Mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang medasari rasa kebanggaan kita. Berdasarkan
kebanggaan inilah, bahasa Indonesia kita pelihara dan kita banggakan.
Mengindikasikan bahwa bahasa Indonesia – sebagaimana halnya lambang lain, yaitu bendera
merah putih dan burung garuda – maka harus diakui menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan bangsa Indonesia. Jadi, seandainya ada orang yang kurang atau bahkan tidak
menghargai ketiga lambang identitas tersebut, tentunya kita akan merasa tersinggung dan rasa
hormat kita kepada orang tersebut menjadi berkurang atau malah hilang.
4) Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial dan
bahasanya masing-masing
Mengajak kita bersyukur kepada Tuhan karena kita telah memiliki bahasa nasional yang berasal
dari salah satu bahasa yang ada di Nusantara (bahasa Melayu) sehingga kita dapat bersatu
dalam kebesaran Indonesia. Padahal, ketika dicanangkan sebagai bahasa nasional, bahasa
Indonesia boleh dikatakan tidak memiliki penutur asli karena bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia wajib digunakan di dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik
lisan maupun tulisan. Begitu juga dalam penulisan dokumen dan putusan serta surat-surat yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan. Hal tersebut berlaku juga bagi
pidato kenegaraan.
(4) Bahasa Indonesia sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mengingatkan kita yang berkecimpung dalam dunia ilmu. Tentu segala ilmu yang telah kita miliki
akan makin berguna bagi orang lain jika kita sebarkan kepada saudara-saudara kita sebangsa
dan setanah air di seluruh pelosok Nusantara. Penyebaran ilmu terebut akan lebih efektif dan
efisien jika menggunakan bahasa Indonesia, bukan bahasa daerah atau bahasa asing.