Pertama dan yang utama, Penulis panjatkan puji syukur atas Rahmat dan Khidmat dari Tuhan
Yang Maha Esa, karena tanpa Rahmat dan Khidmat -Nya, Penulis tidak akan dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan rampung tepat pada waktu yang ditentukan.
Tidak lupa juga Penulis ucapkan terima kasih kepada Dr. Budi Supriyatno, MM.,MSi. sekalu
dosen pengampu mata kuliah “Ekonomi Manajerial” yang membimbing dan mengarahkan
Penulis dalam pengerjaan tugas makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman sekalian yang telah membantu dalam segi moril maupun non moril dalam
pembuatan makalah ini .
Pasti dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum Penulis ketahui. Sebagai
manusia biasa, Penulis sangat terbuka kepada saran dan kritikan teman-teman maupun dosen.
Demi tercapainya makalah yang lebih baik di masa mendatang.
Penulis
DAFTAR
Dalam pelakukan pemasaran suatau produk atau jasa suatu perusahaan, tentu mengukur
dan meramal permintaan pasar sangatlah penting keberadaannya. Karena dengan
mengukur dan meramal permintaan pasar maka perusahaan dapat mengetahui sejauh
mana konsumen menggunakan produknya dan juga dapat mengetahui bagaimana nasib
produknya dimasa yang akan datang.
Pengukuran Permintaan Pasar adalah Volume total yang akan dibeli oleh kelompok
pelanggan tertentu dalam wilayah geografis tertentu dalam periode waktu tertentu dalam
lingkungan pemasaran tertentu di bawah program pemasaran tertentu.
Suatu produk yang kita hasilkan tentu saja akan dipasarkan, secara umum ada 2
konsumen yang akan menggunakan produk-produk dari suatu perusahaan, yakni business
to business ( untuk industri ) atau kepada konsumen secara individu/keluarga.
Meramalkan permintaan pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu pekerjaan
yang perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan dalam rangka memprediksi berapa
besar peluang pasar yang tersedia di masa depan. Peramalan permintaan merupakan usaha
untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang
dalam kendala satu set kondisi tertentu.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Menurut Vincers Gapers didalam Management permintaan ada dua jenis permintaan,
yaitu:
1. Akurasi
Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan
kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan
tersebut bila terlalu tinggi atau rendah dibandingkan dengan kenyataan yang
sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan
peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan
kekurangan persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera
akibatnya perusahaan dimungkinkan kehilangan pelanggan dan kehilangan
keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya
penumpukan persediaan, sehingga banyak modal yang terserap dengan sia-sia.
Ketepatan akurasi peramalan sangat berperan penting dalam menyeimbangkan
persediaan yang ideal.
2. Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung
dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode
peramalan yang dipakai. Ketiga faktor pemilihan metode peramalan harus disesuaikan
dengan dana yang tersedia . Agar bisa memilih metode yang tepat dalam melakukan
peramalan sesuai dengan kebutuhan dan biaya yang ada.
3. Kemudahan
Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah
diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma
memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem
perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan
teknologi.
4. Beberapa Sifat Hasil Peramalan.
Dalam membuat peramalan atau menerapkan suatu peramalan maka ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan yaitu :
A. Ramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa
mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak dapat menghilangkan
ketidakpastian tersebut.
B. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang beberapa ukuran
kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka adalah
penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang
mungkin terjadi.
C. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka
panjang. Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek, faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan relatif masih konstan sedangkan masih panjang
periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.
Menurut Render dan Heizer (2004) pada jenis peramalan dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe. Dilihat dari perencanaan operasi di masa depan, maka peramalan dibagi
menjadi 3 macam yaitu:
1. Ramalan jangka pendek (short-range forecast) mencakup masa depan yang dekat
(immediate future) dan memperhatikan kegiatan harian suatu perusahaan bisnis,
seperti permintaan harian atau kebutuhan sumber daya harian.
