VETERINER
Abrasion
DI
SUSUN
OLEH :
AHMAD MUNAWAR
C031181321
PROGRAM STUDI
KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
1. LUKA
A. Pengertian Luka ................................................................... 1
B. Jenis Luka ............................................................................ 1
C. Macam-macam Luka dan Penanganannya .......................... 3
D. Proses Penyembuhan Luka (Secara Umum) ........................ 7
E. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka .................. 8
2. Tetanus
A. Pengertian Tetanus ............................................................... 10
B. Penyebab Tetanus ................................................................ 10
C. Gejala Penyakit Tetanus ....................................................... 11
D. Jenis-jenis Tetanus ............................................................... 11
E. Mecegah Tetanus ................................................................. 12
F. Pengobatan Tetanus ............................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14
PEMBAHASAN
1. LUKA
A. Pengertian Luka
Luka adalah suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan atau hilangnya
sebagian jaringan tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai kemungkinan
penyebab seperti trauma benda tajam, benda tumpul, akibat perubahan suhu
baik panas maupun dingin, akibat paparan zat kimia tertentu, akibat ledakan,
gigitan hewan, sengatan listrik maupun penyebab lainnya.
B. Jenis Luka
1. Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka
a. Luka Bersih (Clean Wounds)
Luka bersih adalah luka bedah tidak terinfeksi yang mana luka
tersebut tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan juga infeksi
pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinaria tidak terjadi.
b. Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds)
Jenis luka ini adalah luka pembedahan dimana saluran respirasi,
pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol,
kontaminasi tidak selalu terjadi.
b. Luka Kronis
Luka kronis adalah jenis luka yang yang mengalami kegagalan dalam
proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.
Pada luka kronik luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan,
tidak berespon baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul
kembali. Contoh : Ulkus dekubitus, ulkus diabetik, ulkus venous,
luka bakar dll.
7. Luka gigitan
Luka jenis ini disebabkan dari luka gigitan binatang, seperti
serangga, ular, dan binatang buas lainya. Kali ini luka gigitan yang
dibahas adalah jenis luka gigitan dari ular berbisa yang berbahaya.
Cara penanganan : Mengeluarkan racun yang sempat masuk ke
dalam tubuh korban dengan menekan sekitar luka sehingga darah yang
sudah tercemar sebagian besar dapat dikeluarkan dari luka tersebut.
Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini dapat membahayakan
bagi pengisapnya, apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di bagian
mukosa mulutnya. Sambil menekan agar racunnya keluar juga dapat
dilakukan pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari gigitan, ini
bertujuan untuk mencegah semakin tersebarnya racun ke dalam tubuh
yang lain. Selanjutnya segera mungkin dibawa ke pusat kesehatan yang
lebih maju untuk perawatan lanjut.
8. Laserasi atau Luka Parut
Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak
permukaan kulit, misalnya karena jatuh saat berlari.
Cara penanganan : Cara mengatasi luka parut, bila ada
perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang
mengeluarkan darah dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih.
Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka
dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih.
Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda asing (kerikil, kayu, atau
benda lain) keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah
sakit. Setelah bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon
iodine atau kasa anti-infeksi.
2. TETANUS
A. Pengertian Tetanus
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman
Clostridium tetani, bermanisfestasi dengan kejang otot secara proksimal dan
di ikuti kekakuan otot seluruh badan. Penyakit tetanus merupakan salah satu
infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistem saraf dan otot. Kata
tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti
menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di mana spasme otot tonik
dan hiperrefleksia menyebabkan trismus, spasme otot umum,
melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang dan spasme
dan paralisis pernafasan (Aberle et al., 2008).
B. Penyebab Tetanus
Clostiridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh
genderang berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini
mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin) yang mula-
mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya
tetanus ini terutama oleh clostiridium tetani yang didukung oleh adanya luka
dalam dengan perawatan yang salah (Agbeniga, 2014).
Faktor predisposisi :
• Umur tua atau anak-anak
• Luka yang dalam dan kotor
• Belum terimunisasi
C. Gejala Penyakit Tetanus
Berikut beberapa gejala tetanus jika sudah menginfeksi tubuh seseorang
yang bisa terjadi sekitar 5-10 hari setelah infeksi terjadi, kadang bisa juga
terjadi 2 hari setelahnya atau bahkan 50 hari setelahnya (Anil et at., 2009):
• Kaku rahang adalah gejala tetanus yang paling umum. Hal ini
menyebabkan penderita sulit untuk membuka rahangnya.
• Gangguan menelan, gelisah, demam, sakit kepala, tenggorokan terasa
nyeri, menggigil, otot mengalami kejang, kaku duduk dan lengan dan
tungkai terasa kaku.
• Otot-otot wajah mengalami kejang.
• Otot perut, leher, dan punggung mengalami kejang dan kaku yang
mengakibatkan tumit dan kepala penderita tertarik ke belakang dan
badannnya melengkung ke depan.
• Kejangnya otot perut ini pun turut menyebabkan air kemih tertahan
dan sembelit.
• Denyut jantung dan laju pernapasan dan refleks-reflek meningkat.
D. Jenis-jenis Tetanus
Jenis-jenis tetanus secara klinis dibedakan atas (Cheng, 2008) :
1. Tetanus Lokal
Ditandai dengan rasa nyeri dan spasmus otot di bagian proksimal luka,
gejala ini dapat terjadi selama beberapa minggu dan menghilang tanpa
gejala sisi. Bentuk ini dapat berkembang menjadi bentuk umum, kasus
fatal kira-kira 1%.
2. Tetanus Umum
Merupakan bentuk tetanus yang paling banyak dijumpai, dapat timbul
mendadak, trismus merupakan gejala awal yang paling sering di jumpai.
Spasmus otos maseter dapat terjadi bersamaan dengan kakuan otot leher
dan kesukaran menelan, biasanya disertai kegelisahan dan iritabilitas.
Selama periode ini penderita berada dalam kesadaran penuh.
3. Tetanus Sefalik
Jenis ini jarang di jumpai, masa inkubasi 1-2 hari, biasanya setelah luka
di kepala, wajah banyak kasus berkembang menjadi tipe umum. Tetanus
tipe ini mempunyai prognosis buruk.
E. Mencegah Tetanus
Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada
mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari
vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Bagi yang sudah dewasa sebaiknya
menerima booster. Pada seseorang yang memiliki luka, jika:
1. Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak
perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut
2. Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera
diberikan vaksinas.
3. Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap,
diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari
vaksinasi 3 bulanan.
4. Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara
seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah
pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.
F. Pengobatan Tetanus
Untuk menetralisir racun, diberikan Anti Tetanus Serum (ATS).
Antibiotik diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut. Obat
lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang,
dan mengendurkan otot-otot. Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan
ditempatkan dalam ruangan yang tenang. Untuk infeksi menengah sampai
berat, mungkin perlu dipasang alat untuk membantu pernafasan. Makanan
diberikan melalui infus. Penyakit ini bila sembuh tidak meninggalkan cacat,
namun pada tetanus berat angka kematian 80-90%. Setelah sembuh, harus
diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan
kekebalan terhadap infeksi berikutnya. Jadi, ia harus menerima vaksin
tetanus untuk mencegah infeksi tetanus di kemudian hari. Obat penenang.
Dokter umumnya menggunakan obat penenang kuat untuk mengndalikan
kejang otot, contohnya diazepam. Obat lain. Obat lain, seperti magnesium
sulfat (MgSO4) dan beta blockers tertentu, dapat digunakan untuk
membantu mengatur aktivitas otot tak sadar, seperti detak jantung dan
pernafasan. Terapi Suportif untuk Tetanus Pengobatan tetanus sering
membutuhkan waktu yang lama sehingga terkadang membutuhkan
perawatan intensif. Karena obat penenang dapat menyebabkan pernapasan
dangkal, maka sangat mungkin perlu didukung sementara oleh alat bantu
nafas (ventilator) (Johnson, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Aberle, E.D., J.C. Forrest, D.E. Gerrard, E.W. Mills. 2001. Principles of Meat Science. 4th
edition. Kendal/Hunt Publishing Company.
Agbeniga, B., E.C. Webb. 2014. Influence of electrical stimulation on carcass and meat
quality of Kosher and conventionally slaughtered cattle. Amies, France, 23-26 Oct 1989.
pp: 199-231.
Anil, M.H., S. Love, C.R. Helps, D.A. Habour. 2009. Potential for carcass contamination
with brain tissue following stunning and slaughter in cattle and sheep. Abstract 5rd
International Congress on Veterinary Virology, Switzerland S Sept. 4-7.
Cheng, Q.F., D.W. Sun. 2008. Factors affecting the water holding capacity of red meat
products: A review of recent research advances. Crit. Rev. Food Sci. Nutr, 48, 137-159.
Johnson, C.A. 2013. Cystic endometrial hyperplasia, pyometra, and infertility. In Ettinger,
SJ., Feldman, EC. (Ed) Textbook of veterinary internal medicine, disease of dog and cat.
Tokyo: WB Saunders Co. pp: 38-42.
Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan
Bedah. Jakarta: EGC.
www.fkep.unpad.ac.id/2007/07/perawatan-luka/