Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

"KONSEP KOMUNIKASI DAN INTERPERSONAL SKILL DALAM


KEWIRAUSAHAAN"

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen pembimbing:
Raihany T.S, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 4

Desti Wulan Safitri AK118041 Mila Jamilatul Marhamah AK118107


Dinar Eka Putri Nendika AK118049 Mochamad Jaenudin Ca AK118096
Fathunnisa Imarah Nusyaibah AK118060 Nadia Permatasari AK118116
Fitri Indriani AK118064 Tasyaa Nur Kadzia Nawwaf AK118185
Khofi Indaka AK118088 Via Yulianengsih AK118197
Marcella AK118098

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Kewirausahaan dengan judul “Konsep Komunikasi Dan Interpersonal Skill
Dalam Kewirausahaan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..

1.3 Tujuan…………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

2.1 Pengertian komunikasi................................................................................

2.2 Komponen komunikasi...............................................................................

2.3 Tujuan dan fungsi komunikasi....................................................................

2.4 Komunikasi dalam organisasi.....................................................................

2.5 Tehnik dan persiapan presentasi.................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

3.1 Simpulan.....................................................................................................

3.2 Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang


paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur
di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita
digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan demikian
kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling dasar.
Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan
pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang
disebabkan adanya kesalahfahaman dalam berkomunikasi

Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa


diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan
efektif.yang harus dimiliki seorang manusia. Efektifitas seorang komunikator
dapat dievaluasi dari sudut sejauhmana tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan
untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika pesan
disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut
akan gagal.

Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan


penerima. Jika penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin
akan berhasil dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika
suatu pesan tidak dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa
informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar memberikan arti apa
yang dikatakan. Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif
sangat diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya
dengan lancar. Terutama ketika seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang
formal, misal dalam lingkungan kerja. Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja
seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang lain dimana sebagian besar
kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal.
Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam
berkomunikasi( communication skill). Dan tidaklah semua orang memiliki
communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya mengandalkan
gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka
pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam
berkomunikasi.

1.2Rumusan Masalah

1. Pengertian komunikasi
2. Komponen komunikasi
3. Tujuan dan fungsi komunikasi
4. Komunikasi dalam organisasi
5. Tehnik dan persiapan presentasi

1.3Tujuan

1. Mengetahui pengertian komunikasi


2. Mengetahui komponen komunikasi
3. Mengetahui tujuan dan fungsi komunikasi
4. Mengetahui komunikasi dalam organisasi
5. Mengetahui tehnik dan persiapan presentasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communication yang berarti


‘pemberitahu’ atau ‘pertukaran pikiran’. Jadi, secara garis besar, dalam suatu
proses komunikasi haruslah terdapat unsu-unsur kesamaan makna agar terjadi
suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan
komunikan (penerima pesan).

Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ;transfer informasi’ atau pesan


(message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai
komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling
pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses
komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan
pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

Adapun beberapa definisi komunikasi dari para pakar, sebagi berikut:

1. Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa


dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Laswel).
2. Komunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu
orang kepada orang lain dengan maksud tertentu.
3. Komunikasi merupakan interaksi anatarpribadi yang menggunakan system
symbol linguistic, seperti system symbol verbal (kata-kata) dan nonverbal.
System ini dapatdi sosialisasikan secara langsung/tatap muka atau melalui
media lain (tulisan, oral, dan visual) (Karlfried Knapp).
4. Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara
sesama manusia (Delton E, Mc Farland).
Ada tiga pengertian utama komunikasi yaitu :
1. Secara etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal usul kata, yaitu
komunikasi berasal dari bahasa latin ‘communication’ dan perkataan ini
bersumber pada kata ‘comminis’ yang berarti sama makna mengenai
sesuatu hal yang dikomunikasikan.
2. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
3. Secara paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah
komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.

