Anda di halaman 1dari 30

MODUL 1

Kegiatan Belajar 1

NEGARA, BANGSA, DAN MASYARAKAT INDONESIA

Negara merupakan konsep yang abstrak, artinya anda tidak pernah melihat
Negara Indonesia, Amerika, atau Inggris.Yang dapat anda lihat hanya Bendera,
Orang, Lambang Negara, Bahasa Nasional, dan Lagu Kebangsaan.

A. TEORI ASAL USUL NEGARA

Ada banyak teori tentang asal-usul negara diantaranya ;

1. Teori Ketuhanan.
2. Teori Kenyataan.
3. Teori Perjanjian.
4. Teori Penaklukan.
5. Teori Alamiah.
6. Teori Filosofi.
7. Teori Historis.
8. Teori Organis.
9. Teori Patrilineal dan Matrilineal.
10. Teori Kadaluarsa.

B. NEGARA DAN BANGSA

Menurut Max Weber, Negara merupakan suatu struktur politik yang diatur oleh
hukum, mencakup suatu komunitas/masyarakat, manusia yang hidup dalam suatu
wilayah yang menjadi milik mereka dimana adanya pengadaan dan pemeliharaan tata
keteraturan bagi kehidupan mereka, serta adanya monopoli penggunaan kekuasaan
fisik.
Negara merupakan hasil dari proses munculnya kelompok penguasa yang menguasai
wilayah bangsa secara bertahap, antara lain :

1. Menundukan saingan-sainganya.
2. Menentukan batas wilayah kekuasaan.
3. Pembentukan polisi dan pengadilan.
4. Penetrasi Administrasi.

Pemerintah adalah kelompok sosial yang pada periode terbatas diberi kesempatan
memegang kewenangan menjadi puncak eksekutif. Bangsa adalah basis suatu
proses menyatukan kelompok masyarakat dalam bidang politik historis,
mempunyai identitas sama, dan mempunyai tujuan yang sama. Konsep bangsa
Indonesia dilandasi oleh pemikiran Ernest-Renan1) (1823-1842)Bahwa bangsa
bukan diartikan sebagai satu asal nenek moyang, tetapi merupakan Satu Kesatuan
”Solidaritas” atau setia kawan satu sama lain.

C. SYARAT-SYARAT SUATU NEGARA

1. Adanya Pemerintah Yang Berdaulat


Pemerintah tidak sama dengan Negara dan tidak mewakili kepentingan
Negara dalam segala bidang. Pemerintah inilah yang memperoleh
kewenangan menata dan mengelola kehidupan bersama dan berupaya
menciptakan kesejahteraan, keamanan, dan ketertiban bagi warga negaranya.
Pemerintah dapat berganti-ganti tanpa di ikuti hak dan kewajiban.

2. Adanya Wilayah
Lokasi atau area tertentu dengan segala kandungan potensi wilayah tersebut
yag dapat dimanfaatka muai dari laut, darat, dan udara baik yang bersifat fisik
maupun nonfisik.
3. Adanya Warga Negara
Pengertian warga negara adakalanya dicampuradukan dengan penduduk
masyarakat, dan rakyat sehingga menimbulkan kerancuan. Menurut hukum
internasional tiap negara berhak utuk menetapkan sendiri siapa yang diakui
sebagai warga negaranya, dan ketetapan tersebut biasanya diatur dalam
undang-undang
Ada asas yang dipakai dalam penentuan kewarganegaraan yaitu :
a) Asas Ius Soli yaitu Negara menentukan warga negaranya
berdasarkan tempat tinggal.
b) Asas Ius Sanguinis yaitu Negara menentukan warga negaranya
berdasarkan keturunan.

4. Adanya Pengakuan
Pengakuan eksistensi suatu pemerintahan negara oleh negara lain sangat
penting dan merupakan kerelaan negara tersebut untuk mengetahui suatu
negera merdeka pemerintah yang sah dan berdaulat.

D. KERANGA DASAR KEHIDUPAN NASIONAL


Unsur Kerangka Dasar Kehidupan Nasional
1. Falsafah.
2. Pandangan Hidup.
3. Ideologi/Pemahaman.
4. Dasar Negara.

E. MASYARAKAT DAN WARGA NEGARA


Dalam pengertian umum rakyat adalah individu-individu yang menjadi “anggota
warga negara”. Individu-individu ini tidak hanya terkait dengan aturan bernegara
saja, tetap terikat pula oleh aturan-aturan yang mengatur system interaksi interelasi
dan interdependensi dalam kelompoknya. Masyarakat adalah keseluruhan kompleks
hubngan manusia yang luas dan terpola.
F. KEWAJIBAN DAN HAK WARGA NEGARA
Kewajiban yang kita terima sebagai warga negara/bangsa diimbangi dengan hak-
hak yang diberikan oleh bangsa dan negara. Masalah hak dan kewajiban warga
negara indonesia telah diatur secara umum di dalam UUD 1945(konstitusi).
Pembelaan negara ini dirumuskan secara khas dalam satu kelompok kewajiban
dan hak, Hal ini karena eksistensi (Ketahanan dan kelangsungan hidup) Negara dan
bangsa Indonesia tidak tergantung pada salah satu kelompok warga negara/bangsa,
tetapi merupakan tanggung jawab seluruh warga negara Indonesia.
Pembelaan negara atau singkatnya Bela Negara dimaksudkan tidak hanya Anda
memanggul senjata mempertahankan Negara Indonesia dari niat atau kehendak dari
agresor asing, atau mengusir penjajah dari bumi Nusantara, tetapi mencakup
membela kepentingan bangsa dan negara di berbagai bidang kehidupan (geografi,
sumber daya alam, demografi ideologi, politik ekonomi, sosial budaya dan Hankam)
dalam upaya mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila, dan UUD 1945.
Kegiatan Belajar 3

