Oleh
TIA NURLITA PRASETYA
NIM. 857705009
penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu
Bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting bagi manusia. Fungsi bahasa
menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain baik secara
pelajaran Bahasa Indonesia selalu dimasukkan dalam salah satu pelajaran wajib
tersebut dapat dilihat dari beberapa hasil survei sebagaimana dimuat pada tulisan
Indonesia berada pada urutan ke-29 dari 30 negara di dunia, berada satu tingkat
membaca siswa usia 9-14 tahun Indonesia berada pada urutan ke-41 dari 49
negara yang disurvei. Data Bank Dunia tahun 1998 menginformasikan pula
kebiasaan membaca anak-anak Indonesia berada pada level paling rendah (nilai
51,7). Nilai tersebut di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1), dan Singapura
kemampuan baca siswa Indonesia berada pada urutan yang terakhir. Publikasi
IAEEA tanggal 28 November 2007 tentang minat baca dari empat puluh satu
negara belahan bagian selatan bersama Selandia Baru dan Afrika Selatan.
Indonesia. FITK Prss. 2009. h.1 3 Menurut Ketua Center for Social Marketing
(CSM), Yanti Sugarda, berdasarkan studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh
yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya menempatkan Indonesia pada
posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian. Posisi Indonesia itu
4
lebih baik dari Qatar, Kuwait, Maroko, dan Afrika Selatan. Kompas (Kamis, 18
posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur berdasarkan data yang
Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya Arini. Saat berbicara dalam seminar
mengatakan, OECD juga mencatat 34,5 persen masyarakat Indonesia masih buta
minat baca bangsa kita ternyata paling rendah di ASEAN dan paling rendah dari
persoalan yang penting dalam dunia pendidikan. Menurut Wigfield dan Guthrie6
rendah akan rendah pula prestasi belajarnya. Pertanyaannya kemudian, apa yang
minat baca peserta didik? Mungkin benar pendapat Amir7 yang mengatakan
sudah dianggap tradisional dan perlu diubah. Pasalnya, pendekatan yang teacher
penekanan pada peliputan dan 6 Wigfield dan Guthrie dalam Soejanto Sandjaja.
Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2009. h. 3-6. 4
penyebaran materi, sementara siswa kurang aktif, sudah tidak memadai untuk
tuntutan era pengetahuan ini. Belakangan ini, semakin banyak pengelola institusi
centered dan learner centered, menurut Amir (2009: 3-6), adalah sebagai berikut.
pengetahuan. Siswa menerima informasi secara pasif. Siswa terlibat secara aktif.
Belajar dan penilaian adalah hal yang terpisah. -Belajar dan penilaian adalah hal
isi baru dan lama serta menyelesaikan masalah konteks kehidupan nyata.
pendorong dan pemberi fasilitas pembelajaran. Fokus pada satu bidang disiplin.
bahwa pendekatan yang berpusat pada pendidik itu memang punya banyak
6
Meskipun kita tahu persis bahwa para pendidik dan siswa sangat familiar dengan
paradigma tradisional di mana kita mengidentifikasi isi materi yang akan kita
pelajari. Kita menggunakan isi materi itu dalam proses belajar, tugas bacaan,
nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan
konsep yang esensi dari materi pelajaran. Ada tiga hal penting yang penulis
nasional dan bahasa persatuan. Kedua, rendahnya minat baca siswa SD/MI.
adalah model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat baca siswa
masalah.
Bergas, Kabupaten Semarang. Hasil wawancara dengan guru kelas III bahwa
intrinsik dan unsur ekstrinsik pada suatu teks bacaan. Pada Tahun Pelajaran
yang berhasil mencapai dan melampaui KKM Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
sebanyak 24 siswa atau 63%. KKM ulangan harian pada mata pelajaran Bahasa
65. Siswa yang belum dapat mencapai KKM ini menyebabkan guru harus
melakukan pembelajaran remedial secara klasikal. Dari hasil pengamatan dan tes
hasil belajar siswa masih kesulitan dalm memahami unsur instrinsik dan
ekstrinsik.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa masalah yang dapat
membosankan.
C. Tujuan Penelitian
Ngempon 01 Kelas IV
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Pertama,
manfaat bagi siswa. Penelitian ini akan memperkenalkan kepada siswa sebuah
dengan baik. Kedua, manfaat bagi guru. Penelitian ini akan memberikan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Dilihat dari segi praktis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
b. Bagi Guru
c. Bagi Penulis
IV sekolah dasar.
E. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis akan membatasi masalah dalam 4 fokus yang saling
berkaitan.
1. Minat baca yang dimaksud ialah memberikan dorongan atau kekuatan kepada anak
untuk merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca, sehingga mereka
pembelajaran yang digunakan untuk merangsang tingkat berpikir siswa, sehingga siswa
3. Bidang Studi Bahasa Indonesia yang dimaksud ialah materi wacana inspiratif dengan
memindai, dan membaca cerita anak” dan Kompetensi Dasar “Menemukan informasi
secara cepat dari berbagai teks khusus (kamus, buku petunjuk telepon, jadwal
perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dll) yang dilakukan melalui membaca
memindai”.