2.2 Komponen Komunikasi

Dalam proses komunikasi terdapat komponen komunikasi yang wajib


terpenuhi karena merupakan sebuah bentuk kesatuan yang utuh dan bulat. Bila
salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Setiap komponen
dalam komunikasi itu mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling
ketergantungan satu sama lainnya. Jalannya proses komunikasi beserta
komponen-komponen komunikasi pendukungnya telah coba digambarkan oleh
para ahli melalui model-model komunikasi. Yang dimaksud dengan model
komunikasi adalah grafis yang dirancang untuk menjelaskan cara kerja dari
berbagai variabel yang ada. Beberapa model komunikasi yang telah kita kenal
adalah model komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model
komunikasi Berlo, model komunikasi Shannon dan Weaver, model komunikasi
Barlund, dan model komunikasi Schramm. Proses komunikasi selalu melibatkan
beberapa komponen dan tahapan, yaitu source, message, encoding, channel,
decoding, receiver, feedback, context, noise, dan effect.

1.Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender)

Dalam proses komunikasi, yang menjadi sumber komunikasi adalah


sender atau pengirim pesan. Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan
pesan. Terdapat beberapa faktor dalam diri komunikator yang menentukan
efektivitas komunikasi yaitu sikap komunikator dan pemilihan berbagai simbol
yang penuh makna. Yang dimaksud dengan sikap komunikator adalah bahwa
komunikator harus memiliki sikap yang positif. Sementara itu, yang dimaksud
dengan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna yang dilakukan oleh
komunikator adalah bahwa pemilihan simbol-simbol yang tepat bergantung pada
siapa yang menjadi khalayak sasaran dan bagaimana situasi lingkungan
komunikasi.

Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik, terdapat


beberapa hal yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah :

•Kita harus mengenali siapa yang menjadi komunikate/penerima pesan/khalayak


sasaran.

•Pesan yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak


sasaran harus jelas.

•Kita juga harus memahami mengapa kita mengirimkan pesan kepada


komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.

•Hasil apakah yang kita harapkan.

Jika sebagai komunikator kita tidak mempertimbangkan hal-hal di atas, maka


proses komunikasi akan menemui kegagalan.

2.Pesan (Message)

Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan
kepada komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan
dapat berupa pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi
efektif, maka komunikator harus memahami sifat dan profil komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran, kebutuhan khalayak sasaran, serta harapan dan
kemungkinan respon yang diberikan oleh komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran terhadap pesan yang dikirimkan.

Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun
komunikasi bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan untuk
melakukan komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi dengan baik,
maka kita belum siap untuk memulai proses komunikasi.

3.Encoding

Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam


sebuah bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan
disampaikan harus dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah pesan
harus dapat dikirimkan dalam bentuk dimana komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran mampu melakukan decode atau pesan tidak akan dapat
dikirimkan.

Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai


komunikator harus memikirkan apa yang komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran butuhkan agar dapat memahami atau melakukan decode sebuah pesan.
Kita harus menggunakan bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti dan
konteks yang dikenal baik oleh komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.
Orang yang melakukan encode disebut dengan encoder.

4.Media atau Saluran Komunikasi (Channel)

Media atau saluran komunikasi adalah media atau berbagai media yang
kita gunakan untuk mengirimkan pesan. Jenis pesan yang kita miliki dapat
membantu kita untuk menentukan media atau saluran komunikasi yang akan kita
gunakan. Yang termasuk ke dalam media atau saluran komunikasi adalah kata-
kata yang diucapkan, kata-kata yang tercetak, media elektronik, atau petunjuk
nonverbal. Dalam komunikasi modern, yang dimaksud media atau saluran
komunikasi sebagian besar merujuk pada media komunikasi massa seperti radio,
televisi, dan lain-lain serta internet sebagai media komunikasi. Pemilihan media
atau saluran komunikasi yang tepat dapat menentukan sukses tidaknya
komunikasi yang kita lakukan.

5.Decoding

Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran


menerima pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi
untuk melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secara
menyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi
ketika dibutuhkan.

Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami kesulitan


atau kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim
ulang pesan dengan cara berbeda. Atau, kita dapat membantu
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran untuk memahami pesan dengan
cara memberikan informasi tambahan yang bersifat menjelaskan atau
mengklarifikasi. Orang yang menerima pesan disebut dengan decoder.

6.Komunikate/Penerima pesan (Communicatee/Receiver)

Komunikasi tidak akan terjadi tanpa kehadiran komunikate/penerima


pesan. Ketika komunikate/penerima pesan menerima sebuah pesan, maka ia akan
menafsirkan pesan, dan memberikan makna terhadap pesan yang diterima.
Komunikasi dapat dikatakan berhasil manakala komunikate/penerima pesan/
menerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator.

7.Umpan Balik (Feedback)

Apapun media atau saluran komunikasi yang digunakan untuk


mengirimkan pesan, kita dapat menggunakan umpan balik untuk membantu kita
menentukan sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan. Jika kita berada
dalam komunikasi tatap muka dengan komunikate/penerima pesan, maka kita
dapat membaca bahasa tubuh dan memberikan pertanyaan untuk memastikan
pemahaman. Jika kita berkomunikasi secara tertulis maka kita dapat mengetahui
sukses tidaknya komunikasi melalui respon atau tanggapan yang kita peroleh dari
komunikate/penerima pesan.

Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai
dalam membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan
komunikasi. Kita dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak
sehingga kita dapat berlaku secara efisien ketika kita melakukan komunikasi di
lain waktu.

8. Konteks (Context)

Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi


dimana kita melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana
kita berada dan dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi,
dan berbagai unsur atau elemen seperti hubungan antara komunikator dan
komunikate. Komunikasi yang kita lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak
sama jika dibandingkan dengan ketika kita berkomunikasi dengan atasan kita.
Sebuah konteks dapat membantu menentukan gaya kita berkomunikasi.

9.Gangguan (Noise)

Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam proses


encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam
proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras,
atau perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat
berupa gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik. Dalam
proses komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat
mengganggu dalam proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik
tentang sebuah pesan.

10. Efek (Effect)

Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh


atau dampak yang ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau tingkah
laku komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila
sikap serta tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh komunikator. Namun, apabila efek yang diharapkan oleh
komunikator dari komunikate/penerima pesan tidak sesuai maka dapat dikatakan
komunikasi menemui kegagalan. Menurut Soeganda Priyatna (2004 : 13), efek
yang ditimbulkan dari proses komunikasi dapat kita lihat dari adanya pendapat
pribadi, pendapat publik, ataupun pendapat mayoritas.

2.3 Tujuan Dan Fungsi Komunikasi

Tujuan Komunikasi Menurut Gordon I. Zimmerman et al. dalam buku


suatu Pengantar Ilmu Komunikasi bahwa tujuan komunikasi dibagi menjadi dua
kategori yaitu kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting
bagi kebutuhan kita dan kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk
hubungan dengan orang lain.dari definisi diatas dapat dijabarkan bahwa tujuan
komunikasi adalah utuk kebutuhan kita dan mempupuk hubungan dengan orang
lain.
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku yang berjudul Ilmu Teori
dan Filsafat Komunikasi . Tujuan komunikasi adalah:

