PENGENDALIAN INFEKSI
DI FKTP
DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19
Hinrda Irawan Satari
Ketua Perkumpulan Pengendalian Infeksi
Nasihat umum WHO untuk COVID-19
• Hindari kontak jarak dekat dengan orang yang menderita
infeksi pernapasan akut
• Seringlah membersihkan tangan, terutama setelah kontak
langsung dengan orang sakit atau lingkungannya
• Orang yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan akut
harus mengikuti etika batuk/bersin, mengenakan masker
medis dan mencari perawatan medis jika mengalami
kesulitan bernapas
Nasihat perjalanan WHO
• WHO tidak menganjurkan masyarakat untuk melakukan
perjalanan.
• Jika seseorang menunjukkan gejala-gejala yang
mengindikasikan penyakit pernapasan akut selama atau
setelah melakukan perjalanan, orang tersebut disarankan
mencari pertolongan medis dan menginformasikan riwayat
perjalanannya dengan tenaga kesehatan yang
menanganinya.
Strategi-strategi PPI apa yang
dianjurkan oleh WHO untuk COVID-19?
WHO menganjurkan strategi-strategi PPI
untuk mencegah atau membatasi penyebaran
COVID-19
Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat
layanan kesehatan termasuk:
1. Menjalankan langkah-langkah kewaspadaan isolasi (standar+transmisi)
untuk semua pasien.
2. Memastikan dilakukannya triase, identifikasi awal, dan pengendalian
sumber.
3. Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan empiris atas kasus-
kasus suspek infeksi COVID-19.
4. Menerapkan pengendalian administrasi.
5. Menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa.
Rekomendasi 1.
Menjalankan langkah- langkah Kewaspadaan Standar
untuk semua pasien
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka
dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien
dengan aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
Rantai Penularan
❑ Umumnya terbatas pada keadaan atau seting dimana dilakukan prosedur-prosedur yang menimbulkan aerosol
(aerosol generating procedures/ AGPs), yaitu intubasi trakea, ventilasi non-invasive, trakeotomi, resusitasi
kardiopulmonal, ventilasi manual sebelum intubasi, bronkoskopi.
❑ Deteksi RNA COVID-19 pada sampel udara
• Studi-studi eksperimental tidak merefleksikan kondisi batuk pada manusia atau seting klinik (e.g. van Doremalen
N et al, NEJM 2020)
• Laporan-laporan dari tempat perawatan pasien COVID-19 yang simtomatik tanpa AGP:
o Hasil negatif (Cheng V, et al. ICHE 2020; Ong SW, et al. JAMA 2020; Faridi S et al. Science of The Total
Environment 2020)
o Hasil positif dengan terdeteksinya fragmen virus pada droplet mikro menggunakan RT-PCR (Liu Y et al,
2020, bioRxiv preprint; Santarpia JL et al, 2020, medRxiv preprint)
o Hasil positif pada pemeriksaan droplet respiratori menggunakan dan sampel aerosol (Leung et al. Nature
Med 2020)
• Konsentrasi RNA COVID-19 yang terdeteksi sangat rendah (di bawah ambang batas yang dapat menjadi
inokulum infeksius)
• Terdeteksinya RNA COVID-19 pada sampel udara menggunakan pemeriksaan PCR tidak mengindikasikan
viabilitas virus sehingga dapat menimbulkan penularan (Wölfel R, Nature 2020)
JENIS dan
PENGGUNAAN
APD
Prinsip Pemilihan APD
Harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang
spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi (Percikan, kontak
langsung maupun tidak langsung)
pelindung tubuh untuk dapat terbuat dari bahan lateks terbuat dari bahan tahan Terbuat dari karet atau
karet, polyvinyl chloride (PVC),
melapisi luar gaun yang nitrile, polyurethane. Sarung cairan, tidak mudah robek bahan tahan air atau bisa
bisa terbuat dari plastik tangan yang ideal harus tahan dan ukuran nya pas di dilapisi dengan kain tahan
sekali pakai atau bahan robek, tahan bocor, kepala tenaga kesehatan. air. Sepatu pelindung
plastik berkualitas tinggi biocompatibility (tidak toksik) Penutup kepala ini harus menutup seluruh
dan pas di tangan. Sarung
yang dapat digunakan tangan yang digunakan
digunakan sekali pakai. kaki bahkan bisa sampai
kembali (reuseable) yang merupakan sarung tangan yang betis apabila gaun yang
tahan terhadap klorin saat rutin digunakan dalam digunakan tidak mampu
dilakukan desinfektan. perawatan, bukan sarung menutup sampai ke
tangan panjang.