2. Ramalan jangka menengah (medium-range forecast) mencakup jangka waktu satu
atau dua bulan sampai satu tahun. Ramalan jangka waktu ini umumnya lebih
berkaitan dengan rencana produksi tahunan dan akan mencerminkan hal-hal seperti
puncak dan lembah dalam suatu permintaan dan kebutuhan untuk menjamin adanya
tambahan untuk sumber daya untuk tahun berikutnya.
3. Ramalan jangka panjang (long-range forecast) mencakup periode yang lebih lama dari
satu atau dua tahun. Ramalan ini berkaitan dengan usaha manajemen untuk
merencanakan produk baru untuk pasar yang berubah, membangun fasilitas baru, atau
menjamin adanya pembiayaan jangka panjang.
Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode mana yang
digunakan tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang
hendak dicapai. Dalam prakteknya terdapat berbagai metode peramalan antara lain :
Model kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu runtun waktu (time series sebutan
lengkap adalah Univariate time series) dan metode kausal. Metode runtun waktu pada
hakekatnya melihat perilaku data historis untuk menentukan nilai dimasa yang akan
datang. Sedangkan metode kausal lebih menekankan pembentukan model yang terdiri
dari variable dependen dan variable independen. Perubahan variable independen akan
memepengaruhi perubahan variable dependen.
1. Peramalan Kuantitatif
Peramalan kuantitatif (quantitative forecast) menggunakan model matematis yang beragam
dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Adapun
tinjauan metode kuantitatif adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan Naif
b. Rata-Rata Bergerak
Rata-Rata Bergerak merupakan metode peramalan yang menggunakan rata-rata dari sejumlah
(n) data terkini untuk meramalkan periode mendatang. Rata-rata bergerak berguna jika kita
dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa yang kita
ramalkan.
Y = a + bX
Dimana:
Runtun waktu menggunakan data terurut berdasarkan waktu (harian, mingguan, bulanan,
tahunan dsb). Peramalan dengan runtun waktu mengimplikasikan bahwa nilai suatu variable
hanya diprediksi dari nilai – nilai variable tersebut dimasa lalu dan tidak memperhatikan
variable – variable yang lain meskipun variable – variable tersebut berkaitan erat.
Metode naïf (Naïve method) Adalah metode runtun waktu yang sederhana. Pengambilan
keputusan meramalkan nilai variable dimasa datang sama dengan nilai variael periode
sebelumnya. Dengan kata lain, nilai variable tahun ini diramalkan sama dengan nilai variable
tahun lalu; nilai variable tahun depan diramalkan sama dengan nilai variable tahun ini.
2. Metode Kualitatif
Metode kualitatif umumnya adalah bersifat subjektif, yang dipengaruhi oleh intuisi, emosi,
pendidikan dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu hasil peramalan dari satu orang
dengan orang lain dapat berbeda. Metode peramalan permintaan secara kualitatif
berhubungan dengan data-data kualitatif, misalnya tentang selera konsumen terhadap suatu
produk, atau survey tentang loyalitas konsumen, dan lain-lain. Forecasting kualitatif ini dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa metode teknik seperti akan dijelaskan berikut ini :
Teknik survey ini merupakan suatu alat meramalkan yang cukup penting khususnya untuk
memprediksi kejadian-kejadian atau kecenderungan-kecenderungan dalam jangka pendek
mendatang ini. Survey biasanya menggunakan alat interview atau daftar pertanyaan yang
akan ditujukan para responden yang terpilih dan yang dituju. Sesuai kelompok yang memang
diperkirakan akan menjadi sasaran pasar yang dituju oleh perusahaan.
Survei ini dilakukan untuk meramalkan variabel ekonomi yang memang berhubungan baik
langsung maupun tidak langsung dengan permintaan konsumen atau pasar yang dituju.
Variabel-variabel ekonomi yang disurvey ini misalnya variabel yang berhubungan dengan
budget rumah tangga yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Sasaran dan klasifikasi sasaran dan jenis kebutuhan dan keperluan dari kelompok responden
ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
– Survey tentang budget keperluan rumah tangga masyarakat eksekutif bisnis dan
pemerintahan yang sekiranya berkait dengan rencana perusahaan. Survey ini diharapkan
dapat merekam keseluruhan anggaran setiap rumah tangga yang disurvey.
