Anda di halaman 1dari 19

STIK BINA HUSADA

TUGAS
Tugas pada Mata Kuliah Keperawatan Jiwa 1
Program Studi Ilmu Keperawatan Semester IV

Dosen Pengampu :

Ns.Mareta Akhriansyah S.Kep,M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 6:

1. Alvira 18.1420130.28
2. Indah Batari Toza 18.1420130.29
3. Arwin Hudawan 18.1420130.30
4. Yuliana Purnamasari 18.1420130.31

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA


PALEMBANG 2020

1
STIK BINA HUSADA

DAFTAR ISI

I. Masalah Keperawatan :..................................................................................................2


II. Proses terjadinya masalah :............................................................................................3
a Pengertian......................................................................................................................3
b Faktor Predisposisi........................................................................................................3
c Faktor Presipitasi...........................................................................................................4
d Tanda & gejala (Data Subjektif dan data Objektif)\.......................................................5
e Batasan Karakteristik.....................................................................................................5
f Akibat............................................................................................................................5
g Rentang respon..............................................................................................................5
h Sumber Koping..............................................................................................................6
i Mekanisme koping........................................................................................................6
III. Pohon masalah (3 tingkatan)..........................................................................................7
IV. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji..........................................................7
V. Rencana tindakan keperawatan (sesuai SAK RS.ERBA)..............................................9
VI. Daftar Pustaka.............................................................................................................13

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Masalah Keperawatan :

2
STIK BINA HUSADA

Harga Diri Rendah Akibat Putus Cinta

II. Proses terjadinya masalah :

a Pengertian

1. Harga diri merupakan tingkat penilaian yang positif atau negative yang
berkenaan dengan konsep diri seseorang (Lenner dan Spanier 1980 dalam
candra ,2017 )
2. Mukhlis (2000) menyatakan bahwa pembentukan harga diri pada individu
dimulai sejak individu mempunyai pengalaman dan interaksi social, yang
sebelumnya diketahui dengan kemampuan mengadakan persepsi. Seperti
olok-olok, hukuman , larangan ,dan perintah yang berlebihan akan
membuat anak merasa tidak dihargai.

b Faktor Predisposisi
Berbagai faktor menunjang terjadinya terjadinya perubahan dalam
konsep-diri seseorang. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab
terjadinya harga diri rendah adalah padamasa kecil sering disalahkan,
jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa
remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima.menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau
pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya (Yosep, 2009).
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
ideal diri yang tidak realistis.
 Biologi
Menurut Wuryani,EW.2018 Merupakan factor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisiologis klien dan turut berkontribusi
sebagai stressor terjadinya masalah keperawatan. Beberapa teori ini dapat
menyebabkan ancaman yang memicu munculnya masalah psikososial .
Beberapa kondisi dapat memicu melemahnya fungsi ego, seperti : riwayat
kegagalan, penolakan dari orang lain, gangguan integritas
fisik,kehilangan sumber dukungan, dan sebagainya. Teori perilaku
meyakini bahwa masalah psikososial merupakan produk frustasi, yaitu
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.

3
STIK BINA HUSADA

 Psikologi
Faktor yang mempengaruhi identitas diri.Meliputi ketidak percayaan, teka
nan dari teman sebaya dan perubahanstruktur sosial. Orang tua yang selal
u curiga pada anak akan menyebabkananak menjadi kurang percaya diri, r
agu dalam mengambil keputusan dandihantui rasa bersalah ketika akan m
elakukan sesuatu. Control orang yang berat pada anak remaja akan meni
mbulkan perasaan benci kepada orang tua.Teman sebaya merupakan fakt
or lain yang berpengaruh pada identitas.Remaja ingin diterima, dibutuhka
n dan diakui oleh kelompoknya,
 Social
Menurut Wuryani,EW.2018 Merupakan factor yang berhubungan
dengan cara hidup klioen di Masyarakat yang dapat berkontribusi
terhadap timbulnya masalah psikososial (Stuart , 2013 ) . Faktor
predisposisi social budaya dianalisa melalui dua teori yaitu teori
interpersonal dan social budaya dianalisa melalui dua teori yaitu teori
interpersonal dan social budaya. Hubungan interpersonal yang tidak
adekuat adekuat pada saat bayi akan menjadi penyebab disfungsi tugas
perkembangan seseorang sesuai dengan usia. Konsep diri

c Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah


hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan, atau bentuk
tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara
situasional maupun kronik.
Situasional. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis yang terjadi
secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-
tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban
pemerkosaan, atau menjadi narapidana, sehingga harus masuk penjara.
Selain itu, dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan rendahnya
harga diri seseorang dikarenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu
yang membuat klien tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai akan
struktur, bentuk, dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas kesehatan
yang kurng menghargai klien dan keluarga.
Kronik. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum
dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negatif sebelum dirawat dan