TUJUAN DAN RUANG LINGKUP KEWARGANEGARAAN

A. PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Pokok bahasan ini memaparkan pengertian, landasan, tujuan, ruang lingkup
pendidikan Kewarganegaraan, serta kaitan hubungan materi Kewarganeagaan dengan
tujuan pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata kuliah dasar umum.

B. WAWASAN NUSANTARA
Wawasan ini berkembang berdasarkan sejarah budaya, falsafah, Undang undang
Dasar keadaan geografis, serta kepentingan bangsa yang bersangkutan. Wasantara ini
bagi bangsa Indonesia merupakan pegangan dalam menyikapi permasalahan yang
menyangkut berbagai berbagai aspek kehidupan nasionalnya. Tujuan wasantara
adalah untuk mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek
alamiah (geografis,kekayaan alam, keadaan dan kemampuan penduduk) maupun
aspek sosial (POLEKSOSBUD HANKAM) turut serta mewujudkan kebahagiaan,
ketertiban dan perdamaian bagi seluruh umat manusia.
Dalam GBHN tersebut Wasantara ditetapkan sebagai wawasan pembangunan
yang mencakupi perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan:
1. Politik.
2. Sosial budaya.
3. Ekonomi dan
4. Pertahanan dan Keamanan.

C. KETAHANAN NASIONAL ( TANNAS )


Konsepsi Tannas pada dasarnya merupakan tentang pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang dan serasi dalam
kehidupan nasional secara menyeluruh berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan
berpedoman pada “Wasantra”.
Oleh karena konsepsi Tannas berlandaskan, menjabarkan, dan melaksanakan
Pancasila, UUD 1945 dan Wasantra maka pola pikir dalam melaksanakan fungsi dan
kedudukan Tannas adalah menggunakan pola pikir integralistik atau pola pikir
kesisteman.
Tannas sebagai suatu kondisi adalah tidak lain merupakan hasil atau output dari
pembangunan nasional, yaitu keterpaduan dari hasil pembangunan segenap aspek
kehidupan nasional atau astagatra. Tannas bersifat dinamis, berubah-ubah menurut
kondisi aspek-aspek kehidupan bangsa. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Oleh karena itu, Tannas itu harus terus dibina dan ditingkatkan.

D. TANNAS INDONESIA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI


Di era globalisasi ini kehidupan manusia masyarakat, bangsa dan negara saling
berhubungan (interelasi), saling mempengaruhi (interaksi), dan saling ketergantungan
(interdependensi) satu sama lain. Ancaman akan muncul dari kehidupan dapat
berakibat berantai kepada demensi kehidupan lainnya kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara, yang akan mengganggu Tannas Indonesia.

E. POLITIK DAN STARTEGI NASIONAL ( POLSTRANAS )


Pengerahan potensi serta penggunaannya harus dilakukan serta tepat, efisien, dan
efektif melalui upaya pembangunan nasional. Sesuai dengan sistem demokrasi yang
kita anut berdasarkan kedaulatan rakyat maka pedoman pembangunan Nasional
tersebut merupakan kesepakatan bersama seluruh rakyat melalui perwakilan di
MPR/DPR yang telah diwadahi dalam bentuk TAP MPR tentang GBHN. GBHN
inilah merupakan perwujudan politik dan startegi nasional yang mencakup segenap
aspek kehidupan nasional (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam).

F. DEMOKRASI
Demokrasi digunakan sebagai cara untuk menata kehidupan masyarakat.
Dalam demokrasi ini Anda dapat mempelajari pengertian demokrasi, sejarah
perkembangannya, praktik demokrasi di Indonesia, dan prakondisi yang perlu kita
ciptakan dalam kehidupan berdemokrasi.

G. HAK ASASI MANUSIA (HAM)


HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sebagai pemberian Tuhan.
Sementara orang merebutnya sebagai kodrat manusia. Isu HAM ini banyak diangkat
karena banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh rezim pemerintahan di dunia
dalam mengatur kehidupan masyarakat atau warganya.

H. OTONOMI DAERAH
Hambatan dalam inplementasi OTDA di Indonesia, Pentingnya menyelenggarakan
pemerintahan yang governance (yang baik dan amanah) serta upaya capacity building
untuk mempercepat good governance dalam OTDA.

