Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT dan segala puji syukur hanya bagi-Nya
Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam
penyusunan makalah Pendidikan Agama Islam ini. Meskipun banyak hambatan
yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Maksud penyusunan makalah ini adalah sebagai syarat memenuhi tugas
Pendidikan Agama Islam..Makalah ini juga menguraikan beberapa materi
mengenai Sistem Politik dalam Islam dan juga untuk mempermudah pemahaman
kepada kita semua
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyampaikan terimakasih
kepada yang turut serta membantu dalam penyelasaian makalah ini baik moril
maupun materil. Kepada para orangtua dari kami yang telah memberi support dan
motivasi untuk pembuatan makalah ini. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih
kepada dosen pembimbing Bapak RISWANDI,M.Pd yang telah membantu dan
membimbing kami
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada para mahasiswa dari
hasil makalah ini.Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita bersama, bermanfaat bagi penulis khususnya, dan
bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
a. Latar belakang.........................................................................................
b. Rumusan masalah ...................................................................................
c. Tujuan ....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................


a. Pengertian sistem politik islam .............................................................
b. Prinsip Prinsip dasar politik dalam islam ...............................................
c. Kontribusi umat islam dalam kancah politik Nasional Indonesia...........

BAB III  PENUTUP............................................................................................


a. Kesimpulan ............................................................................................
b. Saran .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Di setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda-beda.Namun, Islam
memiliki aturan politik yang bisa membuat negara itu adil.Dalam Al-Qur’an
memang aturan politik tidak disebutkan, tetapi sistem politik pada jaman
Rasullullah SAW sangatlah baik.Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang
mendorong masyarakatnya menjalankan syari’at Islam.
Indonesia adalah salah satu negara Islam terbesar di dunia, namun bila
dikatakan negara Islam, dalam prakteknya islam kurang di aplikasikan dalam
sistem pemerintahan baik itu politik maupun demokrasinya. Hal itu berpengaruh
besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia di Indonesia, terutama pada
sistem yang berlaku dalam pemerintahan Indonesia. Contoh kecil adalah
banyaknya pelaku korupsi yang dikarenakan kurang transparannya pemerintahan
di indonesia. Hal tersebut di atas membuat penulis membahas tentang sistem
politik dalam islam.
Disini kita akan membahas tentang peranan agama Islam dalam
perkembangan politik di dunia saat ini, dengan mengkaji berbagai informasi
berdasarkan Al-Qur’an, Al Hadits dan sejarah sistem politik di masa Rasulullah
SAW.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat kami rumuskan beberapa permasalahan,
yaitu :
1.    Apa pengertian sistem politik Islam?
2. Apa Prinsip Prinsip dasar dalam politik islam?
3. Apa kontribusi umat islam dalam kancah politik Nasional Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian sistem politik Islam?
2. Memahami Prinsip Prinsip dasar dalam politik islam?
3. Memahami kontribusi umat islam dalam kancah politik Nasional Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian sistem politik islam


Menurut Ibnu Qoyyim, politik adalah sesuatu kegiatan yang menjadi
umat manusia mendekat kepada hidup maslahat dan menjauhkan dari
kerusakan, sedangkan menurut Abdul Hamid Al-Ghozali, politik memiliki
manksa sebagai memerintah dan menjalankan negara.
Terdapat lima kerangka konseptual dalam memahami makna politik:
1. Sebagian usaha warga negara dalam membicarakan dan mewujudkan
kebaikan bersama.
2. Berkaitan dengan penyelenggaraan Negara.
3. Sebagai kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan
memepertahankankekuasaan dalam masyarakat.
4. Digunakan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan umum.
5. Sebagai konflik dalam rangka mencari atau mempertahankan sumber-
sumber yang dianggap penting.

