Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Keselamatan


Kerja” disusun oleh :

Nama : Cahyu Fatimah Az zahra


NIM : 1914040009
Kelas : Pendidikan Biologi A
Kelompok : V (lima)
telah dan dikoreksi secara saksama oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima.

Makassar, Februari 2020


Koordinator Asisten Asisten

Suhardi Aldi Suhardi Aldi


NIM: 1614042011 NIM: 1614042011

Mengetahui
Dosen Penanggungjawab

Dr. Adnan, M. S
NIP : 19650201 198803 1003
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang
terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme
yang akan diamati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat
bantu. Salah satu alat bantu yang sering dipakai dalam pengamatan,
terutama dalam biologi adalah mikroskop.
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat)
adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunaan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti
sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya
mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat
kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop
memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikrorganisme dan
perkembangan sejarah mikrobiologi.
Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah
Antonie Van Leeuwenhock (1632-1723). Tahun 1675 Antonie membuat
mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk
lebih banyak lensa sehingga ia bisa mengamati mikroorganisme yang
terdapat pada air hujan yang menggenang dan air jambangan bunga, juga
dari air laut dan bahan pengorekan gigi.
Saat ini telah dikenal beberapa jenis, mikroskop. Mulai dari yang
paling sederhana sampai mikroskop yang paling canggih. Mikroskop
biologi umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif yang
pembesaran totalnya mencapai 1000 kali pembesaran.
Mikroskop biologi terdiri dari beberapa komponen penyusun
diantaranya komponen yang mudah rusak dan ada pula komponen kasar.
Komponen mikroskop yang mudah rusak terdiri dari benda-benda dari
kaca, yaitu lensa okuler, lensa objektif, dan kondensor, komponen ini
memerlukan perawatan yang khusus dari pada komponen kasarnya.
Semisal hindarkan perlakuan yang dapat mengakibatkan benturan antara
komponen yang satu dengan komponen lain. Misalnya jangan
menurunkan lensa objektif dengan makrometer pada saat meneropong,
untuk mencegah kemungkinan benturan lensa objektif dengan kaca
benda.
Dalam pengamatan ini membutuhkan suatu keterampilan dan
keahlian dalam menggunakan mikroskop sehingga nantinya hasil
pengamatan yang di peroleh lebih jelas dan teliti.Tentunya langkah awal
yang dapat di tempuh adalah mengenal mikroskop itu sendiri.
B. Tujuan Percobaan
Mahasiswa terampil menggunakan mikroskop biologi dengan
cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana.
C. Manfaat Percobaan
1) Dapat terampil dalam menggunakan mikroskop biologi dengan cepat,
dan aman untuk melihat sediaan sederhana.
2) Dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop biologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang


memperluas indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan
dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan
penyempurnaan mikroskop pada abad ketujuh belas (Campbell : 2002).
Mikroskop (bahasa Yunani : micron = kecil, dan scopos = tujuan) adalah
sebuah alat optik yang digunakan untuk melihat objek yang terlalu kecil tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan alat ini disebut mikroskopik, kata mikroskopik berarti sangat kecil
dan tidak mudah terlihat oleh mata. Jenis yang paling umum dari mikroskop dan
yang pertama kali diciptakan adalah mikroskop optikal. Mikroskop merupakan
alat optik yang terdiri atas satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar
dengan perbesaran tertentu dari sebuah benda yang diletakkan pada bidang focal
dari lensa tersebut (Utami : 2015).
Meskipun sejumlah besar jenis mikroskop berbeda telah dikembangkan
dan diterapkan dalam aplikasi yang berbeda, mikroskop sebenarnya dapat dibagi
menjadi tiga kategori : mikroskop optik, mikroskop elektron, dan mikroskop
penerowongan payaran. Mikroskop optik modern dapat memperbesar objek
sebanyak 1500 kali dengan batas 0,2 m dalam resolusi spasial. Mikroskop optik
dapat dibagi menjadi berbagai jenis menggunakan berbagai kriteria. Misalnya,
berdasarkan metode pencahayaan, ada jenis transmisi dan refleksi mikroskop.
Dalam mikroskop transmisi, cahaya melewati benda transparan. Dalam
mikroskop refleksi, sumber cahaya yang dipasang dibagian atas lensa
mikroskopis menerangi objek yang tidak transparan, dan pantulan cahaya
dikumpulkan oleh lensa (Chen : 2011).
Berdasarkan pada buku penuntun, mikroskop optik terdiri atas 2 yaitu,
mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop biologi digunakan untuk
pengamatan benda tipis transpara. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar
alam atau lampu. Mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa okuler dan
lensa objektif dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut :
1. Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x
2. Objektif 10x dengan okuler 10x, pembesaran 100x
3. Objektif 40x dengan okuler 10x, pembesaran 400x
4. Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 1000x disebut objektif
emersi, karena penggunaanya harus dengan minyak emersi dan cara
melakukannya dengan khusus pula (Tim Dosen : 2019)
Mikroskop yang umum digunakan untuk pembelajaran adalah mikroskop
cahaya, yang dimaksud dengan mikroskop cahaya adalah mikroskop yang
menggunakan cahaya sebagai sumber iluminasi. Mikroskop cahaya meliputi
antara lain mikroskop medan terang (brightfield), mikroskop medan gelap
(darkfield), mikroskop fase kontras, dan mikroskop floresens. Selain cahaya, ada
mikroskop lain yang menggunakan elektron sebagai sumber iluminasi.
Mikroskop tersebut dinamakan mikroskop elektron.
Mikroskop elektron adalah mikroskop yang menggunakan elektron statik
dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar.
Mikroskopi elektron sendiri adalah bidang ilmu sains yang menggunakan
mikroskop sebagai alat dan radiasi elektron untuk membentuk gambar
spesimen.mikroskop elektron mampu menghasilkan gambar dengan resolusi jauh
lebih besar dari mikroskop cahaya akibat penggantian sumber cahaya dengan
berkas elektron yang diakselerasi dan penggantian lensa gelas dengan lensa
elektromagnetik (Setianingsih : 2017)
Mikroskop elektron secara garis besar dibedakan atas dua jenis, yaitu
Transmission Electron Microscope (TEM) dan Scanning Electron Microscope
(SEM). Sebagaimana namanya, TEM bekerja dengan prinsip menembakkan
elektron ke lapisan tipis sampel, selanjutnya informasi tentang komposisi struktur
dalam sampel tersebut dapat terdeteksi dari analisis sifat tumbukan, pantulan
maupun fase sinar elektron yang menembus lapisan tipis tersebut. Dari sifat
pantulan sinar elektron tersebut, dapat diketahui struktur kristal maupun arah dari
struktur kristal tersebut. Bahkan dari analisis lebih detail, dapat diketahui deretan
struktur atom dan ada tidaknya cacat (defect) pada struktur tersebut. Untuk
observasi TEM ini, sampe perlu ditipiskan sampai ketebalan lebih tipis dari 100
nanometer, dan ini bukanlah pekerjaan yang mudah, perlu keahlian dan alat
secara khusus. Objek yang tidak dapat ditipiskan sampai orde tersebut, sulit
diproses oleh TEM ini. Tidak jauh dari lahirnya TEM, SEM dikembangkan
pertama kali tahun 1938 oleh ilmuwan Jerman, Manfred von Ardenne. Konsep
dasar dari SEM ini, sebenarnya disampaikan oleh Max Knoll pada 1935. SEM
bekerja berdasarkan prinsip scan sinar elektron pada permukaan sampel,
selanjutnya informasi yang diperoleh diubah menjadi gambar ( Utami : 2015).
Menurut Dr.Tutik Setianingsih, ada beberapa persamaan antara
mikroskop elektron dan mikroskop cahaya pada jalur optiknya, antara lain :
1. Sistem iluminasi (pencahayaan) keduanya sma-sama terdiri atas
sumber radiasi dan lensa kondensor yang mengalirkan radiasi elektron
ke arah objek. Lensa kondensor bertugas memfokuskan sinar radiasi
dari sumber radiasi pada objek.
2. Objek sama-sama terletak diantara sumber cahaya dan sistem
pencitraan.
3. Sama-sama menggunakan lensa objektif dan lensa proyektor pada