I. SISTEM PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA INDONESIA


Polstrahankamnas adalah bagian polstranas pada bidang hankamnas. Isinya
mencakupi kebijaksanaan, arah, dasar, serta sasaran pembinaan kekuatan di bidang
hamkamnas bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara RI
yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menghadapi berbagai ancaman
dari dalam dan luar negeri dalam upaya mencapai tujuan nasional.
Sishankamrata memiliki sifat-sifat :
1. Kerakyatan, yaitu keikutan sertaan seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan
kemampuan dan keahliannya.
2. Kemestaan, yaitu seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilisasikan
diri untuk menghadapi ATHG.
3. Kewilayahan, yaitu setiap titik dalam wilayah RI merupakan
tumpuanperlawanan.
Kegiatan Belajar 4

KAITAN HUBUNGAN MATERI DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN

Kaitan hubungan antara materi dengan tujuan pendidikan Kewarganegaraan.

A. “Cinta tanah air” berkaitan dengan Wasantara. Cara pandang suatu bangsa tentang
hubungan sejarah dan kebudayaan dengan lingkungan, berdasarkan
falsafah/ideologi yang dianut, membentuk Wawasan Nasional suatu bangsa. Oleh
karena itulah, suatu tuntunan dasar bahwa setiap warga negara, terlebih-lebih para
pemimpinnya (termasuk calon pemimpinnya), harus mengenal dan memahami
Wawasan Nasionalnya, yaitu Wasantara.

B. Kesadaran berbangsa dan bernegara serta keyakinan akan kebenaran dan


kesaktian ideologi negara pancasila, merupakan salah satu kekuatan atau
kemampuan dasar bagi setiap bangsa untuk menjamin kelangsungan hidup dan
perkembangan kehidupannya. Dalam konsepsi kemampuan/kekuatan (concept
power) setiap bangsa itu dapat dengan jelas diketahui seperti berikut.:
1. Apa kemampuan atau kekuatan (power) yang harus dibentuk atau dibangun
oleh bansa itu.
2. Bagaimana kemampuan atau kekuatan itu harus dibangun atau dibentuk.
3. Bagaimana kemampuan dan kekuatan itu harus dipelihara atau
ditingkatkan.
4. Bagaimana kemapuan atau kekuatan itu harus digunakan.

Tannas yang kita bangun merupakan derivasi dan Dasar Negara (Pancasila)
yang secara implisit dan memiiki tiga dimensi yaitu, dimensi Kebangkitan
Nasional (Rational Revival),
Dimensi Tannas (Nation Resillinc) dan dimensi Kelangsungan Hidup
Nasional (National Survival).
C. Kemampuan/kekuatan (Power) merupakan hasil upaya bangsa yang diwujudKan
melalui pembangunan nasional. Pada hakekatnya GBHN (Profenas) adalah politik
nasional dan startegi nasional. Produk dari Banknas ini adalah hasil pembangunan
nasional,mencakup pembangunan demokrasi, pelaksanna dan penegakan HAM
dan Implementasi OTDA, dan hasil pembangunan disegala bidang lainnya
merupakan kondidi Tannas pada saat itu.

D. Kerelaan berkorban untuk membela bangsa dan negara. Bab XII pasal 30 UUD
1945 mengandung makna adanya demokratisasi dalam penyelenggaraan
pertahanan keamanan negara Republik Indonesia. Konflik dan perang, Pengantar
Hankam negara; sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sish Ankamrata)
serta politik strategi pertahanan kemanan yang berkaitan dengan pembinaan dan
penggunaan kekuatan Hankam dan Dwifungsi ABRI dalam kenangan.
MODUL 2

WAWASAN NUSANTARA

Kegiatan Belajar 1

A. LATAR BELAKANG WAWASAN NUSANTARA


Wawasan nusantara disingkat “WASANTARA” Merupakan cara pandang, cara
melihat, cara meninjau bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Wawasan
lahir berangkat dari pengalaman pahit sejarah, Indonesia yang hidup dikepulauan
menyebabkan mudah dijajah selama berabad abad.

B. SEJARAH KERAJAAN KERAJAAN DI INDONESIA


Dalam sejarah Indonesia dibumi nusantara telah tumbuh dan berkembang
kerajaan kutai dikalimantan timur pada abad ke 64 SM. Sampai kerajaan mataram
pada abad ke 18 M. Kerajaan yang ada selama kurun waktu berdaulat sendiri
bagaimana sebuah negara.
Pada abad ke 14 penjajah mulai masuk menguasai perdagangan di nusantara yang
berujung pada penguasaan wilayah territorial atau sebagai pejajah, karna tidak ada
persatuan dan kesatuan. Baru pada tahun 1908 tepatnya tanggal 20 mei 1908 dengan
berdirinya budi utomo gagasan mempersatukan Indonesia dimunculkan melalui
bidang pendidikan dan penggagasan. Tonggak sejarah bangsa Indonesia yang
diikrarkan pada tanggal 28 oktober 1928 mencatat hal itu bertanah air satu tanah air
tanah air Indonesia. Dalam sumpah pemuda 28 oktober 1928 tersebut juga untuk
pertama kali dinyanyikan lagu Indonesia raya.
C. GEOGRAFI GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI BANGSA INDONESIA

1. Geografi Indonesia
Kepulauan nusantara merupakan kepulauan terbesar didunia, bentuknya
memanjang disekitar khatulistiwa, panjang kepulauan nusantara ini dengan jarak
pantai Timur ke pantai Barat Amerika Serikat.
Negara kepulauan yang luas dan jumlah pendudukan yang besar ke 4 didunia
panjang wilayah 1/8 khatulistiwa (1/8 x 40.000 km). Karakteristik geografi dan
penduduknya adalah sebagai berikut.
a. Panjang wilayah 1/8 khatulistiwa 1/8 x 40.000.
b. Jarak terjauh utara selatan 1.118 km dan jarak terjauh timur barat 5.110.
c. Dilalui oleh garis khatulistiwa berada di antara 6 º lintang utara - 11 º
lintang selatan 95 º bujur timur - 141 º bujur timur.
d. Terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil.
e. Indonesia terdiri dari luas daratan barat lebih dominan daratan daripada
perairan sedangkan bagian timur lebih dominan perairan daripada daratan.

