Mengetahui
Dosen Penanggungjawab
Dr. Adnan, M. S
NIP : 19650201 198803 1003
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang
terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme
yang akan diamati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat
bantu. Salah satu alat bantu yang sering dipakai dalam pengamatan,
terutama dalam biologi adalah mikroskop.
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat)
adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunaan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti
sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya
mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat
kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop
memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikrorganisme dan
perkembangan sejarah mikrobiologi.
Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah
Antonie Van Leeuwenhock (1632-1723). Tahun 1675 Antonie membuat
mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk
lebih banyak lensa sehingga ia bisa mengamati mikroorganisme yang
terdapat pada air hujan yang menggenang dan air jambangan bunga, juga
dari air laut dan bahan pengorekan gigi.
Saat ini telah dikenal beberapa jenis, mikroskop. Mulai dari yang
paling sederhana sampai mikroskop yang paling canggih. Mikroskop
biologi umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif yang
pembesaran totalnya mencapai 1000 kali pembesaran.
Mikroskop biologi terdiri dari beberapa komponen penyusun
diantaranya komponen yang mudah rusak dan ada pula komponen kasar.
Komponen mikroskop yang mudah rusak terdiri dari benda-benda dari
kaca, yaitu lensa okuler, lensa objektif, dan kondensor, komponen ini
memerlukan perawatan yang khusus dari pada komponen kasarnya.
Semisal hindarkan perlakuan yang dapat mengakibatkan benturan antara
komponen yang satu dengan komponen lain. Misalnya jangan
menurunkan lensa objektif dengan makrometer pada saat meneropong,
untuk mencegah kemungkinan benturan lensa objektif dengan kaca
benda.
Dalam pengamatan ini membutuhkan suatu keterampilan dan
keahlian dalam menggunakan mikroskop sehingga nantinya hasil
pengamatan yang di peroleh lebih jelas dan teliti.Tentunya langkah awal
yang dapat di tempuh adalah mengenal mikroskop itu sendiri.
B. Tujuan Percobaan
Mahasiswa terampil menggunakan mikroskop biologi dengan
cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana.
C. Manfaat Percobaan
1) Dapat terampil dalam menggunakan mikroskop biologi dengan cepat,
dan aman untuk melihat sediaan sederhana.
2) Dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop biologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Waktu Praktikum
Hari/Tanggal : Senin/18 November 2019
Waktu : 14.10 – 15.40
Tempat : Laboratorium Botani
B. Alat dan Bahan
1. Alat yang disediakan oleh laboratorium
b. Mikroskop biologi
2. Alat yang disediakan oleh mahasiswa
a. Kotak Alat :
1). Kaca benda
2). Kaca penutup
3). Pisau silet baru
4). Lap katun
c. Buku gambar dan pensil
3. Bahan yang disediakan oleh laboratorium
a. Air kran
4. Bahan yang disediakan mahasiswa
a. Bawang merah (Allium cepa)
b. Tissue gulung
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
1.1 Meletakkan mikroskop di atas meja tepat di hadapan anda.
1.2 Membersihkan badan mikroskop dengan kain halus.
1.3 Membuka kotak peralatan, mengeluarkan cawan patri yang berisi
kaca benda dan kaca penutup. Membersihkan kaca benda dengan
kain halus.
1.4 Menyiapkan sediaan dan menyingkirkan benda-benda yang dapat
mengganggu jalannya praktikum.
2. Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus
2.1 Mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya.
2.2 Mengatur posisi diafragma dan kondensor sampai diperoleh
cahaya yang sesuai.
2.3 Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek
menghadap ke meja sediaan sampai bunyi “klik”.
2.4 Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja
sediaan 5-10 mm atau tubus turun secara maksimal.
2.5 Meneropong lewat lensa okuler dengan mata kiri tanpa
memicingkan mata kanan, akan nampak medan bundar putih
(medan pandang). Menggerakkan sedikit cermin jika terangnya
tidak merata. Mempersempit diafragma, jika terlalu silau. Jika
medan pandang masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk,
membuka diafragma, memasang lubang lebih besar pada
lempeng.
2.6 Mikroskop siap digunakan mengamati sediaan.
3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
3.1 Memutar pengatur kasar atau makrometer kearah empu jari,
menurunkan tubus, mengecilkan jarak objektif dengan meja
sediaan, dan kemudian melakukan sebaliknya.
3.2 Memasang kaca benda yang berisi sediaan di atas meja sediaan
sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah
lubang meja sediaan, kemudian menjepit kaca benda dengan
sengkeling sehingga tidak goyang.
3.3 Memutar pengatur kasar atau makrometer, menurunkan tubus
sampai ujung objektif mendekati kaca benda hingga maksimum
5-10 mm.
3.4 Meneropong lewat lensa okuler sambil memutar makrometer
menaikkan tubus perlahan-lahan sambil mengamati medan
pandang sampai muncul bayangan.
3.5 Memperjelas bayangan dengan memutar makrometer.
3.6 Menghitung pembesaran bayangan.
3.7 Mengeluarkan kaca preparat.
4. Membuat Preparat Sederhana
4.1 Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan, memegang seerat
mungkin.
4.2 Menetesi air jernih atau air suling satu tetes ditengah-tengah kaca
benda.
4.3 Mengambil bahan dengan pinset/tusuk gigi kemudian meletakkan
bahan ditengah tetesan air.
4.4 Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara empu jari
dengan telunjuk pada sisi atau pinggir yang berlawanan.
4.5 Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada kaca benda dekat
tetesan air dengan kemiringan 450 kemudian lepaskan
sehinggatepat menutupi tetesan air. Menyerap kelebihan air yang
merembes di tepi kaca penutup dengan kertas saring.
4.6 Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan mengamati
seperti langkah 3.2; 3.3; 3.4; dan 3.5
5. Mengganti Perbesaran
5.1 Memperbesar lagi bayangan yang nampak pada 3.4 dan 3.5
sedangkan pada 4.6 telah berhasil. Jangan menyentuh posisi
preparat atau tubus.
5.2 Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih
panjang (kuat) tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik
(memeriksa pembesaran).
5.3 Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul
bayangan yang lebih besar. Mengamati bayangan yang ada.
5.4 Menaikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan arah
empu jari, jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar.
Memutar kembali revolver untuk menempatkan posisi lensa
objektif lemah (pendek) pada posisi semula. Tanpa mengubah
posisi preparat, kemudian melakukan kembali perlakuan 3.3; 3.4;
3.5; lalu melanjutkan ke 5.1;5.2;5.3 sampai berhasil.
5.5 Menaikkan tubus untuk mengamati bahan yang lain.Mengeluarkan
preparat yang telah diamati dan membersihkan kaca benda dan
kaca penutup.
5.6 Membuat sediaan baru sesuai langkah baru 4.1 sampai dengan
4.6.
5.7 Setelah kegiatan menggunakan mikroskop selesai, maka :
a. Mengeluarkan preparat dari meja sediaan
b. Membersihkan preparat yang basah dengan kertas saring atau
lap katun (kaca benda + kaca penutup). Kemudian
menyimpannya dalam cawan petri dan memasukkannya ke
dalam kotak perlengkapan.
c. Membersihkan badan mikroskop dengan lap katun, dan
membersihkan semua perlatan yang telah digunakan dengan
lap katun dan menyimpannya dalam kotak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Hasil Pengamatan
Keterangan :
1. lensa okuler
2. tabung
3. revolver
4. lensa objektif
5. meja benda
6.kondensor
7. diafragma
8. cermin
9. kaki
10.sendi inklinasi
Gambar Pembanding
B. Pembahasan
Mikroskop cahaya atau juga dikenal dengan nama “compound
light microscope” adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya
sebagai sumber penerangan utama dalam mengamati objek. Pada
pecobaan ini, digunakan mikroskop cahaya alami, dimana sumber cahaya
utamanya berasal dari sinar matahari. Adapun bagian-bagian dari
mikroskop cahaya yaitu :
1. Lensa okuler, adalah lensa yang letaknya dekat dengan mata pengamat,
fungsinya adalah untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh
lensa objektif, dengan perbesaran benda 5x, 10x, atau 12,5x.
2. Tubus (tabung mikroskop), berfungsi untuk mengatur fokus dan
menjadi penghubung antara lensa okuler dan lensa objektif mikroskop.
3. Revolver (pemutar lensa), berfungsi untuk mengatur perbesaran dan
pengecilan lensa objektif. Cara penggunaannya dengan cara
memutarnya ke kanan atau ke kiri.
4. Lensa objektif, adalah lensa yang letaknya dekat dengan objek yang
diamati, fungsinya adalah memperbesar benda atau objek pengamatan
dengan perbesaran 10x, 40x, atau 100x.
5. Meja benda, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan benda yang
akan diteliti atau diamati.
6. Kondensor, berfungsi untuk menngumpulkan cahaya yang masuk dan
memfokuskan cahaya untuk menerangi objek.
7. Diafragma, berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk.
8. Cermin (reflektor), berfungsi untuk memantulkan cahaya ke dalam
diafragma. Bagian yang memiliki 2 sisi (datar dan cekung) ini dapat
dilepas dan diganti dengan sumber cahaya dari lampu.
9. Kaki mikroskop, berfungsi untuk menopang mikroskop agar tetap
stabil.
10. Sendi inklinasi, yaitu bagian mikroskop yang berfungsi untuk
mengatur posisi lengan (arm)mikroskop.
11. Penjepit objek, berfungsi untuk memegang, menahan, atau menekan
kaca objek preparat agar mudah digerakkan saat proses pengamatan.
12. Pegangan, berfungsi sebagai pegangan ketiaka mikroskop akan
dipindahkan.
13. Sekrup pegaruh halus, yaitu bagian mikroskop yang berfungsi
mengatur posisi naik turunnya body tabung dengan skala yang kecil
sehingga didapatkan fokus yang lebih baik pada specimen.
14. Sekrup pengarah kasar, yaitu bagian mikroskop yang berfungsi
mengatur posisi naik turunnya body tabung dengan skala yang kecil .