sistem pencitraan. Lensa objektifdigunakan untuk memfokuskan
berkas setelah melewati spesimen/objek. Lensa proyektordigunakan
untuk memperbesar gambar
4. Sistem oerekaman gambar sama-sama bertugas mengubah radiasi
mejadi gambar permanen yang dapat dilihat.
Mikroskop elektron dan mikroskop cahaya juga memiliki perbedaan.
Perbedaan utama antara mikroskop elektron dan mikroskop cahaya adalah
penggantian radiasi cahaya dengan radiasi elektron. Radiasi elektron memiliki
panjang gelombang yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan panjang
gelombang radiasi cahaya, yaitu 10.000 kali lebih pendek (energi elektron jauh
lebih besar). Akibat dari panjang gelombang yang lebih pendek tersebut maka
mikroskop elektron dapat memperbesar objek dengan perbesaran jauh lebih besar
dengan resolusi jauh lebih baik debandingkan mikroskop cahaya. Dengan
demikin mikroskop elektron dapat diaplikasikan untuk memvisualisasikan
struktur yang biasanya tidak terlihat oleh mikroskop optik. Akibat energi yang
jau lebih besar tersebut, maka mikroskop elektron juga mampu menembus
bidang lebih dalam dibandingkan mikroskop cahaya (Setianingsih : 2017)
Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya pembesaran dan
penguraian atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar
objeknya terlihat dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan
ukuran kejelasan citra, yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan
masih dapat dibedakan sebagai dua titik terpisah. Sama seperti daya urai mata
manusia yang terbatas, daya urai teleskop dan mikroskop juga terbatas.
Mikroskop dapat didesain untuk memperbesar objek sebesar yang diinginkan,
tetapi mikroskop cahaya tidak pernah menguraikan rincian yang ebih halus dari
kira-kira 0,2nm. Penguraian (resolusi) ini dibatasi oleh panjang gelombang
cahaya-tampak yang digunakan untuk menerangi spesimennya (Campbell:2002)
Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali
adalah dua ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-
anak) pada 1590. Penemuan mikroskop tersebut mendorong ilmuwan lain,
seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Galilei
menyelesaikan pembuatan mikroskop pada 1609, dengan mikroskop yang
dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini
menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang
dirakit dari lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar
ukuran objek (Utami:2015).
Pengenalan dan pengetahuan tentang mikroskop dan alat-alat
laboratorium lainnya sangat penting bagi mahasiswa terlebih lagi bagi tenaga
pendidik. Menurut Suharsono, pelatihan peningkatan kompetesi kepada guru IPA
memiliki berbagai macam aspek, antara lain aspek peningkatan pengetahuan,
aspek peningkatan skill dalam melakukan pengajaran dan praktikum, dan aspek
administratif. Salah satu aspek yang dijadikan sebagai dasar melakukan pelatihan
ini adalah untuk meningkatkan skill guru dalam melakukan kegiatan pengajaran
dan praktikum, yaitu dengan memberikan pelatihan penggunaan alat dan bahan
laboratorium IPA bagi guru IPA (Suharsono:2016)
Menurut Siti Paramitha Retno Wardhani , cara menggunakan mikroskop
yaitu sebagai berikut :
1) Letakkan mikroskop di atas meja pengamat.
2) Pasang lensa okuler dengan pembesaran lemah, misalnya perbesaran
5x
3) Putar makrometer kearah belakang agar badan mikroskop terangkat.
4) Geser pemutar lensa agar lensa objektif dengan perbesaran lemah
berada pada kedudukan segaris dengan arah datangnya cahaya.
5) Gunakan lensa objektif dengan perbesaran lemah, misal 10x. Dengan
demikian diperoleh perbesaran bayangan 10x5 = 50x
6) Naikkan kondensor setinggi mungkin, bukalah difragma selebar
mungkin agar cahaya yang masuk ke kondensor cukup.
7) Putar cermin ke arah sumber cahaya, jangan gunakan sumber cahaya
metahari langsung. Lihat melalui lensa okuler dan putar putar cermin
sehingga diperoleh medan pandang yang terang.
8) Letakkan kaca objek (sediaan preparat) di atas lubang meja mikroskop
sedemikian sehingga sediaan dilalui cahaya dari kondensor.
9) Pasang preparat (sediaan)
10) Putar makrometer ke arah depan sehingga lensa ojektif tepat berada di
atau sediaan
11) Amati sediaan dengan mendekatkan salah satu mata melalui lubang
lensa okuler
12) Dengan mata tetap pada posisi, putarlah makrometer sampai diperoleh
bayangan yang jelas
13) Amati sediaan dengan mendekatkan salah satu mata melalui lubang
lensa okuler
14) Amati dulu sediaan dengan perbesaran 5 kali pada lensa okuler
15) Gerakkan pemutar lensa sehingga lensa objektif dengan perbesaran 40
kali berada pada posisinya (sampai terdengar suara kilik)
16) Dengan mata masih mengamati sediaan , gerakkan makrometer ke arah
depan atau belekang.
Mikroskop, selain digunakan untuk mengamati benda-benda mikroskopis,
sekarang sudah banyak ilmuwan atau peneliti yang memodifikasi mikroskop
untuk keperluan penyelidikan suatu bibit penyakit. Contohnya Pengembangan
Mikroskop dengan Mikrokontroler dan Cahaya Monokromatis Untuk
Mendeteksi Parasit Malaria. Penelitian ini dilakukan oleh Ida Susanti dkk.
Petama, mereka melakukan perancangan menggunakan mikrokontroler untuk
otomatisasi pergerakan dan perekaman gambar, yang kedua adalah dengan