2. Geopolitik
Geopolitik adalah kebijakan politik yang mengaitkan pengaruh letak geografi
bumi yang menjadi wilayah permukaan bumi. Inti politik ialah kekuatan, karena
geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam memperjuangkan
demi kelangsungan hidup ruang hidupnya. Tujuan pengembangan kekuatan
nasional yaitu:
a. ke dalam, untuk mencapai kesatuan dan persatuan yang harmonis.
b. ke luar, untuk memperoleh batas-batas negara yang baik.
Karl Haushofer menjadikan gopolitik menjadi ajaran politik yang meliputi
ajaran ajaran exansionisme dari Nazi Jerman yang bentuknya menitikberatkan
pada soal-soal ruang hidup bangsa dan tekanan tekanan rasial ekonomi.
Pokok-pokok teori Karl Haushofer yang didasarkan pada pandangan Ratzel
dan Kejelen sebagai berikut
a. Kekuasan imperium daratan yang mantap akan mengejar kekekuasaan
imperium maritime.
b. Beberapa negara besar didunia akan menguasai asia dan eropa barat.

3. GEOSTRATEGI INDONESIA
Keadaan dan letak pada posisi silang memberikan pengaruh terhadap segenap
bangsa, pengaruh tersebut pada pihak satu memang menguntungkan tetapi pada
pihak lainnya mengundang berbagai bentuk ancaman yang berbahaya.
Kegiatan Belajar 2
HAKIKAT DAN WAWASAN NUSANTARA

A. PENGERTIAN HAKIKAT DAN TUJUAN WASANTARA

Wawasan nusantara nasional merupakan penjabaran Pancasila sebagai falsafah


pandangan hidup ideologi dan dasar negara oleh pengalaman sejarah serta pemikiran
tentang lingkungan strategik bangsa Indonesia. Jadi nusantara sebagai wawasan
mengandung pengertian cara pandang tentang diri dan lingkungan sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945.

Secara konstitusional, wawasan, wasantara dikukuhkan dengan tap MPR NO.


IV/MPR/1973, TAP MPR/11/MPR/1973 yang berisi tujuan pembangun nasional
adalah mencakup :

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik.


2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan.

B. UNSUR DASAR WASANTARA


1. Wadah

Pengertian wadah adalah ruang hidup yang mempunyai batas dan wujud.
Dalam konsepsi berfikir atau paradigma. Pengaruh posisi silang terhadap
kehidupan sosial adalah :

a) Negara besar berusaha menanamkan pengaruh yang akan memecahkan


kesatuan dan persatuan politik dan ideologi.
b) Kekayaan yang melimpah, tenaga kerja yang banyak, dan pasaran yang
luas bagi hasil industri modern yang menjadi daya tarik.
c) Posisi silang menyebabkan Nusantara menjadi lintasan ke segala
penjuru dan budaya luar mudah untuk masuk dan berkembang.
d) Hubungan antara bangsa selalu dilandasi atas kepentingan pribadi dan
ingin menang sendiri.

2. Batas dan wujud

Sifat manunggal secara bulat dan utuh dari batas dan wujud adalah:

a) Wilayah;
b) Bangsa;
c) Ideologi;
d) Politik;
e) Ekonomi;
f) Sosial dan keamanan;

3. Isi

Cita-cita nusantara sesuai dengan cita-cita bangsa yang merumuskan dalam


pembukaan UUD1945 berdasarkan letak negara pada posisi silang. Wasantara
bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan ketentraman dan kenyamanan bagi
seluruh bangsa.

4. Tata laku

Unsur tata laku wasantara dapat dibedakan sebagai tata laku batiniah dan tata
laku lahiriah. Tata laku batiniah sebagai landasan falsafah dan sikap mental
bangsa serta dipengaruhi juga oleh kondisi linkungan hidupnya. Tata laku
lahiriah terlihat pada tata laku laksana yang mencakup tata pelaksanaan dan
pengawasan.
Kegiatan Belajar 3

WASANTARA SEBAGAI LANDASAN KETAHANAN NASIONAL DAN


PEMBANGUNAN NASIONAL

A. WASANTARA SEBAGAI LANDASAN TANNAS DAN PEMBANGUNAN


NASIONAL

Wasantara merupakan Wawasan Nasional Bangsa Indonesia. Sebagai


Wawasan Nasional maka bangsa Indonesia di dalam mencapai tujuan dan cita-
cita nasionalnya melihat diri sebagai satu kesatuan yang utuh mencakup aspek
fisik geografik dan aspek sosial. Wasantara merupakan konsep geopolitik bangsa
Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan nasional. Dengan demikian
Wasantara merupakan sumber utama dan landasan yan kuat dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional. Tannas pada hakikatnya adalah
kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa dan negara (konsep geostrategik).
Kemampuan dan ketangguhan bangsa perlu diwujudukan dalam berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara melalui pembangunan nasional. Kemampuan
dan ketangguhan itu tidak mungkin dapat kita wujudkan, apabila kita tidak
berpola pikir dan berperilaku yang dilandasi oleh semangat Wasantara.

Dalam GBHN 1993 dinyatakan bahwa “pembangunan nasional adalah


pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa, dengan senantiasa harus
merupakan perwujudan Wasantara serta memperkukuh tannas. Pembangunan
nasional diselenggarakan melalui pendekatan tannas yang mencerminkan
keterpaduan antara seluruh aspek kehidupan bangsa secara utuh menyeluruh”.
HUBUNGAN HIERARKI WASANTARA, TANNAS DAN BANGNAS

WASANTARA = WAWASAN NASIONAL

(Dunia ideal yang ingin dicipta)

Menentukan arah

Perwujudan konsepsi TANNAS

TANNAS

(Dunia nyata yang perlu diwujudkan)

Menentukan lingkup volume

Dan ketepatan BANGNAS

BANGNAS

(Proses kegiatan mewujudkan Tannas)

Gambar 2.1

B. PENERAPAN WASANTARA DALAM SIKAP DAN PERBUATAN

Wasantara juga merupakan sumber utama landasan yang kuat dalam


menyelenggarakan kehidupan nasional. Dengan kata lain Wasantara sebagai
wawasan nasional dan merupakan landasan tannas.
Wasantara harus menjadi landasan dalam setiap perencanaan, pelaksanaan,
dan pengembangan dalam tata kehidupan berbangsa bernegara dan
bermasyarakat.

1. Wasantara dijadikan pegangan dalam menentukan sikap dan tindakan


kehidupan bangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

2. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaanya


merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan
matra seluruh bangsa yang menjadi modal dan milik bersama bangsa
Indonesia.

Sehubungan dengan itu masalah yang paling penting dan mendasar sekarang
ini adalah bagaimana kita membina mengamankan dan memanfaatkan kebutuhan
wilayah nasional sebagai satu kesatan yang utuh.

Berkaitan sengan masalah tersebut beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Mencegah masuknya paham atau ideologi yang dapat mempengaruhi


cara berfikir yang tidak pas dalam kehidupan kita berbangsa, dan
bermasyarakat.

2. Mencegah segala bentuk apirasi politik yang bersifat dan mengarah


kepada disintegrasi atau sparatisme bangsa. Persatuan, kesatuan dan
kepentingan nasional harus diletakan diatas kepentingan kelompok,
golongan atau daerah.

3. Karena wilayah nusantara 2/3 berupa perairan (ingat paradigma lautan


yang diseraki pulau-pulau) maka perlu ditumbuh kembangkan budaya
kelautan dikalangan generasi muda.

4. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang di ikat oeh


semboyan Bhineka Tunggal Ika. Kebhinekaan itu merupakan kekayaan
sekaligus sumber kerawanan.
Masalah SARA merupakan masalah yang sangat peka oleh karena itu,
perlu di tumbuh kembangkan pada seluruh masyarakat Indonesia
kesadaran hidup berbangsa, bernegaa, dan bermasyarakat serta budaya
“TOLERANSI”.

5. Negara Indonesia adalah negara hukum bukan negara kekuasaan. Oleh


karena itu, tidak ada seorangpun wraga negara, pejabat negara,
lembaga negara di atas hukum nasional. Jadi tidak ada orang yang
kebal hukum atau ada warga negara kelas satu dan sebagainya. Hukum
harus ditegakan tanpa pandang bulu.

6. Pembangunan nasional pada hakikatnya untuk menciptakan


kemakmuran (kesejahteraan) dan ketenangan (keamanan).

7. Pejabat negara, pejabat pemerintah, dan birokrasi harus benar-benar


berfungsi mengayomi dan melayani masyarakat (ingat mengayomi
bukan main kuasa atau dilayani).
MODUL 3

Kegiatan Belajar 1

LATAR BELAKANG TANNAS INDONESIA

A. PERJUANGAN DAN KEMAMPUAN BANGSA INDONESIA UNTUK


BERTAHAN

Bangsa Indonesia mengalami penjajahan ber abad-abad lamanya, penjajahan


itu mengakibatkan penderitaan lahir dan batin, kemiskinan, dan kebodohan.
Perjuangan mengusir penjajah mulai dari perlawanan Sultan Agung dari kerajaan
Mataran pada tahun 1613 sampai perlawanan Sisingamaraja (Batak) pada tahun
1900 tidak pernah berhasil.

Perjuangan selanjutnya memunculkan angkatan perintis kemerdekaan (1908) yang


ditandai dengan berdirinya Budi Utomo, dan 20 tahun kemudian memunculkan
angkatan ”PENEGAS” Sumpah Pemuda (1918) strategi perjuangan melawan
penjajah diubah dengan jalan pendidikan untuk memajukan bangsa dan
membangkitkan semangat nasionalisme. Hasil perjuangan yang menonjol dalam
dalam periode ini tumbuh semangat dan jiwa persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia (ingat ikrar sumpah pemuda). Perlawanan terhadap tentara belanda
(NICA) terjadi setelah usai perundingan linggar jati, Belanda melakukan
kecurangan dengan agresi militer 1 pada tanggal 21 Juli 1947. Perlawanan terus
dilanjutkan sampai perundingan Renvile pada tanggal 8 Desember 1947 yang
membuat Indonesia bagian dari Uni Idonesia Belanda.

Yang bisa dipetik dari peristiwa perlawanan terhadap tentara asing sejak
proklamator kemerdekaan 17 Agustus adalah sebagai berikut:

1. Kendatipun tentara inggris dan belanda lebih modern persenjataan dan


organisasinya, tidak membuat perjuangan rakyat indonesia pupus,
semangat juang terus dikobarkan.
2. Politik devide et impera belanda gagal. Bangsa Indonesia
mengutamakan kesatuan dan persatuan.
B. PENEGAKAN DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI UUD 1945

Pancasila sebagai dasar negara, dan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara
sudah diamanatkan untuk digunakan di dalam kehidupan kita bernegara, berbangsa
, dan bermasyarakat. Kendatipun sampai ganti konstitusi pada masa Republik
Indonesia Serikat (RIS) dengan UUD RIS pada masa 1950-1959 dengan UUDS
(Undang-Undang Dasar Sementara), tetapi Pancasila tidak berubah sebagai dasar
negara dekrit presidan 5 Juli 1959, membawa negara RI kembali ke UUD 1945
dengan sendirinya, Pancasila tetap sebagai dasar negara.

C. PROSES PERKEMBANGAN GAGASAN TANNAS

Istilah Tannas yang menjadi milik nasional, bermula sejak tahun 1960 akan
tetapi belum dirumuskan secara ilmiah tiga konsepsi tentang tannas, sebagai
berikut:

1. Konsepsi kesatuan yang masih merupakan definisi, lahir pada tahun


1968. Tannas adalah keuletan dan daya tanam kita mengahadapi segala
kekuatan.
2. Konsepsi yang kedua merupakan penyempurnaan dari konsepsi
kesatuan lahir pada tahun 1969, berbunyi Tannas adalah keuluten daya
tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional.
3. Panitia kerja LEMHANNAS berupaya menyempurnakan serta
memberikan pengertian-pengertian yang lebih luas istilah tannas.
Tannas merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisikan keuletan
dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional.
Kegiatan Belajar 2

PENGERTIAN LANDASAN, ASAS, DAN CIRI TANNAS INDONESIA

A. PENGERTIAN TANNAS INDONESIA

Tannas merupakan keuletan dan ketangguhan bangsa, dalam menghimpun dan


mengembangkan segala kekuatan yang ada menjadi kekuatan nasional untuk
mengatasi segala macam ancaman-tantangan hambatan dan gangguan yang
membahayakan bangsa dan negara.

B. LANDASAN TANNAS

Tannas berlandasan pada Pancasila dan konstitusi UUD 1945. Pancasila dan
UUD 1945 mencita-citakan suatu kesatuan dalam segala aspek kehidupan bangsa
(fisik geografik-sosial) yang dibentuk dalam ideal nusantara.

C. ASAS TANNAS

1. Pendekatan kesejahteraan dan Keamanan


Konsepsi tannas hakikatnya adalah konsepsi pengaturan kesejahteraan dan
keamanan.Konsepsi tannas itu merupakan perwujutan Pancasila dan uud
1945 dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Konfrehensif dan Integral
Tannas dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan nasional melihat
secara konfrehensif integral (untuk menyeluruh)tidak dipandang dari satu
sisi.
D. SIFAT-SIFAT TANNAS
1. Manunggal
2. Mawas kedalam dan mawas keluar
3. Kewibawaan
4. Berubah menurut waktu
5. Tidak membenarkan adu kekuatan dan adu kekuasaan
6. Percaya pada diri sendiri.
E. WAJAH DAN FUNGSI TANNAS
1. Wajah tannas, meliputi doktrin dan metode
2. Fungsi tannas
Tannas mempunyai kedudukan dan fungsi, sebagai doktrin nasional, pola dasar
pembangunan nasional, metode Pembina kehidupan nasional dan sistem kehidupan
nasional.

F. KEBIJAKAN UMUM
1. Tannas merupakan kondisi dinamik bangsa Indonesia.
2. Kompetisi tannas pada hakikatnya adalah konsepsi pengaturan
kesejahteraan dan keamanan.
3. Dalam fungsinya sebagai doktrin, pada dasarnya tannas merupakan ajaran
Pancasila, UUD 1945 dan Wasantara.
4. Sebagai pola dasar pembangunan internasional.
5. Sebagai sistem nasional Indonesia.
6. Konsepsi tannas dianalisis secara komprehensif integral (utuh
menyeluruh) melalui delapan gatra kehidupan nasional.
7. Pada dasarnya konsepsi tannas Indonesia memberikan umpan balik pada
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan.
Kegiatan Beajar 3
PENDEKATAN ASTAGRATA, KETERKAITAN ANTARGATRA, DAN
KETAHANAN GATRA DALAM SISTEM TANNAS INDONESIA

A. PENDEKATAN ASTAGATRA
Manusia dengan segala potensi yang dimilikinya (akal, perasaan keterampilan
berkomunikasi) untuk kelangsungan hidupnya mendapat tantangan dan
berinteraksi dengan lingkungannya, menghasilkan “kebudayaan”. Aspek
kehidupan di petakan kedalam salahsatu gatra (model) untuk memudahkan
pengamatan maupun pemahaman interaksi. Peta model (gatra) aspek kehidupan
nasional atau disebut model tannas atau model tata kehidupan nasional.
Pada hakikatnya, Tannas tergantung pada “kemampuan” bangsa dan negara
meningkatkan kondisi Astagrata tersebut dengan jalan memanfaatkan Trigatra
sebagai modal dasar untuk meningkatkan kondisi Pancagatra.

B. KETERKAITAN (HUBUNGAN) ANTARGATRA


Keseluruhan gatra harus dilihat sebagai satu keutuhan yang bulat. Yang
mencerminkan kondisi dinamika tata kehidupan nasional.
1. Hubungan Antargatra di Dalam Trigatra
a. Antara kondisi geografis dengan kekayaan alam.
Di dalam perencanaan dan pemanfaatan kekayaan alam, kedekatan
suatu usaha industri dengan sumber bahan baku misalnya sangat
menggantungkan dan sisi biaya produksi (biaya rendah).
b. Antara penduduk dengan kondisi geografi.
Masalah yang kita hadapi adalah penyebaran penduduk yang todak
merata. Mata pencaharian penduduk sangat erat hubungannya dengan
kondisi geografi.
c. Antara kekayaan alam dan penduduk.
Manfaat kekayaan alam akan lebih besar apabila dalam pengolahannya
di dukung oleh kemampuan penguasaan teknologi sehingga
bermanfaat secara optimal.

2. Hubungan Antargatra di Dalam Pancagatra.


Keadaan yang stabil di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya
memperkokoh ketahanan di bidang hankam . Tanpa hankam yang
memadai tannas suatu bangsa akan menjadi lemah.

3. Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra.


Tannas mengandung pengertian yang utuh dan bulat karena pada
hakikatnya tannas suatu bangsa sangat bergantung kepada kemampuan
menggunakan aspek alamiah sebagai dasar penyelenggaraan kehidupan
nasional di segala bidang.

4. Peran Gatra dalam Kesejahteraan dan Keamanan.


Tingkat kesejahteraan dan keamanan suatu bangsa dapat kita capai apabila
kita dapat memanfaatkan Trigatra seoptimal mungkin sebagai modal dasau
untuk meningkatkan kondisi Pancagatra.

5. Keterkaitan Wasantara, Tannas dengan Pembangunan Nasional.


Dalam pola pikir ini tannas di landasi oleh Pancasila, UUD 1945,
Wasantara dan kondisi tannas yang diinginkan dalam GBHN, berperan
sebagai instrumental input bagi tannas.

C. KETAHANAN GATRA DALAM SISTEM TANNAS


Ketahanan Gatra dalam sistem tannas mencakup sejauh mana kita
memanfaatkan, memelihara, mengembangkan serta menjaga stabilitas gatra yang
ada dalam sistem tannas untuk di arahkan kepada peningkatkan kesejahteraan dan
keamanan rakyat.
Faktor-faktor yang dominan dari tiap Gatra:
1. Kondisi Geografi Negara ini mencakup:
a. Letak geografi nusantara
b. Luas negara
c. Bentuk fisik negara
2. Gatra sumber kekayaan alam berkaitan dengan potensi sumber kekayaan
alam dan jenis atau macam kekayaan alam yang dimiliki oleh suatu
negara.
3. Gatra demografi mencakup jumlah penduduk, struktur penduduk,
pertumbuhan penduduk, kepadatan, sebaran dan kualitasnya.
4. Gatra ideologi yaitu pandangan nilai yang di yakini kebenarannya yang di
gunakan sebagai dasar menata masyarakat dan negara.
5. Gatra politik, yang penting dalam gatra politik ialah kebijaksanan
pemerintahan sesuai dengan tuntutan dan keinginan rakyat, sistem
pemerintahan yang demokrasi dan politik luar negeri yang bebas dan aktif.
6. Gatra ekonomi di arahkan pada landasan yang bertumpu pada kekuatan
pertumbuhan perekonomian, pemerataan dan stabilitas ekonomi.
7. Gatra sosial budaya berkaitan dengan unsur kematangan watak atau
identitas kita sebagai bangsa, moral, dan budaya kita sebagai bangsa.
8. Gatra pertahanan dan keamanan,sebagai bangsa yang telah bernegara
(nation state) maka untuk melindungi bangsa dan tanah air (ruang hidup)
dalam upaya menjamin kelangsungan hidup memerlukan sistem
pertahanan dan keamanan.