Politik dalam Islam adalah suatu kebijakan untuk mengatur suatu


pemerintah yang berdaulat atau masyarakat dalam bernegara. Pembahasan
sistem politik Islam (siyasah) ada tiga bagian, yaitu :
1. Siyasah Dusturiyah
Ruang lingkup dalam Fiqih Siyasah Dusturiyah (Politik Tata
Negara) merupakan hubungan antara pemimpin disatu puhak dengan
rakyatnya dipihak lain, dan kelembagaan-kelembagaan yang ada
didalam masyarakatnya.
Ruang lingkup Fiqih Siyasah Dusturiyah meliputi :
a. Persoalan Imamah (Kepala Negara), Hak Dan Kewajibannya
Menurut Al-Mawardi pengertian imamah adalah suatu
kedudukan atau jabatan yang diadakan untuk mengganti tugas
kenabian didalam memelihara agama dan mengendalikan dunia.
Hak yang dimiliki oleh imam yaitu, hak untuk ditaati dan dibantu.
Namun dengan adanya perkembangan jaman, ada satu hak lagi gabi
imam yaitu, hak untuk mendapat imbalan dari harta baitul mal
untuk keperluan hidup dan keluarganya.
Adapun kewajiban imam menurut Al-Mawardi adalah
memelihara agama, mentahfizkan hukum-hukum diantara orang-
orang yang bersengketa dan menyelesaikan perselisihan,
memelihara dan menjaga keamanan, menegakkan hukum-hukum
Allah, menjaga tapal batas dengan kekuatan yang cukup, menentang
orang-orang yang menentang Islam setelah diadakan dakwah
kepada mereka dengna baik-baik, menetapkan kadar-kadar tertentu
pemberian untuk orangorang yan berhak., memungut fa’i dan
sadaqah sesuai dengan ketentuan, menggunakan serta mengerahkan
pengurusan kekayaan negara kepada orang-orang yang dapat
dipercaya dan jujur, dan melaksanakan sendiri tugas-tugasnya yang
berlangsung didalam membina umat danmenjaga agama.
b. Persoalan Rakyat, Status, dah Hak-Haknya
Rakyat terdiri dari muslim dan non muslim (kafir
dzimi dan musta’min). Kafir dzimi adalah warga non muslim yang
menetap selamanya. Sedangkan musta’min adalah orang asing yang
menetap untuk sementara. Kafir dzimi memiliki hak-hak
kemanusiaan, sipil, dan hak-hak politik sedangkan musta’min tidak
memiliki hak-hak politik.
Hak-hak yang dimiliki rakyat adalah perlindungan terhadap
kehidupan, harta, dan kehormatannya; perlindungan terhadap
kebebasan pribadi; kebebasan menyampaikan pendapat dan
berkeyakinan; serta jaminan akan kebutuhan pokoknya (tidak
membedakan kelas dan kepercayaan). Sementara itu, hak imam
adalah untuk ditaati dan mendapatkan bantuan serta partisipasi dari
rakyat.

c. Persoalan Bai’at
Bai’at adalah membai’atkan seorang amir dan mengikatkan
perjanjian, mereka meletakkan tangan-tangan mereka ditangannya
untuk menguatkan perjanjian (jual-beli).
d. Persoalan Waliy Al-Ahdi, Sumber Kekuasaan dan Kriteria Imam
Imamah dapat dipilih dengan dua cara, yaitu dengan
pemilihan ahl al-all wa al-aqdi  dan dengan janji (penyerahan
kekuasaan) imam yang sebelumnya. Cara yang kedua inilah yang
disebut dengan waliyul ahdi.
Kriteria atau syarat-syarat imam antara lain adil, berilmu,
sehat panca indranya, sehat anggota badan, memiliki kecerdasan
dan kemampuan untuk mengatur rakyat demi kemaslahatan, serta
menjunjung tinggi kebenaran, rasa tanggung jawab, dan tabah.
e. Persoalan Perwakilan dan Ahl Ai-Hall Wa Al-Aqdi
Ahl Ai-Hall Wa Al-Aqdi adalah pemegang kekuasaan
tertinggi yang mempunyai wewenang memilih dan membaiat imam,
mengarahkan kehidupan masyarakat kepada maslahat, membuat UU
yang mengikat seluruh umat didalam hal yang tidak diatur secara
tegas oleh Al-Qur’an dan Hadis, mengawasi jalannya pemerintahan
dan segabai tempat konsultasi imim didalam menentukan
kebijakannya.
2. Siyasah Dauliyah
Titik berat pembicaraan Siyasah Dauliyah atau hukum Tata
Negara adalah sekitar hubungan antara negara dan orang-orang yang
tercakup dalam hukum internasional.
Materi pokok pembahasan fiqih siyasah dauliyah antara lain :
a. Korps diplomatik
Korps diplomatik adalah kepala negara asing yang berkuasa
di Darukufar atau di wilayah negeri nono muslim termasuk tamu-
tamu sahabat dan perwakilan negara asing (staf Kepala Negara di
waktu mereka berada di negara Darussalam).
b. Tawanan perang
Tindakan terhadap tawana perang ada dua, yaitu
membebaskan tawanan itu dengan baik (manna) dan menukarkan
tawanan itu dengan tebusan (fida’)
c. Perjanjian damai
Perjanjian yang dilakukan oleh Darussalam dengan negara
lainnya salam keadaan perang itu disebut perjanjian damai atau
gencatan senjata.
d. Penyerahan penjahat antar negara Darusalam
Menurut teori fiqih siasah setiap negara yang termasuk
darusalam dipandang sebagai wakil yang mutlak bagi negara lain
untuk menjalankanhukum Islam
3. Siyasah Maliyah
Di dalam Siyaasah Maliyah dibicarakan bagaimana cara-cara
yang harus diambil untuk mengharmoniskan orang-orang kaya dan
orang-orang miskin agar tidak terjadi kesenjangan. Dalam Siyasah
Maliyah ada beberapa hal yang menjadi pembahasan, antara lain
persoalan hak milik, zakat, harta wakaf, perpajakan, dan bea cukai.
A. Prinsip-prinsip dasar politik dalam islam
1) Musyawarah
Asas musyawarah yang paling utama adalah berkenaan dengan
pemilihan ketua negara dan oarang-oarang yang akan menjawat tugas-
tugas utama dalam pentadbiran ummah.
Asas musyawarah yang kedua adalah berkenaan dengan penentuan
jalan dan cara pelaksanaan undang-undang yang telah dimaktubkan di
dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Asas musyawarah yang seterusnya ialah
berkenaan dengan jalan-jalan bagi menetukan perkara-perkara baru yang
timbul di kalangan ummah melalui proses ijtihad.

2) Keadilan
Prinsip ini adalah berkaitan dengan keadilan sosial yang dijamin
oleh sistem sosial dan sistem ekonomi Islam. Dalam pelaksanaannya yang
luas, prinsip keadilan yang terkandung dalam sistem politik Islam meliputi
dan merangkumi segala jenis perhubungan yang berlaku dalam kehidupan
manusia, termasuk keadilan di antara rakyat dan pemerintah, di antara dua
pihak yang bersengketa di hadapan pihak pengadilan, di antara pasangan
suami isteri dan di antara ibu bapa dan anak-anaknya. Kewajipan berlaku
adil dan menjauhi perbuatan zalim adalah di antara asas utama dalam
sistem sosial Islam, maka menjadi peranan utama sistem politik Islam
untuk memelihara asas tersebut
3) Kebebasan
Kebebasan yang diipelihara oleh sistem politik Islam ialah
kebebasan yang berterskan kepada makruf dan kebajikan. Menegakkan
prinsip kebebasan yang sebenarnya adalah tujuan terpenting bagi sistem
politik dan pemerintahan Islam serta menjadi asas-asas utama bagi
undang-undang perlembagaan negara Islam.
4) Persamaan
Persamaan di sini terdiri dari pada persamaan dalam mendapatkan
dan menuntut hak, persamaan dalam memikul tanggungjawab menurut
peringkat-peringkat yang ditetapkan oleh undang-undang perlembagaan
dan persamaan berada di bawah kuat kuasa undang-undang.
5) Hak menghisab pihak pemerintah
Hak rakyat untuk menghisab pihak pemerintah dan hak mendapat
penjelasan terhadap tindak tanduknya. Prinsip ini berdasarkan kepada
kewajipan pihak pemerintah untuk melakukan musyawarah dalam hal-hal
yang berkaitan dengan urusan dan pentadbiran negara dan ummah. Hak
rakyat untuk disyurakan adalah bererti kewajiban setiap anggota dalam
masyarakat untuk menegakkan kebenaran dan menghapuskan
kemungkaran. Dalam pengertian yang luas, ini juga bererti bahawa rakyat
berhak untuk mengawasi dan menghisab tindak tanduk dan keputusan-
keputusan pihak pemerintah.
B. Kontribusi Umat Islam Dalam Kancah Politik Nasional Indonesia
Kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional tidak bisa
dipandang sebelah mata. Di setiap masa dalam kondisi perpolitikan bangsa
ini, Islam selalu punya pengaruh yang besar. Sejak bangsa ini belum bernama
Indonesia, yaitu era berdirinya kerajaan-kerajaan hingga saat ini, pengaruh
perpolitikan bangsa kita tidak lepas dari pengaruh umat Islam.
Salah satu penyebabnya adalah karena umat Islam menjadi penduduk
mayoritas bangsa ini. Selain itu, dalam ajaran Islam sangat dianjurkan agar
penganutnya senantiasa memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi orang
banyak, bangsa, bahkan dunia. Penguasaan wilayah politik menjadi sarana
penting bagi umat Islam agar bisa memberikan kontribusi bagi bangsa ini.
Sekarang mari kita amati kontribusi umat Islam dalam perpolitikan
nasional di setiap era/ masa bangsa ini:
1. Era Kerajaan-Kerajaan Islam Berjaya
Pengaruh Islam terhadap perpolitikan nasional punya akar sejarah yang
cukup panjang. Jauh sebelum penjajah kolonial bercokol di tanah air,
sudah berdiri beberapa kerajaan Islam besar. Kejayaan kerajaan Islam di
tanah air berlangsung antara abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi.
2. Era Kolonial dan Kemerdekaan (Orde Lama)