4
STIK BINA HUSADA

menjadi semakin meningkat saat dirawat. Baik faktor perdisposisi


maupun presipitasi di atas bila telah memengaruhi seseorang baik dalam
berpikir, bersikap, maupun bertindak, maka dianggap telah memengaruhi
koping individu tersebut sehingga menjadi tidak efektif (mekanisme
koping individu tidak efektif). Bila kondisi klien dibiarkan tanpa ada
intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan kondisi dimana klien tidak
memiliki kemauan untuk bergaul dengan orang lain (isolasi sosial). Klien
yang mengalami isolasi sosial dapat membuat klien asyik dengan dunia
dan pikirannya sendiri sehingga dapat muncul resiko perilaku kekerasan.
 Nature (Biologi, psikologi, social)
 Origin
 Timming
 Number

d Tanda & gejala (Data Subjektif dan data Objektif)\

Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan gangguan harga diri rendah
kronis:
1) Mengkritik diri sendiri
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimistis
4) Tidak menerima pujian
5) Penurunan produktivitas
6) Penolakan terhadap kemampuan diri.
7) Kurang memperhatikan perawatan diri
8) Berpakaian tidak rapi
9) Selera makan berkurang
10) Tidak berani menatap lawan bicara
11) Lebih banyak menunduk
12) Bicara lambat dengan nada suara lemah.

e Batasan Karakteristik

f Akibat

g Rentang respon

5
STIK BINA HUSADA

Respon Adaptif Respon Malaptif

Despolarisasi
Aktualisasi diri Konsep diri positif Harga diri Rendah Kerancuan identitas

Gambar 1.1 Rentang Respon Konsep Diri Rendah Sumber : (Fajariyah, 2012)

Keterangan:
1. Aktualisasi diri
adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman nyata yang s
ukses diterima.
2.  Konsep diri positif 
adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi.
3. Harga diri rendah
adalah transisi antara respon diri adaptif dengankonsep diri maladaptif.4.
4.  Kerancuan identitas
adalah kegagalan individu dalam kemalanganaspek psikososial dan kepribadia
n dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi
adalah perasaan yang tidak realistis terhadap dirisendiri yang berhubungan de
ngan kecemasan, kepanikan serta tidakdapat membedakan dirinya dengan ora
ng lain

h Sumber Koping
semua orang tanpa memperhatikan gangguan perilakunya, mempunyai
beberapa bidang kelebihan personal meliputi :
1) Hobi dan kerajinan tangan
2) Pendidikan atau pelatihan
3) Pekerjaan, vokasi atau posisi
4) Aktivitas olah raga dan aktivitas diluar rumah
5) Seni yang ekspresif
6) Kesehatan dan perawatan diri

i Mekanisme koping
Mekanisme koping menurut Deden (2013) :
a. Jangka pendek :
(1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian 
obat-obatan, kerja keras, nonoton tv terus menerus.
(2) Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial, keaga
maan, politik.
(3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olah raga ko
ntes popularitas.
(4) Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara : penyalah
gunaanobat-obatan.
b. Jangka Panjang :

6
STIK BINA HUSADA

1) Menutup identitas : 
terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari
orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau p
otensi diri sendiri.
2) Identitas negatif : asumsi yang pertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat

III. Pohon masalah (3 tingkatan)

Resiko tinggi (Risti) Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial

Core Problem Harga Diri Rendah Kronis

Causa Koping Individu tidak Efektif

IV. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

No Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji


1. Harga diri rendah kronis Subjektif:
 Mengungkapkan dirinya
merasa tidak berguna
 Mengungkapkan dirinya
merasa tidak mampu
 Mengungkapkan dirinya tidak
semangat untuk beraktivitas
atau berkerja
 Mengungkapkan dirinya malas
melakukan perawatan diri
(mandi, berhias, makan, atau
toileting)
Objektif:
 Mengkritik diri sendiri
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang
pesimistis
 Tidak menerima pujian

7
STIK BINA HUSADA

 Menurunkan produktivitas
 Penolakan terhadap
kemampuan diri
 Kurang memperhatikan
perawatan diri
 Berpakaian tidak rapi
 Berkurangnya selera makan
 Tidak berani menatap lawan
bicara
 Lebih banyak menundunk
Bicara lambat dengan nada suara
lemah

8
STIK BINA HUSADA

V. Rencana tindakan keperawatan (sesuai SAK RS.ERBA)

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawata
n
1 Isolasi sosial. TUM: Kriteria hasil : Hubungan saling percaya menjadi
a. Mengidentifikasi kemampuan dan Setelah interaksi selama 1) Rencana tindakan keperawatan dasar keterbukaan klien kepada
1 x 15 menit diharapkan:
aspek positif yang dimiliki klien. untuk klien. perawat.
Ekspresi wajah klien
b. Membantu klien menilai kemampuan bersahabat, Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk
menunjukkan rasa
yang masih dapat dilakukan. klien.
senang, ada kontak mata,
c. Membatu klien menetukan kegiatan mau berjabat tangan,mau  Mengidentifikasi penyebab
menyebutkan nama, mau
yang akan dilatih sesuai dengan isolasi sosial.
menjawab salam, mau
kemampuan klien. duduk berdampingan  Berdiskusi dengan klien tentang
dengan perawat, mau
d. Melatih klien sesuai dengan keuntungan berinteraksi dengan
mengutarakan masalah
kemampuan yang dipilih. yang dihadapi orang lain.
e. Memberikan pujian yang wajar  Berdiskusi dengan klien tentang
terhadap keberhasilan klien. kerugian tidak berinteraksi
f. Menganjurkan klien memasukan jadwal dengan orang lain.
kegiatan harian.  Mengajarkan kepada klien

9
STIK BINA HUSADA

TUK: tentang cara berkenalan dengan


a. Mengevaluasi jadwal satu orang.
kegiatan harian klien,  Menganjurkan kepada klien
b. Melatih kemampuan memasukkan kegiatan
keduanya berbincang-bincang dengan
c. Menganjurkan klien orang lain dalam kegiatan harian.
memasukan dalam jadwal Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk
harian. klien.
 Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien.
 Memberikan kesempatan kepada
klien mempraktikkan cara
berkenalan dengan satu orang.
 Membangtu klien memasukkan
kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian.
Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk
klien.
 Mengevaluasi jadwal kegiatan

10
STIK BINA HUSADA

harian klien.
 Memberikan kesempatan kepada
klien berkenalan dengan dua
orang atau lebih.
 Menganjurkan kepada klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
2) Rencana tindakan keperawatan
untuk keluarga
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk
keluarga.
 Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat klien.
 Menjelaskan pengertian, tanda
dan gejala isolasi sosial beserta
proses terjadinya.
 Menjelaskan cara-cara merawat
klien isolasi sosial.
Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk

11
STIK BINA HUSADA

keluarga.
 Melatih keluarga mempraktikkan
cara merawat klien isolasi sosial.
 Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada klien
isolasi sosial.
Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk
keluarga.
 Membantu keluarga membuat
jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat.
 Menjelasjkan follow up klien
setelah pulang.

12
STIK BINA HUSADA

VI. Daftar Pustaka

Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.

Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika

Wuryaniningsih ,E.W .2018. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa 1 .Jember : Universitas
Jember

Zaini , Mad .2019.Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial .Yogyakarta : cv Budi


Utama.

13
STIK BINA HUSADA

STRATEGI PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Nama pasien ( Inisial ) : NN.Y Ruangan : Dahlia


Tanggal lahir : 12-Juli 1995 Hari/Tanggal : Sabtu, 09
No.RM : 00-00-01 Pertemuan/SP :

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
DS : Keluarga Klien mengatakan bahwa NN.Y Suka menyendiri dan
melamun.
DO : Klien terlihat sedang sendiri di sudut ruang dengan pandangan yang
kosong. Kaki serta tangan dilipat. Saat perawat menghampiri, klien hanya
menjawab ya dan tidak. Terlihat seperti tidak ingin ditemani dan klien
mengatakan bahwa dirinya tidak suka berbicara dengan teman-temannya yang
lain karena dirinya tidak gila.

2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus :
a Membina hubungan saling percaya
b Menyadari penyebab Isolasi Sosial
c Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi sosial
a. Rencana Tindakan Keperawatan : Membina Hubungan saling percaya
1.) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien
2.) Berkenalan dengan klien. Perkenalan nama dan nama panggilan
yang disukai
3.) Menayakan pereasaan dan keluhan klien hari ini.
4.) Buat kontrak asuhan keperawatan mencakup hal yang akan
dilakukan bersama klien, lama waktu dan tempat.
5.) Jelaskan saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi.
6.) Tujukan sikap empati kepada klien setiap saat.
7.) Penuhi kebutuhan dasar klien bila memungkinkan.
b. Menyadari penyebab isolasi sosial
1.) Tanyakan siapa saja yang tinggal satu rumah dnegan klien

14
STIK BINA HUSADA

2.) Tanyakan siapa saja orang yang dekat dengan klien dan apa
sebabnya
3.) Tanyakan siapa orang yang tidak dekat dengan klien dan apa
sebabnya,
c. Mengetahui keuntungan dan kerugian bila klien tidak berinteraksi
dengan orang lain.
1.) Tanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi dnegan
orang lain
2.) Tanyakan apa yang menyebakan klien tidak ingin berinteraksi
dengan orang lain.
3.) Diskusi dnegan klien keutungan bila mempunyai banyak teman
dan bergaul akrab dengan mereka.
4.) Diskusi dengan klien kerugian bila tidak mempuanyai teman dan
tidak bergaul akrab dengan mereka
5.) Jalaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik klien.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi :
a. Salam terapeutik :
“Assalamualaikum, selamat pagi Nona Y saya perawat Yuliana
Purnamasari panggil saya perawat ana saya mahasiswa Fakultas
Keperawatan semester Iv .Saya yang bertugas disini pada pukul 08.00-
12.00 siang nanti”

b. Evaluasi/validasi :
“Bagaimana perasaan nona Y hari ini”
c. Kontrak
Topik
“Seperti janji saya seminggu yang lalu, hari ini kita akan diskusi tentang
penyebab nona Y kurang suka bergaul, apa saja keuntungan bergaul, dan
apa saja kerugian bila tidak bergaul dengan orang lain”
Waktu
Nona Y ingin bercakap-cakap

Tempat:
“Bapak/Ibu ingi bercakap-cakap dimana? Bagaimana diruang duduk?”

15
STIK BINA HUSADA

2. Fase Kerja ( Langkah-langkah tindakan keperawatan )


“Apa yang membuat nona Y tidak mau bergaul dengan yang orang lain?”
“apakah karena setiap perilaku orang lain terhadap nona Y ? Atau ada alas
an orang lain?”
“apa kerugiannya jika kita memiliki teman?”
Menurut Nona Y apa keuntungnya jika kita memiliki teman?”
“nah kita sudah mengetahui penyebab bapak.ibu tudak mau bergaul dengan
orang lain, ruginya tidak punya teman, dan untungnya punya teman.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien ( subjektif ) :
“ bagaimana perasaan Nona Y setelah kita berdiskusi mengenai
penyebab bapk/ibu tidak mau bergaul dengan orang lain? Beserta
keuntung dan kerugiannya”

b. Evaluasi klien (objektif setelah reinforcement)


“ Bisakah Nona Y menceritakan kembali keuntungan dan kerugian bergaul
dengan orang lain?

c. Rencana tindak lanjut (apa yang harus dilakukan klien sesuai hasil tindakan
yang telah dilakukan) :
“ bagaimana Nona apakah Nona Y ingin belajar bergaul dengan orang
lain ?”

d. Kontrak yang akan datang


Topik :
“bagaimana jika kita besok belajar mengenai cara bergaul dengan orang
lain?”

Waktu :
“Nona mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah bapak/ibu
makan siang?

Tempat :
“dimana nanti kita akan berbicara? Bagaiman jika disini lagi?”

16
STIK BINA HUSADA

17
STIK BINA HUSADA

18
STIK BINA HUSADA

19

Anda mungkin juga menyukai