bawah.
PENGGUNAAN APD
4 unsur yang harus dipatuhi :
1. Tetapkan indikasi penggunaan APD dgn mempertimbangkan :
1. APD yang digunakan antara lain :
a) Gaun/gown,
• APD digunakan oleh yg berisiko terpajan dgn
Risiko pasien / material infeksius
• Seperti; nakes, petugas kebersihan, petugas
b) Sarung tangan,
c) Masker N95/bedah,
d) Pelindungkepala
terpapar instalasi sterilisasi, petugas laundry & petugas
ambulans di Fasyankes
e) Pelindungmata(goggles)
f) Sepatu pelindung
Catatan: APD di atas bisa ditambah dengan penggunaan
pelindung wajah (face shield)
1.Transmisi penularan COVID-19 : droplet &
kontak
2.Transmisi airbone bisa digunakan pada 2. APD yang digunakan antara lain:
tindakan yg memicu terjadinya aerosol a) Gaun/gown,
Dinamika - intubasi trakea, ventilasi non invasive,
trakeostomi, resusitasi jantung paru, ventilasi
b) Sarung tangan,
c) Masker N95,
transmisi manual sebeulm intubasi, nebulasi &
broskopi, pemerikasaan gigi seperti scaler
d) Pelindungkepala,
e) Pelindungmata(goggles)
f) Pelindung wajah (face shield)
ultrasonic & high & high-speed air driven, g) Sepatu pelindung
pemeriksaan hdung & tenggorokan, Catatan: APD di atas bisa ditambah dengan
pengambilan swab penggunaan apron
PENGGUNAAN APD
4 unsur yang harus dipatuhi :
Sumber: www.cdc.gov/coronavirus
CARA PEMAKAIAN DAN PELEPASAN APD
Kenakan sepatu
Pasang masker pelintung (boots)
Pakai gaun bersih
bedah / Pelindung
Sepatu
desinfeksi
Berdiri di area Lepaskan Buka gown
tangan dgn
kotor Sarung tangan perlahan
hand sanitizer
desinfeksi
Buka pelindung Buka pelindung Buka pelindung
tangan dgn
sepatu mata (goggles) kepala
hand sanitizer
Buka hood /
Berdiri di area
pelindung kepala Buka coverall
kotor
coverall
desinfeksi tangan
Lepas masker Buka pelindung
dgn hand
bedah mata (goggles)
sanitizer
Surgical scrub, pelindung sepatu dan pelindung kepala digunakan secara rutin. Lepaskan APD secara hati-hati
untuk menghindari kontaminasi terhadap diri sendiri. APD setelah dilepas, dibuang di tempat laundri atau
tempat sampah infeksisus
APD DALAM MASA
KRISIS
STRATEGI MANAJEMEN APD DALAM MASA KRISIS
Menghitung jumlah ketersediaan & angka
1 rata-rata utilisasi APD yg dimiliki saat ini a. Menggunakan barrier / penghalang berupa
jendela dari kaca atau plastik di meja IGD,
ruang triase, ruang informasi, dan ruang
farmasi
b. Mengurangi jumlah pasien yang berkunjung ke
Memprioritaskan penggunaan yg tersedia utk rawat jalan
c. Mengurangi tenaga kesehatan yang tidak
2 kegiatan: prosedur aerosol, perawatan pasien
dgn transmisi kontak yg lebih tinggi
terlibat langsung dalam perawatan pasien
COVID-19
d. Melakukan kohorting pasien dan tenaga
kesehatan
e. Memperpanjang lama penggunaan APD
Melaksanakan pengendalian lingkungan & Dengan dengan cara menggunakan APD tanpa melepas
3 administratif Cara
dan mengganti APD untuk merawat beberapa
pasien COVID-19 di dalam satu ruangan yang
sama. Hal ini bisa dilakukan apabila APD masih
dalam keadaan baik dan bersih serta tidak
basah terkena cairan infeksius pasien
f. Memaksimalkan penggunaan telemedicine
Selektif dlm melakukan prosedur tindakan g. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi
2 Masker N95 ✓ Masker N95 yg sekali pakai (disposable) dapat dijadikan reuseable dengan
menggunakan pelindung wajah sampai dagu atau melapisi nya masker bedah di
luar masker N95. Masker N95 dapat dibuka dan di pasang kembali sebanyak 5
kali selama 8 jam. Reuseable dapat dilakukan kecuali setelah masker N95 ini
digunakan untuk tindakan aerosol
ALTERNATIF APD MASA KRISIS
NO Jenis APD Alternatif
2 Masker N95 ✓ Elastrometric respirator ✓ Powered Air-Purifying Respirators
(PAPR)
ALTERNATIF APD MASA KRISIS
NO Jenis APD Alternatif
3 Kaca mata (Goggles) ✓ Kacamata(goggles) yang sekali pakai (disposable) dapat digunakan kembali
(reuseable) setelah proses desinfektan
✓ Kacamata renang
4 Facemask / masker wajah ✓ Masker wajah diperpanjang lama penggunaannya yang digunakan bersama dengan
pelindung wajah (face shield) kedap airyang menutup hingga ke bawah dagu
ALTERNATIF APD MASA KRISIS
NO Jenis APD Alternatif
4 Facemask / masker wajah ✓ Masker kain apabila sudah tidak ada sama sekali persediaan masker bedah atau
masker N 95 yang digunakan bersama dengan pelindung wajah (face shield) kedap air
yang menutup hingga ke bawah dagu.
6 Jubah/ Gown ✓ Coverall yang dapat terbuat dari polyester atau katun polyester yang menyediakan
perlindungan 360 derajat karena didesain untuk menutup seluruh tubuh termasuk kepala,
belakang dan bawah kaki. Untuk coverall jika menggunakan resleting didepan maka harus di
lapisi dengan kain atau penutup yang dijahit
ALTERNATIF APD MASA KRISIS
NO Jenis APD Alternatif
6 Jubah/ Gown ✓ Gaun panjang pasien yang dikenakan dengan manset atau jubah laboratorium. Keduanya
harus dikombinasikan dengan Apron Panjang
✓ Jas hujan sekali pakai (disposable) apabila sudah tidak ada sama sekali persediaan gaun
isolasi, gaun bedah, dan coverall
ALTERNATIF APD MASA KRISIS
NO Jenis APD Alternatif
7 Sepatu pelindung ✓ Sepatu kets tertutup dengan pelindung sepatu / shoe covers
MANAJEMEN
PENGGUNAAN APD
REUSABLE
A. Gaun Reuseable, Coverall, Apron,
Surgical Hood, Masker Kain
Pencucian Desinfektan
Suhu
Klorin dgn
57.2℃ - 71℃ konsentrasi
selama min. 25
1 : 99
menit
B. Masker N95
Bersihkan
Bersihkan
bagian luar
bagian dlm Bersihkan
dgn kain Keringkan dgn
dgn kain kembali dgn
bersih yg sdh dijemur / dilap
bersih yg sdh air bersih /
dicelupkan ke bersih
dicelupkan ke alkohol
desinfektan
deterjen
(klorin)