Anda di halaman 1dari 5

Inisiasi 6

Salam jumpa kembali para mahasiswa. Kemampuan yang akan Anda miliki
melalui tutorial keenam ini adalah tentang menulis yang dirumuskan dalam
kompetensi khusus berikut ini.

Kompetensi Khusus
Setelah mengikuti tutorial ini mahasiswa dapat:
1. menjelaskan pengertian menulis,
2. memperbaiki kesalahan penulisan kalimat,
3. menyusun berbagai jenis paragraf,
4. memperbaiki bagian-bagian paragraf yang salah.

Untuk dapat menjelaskan pengertian tentang menulis perhatikanlah isi tabel tentang
hakikat menulis berikut ini.
HAKIKAT MENULIS

Pengertian Sifat Tujuan Alat

Menulis adalah suatu Produktif Menyampaikan ide, Menulis


kegiatan menurunkan atau dan perasaan, memanfaatkan
melukiskan lambang- Ekspresif pengalaman pengetahuan
lambang grafis dari suatu kepada orang lain tentang grafologi,
bahasa yang disampaikan (pembaca). kosakata, struktur
kepada pembaca . Tulisan kalmat, gaya
tersebut dapat dipahami bahasa, notasi
oleh pembaca sesuai ilmiah.
dengan maksud penulis.

MKDU4110; 2015
Kalimat Efektif
Sebuah bacaan atau wacana disusun berdasarkan kalimat-kalimat yang terwujud karena
adanya kata-kata. Kalimat yang digunakan dalam sebuah wacana yang baik adalah kalimat efektif.
Sebuah kalimat dikatakan efektif bila dia berterima. Artinya tidak ada keluhan, gangguan, atau
kebingungan orang yang mendengar atau yang membaca.
Kalimat efektif dapat ditandai oleh beberapa ciri, yaitu: (1) kelogisan, (2) kehematan,
(3) kesepadanan dan kesatuan, dan (4) kesejajaran bentuk. Perhatikan contoh ciri-ciri kallimat efektif
berikut ini.
(1) Kesepadanan dan Kesatuan
Syarat sebuah kalimat adalah keberadaan unsur subjek dan objek. Mari kita lihat contoh
berikut ini.
1. Adikku yang sedang menyiram bunga di kebun belakang.
2. Adikku sedang menyiram bunga di kebun belakang.
Sekalipun kalimat 1 kelihatan lebih panjang dibandingkan kalimat 2, tetapi kalimat 1 tidak
dapat dikatakan kalimat karena hanya menduduki satu fungsi yakni subjek (tidak memiliki predikat).
Berbeda dengan kalimat 2. Adikku (subjek), sedang menyiram (predikat), bunga (objek), di kebun
belakang (keterangan tempat). Dari sini tampak adanya kesepadanan/kesatuan pada struktur
(SPOK).
(2) Kelogisan
Sebuah kalimat dikatakan efektif bila mengandung unsur logis. Bila makna kalimat tidak
logis atau tidak dapat diterima nalar maka kalimat tersebuut tidak efektif.
1. Bebek menggiring Pak Tani.
2. Pak Tani menggiring bebek.
Dilihat dari segi struktur kedua kalimat di atas benar yaitu berstuktur: subjek - predikat -
objek (SPO). Namun kalimat 1 tidak dapat diterima nalar/tidak logis, maka kalimat 1 bukanlah
kalimat efektif dan ini tidak bisa digunakan di dalam tulisan.

MKDU4110; 2015
(3) Kehematan
Kehematan tidak hanya harus diterapkan di dalam kehidupan/keseharian tetapi juga di dalam
menyusun kalimat.
1. Para hadirin yang duduk di belakang silakan maju ke depan.
2a. Hadirin yang duduk di belakang silakan ke depan.
2b. Hadirin yang duduk di belakang silakan maju.
Pada kalimat 1 kata hadirin sudah menunjukkan jamak, dengan demikian tidak
diperlukan lagi penanda jamak yaitu penggunaan kata para. Kemudian kata maju menunjukkan
ke depan, dengan demikian kata ke depan tidak diperlukan.
(4) Kesejajaran Bentuk
Kesejajaran atau paralelisme dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa
yang sama atau konstruksi yang sama dalam susunan serial.
1. Tahap terakhir penyelesaian rumah ini adalah pengecatan tembok, memasang
listrik, dan penataan taman.
2a. Tahap terakhir penyelesaian rumah ini adalah pengecatan tembok, pemasangan
listrik, dan penataan taman.
2b. Tahap terakhir penyelesaian rumah ini adalah mengecat tembok, memasang
listrik, dan menata taman.
Sampai di sini, saya yakin Anda dapat menunjukkan mana yang salah/tidak efektif dan
mana yang efektif. Kita akhiri bahasan kita tentang kalimat efektif. Syarat-syarat atau kaidah
penggunaan kalimat efektif ini harus diterapkan di dalam penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.

MKDU4110; 2015
Paragraf
Bila kalimat efektif memiliki ciri-ciri sebagai penanda, paragraf yang memiliki syarat-syarat.
Syarat paragraf yang baik harus memenuhi kriteria (a) kelengkapan, (b) kesatuan, dan (3) kepaduan.

(1) Kelengkapan
Paragraf adalah susunan beberapa kalimat yang terdiri atas satu ide pokok disertai
kalimat-kalimat penjelas. Pengertian tersebut sudah menyiratkan bahwa sebuah paragraf
minimal terdiri atas dua kalimat, kalimat inti dan kalimat penjelas. Jumlah kalimat penjelas
bergantung pada seberapa perlu ide pokok atau kalimat inti mendapatkan penjelasan.
(2) Kesatuan (kohesi)
Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan bila semua kalimat yang ada di dalamnya
berfokus pada topik atau ide pokok paragraf. Semua kalimat yang membangun paragraf itu
saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya membentuk satu keutusan. Jika terdapat
satu kalimat saja yang menyimpang dari ide pokoknya, kesatuan paragraf itu akan menjadi
rusak. (Perhatikan contoh pada modul hal. 7.23).
(3) Kepaduan (koherensi)
Kepaduan dalam sebuah paragraf dititikberatkan pada hubungan antarkalimat dalam
membangun sebuah paragraf. Antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya terjalin dengan
padu. Jika kesatuan berorientasi pada ide pokok, kepaduan lebih berorientasi pada struktur dan
sarana kebahasaannya. Sarana kebahasaan tersebut adalah:
o repetisi atau pengulangan kata kunci
o kata ganti orang dan kata ganti tunjuk (dia, mereka, ini, itu, dll)
o kata transisi/konjungsi
o paralelisme

Selamat Berlatih

MKDU4110; 2015
Demikian Saudara/i pembahasan tentang paragraf pada tutorial kali ini. Contoh-
contoh penggunaan sarana bahasa di atas dan persyaratan paragraf yang lain dapat
Anda lihat pada hal. 7.24 dan 7.25. Pahami betul contoh-contoh tersebut bila ada yang
kurang jelas dapat anda tanyakan pada tutor Anda atau Anda diskusikan bersama
teman-teman Anda.

Selamat Berlatih

MKDU4110; 2015

Anda mungkin juga menyukai