti sel dengan
lapang pandang besar (pembesaran 400x) skor di nyatakan dalam bentuk persen. Data yang di
peroleh di analisis dengan menggunakan perangkat lunak statistical package for the social
sciences (SPSS). Ekspresi cyclin D1 dianalisis dengan uji statistik chi-square dan ekspresi
Ki-67 dengan menggunakan uji Mann-Whitney.

Dari hasil pengumpulan data dalam penelitian tersebut di dapatkan bahwa usia rentan
penderita GCTB adalah 22-24 tahun,GTCB ganas lebih rentan menyerang usia yang sedikit
lebih tua dan GTCB sedikit lebih banyak menyerang wanita. Lokasi tersering yang diserang
GTCB pada umumnya adalah tulang panjang,khususnya femur,radius dan humerus. Jadi,
dalam penelitian tersebut di dapatkan ekspresi cyclin D1 positif baik pada GCTB jinak dan
ganas. Dari hasil statistik mengunakan uji chi-square di dapatkan hasil p=0,018 (p<0,05)
sehingga dapat di nyatakan terdapat perbedaan eskpresi cyclin D1 yang signifikan antara
GCTB jinak dan ganas. Overekpresi siklin D1 muncul pada GCRB jinak maupun yang ganas,
pulasan imunohistokimia yang di lakukan dalam penelitian menunjukan bahwa overekspresi
protein D1 tampak dalam kasusGCTB ganas. Pewarnaan positif juga dapat terlihat di
sebagaian kasus GCTB jinak dan sel mononuklear, meskipun begitu GCTB ganas lebih
menunjukkan ekspresi protein dari sel-sel GCTB jinak. Tidak ada literatur sebelumnya yang
menjelaskan cut off ekspresi cyclin D1 antara GCTB jinak dengan ganas. Pulasan
imunohistokimia juga menunjukkan bahwa overekspresi protein cyclin D1 tampak dalam inti
GCT, tidak ada literatur yang berhubungan dengan overekspresi cyclin D1 dalam sitoplasma.
Jadi, overekspresi cyclin D1 terdeteksi dalam semua kasus GCT. Overekspresi cyclin D1
meningkat dalam kaitannya dengan tingkat keparahan lesi dan bisa dapat membantu dalam
membuat differential diagnosis. Namun, penelitian tambahan juga di perlukan untuk lebih
memperjelas batasan cyclin D1 pada GTCB jinak dan ganas.

Hasil dalam peneltian ekspresi Ki-67 didapatkan rata-rata pada GCTB ganas lebih
tinggi di bandingkan ekspresi Ki-67 jinak. Di tunjang dengan hasil uji analisis yang
menunjukkan bermakna untuk ekspresi protein Ki-67 pada lesi jinak dan neoplasma ganas
(p<0.05). Dalam penelitian tersebut di dapatkan nilai cut off indeks proliferasi Ki-67 untuk
GCTB ganas adalah 34,86%, yang berati bila indeks proliferasi Ki-67 di bawah atau sama
dengan nilai tersebut termasuk dalam kategori GTCB jinak dan apabila di dapatkan indeks
proliferesi Ki-67 di atas nilai tersebut termasuk dalam GTCB ganas. Tetapi, dalam penelitian
terdahulu belum pernah ada yang menjelaskan nilai cut off tersebut.

Analisis dari penelitian ini juga terdapat korelasi-korelasi antara indeks proliferasi Ki-
67 dan tingkat keganasan tumor di tulang sesuai dengan data yang di laporkan sebelumnya
untuk neoplasma. Dalam penelitian Ki-67 menunjukkan aktivitas proliferasi dalam GTCB
yang sesuai dengan penelitian lainnya. Setidaknya dalam lima laporan telah di
dokumentasikan adanya aktivitas proliferasi sel tumor GTCB. Dalam laporan sebelumnya
jika kenaikan indeks proliferasi Ki-67 di recurrent GCT mungkin akan menunjukkan bahwa
recurrent GCT lebih agresif daripada tumor primer. Dalam penelitian ini, untuk tumor GTCB
ganas didapatkan ekpresi Ki-67 yang bervariasi antara 40-80% seperti yang sudah di jelaskan
dalam penelitian sebelumnya bahwa tingginya proses pembelahan sel tidak hanya di
pengaruhi oleh satu jalur pertumbuhan sel namun ada juga beberapa jalur yang terlibat.
Jadi, kesimpulan yang di dapatkan adalah usia yang rentan terkena GTCB berkisar
22-24 tahun dan sedikit banyak menyerang wanita, Lokasi tersering yang diserang GTCB
pada umumnya adalah tulang panjang,khususnya femur,radius dan humerus,dan untuk
membedakan GTCB jinak dan ganas mengunakan ekspresi cyclin D1 dan Ki-67. Ekspresi
protein cyclin D1 dan protein Ki-67 sama-sama di nilai secara virual menggunakan
mikroskop cahay binokuler dan di buat skor secara semikuantitatif dengan menghitung
jumlah sel tumor yang menunjukkan imunoreaktif, yang membedak hanyalah bentuk
skornya.

Anda mungkin juga menyukai