4. Siswa yang dimaksud adalah siswa-siswi kelas IV SDN Ngempon 01 Semester Ganjil
Tahun Ajaran 2020/2021. Keempat poin tersebut dapat diuraikan menjadi sebagai
seseorang terhadap sesuatu. Karena itu, kebiasaan atau kegemaran membaca sangat
bergantung dengan minat baca seseorang. Sementara itu, rendahnya minat baca di
kalangan siswa berkaitan erat dengan metode pengajaran yang dipakai di kelas. Metode
pembelajaran berbasis masalah dirasa tepat untuk meningkatkan minat baca siswa
karena melalui metode ini siswa dipicu untuk membaca lebih banyak dan mencari
sumber bacaan yang sesuai dengan tema yang diberikan. Dengan demikian aplikasi
penerapan metode pembelajaran berbasis masalah ini akan sangat cocok dalam
F. KAJIAN PUSTAKA
produk akhir bahan ajar yang dikembangkan adalah menghasilkan isi materi
bahan ajar berupa materi, contoh, dan penugasan memahami cerpen guru
Cara guru memilih dan mengadaptasi bahan ajar yang ada, sesuai dengan
pembuatan bahan ajar baru adalah inovasi dan kesesuaian dengan tingkat
G. Landasan Teori
1. Minat
minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa
suatu aktivitas. Pendapat lain diungkapkan oleh Crow and Crow yang
benda atau bisa juga sebagai pengalaman efektif yang dipengaruhi oleh
kecenderungan yang agak menetap dam subjek merasa tertarik pada bidang
atau hal tertentu serta merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut5 .
Dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab kegiatan dan sebab partisipasi
dalam kegiatan itu. Minat erat hubungannya dengan dorongan (drive), motif,
masalah atau situasi yang 1 Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia (
tahun 2011). 4 Crow and Crow dalam Wijaya Kusumah. Apakah Minat Itu.
seseorang pada suatu obyek, maka individu tidak akan pernah mempunyai
14
2. Membaca
sikap positif serta santun berbahasa. Membaca itu termasuk salah satu dari
ini pada kenyataannya berkaitan erat satu sama lain. Artinya, aspek yang
15
satu berhubungan erat dan memerlukan keterlibatan aspek yang lain. Karena
berbahasa itu lazim disebut catur tunggal keterampilan berbahasa atau empat
tidak saja melibatkan kegiatan melihat, mengeja huruf saja, namun suatu
proses memahami, mengingat dan menganalisa makna atau arti apa yang
media kata-kata atau bahasa tulis. Selain itu, membaca dapat pula diartikan
sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri
untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur
bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat
3. Minat Baca
Berdasarkan definisi dari minat dan membaca di atas, barulah kita dapat
menyimpulkan apa itu minat baca. Melling Simanjuntak dalam Jurnal Visi
Pustaka Vol. 13 No. 3 Desember 2011 menyatakan bahwa minat baca adalah
16
keinginan membaca atas dorongan dari dalam diri sendiri. Minat baca
membatasi maknanya sendiri pada “voluntary reading.” Sukarela.
Membaca demi membaca.
bentuk dasar dari Bahasa adalah ujaran. Namun tidak semua ujaran yang
dikatakan bahasa jika ujaran itu mengandung makna atau apabila dua
berupa ujaran yang digunakan oleh orang-orang yang berasal dari negara
Indonesia.
H. METODE PENELITIAN
C.Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa Kelas IV SDN
Ngempon 01 Selatan. Adapun jumlah siswa tersebut sebanyak 39 orang yang
terdiri dari 20 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Subjek penelitian yang
dipilih adalah keseluruhan populasi siswa pada kelas tersebut.
Contoh Angket :
No Pernyataan SS S KS TS
1 Membaca lebih menyenangkan daripada berlibur.
2 Saya lebih tertarik membaca buku pelajaran
daripada novel
3 Buku cerita petualangan selalu membuat saya
penasaran.
4 Saat saya membaca, saya merasa ikut serta dalam
cerita tersebut.
5 Saya merasa senang ketika menyelesaikan
membaca buku bacaan.
6 Saya lebih tertarik ketika membaca buku drama.
7 Saya suka membaca kumpulan puisi Chairil
Anwar.
8 Setiap minggu saya selalu pergi ke toko buku.
9 Saya lebih sering menghabiskan waktu untuk
membaca buku yang saya miliki.
10 Saya suka menabung untuk membeli buku
bacaan.
11 Setiap minggu pasti saya sudah membaca sebuah
buku cerita petualangan.
12 Saya suka bertukar buku bacaan dengan teman.
13 Setiap buku koleksi saya selalu saya beri label
nama dan sampul plastik.
14 Saya lebih suka membaca daripada bermain.
15 Saya lebih cenderung membaca daripada
menonton televisi setiap malamnya.
16 Saya lebih suka dibelikan buku bacaan daripada
mainan.
17 Saya lebih suka menghabiskan waktu dengan
membaca buku daripada tidur.
18 Saya lebih suka membaca buku pelajaran daripada
novel.
