Versi Digital
ISSN: 0852-8489
Sumber: MASYARAKAT, Jurnal Sosiologi, Vol. 16, No. 2, Juli 2011: 141-156
Abstract
PE N DA H U LUA N
”Sexy dancer dari namanya aja udah seksi, dari wajah oke lah, bisa
dijual. Kita pernah pakai lebih bagus, lebih liar, lebih berani dari
JD (kelompok penari seksi) tapi mukanya ancur-ancur. Jelek-jelek,
item-item. Dancer ancur-ancur, ambil dari mana? Dari gunung ya?
Dancer itu pertama dari face, kedua performance. Putih-putih juga.
Jadi lebih ke fisik.” (wawancara dengan Informan BC dan IN
[pihak manajemen café], 24 September 2009)
“Kalo mobil dari pacar, iya dong. Kita udah dandan kaya gini,
tinggal menikmati.. udah dandan keren gini.. Kaya R tuh,
banyak yang mau tapi dia-nya mau-mau engga. Kalo aku ga bisa
tuh mau-mau engga gitu. Kalo aku dideketin sama cowok yang
dihajar duluan itu cowonya duluan baru aku (oleh pacar informan),
makanya ga berani aku. Kita paling suka yang Cina-Cina gitu.
Kasat mata aja deh, setidaknya mereka itu di atas orang pribumi
dikit. Kita matre udah biasa. Kita ga mau rugi soalnya. Kita aja
perawatan mukanya udah berapa, bukan gaya ya, tapi anak-anak
juga mikir kalo punya pacar pas-pasan. Masa sih punya pacar kita
juga yang bayarin makan, tas, bayarin baju.” (wawancara dengan
Informan NS [salah satu penari seksi dalam kelompok JD] , 26
September 2009)
“Ada lah, aku ga bisa sebut nama ya.. dua.. eh tiga dancer-ku.. ada
yang emang cewek booking-an, ada yang simpenan anggota DPR,
menjadi seorang perempuan yang bahkan tidak dapat memiliki tubuhnya sendiri. Sering-
kali tubuh sebagai bentuk seksualitas perempuan dimanfaatkan sebagai alat politisasi dan
ekonomisasi oleh kepentingan lain di luar tubuhnya.
“Iya.. ada beberapa café yang bilang.. aku ga mau anak yang ini,
kurang cantik.. dan mereka ngomongnya terang-terangan ya.. Aku
ga mau si A, badannya jelek.. Aku ga mau si B, ga ada toketnya..
Aku ga mau si ini.. Kalo event itu kita bisa jual gerakan, kalo sexy
dancer itu bisa ga bisa nari itu ke seratus, yang penting cantik..
Orang mabok juga yang liat.. masa mereka mau liat gerakan.. kan
engga.. yang penting cantik..” (wawancara dengan Informan PM
[leader penari seksi dalam kelompok JD], 21 Juni 2009)
banyak akibat yang sangat negatif bagi tubuh mereka sendiri. Tubuh
perempuan tidak dihargai oleh pemiliknya sendiri.
Penutup
Daftar Pustaka