1. Perubahan sikap, yaitu komunikan dapat merubah sikap, setelah dilakukan


suatu proses komunikasi
2. Perubahan pendapat, yaitu perubahan pendapat dapat terjadi dalam suatu
komunikasi yang tengah dan sudah berlangsung dan itu tergantung bagaimana
komunikator menyampaikannya.
3. Perubahan perilaku, yaitu perubahan perilaku dapat terjadi bilamana dalam
suatu proses komunikasi apa yang dikemukakan komunikator sesuai dengan
yang disampakainnya dan ini tergantung dari kredibiltas komunikator itu
sendiri
4. Perubahan sosial, yaitu perubahan yang terjadi dalam tatanan masyarakat itu
sendiri sesuai dengan lingkungan ketika berlangsungnya komunikasi.
(Effendy,2003:55)
Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafiea
adalah mengandung hal-hal sebagai berikut:
a. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti Seseorang komunikator
harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-
baiknya dan tuntas, sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud
oleh pembicara/penyampai pesan (komunikator)
b. Memahami orang Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi
masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan hanya berkomunikasi
dengan kemauannya sendiri.
c. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain Komunikator harus
berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan
menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan
kehendak.
d. Menggerarakan orang lain untuk melakukan sesuatu Menggerakan
sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.
(Cangara,2002:22)
Fungsi komunikasi :

Ada banyak fungsi komunikasi yang disampaikan oleh para ahli. Salah
satunya fungsi komunikasi yang disampaikan oleh Thomas Scheidel. Menurutnya
komunikasi memiliki fungsi sebagai pendukung identitas diri. Selain itu, dengan
berkomunikasi kita dapat membangun kontak sosial dan juga dapat memengaruhi
orang lain untuk memiliki pemikiran atau perilaku seperti yang kita inginkan
(Mulyana, 2008, h.4).

Fungsi komunikasi yang lebih singkat disampaikan oleh Judy Pearson dan
Paul Nelson. Menurutnya komunikasi memiliki dua fungsi umum. Pertama
komunikasi berfungsi untuk hidup diri kita sendiri. Misalnya, untuk keselamatan
diri sendiri, menampilkan jati diri kita, mencapai tujuan pribadi, dan
meningkatkan kesadaran.

Fungsi komunikasi yang kedua adalah untuk kelangsungan hidup


bermasyarakat. Kita sebagai manusia memang tercipta sebagai makhluk sosial.
Kita tidak bisa hidup seorang diri dan tidak membutuhkan orang lain. Setidaknya
kita memiliki satu hubungan dengan orang lain.

Menurut Richard dan Graeme ada sepuluh fungsi komunikasi yang sangat
umum, yaitu :

