PEMBELAJARAN
SISTEM DIGESTIVE
PADA ANAK
TAHUN 2019
6. Manifestasi Klinik
Pada clept Lip
Distorsi pada hidung tidak lengkapnya bentuk bibir
c. Mencegah Infeksi
- Berikan posisi yang tepat setelah makan; miring ke kanan kepala agak
sedikit tinggi supaya makanan tertelan dan mencegah aspirasi
pneumonia
- Kaji tanda infeksi (drainase, bau, demam)
- Lakukan perawatan luka dengan hati-hati dan gunakan teknik steril
- Monitor keutuhan jaringan kulit
- Perhatikan perdarahan, edema, drainase
- Hindari gosok gigi pada anak + 1 – 2 minggu
Perencanaan Pulang
- Ajarkan pemberian makan/minum dan cara merangsang minum
- Ajarkan orang tua pencegahan infeksi
- Ajarkan mencegah aspirasi
9. Management Keperawatan
Pengkajian
- Kaji seperti prosedur bayi baru lahir
- Observasi manifestai AE atau TEF (Excessive salivation, Tersedak, sianosis,
apnea, peningkatan respiratory distress, distensi abdomen)
- Kaji prosedur diagnostic (Radiography dada dan perut, kateter yang melewati
esophagus)
- Monitor tanda dan gejala distress pernafasan serta frekwensinya.
2. Etiology
Belum jelas diketahui
Kemungkinan karena sel ganglion pylorus
3. Insiden
1 : 500 Kelahiran
4 : 1 laki-laki lebih dominant
4. Manifestasi Klinik
Biasanya pada bayi usia 3 – 4 minggu timbul muntah, secara terus-menurus
muntah proyektil
Konstipasi
BB sulit naik atau kehilangan BB
Dehidrasi
Pada palpasi teraba masa dikuaran atas perut
Terlihat gerakan peristaltic lambung
Anak selau lapar dan haus
6. Penangan/ tindakan
Keadaan acut wash out dengan garam fisiologis
7. Diagnosa Keperawatan
Konstipasi berhubungan dengan obstruksi
Resiko kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan intake kurang, mual
dan muntah
Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan prosedur pembedahan dan adanya
insisi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan
gastrointestinal
Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kebutuhan irigasi, pembedahan, dan
perawatan colostomy
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan colostomy dan irigasi
8. Perencanaan
Mencegah atau mengatasi konstipasi dan mempertahankan hidrasi
- Kaji fungsi usus dan karakteristik tinja
- Siapkan anak untuk pembedahan colostomy temporer
- Lakukan enema isotonic hingga bersih
- Monitor intake dan output
- Bila anak dipuasakan beri cairan via IV
- Monitor BJ urine
- Monitor elektrolit sesuai program
- Kaji status hidrasi pre dan post op dengan mengkaji turgor kulit dan membrane
mucosa
Mencegah infeksi pembedahan dan colostomy serta mempertahankan keutuhan
kulit sekitar area pembedahan
- Pemberian larutan neomysin 1 % perrectum atau stoma sesuai program
- Pemberian antibiotic oral atau IV sesuai program
2. Patofisiology
Terdapat dua type yaitu letak tinggi , dimana terdapat halangan di atas otot lepator
ani. Type letak rendah adalah adanya penghalang di bawah otot lepator ani.
Anus dan rectum berkembang dari embrionik bagian belakang. Ujung ekor dari
bagian belakang berkembang jadi kloaka yang merupakan bakal genitourinary dan
struktur anorectal.
Terjadi stenosis anal karena adanya penyempitan pada kanal anorectal.
Terjadi atresia anal karena tida ada kelengkapan migrasi dan perkembangan
struktur kolon antara 7 dan 10 minggu dalam perkembangan fetal
Kegagalan migrasi dapat juga karena kegagalan dalam agenesis sacral dan
abnormalitas pada uretra dan vagina
Tidak adan pembukaan usus besar yang keluar anus menyebabkan fecal tidak
dapat dikeluarkan sehingga intestinal mengalami obstruksi
PENATALAKSANAAN PERAWATAN
1. Pengkajian
Kaji bayi setelah lahir pemeriksaan fisik
Tanpa mekonium dalam 24 jam setelah lahir
Gunakan thermometer rectal untuk menentukan kepatenan rectal
Adanya tinja dalam urine dan vagina
Kaji psikososial keluarga
3. Perencanaan
a. Anak akan menunjukan konsistensi tinja lembek, terbentuknya tinja tidak nyeri
dan tidak ada perdarahan
b. Sekeliling kulit area kolstomi akan berwarna pink, kering, dan bebas dari
kerusakan kulit, insisi akan bebas dari kemerahan, tidak bengkak dan drainase.