– Survey mengenai barang atau jasa yang diperlukan bagi para pelaku bisnis yang akan
memperdagangkan barang atau jasanya. Mereka ini mungkin pelaku bisnis yang bergerak
pada bisnis distributor, pengecer atau pedagang besar.
– Survey ini dilakukan bagi para rumah tangga umum mengenai keperluan rumah tangga,
produk atau barang apa secara periodic diperlukan dan frekuensi pemenuhan yang dilakukan
untuk masa-masa yang akan datang, dan lain-lain.
Dari metode survey berdasar kelompok sasaran ini sebenarnya terkandung maksud dari
surveyor bahwa barang dan jasa apa saja yang dibutuhkan, berapa frekuensi pemenuhan
kebutuhan dan faktor-faktor apa saja yang pada umumnya yang mempengaruhi perilaku beli
mereka ini. Sehingga secara tidak langsung perusahaan melihat peluang dan apa saja yang
bisa ditarik sebagai kepentingan bagi perusahaan atas hasil-hasil survey ini untuk
memprediksi dan memperkirakan perilaku pasar atau konsumen perusahaan.
Bila diklasifikasikan bahwa hasil survey ini merupakan bagian dari kegiatan riset pasar yang
dilakukan oleh perusahaan. Dari sini berbagai kemungkinan yang diperoleh adalah
munculnya variabel ikutan yang dapat diprediksi Apa yang bisa dimanfaatkan oleh
perusahaan yang hendak atau sudah diproduksi dan dijual kepada pasar yang dituju yang
telah disurvey ini. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil survey ini sebagian atau
seluruhnya dapat dipergunakan untuk memprediksi permintaan konsumennya dari produk
yang dibuat dan jual oleh perusahaan.
Teknik jajak pendapat sering dilakukan untuk melengkapi data dari survey. Jajak pendapat
dari para pakar, para eksekutif, dari masyarakat umum, atau dari konsumen. Jajak pendapat
ini lebih bersifat pandangan atau pendapat pribadi (subjektif) dari respondennya, sebaliknya
teknik survey lebih bersifat objektif.
Sebelum peluncuran produk baru, biasanya diadakan pre test dan jajak pendapat terhadap
responden yang menjadi sampel. Teknik pooling ini melibatkan berbagai media seperti media
TV, telepon, koran, surat, SMS, email, atau internet untuk menyebarkan kuesioner atau daftar
pertanyaan tentang berbagai informasi yang dibutuhkan perusahaan.
Laporan atau pernyataan resmi dari suatu perusahaan atau pemerintah suatu negara dapat
digunakan sebagai sumber data guna meramalkan kondisi ekonomi di masa yang akan
datang, sekaligus dapat digunakan untuk membuat strategi bersaing dalam pasar bebas.
3. Metode Delphi,
Pada metode ini sekelompok pakar mengisi kuesioner, Moderator menyimpulkan hasilnya
dan memformulasikan menjadi suatu kuesioner baru yang diisi kembali oleh kelompok
tersebut, demikian seterusnya. Hal ini merupakan proses pembelajaran (learning process) dari
kelompok tanpa adanya tekanan atau intimidasi individu.
Merupakan teknik perencanaan berdasarkan pola data masa lalu dari produk-produk yang
dapat disamakan secara analogi. Misalnya perencanaan untuk pengembangan pasar
televisi multi sistem menggunakan model permintaan televisi hitam putih atau televisi
berwarna biasa. Analogi historis cenderung akan menjadi yang terbaik untuk penggantian
produk di pasar dan apabila terdapat hubungan substitusi langsung dari produk dalam
pasar itu.
1. Penentuan Tujuan
Pada tahap ini penentuan tujuan dari setiap peramalan harus disebutkan secara tertulis, formal
dan eksplisit. Sebelum membuat suatu ramalan kita harus bertanya lebih dahulu mengapa
peramalan tersebut dibutuhkan dan bagaimana menggunakan hasil ramalan tersebut.
Peramalan disipkan sedemikian rupa sehingga manajemen dapat membuat keputusan-
keputusan yang tepat mengenai alokasi sumber daya yang ada sekarang dan oleh karena itu si
pembuat ramalan harus memahami kegunaan-kegunaan dari proyeksi-proyeksi manajerial
yang telah ditetapkan.