1. Bertahan hidup
Kita berkomunikasi untuk bertahan hidup. Saat ini mungkin terlihat
sangat kuno untuk mengatakan bahwa kita berkomunikasi untuk bertahan
hidup. Karena saat ini teknologi dan peradaban sudah sangat berkembang,
tidak sulit untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal.
Fungsi komunikasi untuk bertahan hidup yang dimaksud di sini
merujuk pada kebutuhan fisik. Misalnya, ketika kita tinggal di suatu
wilayah kita hidup bertetangga dan menjalin hubungan yang baik dengan
orang-orang di sekitar. Hal ini sangat berguna jika kita membutuhkan
bantuan ketika terjadi sesuatu yang membahayakan.
2. Bekerja sama
Berkomunikasi untuk bekerja sama dengan orang lain. Kita bisa
mengatakan bahwa tujuan utama dalam berkomunikasi dengan orang lain
adalah untuk menjalin kerja sama. Tujuan utama dalam membentuk
kelompok sosial sebenarnya berasal dari kebutuhan kita untuk menjalin
kerja sama dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan dasar kita.
Berkomunikasi juga dilakukan untuk bergaul dengan individu lain, yang
pada akhirnya dapat membawa seseorang untuk bekerja dengan orang lain.
3. Kebutuhan pribadi
Sebagian orang berkomunikasi karena memiliki tujuan untuk
memenuhi kebutuhan pribadinya. Perlu kita ingat bahwa kebutuhan dalam
hidup kita tidak hanya tentang kebutuhan fisik saja. Sebagai manusia kita
juga membutuhkan hal lain di luar itu. Manusia membutuhkan rasa aman
dalam diri.
Manusia menginginkan keberadaannya diterima, diinginkan, dan
dihargai oleh orang lain. Ketika kita bersedih terkadang kita membutuhkan
seseorang untuk menenangkan kita atau mungkin terkadang kita ingin
bahwa ada seseorang yang mengkhawatirkan keadaan kita. Menjadi bagian
dari suatu kelompok dan diakui keberadaanya juga merupakan bagian dari
kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi melalui komunikasi.
4. Hubungan
Kita berkomunikasi untuk melibatkan diri dengan orang lain.
Dengan begitu kita dapat menjalin dan menjaga hubungan. Hubungan
yang dimaksud di sini memiliki arti luas. Baik itu hubungan dalam bentuk
jumlah, misalnya hubungan dengan pasangan atau kelompok, bisa juga
hubungan yang berdasarkan ikatan, baik itu ikatan persahabatan atau
percintaan, dan lain-lain.
Fungsi komunikasi ini juga berkaitan erat dengan dua fungsi
sebelumnya. Kita membutuhkan dukungan dari orang lain-lain. Dukungan
itu biasanya kita dapat dari teman-teman. Kita juga butuh berkomunikasi
dengan rekan kerja, karena pekerjaan kita berhubungan dengan mereka.
5. Pengaruh
Ketika kita berkomunikasi, kita bisa saja memiliki tujuan untuk
memengaruhi orang lain untuk memikirkan atau bersikap sesuai dengan
yang kita inginkan. Contoh yang sering kita temui adalah pada iklan suatu
produk atau jasa. Iklan yang ditampilkan berusaha memengaruhi kita
untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Pada kenyataannya komunikasi yang bertujuan memengaruhi tidak
hanya terdapat pada iklan produk atau jasa saja. Kita pun sering
melakukan komunikasi yang bertujuan untuk memengaruhi orang lain.
Misalnya saja kita meminta seseorang untuk menemani kita pergi ke suatu
tempat atau meminta orang lain untuk memikirkan solusi yang tepat saat
terjadi suatu masalah.
6. Kekuasaan
Menurut Richard dan Graeme komunikasi berfungsi untuk
mendapatkan atau menggunakan kekuasaan kita kepada orang lain. Fungsi
kekuasaan ini sekilas terlihat sama dengan fungsi memengaruhi pada poin
sebelumnya. Namun terdapat sedikit perbedaan. Dalam hal kekuasaan,
komunikator dianggap memiliki sesuatu yang menjadikannya memiliki
kedudukan yang lebih tinggi. Komunikan di sini memiliki posisi yang
lebih rendah atau tidak berdaya, sehingga komunikator memiliki kuasa
yang lebih.
Propaganda merupakan salah satu bentuk dari komunikasi yang
dilakukan ketika memiliki kekuasaan. Menurut Richard dan Graeme,
propaganda adalah komunikasi yang digunakan untuk mengontrol atau
memanipulasi orang lain. Biasanya propaganda dilakukan oleh
sekelompok yang besar. Misalnya saja, suatu pemerintahan di sebuah
negara menggunakan propaganda dan menyiarkannya di berbagai media
massa untuk memperkuat kekuatan ekonomi dan militer mereka.
7. Kebutuhan social
Komunikasi juga berfungsi untuk mempertahankan lingkungan
sosial dan organisasi kita. Semakin banyak individu yang terlibat semakin
banyak komunikasi yang dibutuhkan. Hal ini menjadi permasalahan yang
cukup kompleks jika terjadi dalam bisnis dengan skala besar.
Permasalahan ini bisa jadi mendorong adanya bentuk dan media
komunikasi yang baru untuk mengatasi permasalahan tersebut.
8. Informasi
Sudah sangat jelas bahwa kita berkomunikasi untuk memberi atau
menerima informasi dari orang lain. Hampir setiap saat kita memberi dan
menerima informasi saat kita berkomunikasi. Misalnya saja ketika
berkenalan dengan orang baru, kita menanyakan tentang nama atau lokasi
tempat tinggalnya.
9. Memahami dunia
Salah satu fungsi yang belum dijelaskan oleh para ahli yang lain,
yakni berkomunikasi membantu kita untuk memahami dunia ini dan
berbagi cerita tentang pengalaman yang sudah dilalui. Memahami dunia
yang dimaksud di sini adalah membantu berbagai hal penting yang ada
dunia ini, seperti kepercayaan apa yang kita yakini, arti hubungan yang
sedang dijalani, atau konsep tentang diri kita.
Misalnya saja, ketika kita kecil kita tidak mengetahui bagaimana
dunia ini bisa terbentuk. Untuk menjawab rasa penasaran ini kita bisa
menanyakannya kepada orang tua atau guru di sekolah. Cara lain untuk
mendapatkan jawabannya adalah dengan mengakses informasi dari buku
atau internet.
10. Bentuk ekspresi diri
Seperti yang sudah dijelaskan pada poin-poin sebelumnya, bahwa
komunikasi berfungsi untuk mengekspresikan diri. Dengan berkomunikasi
kita bisa berkreasi melalui kata-kata yang kita gunakan atau dari gerak-
gerik yang kita ciptakan atau dalam bentuk lainnya.
Ekspresi diri ini juga tidak terlepas dari nilai-nilai sosial yang ada
di lingkungan. Misalnya saja ketika menghadiri acara pemakaman, kita
menggunakan pakaian gelap untuk mengungkapkan perasaan
belasungkawa kita. Ekspresi semacam ini tidak lepas dari tatanan sosial.
Makna belasungkawa dari pakaian gelap merupakan makna yang
diciptakan yang secara tidak langsung disepakati bersama.
2.4 Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi Organisasi

Komunikasi merupakan nafas dari keberlangsungan sebuah organisasi.


Suatu organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya komunikasi. Hal tersebut yang
melatarbelakangi studi mengenai komunikasi organisasi. Dimana komunikasi
organisasi sendiri merupakan suatu jaringan komunikasi antar manusia yang
saling bergantung satu sama lainya dalam konteks organisasi.

Secara sederhana disebutkan, jika ada dua orang atau lebih dalam
organisasi dengan sendirinya akan berlangsung komunikasi. Organisasi
merupakan “wadah kegiatan” orang- orang yang melakukan berbagai tugas untuk
mencapai tujuan bersama (common goals). Mereka bekerja dalam struktur
hubungan yang dibatasi oleh peran tugasnya. Dinamika perilaku yang
ditampilkannya diisi oleh posisi “tawar menawar” antara “needed
accomplishment" dan “lask accomplishment” yang mewarnai produktivitas
kelompok maupun perorangan (Satoro, 2002- 2003:1). Sedangkan Daryanto
(1996:3), mengungkapkan bahwa: “Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua
orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan”.

Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa setiap kelompok orang yang
bekerja-sama akan terjadi suatu komunikasi atau hubungan sesuai dengan tugas
yang diembannya, sehingga menam- pilkan perilaku yang mendorong timbulnya
kesadaran dalam berkomunikasi untuk mencapai tujuan organi-sasi yang telah
ditentukan.

Myers & Myers (1987: 21) menekankan bahwa komunikasi itu penting
dan merupakan sentral dari kehidupan organisasi, tetapi menganggapnya hanya
sebagai salah satu dari sejumlah proses yang berlangsung dalam organisasi.
Berbagai pandangan kaum ilmuwan dalam bidang komunikasi menganggap
komunikasi sebagai kekuatan dominan dalam kehidupan organisasi. Karena itu
komunikasi merupakan inti organisasi, tanpa komunikasi tidak akan terdapat
akativitas organisasi.
Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si
pengirim dan si penerima pesan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan
demikian akan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam diri individu, baik pada
aspek kognitif, afektif, atau psikomotor. Melalui proses komunikasi akan dapat
ditentukan keputusan apa yang akan dilakukan oleh setiap individu atau kelompok
tentang bagaimana menentukan langkah atau hasil yang akan diperoleh ke depan,
karena dengan komunikasi akan dapat dijadikan pedoman dalam menentukan
apakah kerjasama dapat dilanjutkan atau tidak dapat dilanjutkan. Komunikasi
sangat berperan dalam menjaga kebutuhan manusia, karena komunikasi dibangun
sebagai sebuah mekanisme penyesuaian diri untuk manusia. Mekanisme
penyesuaian diri adalah alat bagi manusia yang digunakan untuk menolong
mereka mengenali dan merespon yang mengancam eksistensinya.

2.5 Tehnik Dan Persiapan Presentasi

Presentasi adalah salah satu cara menyampaikan informasi kepada orang


lain secara menarik dan informatif. Presentasi sangat penting, apalagi bagi
seseorang mahasiswa. Mengapa demikian? Karena setiap mahasiswa harus bisa
memaparkan setiap gagasannya di depan dosen atau pun di depan orang
banyak. Agar semua materi dapat tersalurkan dengan baik dan mendapat
perhatian dari para peserta seminar, maka  kita perlu melakukan berbagai
persiapan agar hasil yang kita harapkan tercapai. Berikut ini merupakan
beberapa metode  yang perlu dipersiapkan sebelum presentasi :

1. Tentukanlah tujuan Anda Presentasi


Setiap presentasi pasti memiliki sebuah tujuan yang menjadi arah
bagaimana Anda  akan memberikan presentasi tersebut. Secara umum
tujuan dari presentasi adalah untuk memberitahu dan membujuk peserta
seminar untuk melakukan sesuatu. Jika sebuah presentasi bertujuan
untuk menginformasikan sesuatu maka susun materi dengan detail dan
informatif sehingga peserta seminar yang sama sekali belum tahu
persoalan menjadi mengerti dan paham. Tetapi, apabila presentasi
tersebut bertujuan membujuk maka presentasi harus menyajikan sesuatu
hal yang memiliki sisi emosi untuk mengubah sikap peserta seminar dan
mengajak mereka melakukan sesuatu seperti menyetujui ide Anda, dan
lain sebagainya.
2. Kenali Audiens
Dengan mengenali peserta seminar kita akan mengetahui
bagaimana penyajian presentasi yang tepat dan tahu bagaimana cara
pendekatan dengan mereka. Mungkin yang hadir adalah seorang penting
yang sangat senang dengan grafik dan angka. Maka penyajian grafik
yang baik dan penjelasan di balik apa yang terjadi pada angka-angka
akan menjadi nilai tambah. Sebaliknya bisa jadi orang yang ingin Anda
beri tahu dalam presentasi memiliki tipe visual, sangat senang dengan
gambar, diagram dan contoh-contoh nyata. Untuk orang seperti ini Anda
pun dapat menyesuaikan slide presentasi dengan gambar yang
dibutuhkan.
3. Tentukan topik presentasi
Apa topik yang akan saya sampaikan? Apakah topik ini
dibutuhkan peserta seminar? Mengapa saya menyampaikan topik ini?
Itulah beberapa pertanyaan yang perlu Anda tanyakan pada diri Anda
sebelum menentukan topik presentasi. Dengan begitu Anda akan mudah
menemukan topik dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta
seminar. Usahakan topik Anda menarik dan menggugah peserta seminar
untuk mendengarkan.
4. Susunlah kerangka presentasi
Dalam menyusun kerangka presentasi, alangkah baiknya jika kita
membuat pemetaan ide. Pemetaan Ide dapat menggambarkan pokok-
pokok pikiran yang penting atau keyword dari hal-hal yang akan Anda
jelaskan dalam presentasi. Hal ini dapat mempermudah Anda dalam
merangkai setiap materi presentasi secara urut dan memberikan
gambaran lengkap dari presentasi dan poin-poin penting yang harus
disampaikan.
5. Buatlah materi presentasi 
Dalam membuat materi presentasi, pilihlah sumber yang dapat
dipercaya serta perhatikan pula kesesuaian isi materi yang Anda susun
dengan apa yang dibutuhkan oleh peserta seminar dan tidak asal-asalan.
Anda bisa mendapatkan materi dari pengalaman pribadi, buku, jurnal,
hasil penelitian, majalah, internet atau koran. Presentasi sebaiknya
menggunakan kalimat yang ringkas sehingga kemudian Anda bisa
menjelaskan dengan memberikan rangkaian materi.
Dua hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam membuat materi
adalah bagian pembuka dan penutup. Karena pada bagian ini merupakan
kesempatan Anda meraih perhatian dari para peserta seminar. Untuk
bagian pembuka, jika perlu ingat bagian pembukaan yang Anda
persiapkan berupa pernyataan, kutipan, pertanyaan, kisah atau bahkan
sebuah humor. Pembukaan yang baik dan lancar akan menciptakan rasa
percaya diri untuk kelanjutan presentasi. Pada bagian penutup, berikan
kesimpulan yang akan diingat terus oleh peserta seminar.
6. Tambahkan bantuan-bantuan visual
Salah satu alat bantu visual adalah slide presentasi. Buatlah slide
presentasi lebih menarik. Dalam membuat slide ada beberapa prinsip
yang harus Anda pahami, yaitu sebagai berikut :
• Sederhana
• Konten yang kuat
• Font yang indah
• Gambar yang menarik dan sesuai
• Penggunaan warna yang tepat
• Mematuhi prinsip CRAP, yaitu Contrast, Repetition, Alignment dan
Proximity.
Prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam menyiapkan slide
adalah gunakan hanya poin-poin utama dan penting. Jangan membuat
slide yang terlalu detail dan berisi seluruh hal yang Anda akan ucapkan.
Jika itu dilakukan, peserta seminar akan membaca slide dan mereka
tidak perlu lagi mendengarka kata-kata anda lagi. Beberapa tips dalam
pembuatan slide adalah tidak terlalu banyak teks dalam suatu slide.
Gunakan gambar, diagram dan tabel untuk membantu menjelaskan suatu
konsep, data dan fakta. Jangan membuat slide yang terlalu kompleks
karena akan sulit dicerna dalam waktu singkat oleh peserta seminar dan
cenderung membuat peserta seminar lelah sehingga tidak fokus pada apa
yang Anda sampaikan.
7. Latihan Presentasi
Latihan terbaik dapat dilakukan dengan mengundang beberapa
teman untuk mendengarkan presentasi Anda. Minta mereka untuk
memberikan komentar terhadap materi yang disampaikan, cara
penyampaian dan hal-hal apa yang perlu diperbaiki.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Interpersonal skill adalah bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang


lain dalam suatu lingkup social. Menghormati orang lain, menjalin kerja sama
yang baik dengan orang lain mengungkapkan pikiran, perasaan atau harapan
kepada orang lain dengan cara yang baik tanpa merugikan oranglain.

Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang tersebut mempunyai


keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan
saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal.
Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk
meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita. Orang yang mempunyai
keahlian komunikasi maka komunikasi orang tersebut akan berjalan efektif. Kita
harus memupuk keahlian kita dalam komunikasi interpersonal

3.2 Saran

Di harapkan dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melakukan


komunikasi yang sopan dan santun dengan memiliki interpersonal skill di
harapkan kita akan lebih mudah dalam berwirausaha
DAFTAR PUSTAKA

Suprapto Tommy. 2009. Pengantar Teori Dan Manajemen Komunikasi.


Yogyakarta : Media Pressindo

Ambar. 2017. Komponen – Komponen Komunikasi. Dikutip dari


https://pakarkomunikasi.com/komponen-komponen-komunikasi . Diakses pada 06
Pebruari 2019 pukul 15.45.

Dimbleby, R. & Burton, G. (1998). More Than Words : An Introduction to


Communication Third Edition. London : Routladge.
Mulyana, D. (2008). Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Yayat, Hayati, Djatmoko. 2002. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta
https://arokartika.ac.id/metode-persiapan-sebelum-presentasi/diakses 05
november 2020

Anda mungkin juga menyukai