c.. Tidak terjadi infeksi
d. Orang tua akan mengekspresikan perasaan dan pemahaman terhadap kebutuhan
intervensi perawatan dan pengobatan
e. Keluarga akan memperlihatkan kemampuan dalam melakukan perawatan
kolostomi tenporer dan dilatasi anal.
4. Implementasi
a. Meningkatkan fungsi usus dan integritas kulit
Berikan perawatan kulit pada anoplasty dan jaga area tetap bersih
Kaji adanya kemerahan, bengkak, drainage
Posisikan bayi miring kesamping dengan kaki fleksi atau dengan posisi prone
dan panggul ditinggikan untuk mengurangi edema dan tekanan pada area
pembedahan
Gunakan kantong kolostomy yanh hypoalergy untuk melindungi kulit yang
sensitive
Pertahankan puasa dan berikan terapi hidrasi melalui IV sampai fungsi usus
normal
3. Patofisiologi
a. Gangguan osmotik
Makanan atau zat yang tidak diserap tekanan osmotic dalam rongga usus
meninggi terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus isi
rongga usus berlebihan merangsang usus untuk mengeluarkan diare
b. Gangguan sekresi
Toksin pada dinding usus meningkatkan sekresi air dan elektrolit ke dalam
rongga usus peningkatan isi rongga uisus merangsang usus untuk
mengeluarkannya diare
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
diare
Peningkatan sekresi aktif cairan Menarik air dan garam kedlm usus
Peristaltik meningkat
Diare
4. Klasifikasi Diare
a. Diare ringan
Frekuensi BAB 2 – 3 X perhari, feces encer, demam, kemungkinan muntah, tidur
terganggu, rewel, kehilangan cairan sampai 5 % dari berat badan, dehidrasi ringan.
b. Dehidrasi sedang
Kejadian secara perlahan-lahan dengan ciri-ciri : dehidrasi ringan, kehilangan
cairan sampai 5 – 10 % dari berat badan
c. Dehidrasi Berat
Kejadian secara tiba-tiba, resiko kematian tinggi pada bayi dan anak, diare berat
ditandai dengan frekuensi BAB 2 – 12 X perhari, warna feces kehijauan dan encer,
terdapat mucus dan darah, demam tinggi, muntah, anorecsia, kram abdomen,
stupor, irritable, konvulsi, dehidrasi berat, kehilangan cairan 10 – 15 % dari berat
badan.
5. Gejala klinik
Tergantung dari derajat dan type diare yaitu :
- BAB lebih dari 3 x dengan jumlah 200 – 250 gr
6. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
1) Biodata : Nama, usia, dll
2) Keluhan utama : Biasanya klien dan keluarga mengeluh BAB yang sering dan
encer, fatique, lemah dan kadang disertai demam, mual dam muntah
3) Riwayat kesehatan sekarang : (PQRST)
4) Riwayat kesehatan lalu
- Apakah pernah diare sebelumnya, infeksi saluran cerna
- Kebiasaan keluarga mengkonsumsi makanan
8. Rencana Tindakan
a. Cairan Dehidrasi Oral
- Formula lengkap NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa 5 %
- Formola sederhana NaCl dan sukrosa atau karbohidrat lain larutan gula garam
Bayi 2 – 4 bln 200 – 400 cc
Bayi 4 – 10 bln 400 – 600 cc
Anak 10 – 18 bln 600 – 800 cc
Anak 18 bulan – tahun 800 – 1000 cc
Anak 3 – 15 tahun 1000 – 2000 cc
15 tahun – dewasa 2000 – 4000 cc
IV. LATIHAN
V. RANGKUMAN
Fasilitator merangkum materi kuliah ini dengan memberikan esensi mari materi
bahasan dan hubungannya dengan materi berikutnya