Peranan Islam dan umatnya tidak dapat dilepaskan terhadap
pembangunan politik di Indonesia baik pada masa kolonial maupun masa
kemerdekaan. Pada masa kolonial Islam harus berperang menghadapi
ideologi kolonialisme sedangkan pada masa kemerdekaan Islam harus
berhadapan dengan ideologi tertentu macam komunisme dengan segala
intriknya.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sejarah secara tegas menyatakan kalau
pemimpin-pemimpin Islam punya andil besar terhadap perumusan NKRI.
Baik itu mulai dari penanaman nilai-nilai nasionalisme hingga
perumusan Undang-Undang Dasar Negara.
3. Era Orde Baru
Politik Islam terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama di
sebut kaum skripturalis yang hidup dalam suasana depolitisasi dan
konflik dengan pemerintah. Kelompok kedua adalah kaum subtansialis
yang mendukung pemerintahan dan menginginkan agar Islam tidak
terjun ke dunia politik.
4. Era Reformasi
Bulan Mei 1997 merupakan awal dari era reformasi. Saat itu rakyat
Indonesia bersatu untuk menumbangkan rezim tirani Soeharto.
Perjuangan reformasi tidak lepas dari peran para pemimpin Islam pada
saat itu. Beberapa pemimpin Islam yang turut mendukung reformasi
adalah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ketua Nahdatul Ulama.
Muncul juga nama Nurcholis Majid (Cak Nur), cendikiawan yang lahir
dari kalangan santri. Juga muncul Amin Rais dari kalangan
Muhamadiyah. Bertahun-tahun reformasi bergulir, kiprah umat Islam
dalam panggung politik pun semakin diperhitungkan.
Umat Islam mulai kembali memunculkan dirinya tanpa malu dan takut
lagi menggunakan label Islam. Perpolitikan Islam selama reformasi juga
berhasil menjadikan Pancasila bukan lagi sebagai satu-satunya asas.
Partai-partai politik juga boleh menggunakan asas Islam.
Kemudian bermunculanlah berbagai partai politik dengan asas dan label
Islam. Partai-partai politik yang berasaskan Islam, antara lain PKB, PKU,
PNU, PBR, PKS, PKNU, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah kami kaji, kami dapat menyimpulkan
bahwa definisi politik dari sudut pandang Islam adalah sebuah aturan tentang
pemerintahan yang berdasarkan nilai-nilai Islam. Politik Islam sama dengan
Fiqh Siyasah, Semua sumber politik Islam yang kita pelajari adalah
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist. Dalam fikih siasah disebutkan bahwa
garis besar fikih siasah meliputi :
 Siasah Dusturiyyah (Tata Negara dalam Islam)
 Siasah Dauliyyah (Politik yang mengatur Hubungan antara satu Negara
Islam dengan negara Islam lain atau dengan negara sekuler lainya)
 Siasah Maaliyyah (Sistem Ekonomi Negara)

B. SARAN
Sebaiknya para pemimpin ataupun pemerintah yang ada diIndonesia
menggunakan sistem politik Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadist.
Insya allah dengan cara ini rakyat Indonesia akan hidup rukun dan makmur.
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar mata kiliah pendidikan agama islam.


http://tugasulyakyu.blogspot.com/2012/03/sistem-politik-islam.html
http://cahyodwi-dc.blogspot.com/2011/03/kontribusi-umat-islam-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai