Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN, SOP, SAP & LEAFLET

ANEMIA
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok dari Mata Kuliah PKKMB 1

Di Susun Oleh :
Kelompok 8
Ayu Triani
Eli Ramadanti
Regina Marthatiana
Tingkat 2-B

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
GARUT
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Definisi Penyakit
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai
di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala dari
kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat
atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)
Dapat disimpulkan bahwa Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah
merah atau konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah menurun.

Kriteria kadar / nilai HB pada Anemia

No. Jenis kelamin/ usia Kadar hemoglobin


1 Laki – laki Hb < 13 gr/dl
2 Perempuan dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dl
3 Perempuan Hb < 11 gr/dl
4 Anak usia 6 -14 tahun Hb < 12 gr/dl
5 Anak usia 6 bulan – 6 tahun Hb < 11 gr/dl

Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)

DERAJAT WHO NCI


Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0
g/dL
Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL
Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal
Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL
Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL
Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6.5 g/dL < 6.5 g/dL
II. Etiologi / Penyebab Penyakit
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam
folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena
anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak
memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat
besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di
saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan
anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah
dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah
pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat
menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah
merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria,
atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
III. Faktor Resiko Penyakit
1. Kurang asupan gizi
2. Gangguan pencernaan
3. Jenis kelamin
4. Menstruasi berat
5. Kehamilan
6. Penyakit kronis
7. Riwayat keluarga

IV. Klasifikasi Penyakit


1) Berdasarkan ukuran sel darah merah ( Varney H,2006)
A. Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)
a) Kekurangan zat besi
b) Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis
yang mengakibatkan tidak ade kuatnya kandungan hemoglobin)
c) Ganguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak
ditemukan di Asia Tenggara)
d) Keracuanan timah
e) Penyakit kronis (infeksi, tumor)
B. Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal)
a) Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat
b) Kehilangan sel darah merah akut.
c) Gangguan hemolisis darah
d) Penyakit sel sabit hemoglobin (sickle cell disease)
e) Ganggauan C hemoglobin
f) Sterocitosis banyak di temukan di eropa utara
g) Kekurangan G6PD (glucose-6-phosphate dehi-drogenase)
h) Anemia hemolitik (efek samping obat)
i) Anemia hemolisis autoimun.
C. Penurunan produksi sel darah merah
a) Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang yamg mengancam jiwa)
b) Penyakit kronis (penyakit hati, gagal ginjal, infeksi, tumor)
D. Ekpansi berlebihan volume plasma pada kehamilan dan hidrasi berlebihan
2) Anemia defisiensi zat besi (Fe)
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi yang merupakan
bahan baku pembuat sel darah dan hemoglobin. Kekurangan zat besi (Fe) dapat
disebabkan oleh berbagai hal yaitu :
A. Asupan yang kurang mengandung zat besi.
B. Penurunan resorbsi karena kelainan pada usus atau karena banyak
mengkonsumsi teh.
C. Kebutuhan yang meningkat
Jika kebutuhan Fe tidak dipasok denang pemberian nutrisi yang mencukupi,
maka akan mengalami defisiensi Fe.
3) Anemia megaloblastik
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat atau disebut
dengan anemia defisiensi asam folat. Asam folat merupakan bahan esensial untuk
sintesis DNA dan RNA yang penting untuk metabolisme inti sel.
DNA diperlukan untuk sintesis, sedangkan RNA untuk pematangan sel.
Berdasarkan bentuk sel darah, anemia megaloblastik tergolong dalam anemia
makrositik, seperti pada anemia pernissiosa. Ada beberapa penyebab penurunan
asam folat yaitu :
A. Masukan yang kurang.
B. Gangguan absorbsi. Adanya penyakit/ ganggguan pada gastrointestinal dapat
menghambat absorbsi bahan makanan yang diperlukan tubuh.
C. Pemberian obat yang antagonis tehadap asam folat. Obat-obat tersebut dapat
menghambat kerja asam folat dalam tubuh, karena mempunyai sifat yang
bertentangan.
4) Anemia pernisiosa
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12. Anemia
pernisiosa ini tergolong anemia defisiensi asam folat. Bentuk sel darahnya
tergolong anemia makrositik normokromik, yaitu ukuran sel darah merah yang
besar dengan bentuk abnormal tetapi kadar Hb normal.VitaminB12 (kobalomin)
berfungsi untuk pematangan normoblas, metabolisme jaringan saraf dan purin.
Selain asupan yang kurang, anemia pernisiosa dapat disebabkan karena adanya
kerusakan lambung, sehingga lambung tidak dapat mngeluarkan secret yang
berfungsi untuk absorbsi B12.
5) Anemia pascaperdarahan
Terjadi sebagai akibat dari perdarahan yang passif (perdarahan terusmenerus
dalam jumlah banyak) seperti pada kecelakaan, operasi dan persalinan dengan
perdarahan hebat yang dapat terjadi secara mendadak maupun menahun. Akibat
kehilangan darah yang mendadak maka akan terjadi reflek cardiovascular yang
fisiologis berupa kontraksi arteriol, pengurangan aliran darah ke organ yang
kurang vital dan penambahan aliran darah ke organ vital (otak dan jantung).
Kehilangan darah yang mendadak lebih berbahaya dibandingkan dengan
kehilangan darah dalam waktu lama. Selain reflek kardiovaskuler, akan terjadi
pergeseran cairan ekstravaskuler ke intravaskuler agar tekanan osmotic dapat
dipertahankan. Akibatnya, terjadi hemodialisis dengan gejala :
 Rendahnya Hemoglobin, eritrosit, dan hematokrit
 Leucositosis
 Kadang terdapat gagal jantung
 Kelainan cerebral akibat hiposekmia
 Menurunnya aliran darah ke ginjal, sehingga dapat menyebabkan
oliguria/anuria.
6) Anemia aplastik
Merupakan anemia yang ditandai dengan pansitopenia (penurunan jumlah semua
sel darah) darah tepidan menurunya selularitas sumsum tulang. Berdasarkan
bentuk sel darahnya, anemia ini termasuk anemia normisitik seperti anemia pasca
perdarahan. Beberapa penyebab terjadinya anemia aplastik adalah:
A. Menurunnya jumlah sel induk yang merupakan bahan dasar sel darah merah.
Penurunan sel induk terjadi karena bawaan,selain karena bawaan penurunan
sel induk bisa terjadi karena adanya pemakaian obat-obatan seperti bisulfan,
kloranfenikol, dan klopromazina. Obat-obat tersebut mengakibatkan
penekanan pada sumsum tulang.
B. Lingkungan mikro (micro environment) seperti radiasi dan kemoterapi yang
lama dapat mengakibatkan sembab yang fibrinus dan infiltrasi sel.
C. Penurunan poitin, sehingga yang berfungsi merangsang tumbuhnya sel-sel
darah dalam sumsum tulang tidak ada.
D. Adanya sel inhibitor (T. limposit) sehingga menekan / menghambat maturasi
sel-sel induk pada sumsum tulang.
7) Anemia hemolitik
Merupakan anemia yang terjadi karena umur eritrosit yang lebih pendek/
prematur. Secara normal, eritrosit berumur antara 100-120 hari. Adanya
penghancuran eritrosit yang berlebihan akan mempengaruhi fungsi hepar,
sehingga ada kemungkinan terjadinya peningkatan bilirubin. Selain itu, sumsum
tulang dapat membentuk 6-8 kali lebih banyak system eritropoetik dari biasanya,
sehingga banyak dijumpai eritrosit dan retikulosit pada darah tepi. Kekurangan
bahan pembentuk sel darah, seperti vitamin, protein, atau adanya infeksi dapat
mengyebabkan ketidakseimbangan antara penghancuran dan pembentukan
system eritropoetik. Penyebab anemia hemolitik diduga adalah :
A. Congenital, misalnya kelainan rantai Hemoglobin dan difisiensi enzim G6PD
B. Didapat, misalnya infeksi, sepsis, penggunaan obat-obatan, dan keganasan sel
8) Anemia sickle cell
Merupakan anemia yang terjadi karena sintesa Hemoglobin abnormal dan mudah
rusak, serta merupakan penyakit keturunan (hereditary hemoglobinopathy).
Anemia sickle cell ini menyerupai anemia hemolitik.
V. Bagan Fatofisiologi Penyakit

menurutCorwin, (2009)
VI. Manifestasi Klinis / Tanda dan Gejala Penyakit
a. Lemah, letih, lesu dan lelah
b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
c. Menurunnya daya pikir, akibatnya adalah sulit untuk berkonsentrasi
d. Daya tahan tubuh menurun yang ditandai dengan mudah terserang sakit
e. Pada tingkat lanjut atau anemia yang berat maka klien bisa menunjukkan tanda-
tanda detak jantung cepat dan bengkak pada tangan dan kaki.

VII. Komplikasi
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1. gagal jantung
2. kejang.
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

VIII. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


1. Keperawatan
a. Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat
besi, yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau lebih.
Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari haid -
sumber perdarahan harus diketahui dan dihentikan. Hal ini mungkin
melibatkan operasi.
b. Anemia kekurangan vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan -
yang seringkali suntikan seumur hidup vitamin B12. Anemia karena
kekurangan asam folat diobati dengan suplemen asam folat.
c. Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini.
Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu jenis anemia ini.
Namun, jika gejala menjadi parah, transfusi darah atau suntikan eritropoietin
sintetis, hormon yang biasanya dihasilkan oleh ginjal, dapat membantu
merangsang produksi sel darah merah dan mengurangi kelelahan.
d. Aplastic anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi
darah untuk meningkatkan kadar sel darah merah. Transplantasi sumsum
tulang jika sumsum tulang berpenyakit dan tidak dapat membuat sel-sel darah
sehat. Perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem
kekebalan tubuh dan memberikan kesempatan sumsum tulang
ditransplantasikan berespon untuk mulai berfungsi lagi.
e. Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang. Pengobatan berbagai
penyakit dapat berkisar dari obat yang sederhana hingga kemoterapi untuk
transplantasi sumsum tulang.
f. Anemias hemolitik. Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari obat-
obatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obatobatan yang
menekan sistem kekebalan, yang dapat menyerang sel-sel darah merah.
Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan kekebalan atau gamma
globulin dapat membantu menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel
darah merah.
g. Sickle cell anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup pemberian
oksigen, obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan infus untuk
mengurangi rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga biasanya
menggunakan transfusi darah, suplemen asam folat dan antibiotik. Sebuah
obat kanker yang disebut hidroksiurea (Droxia, Hydrea) juga digunakan untuk
mengobati anemia sel sabit pada orang dewasa.
2. Medis
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang.
a. Transpalasi sel darah merah.
b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
d. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
e. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
f. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :

1) Anemia defisiensi besi


a. Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang
diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
b. Pemberian preparat fe
c. Perrosulfat 3x200mg/hari/per oral sehabis makan
d. Peroglukonat 3x200mg/hari/oral sehabis makan.
2) Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3) Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4) Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan
pemberian cairan dan transfuse darah.

IX. Pengkajian
A. Identitas pasien, meliputi :
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Status perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan,
Alamat, Tanggal Masuk, No. Register,
Diagnosa medis : Anemia
Penanggung jawab, meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan
pasien
B. Keluhan Utama
Klien mengeluh pusing,lemah,mual dan muntah,badan terasa letih,pucat,akral
dingin
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Keletihan, kelemahan, malaise umum
- Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
- Klien mengatakan bahwa ia depresi
- Sakit kepala
- Nyeri mulut & lidah
- Kesulitan menelan
- Dyspepsia, anoreksia
- Klien mengatakan BB menurun
- Nyeri kepala,berdenyut, sulit berkonsentrasi
- Penurunan penglihatan
- Kemampuan untuk beraktifitas menurun
2. Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian riwayat dahulu yang mendukung dengan melakukan serangkaian
pertanyaan, meliputi:
- Apakah sebelumnya klien pernah menderita anemia.
- Apakah meminum suatu obat tertentu dalam jangka lama.
- Apakah pernah mengalami kekurangan vitamin penting, seperti vitamin
B12 asam folat, vitamin C dan besi.
- Dan lain sebagainya
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Kecendrungan keluarga untuk anemia.
- Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia congenital.
- Keluarga adalah vegetarian berat.
- Social ekonomi keluarga yang rendah.
GENOGRAM
Untuk mengetahui riwayat penyakit dari keluarga dan klien.
D. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : Biasanya menurun
N : Biasana meningkat
P : Biasanya cepat
S : Biasanya meningkat

1. Kepala
Bagaimana kesimetrisan,warna rambut,kebersihan kepala,rambut kering,
mudah putus, menipis, ada uban atau tidak, sakit kepala, pusing,
2. Mata
Sclera tidak ikterik,konjungtiva anemis,pupil isokor.
3. Telinga
Kesimetrisan telinga, fungsi pendengaran, kebersihan telinga.
4. Hidung
Kesimetrisan, fungsi penciuman, kebersihan, apakah ada perdarahan pada
hidung atau tidak.
5. Mulut
Keadaan mukosa mulut, kebersihan mulut, keadaan gigi, kebersihan gigi,
stomatitis (sariawan lidah dan mulut)
6. Leher
Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid / tidak, adanya pembesaran
kelenjar getah bening.
7. Thorax
a. Paru-paru
I : Pergerakan dinding dada, takipnea,orthopnea, dispnea (kesulitan
bernapas), napas pendek, dan cepat lelah saat melakukan aktivitas jasmani
merupakan menifestasi berkurangnya pengiriman oksigen.
P : Taktil premitus simetris
P : Sonor
A : Bunyi nafas vesikuler, bunyi nafas tambahan lainnya
b. Jantung
I : jantung berdebar-debar, Takikardia dan bising jantung
menggambarkan beban jantung dan curah jantung meningkat
P : Tidak teraba adanya massa
P : pekak
A : Bunyi jantung murmur sistolik
8. Abdomen
I : Kesimetrisan,diare,muntah,melena / hematemesis.
A : Suara bising usus
P : Terdapat bunyi timpani,
P : Terabanya pembesaran hepar / tidak, adanya nyeri tekan /tidak.
9. Punggung
Kesimetrisan punggung,warna kulit, dan keberishan
10. Genetalia
Normal / abnormal
11. Ekstemitas
Pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa, Kuku mudah patah dan
berbentuk seperti sendok, kelemahan dalam melakukan aktifitas.
12. Integument
Mukosa pucat, kering dan Kulit kering
E. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis anemia terdiri dari : pengobatan
(Bakta, 2006).
1. pemeriksaan penyaring (terdiri dari pengukuran kadar Hb, indeks eritrosit,
dan apusandarah tepi).
2. pemeriksaan darah seri anemia (meliputi hitung leukosit, trombosit,
retikulosit, dan lajuendap darah).
3. pemeriksaan sumsum tulang, dan pemeriksaan khusus sesuai jenis anemia.
Selain itu, diperlukan pulaa pemeriksaan non-hematologik tertentu seperti
pemeriksaan faal hati, faal ginjal, atau faal tiroid.

Tahap diagnosis anemia terdiri dari

1. menentukan adanya anemia


2. menentukan jenis anemia,
3. menentukan etiologi anemia, dan
4. menentukan ada tidaknya penyakit penyerta yang akan mempengaruhi hasil
pengobatan (Bakta, 2006).

Anemia defisiensi besi perlu dibedakan dengan anemia hipokromik lainnya perti
anemia akibat penyakit kronik, thalassemia, dan anemia sideroblastik. Perbedaan
yang ditemukan diantaranya seperti derajat anemia, (Bakta, 2006)

a. Jumlah darah lengkap(JDL) : Hemoglobin& Hematokrit menurun


b. Jumlah eritrosit : menurun , menurun berat (aplastik), mikrositik dengan
eritosit hipokromik, peningkatan, pansiitopenia (aplastik)
c. Jumlah retikulosit bervariasi :menurun, meningkat (hemolisis)
d. Pewarnaan Sel darah merah: mendeteksi perubahan warna & bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia)
e. Laju endap darah : peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi
f. Massa hidup Sel darah merah : untuk membedakan diagnosa anemia
g. Tes kerapuhan eritrosit : Menurun
h. Sel darah putih : jumlah sel total sama dengan Sel darah merah (diferensial)
mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik)
i. Jumlah trombosit : menurun (aplastik), meningkat, normal/tinggi (hemolitik)
j. Hemoglobinelektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur Hb
k. Bilirubin Serum (tidak terkonjugasi) : meningkat (hemolitik)
l. Folat serum dan vitamin B12 : membantu mendiagnosa anemia
m. Besi serum : tak ada, tinggi (hemolitik
n. Masa perdarahan : memenjang (aplastik)
o. Tes Schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urin
p. Guaiiac : mungkin positif untuk darah pada urin, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut/kronis.
q. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatann pH dan tak adanya
asam hidrokolorik bebas.
r. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan biopsy : sel mungkin tampak berubah
dalam jumlah, ukuran, bentuk, membedakan tipe anemia
s. Pemeriksaan endoskopoi dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan,
perdaraha Gastro Intestinal

X. Analisa Data

NO. DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. DS : Peningkatan O2 oleh RBC Gangguan perfusi
DO : menurun jaringan

penurunan aliran darah ke
organ vital & jaringan

O2 & nutrisi tidak di
transport secara adekuat

perfusi jaringan terganggu
2. DS : Hipoksia Intoleransi Aktifitas
DO : ↓
Penurunan suplai O2 ke
jaringan

Pengiriman O2 terganggu

Perubahan pembentukan
ATP

Energi yang dihasilkan
menurun

Kelemahan fisik
3. DS : Faktor biologis Perubahan nutrisi
DO : kurang dari
kebutuhan tubuh
4. DS : O2 & nutrisi tidak di Pola nafas tidak
DO : transport secara adekuat efektif

Sirkulasi O2 terganggu

XI. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
pengangkut O2.
2. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbagan suplai & kebutuhan
O2.
3. Ketidak seimbangan Nutisi Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis
psikologis atau ekonimi.
4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan transfer oksigen ke
paru

XII. Rencana Asuhan Keperawatan


Intervensi
NO. DIAGNOSA NOC NIC
1. Gangguan perfusi jaringan b.d Tujuan 1. Observasi status
penurunan komponen  Circulation status hidrasi
pengangkut O2.  Electrolite and Acid (kelembaban
Base Balance membran
 Fluid Balance mukosa).
 Hidration 2. Observasi reaksi
 Tissue Prefusion : tranfusi
renal 3. KaJi TTV
 Urinari elimination 4. Monitor BUN,
Creat, HMT
Setelah dilakukan asuhan danelektrolit
ketidakefektifan perfusi 5. Timbang BB
jaringan renal teratasi sebelum dan
dengan kriteria hasil: sesudah prosedur
 Tekanan systole dan 6. Kaji status mental
diastole dalam batas
normal
 Tidak ada gangguan
mental,orientasi
kognitif dan kekuatan
otot
 Intake output
seimbang
 Tidak ada oedem
perifer danasites
 Tdak ada rasa haus
yang abnormal
 Membran mukosa
lembab

2. Intoleransi Akatifitas b.d. Energy consevation 1. Kolaborasikan


ketidakseimbagan suplai & Airway tolerance dengan tenaga
kebutuhan O2 KH : rehabilitas medic
 Berpatisipasi dalam dalam
aktifitas fisik tanpa merencanakan
disertai peningkatan program terapi
tekanan darah, nadi yang tepat.
dan RR 2. Bantu klien untuk
 Mampu melakukan mengindentifikasi
aktifitas sehari (ADLs) aktivitas yang
secara mandiri mampu
 Tanda tanda vital dilakukan.
normal 3. Bantu untuk
 Energy psikomotor memilih aktivitas
 Level kelemahan konsisten yang
 Mampu berpindah : sesuai dengan
dengan atau tanpa kemampuan fisik,
bantuan alat psikologi dan
soclai.
 Status
4. Bantu untuk
kardiopulmunari
mengindentifikasi
adekuat
dan mendapatkan
 Sirkulasi status baik
sumber yang
 Status respirasi: diperlukan untuk
pertukaran gas dan aktivitas yang
ventilasi Adekuat diinginkan.
5. Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
krek.
6. Bantu untuk
mengidentifikasik
an aktivitas yang
sesuai.
7. Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu
luang.
8. Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas.
9. Sediakan
penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas.
10. Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan.
11. Monitor respon
fisik,emoi,social
dan spiritual.
3. Ketidak seimbangan Nutisi Tujuan : 1. Kaji adanya
Kurang dari kebutuhan tubuh  Nutrutional status alergi makanan.
b.d ketidakmampuan Adequacy of nutrient 2. Kolaborasi
memasukkan atau mencerna  Nutrutional status : dengan ahli gizi
nutrisi oleh karena faktor food and fluid intake untuk
biologis psikologis atau ekonimi  Weight Control menentukan
kriteria hasil: jumlah kalori dan
 Adanya peningkatan nutrisi yang di
berat badan sesuai butuhkan pasien.
dengan tujuan. 3. Anjurkan pasien
 Berat badan ideal untuk
dengan tinggi badan. meningkatkan
 Mampu intake.
mengidentifikasi 4. Yakinkan diet
kebutuhan nutrisi. yang dimakan
mengandung
 Tidak ada tanda-tanda
tinggi serat untuk
malnutrisi.
mencegah
 Menunjukan
konstipasi.
peningkatan fungsi
5. Berikan makanan
pengecapan dari
yang terpilih
menelan.
 Tidak terjadi (sudah
penurunan berat badan dikonsultasikan
yang berarti. dengan ahli gizi).
6. Ajarkan pasien
bagaiamna
membuat catatan
makanan harian.
badan yang
berarti.
7. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan
kalori.
8. Berikan
informasi tentang
kebutuhan
nutrisi.
9. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan.
4. Ketidakefektifan pola nafas Tujuan : 1. Posisikan pasien
b.d penurunan  Respiratory status : untuk
transfer oksigen ke paru ventilation memaksimalkan
 Respiratory status : ventilasi
airway patency 2. Auskultasi suara
 Vital sign status nafas, catat
Kriteria hasil : adanya suara
 Mendemonstarikan tambahan
batuk efektif dan suara 3. Monitor aliran
nafas yang bersih, oksigen
tidak ada sianosis dan 4. Monitor adanya
dyspneu ( mampu kecemasan pasien
mengeluarkan sputum, terhadap
mampu bernafas oksigenasi
dengan mudah, tidak 5. Monitor TD, nadi,
ada pursed lips) suhu dan RR
 Tanda tanda vital 6. Identifikasi
dalam rentang normal penyebaba
(tekanan darah, nadi, perubahan vital
pernafasan). sign
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )

TRANSFUSI DARAH

A. Pengertian : Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien yang
memerlukan darah dengan memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set
tranfusi.
B. Tujuan :
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien anemia berat.
3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misalnya, faktor
pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
C. Persiapan Alat
1. Filter darah dan set transfusi
2. Cairan intravena (NaCl 0,9%)
3. Darah dalam kantong darah sesuai golongan darah
4. Handscoon
5. Infus pump
6. Plester
7. Perlak dan pengalas
8. Bengkok
9. Kapas alkohol dalam tempatnya
D. Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Tahap orientasi :
- Beri salam, panggil klien dengan namanya
- Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
- Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
 Ukur vital sign 30 menit sebelum pemberian transfusi, terutama suhu tubuh.
Lapor dokter jika ada peningkatan suhu tubuh.
 Kosongkan urine bag
 Buka set transfusi, letakkan klem 2-4 cm di bawah tabung drip dalam keadaan
off / terkunci.
 Buka tutup botol, lakukan desinfeksi tutup botol cairan, dan tusukkan set
infus ke botol / kantong cairan dengan benar.
 Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi tabung drip infus ⅓-½
penuh.
 Buka penutup jarum dan buka klem untuk mengalirkan cairan sampai ke
ujung jarum hingga tidak ada udara dalam selang, klem kembali, dan tutup
kembali jarum.
 Pilih jarum intravena / abbocath.
 Atur posisi pasien dan pilih vena.
 Pasang perlak dan pengalas
 Bebaskan daerah yang akan diinsersi, letakkan tourniquet 10-15 cm proksimal
tempat insersi.
 Pakai handschoon
 Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam ke luar).
 Pertahankan vena pada posisi stabil
 Pegang IV kateter (abbocath) dengan sudut 20-30º, tusuk vena dengan lubang
jarum menghadap ke atas, dan pastikan IV kateter masuk intavena dengan
tanda darah masuk ke abbocath, kemudian tarik mandrin ± 0.5 cm
 Masukkan IV kateter secara perlahan, tarik mandrin, dan sambungkan IV
kateter dengan selang infus
 Lepas tourniquet, kemudian alirkan cairan infus
 Lakukan fiksasi IV kateter, kemudian beri desinfektan daerah tusukan dan
tutup dengan kasa
 Klem selang infus, lepaskan selang infus dari flabot infus dan memindahkan
ke kantong darah
 Hitung jumlah tetesan sesuai program
 Observasi vital sign dan reaksi pasien setiap 5 menit selama 15 menit, dan
kemudian setiap 15 menit
4. Tahap terminasi :
- Evaluasi hasil / respon klien
- Dokumentasikan hasilnya
- Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
- Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
- Cuci tangan
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Jenis Kegiatan : Pendidikan kesehatan


Pokok Bahasan : Anemia
Hari/ Tanggal : Rabu, 11 November 2020
Tempat : RSU. Dr. Slamet
Waktu : 09.00 WIB
Sasaran : Tn. S dan keluarga

A. TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran penyuluhan dapat memahami
tentang apa itu anemia
Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian anemia.
2. Menyebutkan gejala anemia.
3. Menyebutkan penyebab anemia.
4. Menyebutkan Pencegahan Anemia
5. Menyebutkan Diit Anemia
B. LAMPIRAN
Terlampir
C. METODE
Ceramah
Tanya Jawab
D. MEDIA
Leaflet
E. PELAKSANAAN KEGIATAN/ PENYULUHAN

NO. WAKTU TAHAP KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN SASARAN


KEGIATAN
1. 5 Menit Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan
diri penyuluh
3. Menyampaikan 3. Mendengarkan
tujuan penyuluh
4. Kontrak waktu 4. Menyetujui waktu
pelaksanaan Pelaksanaan
2. 15 Menit Kegiatan Inti 1. Menggali 1. Menyampaikan
kemampuan sasaran pengetahuannya
tentang materi yang tentang materi
diberikan penyuluhan
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan dan
mengenai memperhatikan
pengertian, penyuluh
penyebab, gejala, 3. Bertanya tentang
pencegahan, dan diit materi yang
anemia. diberikan
3. Memberi 4. Menjawab
kesempatan pada pertanyaan
klien untuk bertanya
4. Memberikan
pertanyaan kepada
sasaran tentang
materi yang diberi.
3. 5 Menit Penutup 1. Menyimpulkan dan 1. Sasaran
mengklarifikasi mendengarkan
tentang meteri kesimpulan.
penyuluhan yang 2. Mendengarkan
diberikan penyuluh dan
2. Menutup acara dan mengucapkan
membuat salam
kesimpulan dari
materi yang
diberikan
F. EVALUASI

NO. HAL YANG DI NILAI KETERANGAN HASIL


1. Pemasukan
1. Sasaran 1. Berapa jumlah sasaran ? 1. Keluarga
2. Media 2. Apakah media sudah 2. Sesuai dan
menarik ? sangat menarik
2. Proses
1. Keaktifan peserta 1. Apakah peserta aktif 1. Cukup aktif
bertanya ?
2. Materi penyampaian 2. Apakah penyampaian 2. Cukup jelas
materi sudah jelas ?
3. Pengeluaran
Penerimaan materi yang di Memberikan pertanyaan seputar Lima pertanyaan dapat
sampaikan materi yang disampaikan dijawab

*Dengan pertanyanaan sebagai berikut:


1) Sebutkan pengertian dari anemia?
2) Sebutkan gejala anemia ?
3) Sebutkan penyebab anemia ?
4) Menyebutkan Pencegahan Anemia
5) Menyebutkan Diit Anemia
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN ANEMIA

A. PENGERTIAN ANEMIA
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin
(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel
darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb
sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala
dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak
adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)

B. PENYEBAB ANEMIA
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam
folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena
anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak
memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat
besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di
saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan
anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah
dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Kegagalan sumsung tulang belakang dalam memproduksi darah merah

C. TANDA DAN GEJALA ANEMIA


1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Menurunnya daya pikir, akibatnya adalah sulit untuk berkonsentrasi

D. PENCEGAHAN ANEMIA
Beberapa jenis anemia dapat dicegah dan tergantung dari penyebab anemia itu
sendiri. Seperti yang disebabkan karena diet yang salah dan sembarangan. Untuk
pencegahan anemia dengan sebab kesalahan dalam diet anda dapat mengkonsumsi
atau diet dengan memastikan makanan yang anda makan mengandung zat besi.

E. DIIT ANEMIA
Daftar makanan yang kaya akan zat besi
 Hati dan daging
 Makanan laut
 Buah-Buahan yang dikeringkan seperti buah aprikot, buah prem dan kismis.
 Kacang-kacangan
 Buncis (lima buncis)
 Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli
 Semua jenis padi-padian
 Roti atau sereal yagn mengandung zat besi
PENYEBAB ANEMIA

1. Kurang zat besi


PENCEGAHAN ANEMIA
DIIT ANEMIA

Daftar makanan yang kaya akan zat

besi

 Hati dan daging

 Makanan laut

 Buah-Buahan yang dikeringkan


2. Perdarahan saluran cerna
seperti buah aprikot, buah prem

Beberapa jenis anemia dapat dan kismis.


dicegah dan tergantung dari  Kacang-kacangan
penyebab anemia itu sendiri.
 Buncis (lima buncis)
Seperti yang disebabkan karena
 Sayuran hijau seperti bayam dan
diet yang salah dan sembarangan.
Untuk pencegahan anemia dengan brokoli

sebab kesalahan dalam diet anda  Semua jenis padi-padian

3. Operasi pengambilan dapat mengkonsumsi atau diet  Roti atau sereal yagn mengandung
sebagian atau seluruh dengan memastikan makanan yang zat besi
lambung. anda makan mengandung zat besi.

4. Radang kronis ( lupus,


ginjal, asam urat
ANEMIA Apa itu anemia ...... ? Gejala anemia

1. Cepat lelah,

Lemah,

Letih, Lesu

dan Lunglai

2. Pucat ,
Gelisah

Anemia adalah suatu kondisi


3. Pandangan
dimana terjadi penurunan kadar berkunang-
DISUSUN OLEH :
1. Ayu Triani hemoglobin (Hb) atau sel darah kunang dari
2. Eli Ramadanti posisi
3. Regina Marthatiana merah (eritrosit) sehingga jongkok ke
menyebabkan penurunan kapasitas posisi
berdiri/
sel darah merah dalam peruabahan
PRODI DIII KEPERAWATAN membawa oksigen (Badan POM,
UNIVERSITAS BHAKTI
2011).
KENCANA GARUT 2020

Anda mungkin juga menyukai