19 Membaca buku cerita lebih menyenangkan
daripada menulis cerita.
20 Buku dongeng lebih saya sukai karena kisahnya
selalu memberikan nasihat yang baik.
21 Membaca buku saat santai lebih saya sukai
daripada menonton tv.
22 Saya lebih suka mengoleksi buku bacaan daripada
Mainan
23 Saya membaca selama 180 menit dalam sehari.
24 Saya lebih suka merawat koleksi buku bacaan
daripada merawat mainan.
25 Saya suka membaca kumpulan cerpen dan puisi di
internet.
26 Saya senang bergabung dengan kelompok
Membaca
27 Saya lebih senang pergi ke toko buku daripada ke
mall.
28 Saya sering meminjam buku di perpustakaan
sekolah.
29 Saya sering ikut pembacaan cerpen di FLP
(Forum Lingkar Pena).
1. Tahap Perencanaan
Pertama, peneliti bersama guru berkolaborasi menentukan masalah
yang akan diajukan kepada siswa. Masalah ini harus berhubungan dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang dianggap
menyulitkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan guru.
Kemudian diketahui bahwa siswa-siswa sangat lemah dalam hal memahami
teks bacaan. Kelemahan ini disebabkan rendahnya minat baca siswa saat
mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Padahal, menurut Wigfield dan
Guthrie5, anak-anak SD yang memiliki minat membaca rendah akan rendah
pula prestasi belajarnya.
Karena itu, standar kompetensi yang dipilih adalah standar kompetensi
Membaca dengan rincian “memahami teks dengan membaca sekilas,
membaca memindai, dan membaca cerita anak”. Adapun kompetensi dasar
yang dipilih adalah “menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks
khusus (kamus, buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan
acara, daftar menu, dll.) yang dilakukan melalui membaca memindai”.
Menurut Umri Nuraini dkk6, membaca memindai adalah membaca
yang dilakukan secara cepat. Tujuan membaca memindai adalah untuk
memahami isi bacaan dengan cepat. Jadi, meskipun dilakukan secara cepat,
pembaca memindai tetap harus memahami isi bacaan. Membaca memindai
sering digunakan untuk membaca kamus, jadwal perjalanan, daftar nomor
telepon, daftar isi, indeks, daftar susunan acara, daftar menu, ensiklopedia,
dan tulisan berjalan pada layar televisi.
Karena itu, indikator yang diharapkan adalah sebagai berikut.
a. Siswa dapat membaca teks dengan cepat.
Bulan
No Jenis Kegiatan November Desember Januari Februari Maret
1 Penyusunan
proposal
2 Pelaksanaan
siklus 1
3 Pelaksanaan
siklus 2
4 Tabulasi dan
analisis data
5 Penyusunan
laporan PTK
6 Seminar hasil
PTK
7 Perbaikan
laporan PTK
8 Penjilidan
Skor
No Kegiatan Siswa yang Diamati 1 2 3 4 5
I KEGIATAN PENDAHULUAN
1. Memberikan respon terhadap
pertanyaan atau instruksi yang diberikan
oleh guru.
2. Memperhatikan penjelasan yang
diberikan oleh guru
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Eksplorasi
1. Ikut serta secara aktif dalam proses
penyelesaian masalah bersama-sama
dengan guru.
2. Mengikuti instruksi-instruksi yang
diberikan oleh guru
B. Elaborasi
1. Aktif bekerja dalam kelompok.
2. Partisipasi siswa dalam memberi
masukan dan saran ketika melakukan
kegiatan penyelesaian masalah dalam
kelompoknya.
3. Kerja sama antar siswa dalam
kelompok ketika menyajikan dan
melaporkan hasil karya atau diskusinya.
4. Memberikan tanggapan dan respon
terhadap penyajian hasil karya kelompok
lainnya.
C Konfirmasi
1. Partisipasi siswa pada kegiatan koreksi,
refleksi, dan evaluasi terhadap hasil
penyelesaian masalah yang telah
dilakukan.
III KEGIATAN PENUTUP
1. Keikutsertaan siswa dalam proses
penarikan kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah siswa, guru,
dan peneliti yang bertindak sebagai pelaksana penelitian.
2007.
Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
1998.
2009.
Gague, Robert. Prinsip-prinsip Belajar untuk Pengajaran di Sekolah.
1999.
Lestari, Indah Ayu dkk. Effect of Learning Motivation, Learning Interest, and
Adversity Quotient Accounting Students Learning in Academic
Achievement (Case Study Prodi S1 Accounting Faculty of Economics
in One Private Universities in Jakarta). Jakarta: Universitas
Gunadarma. 2010.
Perbukuan. 2008.
Nurjamal, dkk. Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Alfabeta. 2011
1
Abdullah Munir, Pendidikan Karakter (membangun Karakter Anak Sejak dari Rumah),
(Yogyakarta: Pedagogia, 2010), h. 2.
11.Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-isu Kontemporer tentang
Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 163
23Sri Lestari, Psikologi Keluarga (Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
Keluarga), (Jakarta: Kencana, 2012), h. 95
24. Ibid,.
2