memodifikasi pencahayaan monokromatis dari beberapa cahaya laser untuk
mendapatkan gambar parasit. Modifikasi yang mereka lakukan menghasilkan
mikroskop yang mempunyai kemampuan sebesar 1000x pembesaran secara
optikal dan 2x pembesaran digital (Susanti:2017)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu Praktikum
Hari/Tanggal : Senin/18 November 2019
Waktu : 14.10 – 15.40
Tempat : Laboratorium Botani
B. Alat dan Bahan
1. Alat yang disediakan oleh laboratorium
b. Mikroskop biologi
2. Alat yang disediakan oleh mahasiswa
a. Kotak Alat :
1). Kaca benda
2). Kaca penutup
3). Pisau silet baru
4). Lap katun
c. Buku gambar dan pensil
3. Bahan yang disediakan oleh laboratorium
a. Air kran
4. Bahan yang disediakan mahasiswa
a. Bawang merah (Allium cepa)
b. Tissue gulung
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
1.1 Meletakkan mikroskop di atas meja tepat di hadapan anda.
1.2 Membersihkan badan mikroskop dengan kain halus.
1.3 Membuka kotak peralatan, mengeluarkan cawan patri yang berisi
kaca benda dan kaca penutup. Membersihkan kaca benda dengan
kain halus.
1.4 Menyiapkan sediaan dan menyingkirkan benda-benda yang dapat
mengganggu jalannya praktikum.
2. Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus
2.1 Mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya.
2.2 Mengatur posisi diafragma dan kondensor sampai diperoleh
cahaya yang sesuai.
2.3 Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek
menghadap ke meja sediaan sampai bunyi “klik”.
2.4 Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja
sediaan 5-10 mm atau tubus turun secara maksimal.
2.5 Meneropong lewat lensa okuler dengan mata kiri tanpa
memicingkan mata kanan, akan nampak medan bundar putih
(medan pandang). Menggerakkan sedikit cermin jika terangnya
tidak merata. Mempersempit diafragma, jika terlalu silau. Jika
medan pandang masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk,
membuka diafragma, memasang lubang lebih besar pada
lempeng.
2.6 Mikroskop siap digunakan mengamati sediaan.
3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
3.1 Memutar pengatur kasar atau makrometer kearah empu jari,
menurunkan tubus, mengecilkan jarak objektif dengan meja
sediaan, dan kemudian melakukan sebaliknya.
3.2 Memasang kaca benda yang berisi sediaan di atas meja sediaan
sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah
lubang meja sediaan, kemudian menjepit kaca benda dengan
sengkeling sehingga tidak goyang.
3.3 Memutar pengatur kasar atau makrometer, menurunkan tubus
sampai ujung objektif mendekati kaca benda hingga maksimum
5-10 mm.
3.4 Meneropong lewat lensa okuler sambil memutar makrometer
menaikkan tubus perlahan-lahan sambil mengamati medan
pandang sampai muncul bayangan.
3.5 Memperjelas bayangan dengan memutar makrometer.
3.6 Menghitung pembesaran bayangan.
3.7 Mengeluarkan kaca preparat.
4. Membuat Preparat Sederhana
4.1 Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan, memegang seerat
mungkin.
4.2 Menetesi air jernih atau air suling satu tetes ditengah-tengah kaca
benda.
4.3 Mengambil bahan dengan pinset/tusuk gigi kemudian meletakkan
bahan ditengah tetesan air.
4.4 Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara empu jari
dengan telunjuk pada sisi atau pinggir yang berlawanan.
4.5 Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada kaca benda dekat
tetesan air dengan kemiringan 450 kemudian lepaskan
sehinggatepat menutupi tetesan air. Menyerap kelebihan air yang
merembes di tepi kaca penutup dengan kertas saring.
4.6 Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan mengamati
seperti langkah 3.2; 3.3; 3.4; dan 3.5
5. Mengganti Perbesaran
5.1 Memperbesar lagi bayangan yang nampak pada 3.4 dan 3.5
sedangkan pada 4.6 telah berhasil. Jangan menyentuh posisi
preparat atau tubus.
5.2 Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih
panjang (kuat) tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik
(memeriksa pembesaran).
5.3 Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul
bayangan yang lebih besar. Mengamati bayangan yang ada.
5.4 Menaikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan arah
empu jari, jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar.
Memutar kembali revolver untuk menempatkan posisi lensa
objektif lemah (pendek) pada posisi semula. Tanpa mengubah
posisi preparat, kemudian melakukan kembali perlakuan 3.3; 3.4;
3.5; lalu melanjutkan ke 5.1;5.2;5.3 sampai berhasil.
5.5 Menaikkan tubus untuk mengamati bahan yang lain.Mengeluarkan
preparat yang telah diamati dan membersihkan kaca benda dan
kaca penutup.
5.6 Membuat sediaan baru sesuai langkah baru 4.1 sampai dengan
4.6.
5.7 Setelah kegiatan menggunakan mikroskop selesai, maka :
a. Mengeluarkan preparat dari meja sediaan
b. Membersihkan preparat yang basah dengan kertas saring atau
lap katun (kaca benda + kaca penutup). Kemudian
menyimpannya dalam cawan petri dan memasukkannya ke
dalam kotak perlengkapan.
c. Membersihkan badan mikroskop dengan lap katun, dan
membersihkan semua perlatan yang telah digunakan dengan
lap katun dan menyimpannya dalam kotak.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Hasil Pengamatan

Keterangan :

1. lensa okuler
2. tabung
3. revolver
4. lensa objektif
5. meja benda
6.kondensor
7. diafragma
8. cermin
9. kaki
10.sendi inklinasi
Gambar Pembanding

B. Pembahasan
Mikroskop cahaya atau juga dikenal dengan nama “compound
light microscope” adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya
sebagai sumber penerangan utama dalam mengamati objek. Pada
pecobaan ini, digunakan mikroskop cahaya alami, dimana sumber cahaya
utamanya berasal dari sinar matahari. Adapun bagian-bagian dari
mikroskop cahaya yaitu :
1. Lensa okuler, adalah lensa yang letaknya dekat dengan mata pengamat,
fungsinya adalah untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh
lensa objektif, dengan perbesaran benda 5x, 10x, atau 12,5x.
2. Tubus (tabung mikroskop), berfungsi untuk mengatur fokus dan
menjadi penghubung antara lensa okuler dan lensa objektif mikroskop.
3. Revolver (pemutar lensa), berfungsi untuk mengatur perbesaran dan
pengecilan lensa objektif. Cara penggunaannya dengan cara
memutarnya ke kanan atau ke kiri.
4. Lensa objektif, adalah lensa yang letaknya dekat dengan objek yang
diamati, fungsinya adalah memperbesar benda atau objek pengamatan
dengan perbesaran 10x, 40x, atau 100x.
5. Meja benda, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan benda yang
akan diteliti atau diamati.
6. Kondensor, berfungsi untuk menngumpulkan cahaya yang masuk dan
memfokuskan cahaya untuk menerangi objek.
7. Diafragma, berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk.
8. Cermin (reflektor), berfungsi untuk memantulkan cahaya ke dalam
diafragma. Bagian yang memiliki 2 sisi (datar dan cekung) ini dapat
dilepas dan diganti dengan sumber cahaya dari lampu.
9. Kaki mikroskop, berfungsi untuk menopang mikroskop agar tetap
stabil.
10. Sendi inklinasi, yaitu bagian mikroskop yang berfungsi untuk
mengatur posisi lengan (arm)mikroskop.
11. Penjepit objek, berfungsi untuk memegang, menahan, atau menekan
kaca objek preparat agar mudah digerakkan saat proses pengamatan.
12. Pegangan, berfungsi sebagai pegangan ketiaka mikroskop akan
dipindahkan.
13. Sekrup pegaruh halus, yaitu bagian mikroskop yang berfungsi
mengatur posisi naik turunnya body tabung dengan skala yang kecil
sehingga didapatkan fokus yang lebih baik pada specimen.
14. Sekrup pengarah kasar, yaitu bagian mikroskop yang berfungsi
mengatur posisi naik turunnya body tabung dengan skala yang kecil .

Anda mungkin juga menyukai