Kegiatan Belajar 4
PERWUJUDAN TANNAS INDONESIA

Gatra demografi mempunyai potensi yang cukup besar, pertambahan


penduduk dapat di tekan, dan kualitas fisik meningkat. Mengkaji tannas masing-
masing gatra dalam pancagatra atau aspek kehidupan bangsa yang bersifat
dinamis.
A. TANNAS DI BIDANG IDEOLOGI
Tannas ketahanan ideologi dapat diartikan sebagai kondisi dinamis suatu
bangsa yang berisikan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kehidupan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang datang dari dalam atau luar
yang membahayakan kelangsungan ideologi bangsa dan negara.
Manusia Indonesia menjadikan pengalaman Pancasila sebagai perjuangan
utama dam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan dan pengalamannya harus
di mulai dari setiap warga negara.

B. KETAHANAN DI BIDANG POLITIK


Dapat diartikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa yang berisikan keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan
kehidupan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman,
tantangan hambatan dan gangguan yang datang dari dalam atau diluar yang
membahayakan kelangsungan politik bangsa dan negara.

C. KETAHANAN DI BIDANG EKONOMI


Ketahanan di bidang ekonomi merupakan mata rantai terlemah di antara mata-
mata rantai ketahanan yang secara keseluruhan merupakan tannas Indonesia.
Didalam GBHN di tegaskan:
“Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil
dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan
dalam wadah negara kesatuan REPUBLIK INDONESIA”

D. KETAHANAN DI BIDANG SOSIAL


Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya maka manusia harus
mengadakan kerjasama dengan sesama manusia. Jadi, manusia harus hidup
bermasyarakat. Hal ini dapat berjalan lancar dalam keadaan tertib sosial, atau
berdasarkan pengaturan sosial budaya.

Pemerintah telah menerapkan kebijaksanaan sebagai berikut.


“Pemerintah telah dan selalu mengambil langkah-langkah yang perlu
untuk mengamankan kehidupan pancasila dengan meningkatkan ketahanan di
bidang sosial-budaya seperti : memberikan keleluasaan dan menjamin
pengembangan kehidupan beragama, mengintensifkan kegiatan-kegiatan
gerakan pramuka, mencegah dan mengambil tindakan atas masuknya
pengaruh kebudayaan asing yang bertantangan dengan jiwa Pancasila dan
lain-lain (Pidato Presiden tanggal 12 Maret 1973)”.

E. KETAHANAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN


Ketahanan di bidang pertahanan dan keamanan dapat di artikan sebagai
kondisi dinamik suatu bangsa yang berisikan kekuatan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan kehidupan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
baik dari dalam maupun dari luar kabinet yang membahayakan kelangsungan
pertahanan dan keamanan bangsa dan negara.

Kegiatan Belajar 5
PERWUJUDAN TANNAS INDONESIA

Dalam upaya mewujudkan Tannas Indonesia maka harus dilakukan


pembangunan dalam segenap aspek kehidupan bangsa Indonesia ( ideologi, politik
ekonomi, sosial budaya dan hankam).

Pembangunan di bidang ideology diarahkan pada pengahhayatan dan


pengamalan pancasila, sebagai penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa, dan bernegara bagi setiap warga Indonesia.hanya ideologi
pancasila yang paling tepat atau cocok bagi masyarakat majemuk seperti Indonesia.
Ideologi pancasila merupakan ideologs”lintas kultura” yang telah diterima oleh rakyat
Indonesia dan di ujji kebenenaranya.

Pembangunan di bidang politik telah menhasilkan kerangka landasan sistem


politik demokras pancasila. Sementara itu budaya politik, komuniksi politik dan
partisipasi politik perlu dikembangkan. Selain itu, perlu diciptakan keseimbangan
kekuatan antara suprastruktur, infrastruktur, dan substruktur poltik di Indonesia.
Pembangunan nasional dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut
diatas sehingga akan memperkokoh ketahanan bidang politik Indonesia.

Pembangunan di bidang ekonomi telah membuat stuktur perekonomian kita


semakin seimbang Antara sector pertanian, industri, dan jasa, serta pertumbuhan
perekonomian yang cukup tinggi. Namun demikian, perlu dikokohkan perindustrian
kita( industri hulu-industri hilir).

Pembangunan nasional di bidang sosial budaya meningkatkan kesadaran


masyarakat tentang kemajemukan bangsanya (Bhineka Tunggal Ika) sehingga makin
meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat. Tetapi yang masih perlu
diperhatikan dalam pembangunan nasional, ialah dihilangkanya sikap primordialisme,
kolusi, korupsi, dan nepotisme. Di tingkatkanya disiplin nasional, bermasyarakat
budaya pancasila, dan peningkatan keteladanan oleh para pemimpin disemua tingkat,
baik itu formal maupun informal.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
RANGKUMAN MODUL 1, 2, DAN 3

Kelompok 1
Ade Agustiani (042580776)
Anggi Veronica (042579947)
Didi Setiadi (042580751)
Dwi Utami (042579843)
Gita Safitri (042579804)
Maulidya Irawati (042580737)
M.Dhiya Naufal (042579771)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih
memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah ikut
membantu hingga dapat disusunnya makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang Pengantar
Pendidikan Kewarganegaraan, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.
Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya
pembaca pada umumnya.

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya
harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-
makalah lainnya pada waktu mendatang.

Lahat, 18 Oktober 2019

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai