Anda di halaman 1dari 5

Definisi

Salah satu bentuk sediaan farmasi yang sering dijumpai adalah tablet. Tablet merupakan salah
satu sediaan yang banyak mengalami perkembangan dari segi formulasi. Tablet adalah sediaan
padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (Dirjen POM, 1995:4).

A. Keuntungan sediaan tablet :


1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat sehingga memudahkan dalam
pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan.
2. Tablet menawarkan kemampuan terbaik diantara semua bentuk sediaan oral dalam
hal ketepatan ukuran serta memiliki variabilitas kandungan yang paling rendah.
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume kecil dibandingkan
dengan sediaan lain.
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil.
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air.
6. Pemberian identitas produk pada tablet relatif mudah dan murah; tidak memerlukan
langkah pengerjaan tambahan misalnya dengan menggunakan permukaan pencetak
yang bermonogram atau berlogo timbul.
7. Tablet paling mudah ditelan serta memiliki paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan.
8. Dapat dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus misalnya tablet lepas tunda,
lepas lambat, lepas terkendali.
9. Dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak dan
untuk terapi lokal (salut enterik).
10. Merupakan bentuk sediaan yang paling mudah diproduksi secara missal dengan
proses pengemasan yang mudah dan murah sehingga biaya produksi lebih rendah.
11. Bentuknya lebih kompak, biaya pembuatannya lebih murah, dosisnya tepat,
pengemasannya mudah, sehingga penggunaannya lebih praktis jika dibandingkan
dengan sediaan lainya. (Chaerunisaa, 2009).
B. Kerugian dari sediaan tablet
1. Beberapa pasien tertentu tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/
pingsan).
2. Formulasi tablet cukup rumit antara lain:
a. Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak dan padat, karena sifat amorf,
flokulasi atau rendahnya berat jenis.
b. Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar,
absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut
akan sulit diformulasi.
c. Zat aktif yang rasanya pahit, zat aktif dengan bau yang tidak dapat dihilangkan. Zat
aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer dan kelembaban udara memerlukan
enkapsulasi atau penyalutan dahulu sebelum dikempa.
3. Onsetnya lebih lama dibandingkan sediaan parental, (Chaerunisaa, 2009)
.
C. Jenis Sediaan Tablet
Berdasarkan metode pembuatannya, tablet terdiri atas :
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam
lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang
terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.
D. Kegunaan Tablet
a. Tablet Kempa

1. Tablet Lepas Terkendali atau Tablet Lepas Lambat


Tablet yang pelepasan zat aktifnya dikendalikan atau dimodifikasi sehingga tablet
tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian
disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat
aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu. (Misal tablet lepas lambat
6 jam, 12 jam) contoh tramodil HCL
2. Tablet Salut Enterik
Tablet yang pelepasan zat aktifnya ditunda pada daerah tertentu. Contoh yang
paling umum adalah tablet salut enterik yaitu tablet yang dikempa yang disalut
dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut
dalam usus halus. Contoh lain adalah tablet veteriner yang ditunda pelepasan zat
aktifnya sampai di kolon, dan Volltaren
3. Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik
berwarna maupun tidak. Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara
(O2, lembab), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan
tablet.contoh : neurobion, enervon c
4. Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan
polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Contoh
mucohexin
5. Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah di
mulut sebelum ditelan. Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk memberikan suatu
bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau
orang tua, yang mungkin sukar menelan obat utuh. Contoh : Antasida
6. Tablet Effervescent
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena
mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.
Keuntungan tablet efervesen adalah kemungkinan penyiapan larutan dalam waktu
seketika, yang mengandung dosis obat yang tepat dan bertujuan untuk
memudahkan penyerapan obat karena sudah dalam bentuk larutan. Kerugiannya
adalah kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia contoh :
Sangobion, CDR

b. Tablet Cetak
1. Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan
tertentu. Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan
untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI
IV). Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan
dengan air minum.
2. Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam
air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul
dengan menambahkan pelarut steril (FI IV)

Daftar pustaka :
Chaerunnisa, Anis Yohana. 2009. Farmasetika Dasar. Bandung: Widya Padjajaran.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.

Anda mungkin juga menyukai