Tahap ini biasanya merupakan tahap yang cukup rumit dan seringkali merupakan tahap yang
paling kritikal karena tahap-tahap berikutnya dapat dilakukan atau tidak tergantung pada
relevansi data yang diperoleh tersebut.
4. Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan penyeleksian data karena dalam proses peramalan seringkali kita
mempunyai data yang berlebihan atau bisa juga terlalu sedikit. Beberapa data mungkin tidak
relevan dengan masalah yang akan kita analisis sehingga mungkin dapat mengurangi akurasi
dari peramalan. Data yang lain mungkin tepat guna tetapi hanya untuk beberapa periode
waktu saja.
Tahap ini adalah tahap di mana kita menguji kesesuaian (fitting) data yang telah kita
kumpulkan ke dalam model peramalan dalam artian meminimumkan kesalahan peramalan.
Semakin sederhana suatu model biasanya semakin baik model tersebut dalam artian bahwa
model tersebut mudah diterima oleh para manajer yang akan membuat proses pengambilan
keputusan perusahaan
Demi keberhasilan suatu peramalan, maka dibutuhkan input dari manajemen. Pada tahap ini
dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian jugdemental untuk melihat pengaruh dari resesi suatu
perekonomian, pengaruh perubahan inflasi, kemungkinan pemogokan tenaga kerja atau
perubahan kebijakan pemerintah dan sebagainya
8. Revisi Terakhir
Seperti telah dikemukakan tidak ada ramalan yang bersifat statis. Penyiapan suatu ramalan
yang baru akan dilakukan tergantung pada hasil evaluasi tahap-tahap sebelumnya.
Pendistribusian hasil peramalan kepada manajemen harus pada waktu tepat dan dalam format
yang konsisten. Jika tidak, nilai ramalan tersebut akan berkurang. Peramal harus menentukan
siapa yang harus menerima hasil ramalan tersebut, tingkat kerincian ramalan sesuai dengan
para penggunanya dan berapa kali para penggunanya harus diberikan dan diperbaiki. Setelah
itu peramal harus selalu melakukan diskusi dengan para pengguna ramalan tersebut
berkenaan dengan kegunaan dari informasi peramalan tersebut.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang
meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan
dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Salah satu jenis peramalan adalah
peramalan permintaan. Peramalan permintaan (forecasting Demand) merupakan tingkat
permintaan produk –produk yang diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu tertentu
pada masa yang akan datang.
Meramalkan permintaan dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu pekerjaan
yang perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan dalam rangka memprediksi berapa
besar peluang pasar yang tersedia di masa depan. Ada beberapa teknik peramalan permintaan,
ada secara kualitatif, seperti teknik survey, teknik jajak pendapat, metode Delphi, analogi
histori dan dugaan management. Selain itu ada juga teknik permlaan secara kuantitatif seperti
teknik time series, causal, dan lain-lain.
Dalam melakukan peramalan perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya peramalan pasti
mengandung yang namanya kesalahan dan peramalan jangka pendek pada umunya lebih
akurat daripada jangka panjang. Adapun yang harus diperhatikan dalam peramalan yaitu
Akurasi,biaya, dan kemudahan.
3.2 Saran
Melihat pentingnya suatu peramlan dalam suatu Manajemen organisasi atau perusahaan,
menurut Penulis perlu adanya tim atau orang-orang yang benar-benar menguasai dan bisa
menentukan teknik, maupun metode yang tepat untuk melakukan peramalan dalam suatu
perusahaan agar peramalan yang dilakukan dapat memberikan dampak yang baik bagi
perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2009. Manajemen Operasi, Buku 1 Edisi 9. Jakarta: Salemba
Empat.
Ishak, Aulia. 2010. Manajemen Operasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Martiningtyas, Nining. 2004. Buku Materi Kuliah STIKOM Statistika. Surabaya: STIKOM.
Murahartawaty. 2009. Peramalan. Jakarta: Sekolah Tinggi Teknologi Telkom.