Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

OLEH:

Nama :Irlidia Wahyuni M

Nim :PO713241181014

Prodi :D3 Fisioterapi

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN MAKASSAR

PRODI DIII FISIOTERAPI TINGKAT 3

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allaah Subhanahuwata’ala. Yang maha pengasih lagi


maha penyayang. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala.
Atas berkat dan rahmat Nya lah saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Shalawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad Shallallahu’alaihi wasalam. Yang telah membantu kita menemukan masa
depan yang cerah berdasarkan ajaran Nya.

Makalah ini merupakan salah satu tugas dalam praktek klinik. Saya berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para
pembaca.

Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan dan
kelengkapan makalah ini.

Makassar, 3 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang........................................................................................
2. Rumusan Masalah...................................................................................
3. Tujuan Penulisan.....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
1. Kebugaran Kondisi Fisik ..........................................................................
2. Pengertian RICE Dalam Penanganan Olahraga........................................
3. Cedera Olahraga Ekstremitas Inferior ......................................................
4. Cedera Olahraga Ekstremitas Superior ....................................................
5. Penanganan Terapi Latihan Cedera Olahraga .........................................

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan..............................................................................................
2. Saran........................................................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang,tidak hanya secara
jasmani tetapi juga secara rohani (misalkan catur).Olahraga dapat dilakukan
bersama-sama.
Olahraga merupakan aktivitas fisik yang membutuhkan tenaga dan semangat
untuk melakukannya. Dengan berolahraga tubuh menjadi lebih sehat dan bugar
sehingga terhindar dari segala penyakit. Orang yang rutin berolahraga
memiliki daya tahan tubuh yang baik dibandingan dengan orang yang jarang
berolahraga.
Dalam dunia olahraga tentunya kita mengenal dengan namanya
cedera. Cedera merupakan musuh yang menakutkan bagi para pencinta
olahraga. Karna setiap olahragawan atau atlit dapat menderita cedera yang
diakibatkan oleh pergerakan yang salah.
Cedera olahraga merupakan segala bentuk kegiatan melampaui batas
ambang kemampuan tubuh akibat berolahraga. Secara fisiologis cedera
olahraga terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara beban kerja dengan
kemampuan jaringan tubuh yang melakukan aktivitas olahraga. Biasanya cara
yang efektif dalam mengatasi cedera olahraga adalah dengan memahami
beberapa jenis cedera dan mengenali bagaimana tubuh kita memberi respon
terhadap cedera tersebut.
2. Rumusan Masalah
1. Sebutkan kebugaran kondisi fisik !
2. Apa yang dimaksud dengan RICE dalam penaganan olahraga ?
3. Sebutkan dan jelaskan cedera olahraga ekstremitas inferior !
4. Sebutkan dan jelaskan cedera olahraga ekstremitas superior!
5. Jelaskan penanganan olahraga atau terapi latihan yang digunakan dalam
penanganan olahraga !
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui komponen kebugaran fisik.
2. Untuk mengetahui apa itu RICE dalam penanganan olahraga.
3. Untuk mengetahui cedera olahraga pada ekstremitas inferior.
4. Untuk mengetahui cedera olahraga pada ekstremitas superior.
5. Untuk mengetahui penanganan atau terapi latihan yang digunakan dalam
penanganan olahraga.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebugaran jasmani
Kebugaran jasmani adalah kemampuan fisik yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan aktivitas fisik tanpa harus mengalami kelelahan atau merasakan
kecapekan yang berarti. Dalam bahasa Inggris istilah kebugaran jasmani disebut
physical fitness Seseorang yang memiliki kebugaran tubuh yang baik akan
memiliki kemampuan menjalankan aktivitas sehari – hari dengan efektif karena
memiliki cukup kebugaran sehingga mampu mendukung aktivitas inti dan juga
aktivitas tambahan sehari – hari.Kebugaran jasmani mempunyai beberapa
manfaat. Berikut adalah manfaat-manfaat dari latihan kebugaran jasmani.
a. Membentuk kekuatan dan daya tahan otot-otot tubuh
b. Meningkatkan fleksibilitas
c. Membentuk keberanian, kepercayaan diri dan kesanggupan untuk bekerja
sama.
d. Merangsang pertumbuhan pada tubuh, terutama anak-anak.
e. Mencegah obesitas atau kegemukan
f. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam memelihara kebugaran dan kesehatan
tubuh.
g. Mengurangi stres dan menambah kebahagiaan.
Selain 7 poin diatas kebugaran jasmani juga bermanfaat agar diri kita:
a) Terhindar dari Beragam Penyakit
Ada beberapa jenis penyakit yang akan meningkat resikonya pada seseorang
yang memiliki kebugaran jasmani yang buruk. Dengan kata lain seseorang
yang memiliki kualitas kebugaran jasmani yang baik akan memiliki resiko
lebih rendah mengalami penyakit tertentu.Penyakit yang paling beresiko
dialami seseorang dengan kualitas kebugaran jasmani yang rendah adalah
penyakit jantung dan hipertensi.
b) Menurunkan Kandungan Lemak Jahat dalam Tubuh
Kandungan lemak jahat dalam tubuh seseorang umumnya meningkat karena
konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh atau kolesterol tinggi.
Seseorang dengan kandungan lemak jahat terlarut yang tinggi di dalam darah
akan memiliki resiko besar mengalami beragam masalah kesehatan;
c) Menurunkan Resiko Kanker
Seseorang dengan kualitas kebugaran jasmani yang tinggi juga akan memiliki
resiko terkena kanker yang lebih kecil. Setiap manusia memiliki resiko
terkena kanker; tetapi resiko tersebut dapat ditekan dengan melakukan
aktivitas dan latihan fisik untuk meningkatkan kualitas kebugaran jasmani.
d) Meningkatkan Mood dan Daya Energi
Seseorang dengan kebugaran jasmani yang baik umumnya memiliki mood
atau kondisi psikologis yang baik. Melakukan latihan fisik ringan untuk
menjaga kebugaran jasmani bisa menjadi cara terbaik memiliki mood yang
stabil.
Komponen Kebugaran Jasmani Ilustrasi berolahraga
1) Kekuatan (Streght)
Kekuatan adalah kemampuan otot saat menerima beban ketika melakukan
aktivitas. Kekuatan otot, baik otot lengan atau otot kaki, dapat diperoleh dari
latihan yang terus menerus dengan beban berat dan frekuensi sedikit.Latihan
angkat beban dapat digunakan untuk melatih kekuatan otot lengan,jika beban
tersebut hanya dapat diangkat 8-12 kali saja.Beberapa latihan untuk
meningkatkan kekuatan antara lain:
a. Squat jump – latihan ini dapat menambah kekuatan otot tungkai dan otot
perut.
b. Push up – latihan ini dapat menambah kekuatan otot lengan.
c. Sit up – selain dapat mengecilkan perut, latihan ini dapat membuat otot
perut menjadi makin kuat.
d. Angkat beban – latihan ini digunakan untuk melatih kekuatan otot lengan.
Lakukan latihan tersebut dengan frekuensi sedikit saja.
e. Back up – sama halnya seperti sit up, back up dapat membantu
meningkatkan kekuatan otot perut.
f. Latihan kebugaran (Flexibility).
2) Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan sistem
jantung, paru-paru atau sistem pernapasan, dan peredaran darahnya secara
efektif dan efisien.Berbeda dengan latihan kekuatan, daya tahan dapat dilatih
dengan beban yang tidak terlalu berat. Frekuensi juga lebih lama dan dalam
durasi waktu yang panjang pula.Contoh latihan untuk kebugaran jasmani
bagian daya tahan, antara lain lari minimal 2 km, lari minimal 12 menit, lari
multistage, angkat beban dengan berat yang ringan namun pengulangan dan
jumlahnya diperbanyak, serta lari naik turun bukit atau tanjakan dan turunan.
3) Daya Otot (Muscular Power)
Pengertian dari daya otot adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan kekuatan maksimum yang dikeluarkan dalam waktu yang
singkat. Selain itu, hal ini dapat dihubungkan dengan sistem anaerobik dalam
proses pemenuhan energi.Daya otot bisa juga disebut dengan daya ledak otot
atau explosive power. Beberapa latihan yang dapat menambah daya otot,
antara lain :
a. Vertical jump atau gerakan meloncat ke atas, dapat melatih daya ledak
otot tungkai.
b. Front jump atau gerakan meloncat ke depan, dapat juga melatih daya
ledak otot tungkai.
c. Side jump atau gerakan meloncat ke samping, melatih explosive power
dari otot tungkai.
4) Kecepatan (Speed)
Kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan
secara kontinu atau terus-menerus dalam bentuk yang sama dengan waktu
yang singkat. Kecepatan sangat dibutuhkan dalam olahraga lari pendek
dengan jarak 100 dan 200 meter.
5) Daya Lentur (Flexibility)
Daya lentur adalah tingkat penyesuaian seseorang pada segala aktivitas
kerja secara efektif dan efisiens dengan cara penguluran tubuh yang baik. Jika
seseorang memiliki kelenturan yang baik, orang tersebut akan dapat terhindar
dari cedera.Cedera tak hanya dialami oleh seseorang yang berolahraga saja,
tetapi dapat terjadi pada semua orang yang melakukan aktivitas fisik secara
tiba-tiba.Adapun contoh latihan atau olahraga untuk meningkatkan daya
lentur, antara lain adalah yoga, senam dan renang.
6) Kelincahan (Agility)
Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi pada area
tertentu dengan cepat. Olahraga yang mengandalkan kelincahan adalah
olahraga bulu tangkis.Atlet bulutangkis dituntut untuk dapat mengambil
shuttlecock di manapun yang lawan arahkan asal masih masuk dalam garis
lapangan. Itulah mengapa, pebulutangkis dituntut untuk memiliki teknik yang
baik serta kelincahan.
7) Koordinasi (Coordination)
Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai
gerakan yang berbeda dan mampu mengkoordinasikan seluruh bagian tubuh
dengan baik.Contoh latihan dari komponen kebugaran jasmani bagian
koordinasi adalah memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kanan
kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kiri begitu juga sebaliknya.
8) Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mengendalikan tubuh
sehingga gerakan-gerakan yang dilakukan dapat dimunculkan dengan baik
dan benar. Senam merupakan satu di antara cabang olahraga yang sangat
mengandalkan keseimbangan.Beberapa contoh latihan untuk meningkatkan
keseimbangan, antara lain berjalan di atas balok kayu selebar 10 cm yang
memiliki ukuran panjang 10 meter, berdiri dengan satu kaki jinjit atau juga
dengan sikap lilin.
9) Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-
gerak bebas tubuh terhadap suatu sasaran. Beberapa contoh olahraga yang
membutuhkan keakuratan, antara lain memanah, bowling, sepak bola, dan
basket.Contoh latihan untuk meningkatkan ketepatan antara lain adalah:
Melempar bola tenis ke tembok, sebelumnya tembok telah diberi sasaran
atau diberi tanda terlebih dahulu.Untuk lebih spesifik, langsung saja
melatih ketepatan dengan memasukkan bola ke ring lawan untuk olahraga
bola basket.Untuk sepak bola, dengan latihan menendang bola ke gawang
yang dijaga oleh seorang penjaga gawang agar keakuratan lebih dapat
diperhitungkan dan memiliki tantangan.
10) Reaksi (Reaction)
Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak dan
menanggapi rangsangan yang ditangkap oleh indra. Satu di antara latihan
yang dapat meningkatkan reaksi adalah olahraga tangkap
bola.Contohnya:menangkap bola tenis yang di lempar ke kanan dan ke kiri
oleh orang lain.

B. RICE dalam penanganan pada olahraga


RICE dalam penanganan olahraga. RICE merupakan singkatan dari rest, ice,
compression, elevation. Metode pengobatan ini biasanya dilakukan untuk cedera akut
khususnya cedera jaringan lunak (sprain maupun strain dan memar), metode terapi
RICE ini dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera, yaitu antara 48
sampai 72 jam segera setelah cedera terjadi.

R = REST
Rest artinya mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, sedangkan bagian
tubuh yang tidak cedera boleh tetap melakukan aktivitas. Tujuan
mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera adalah :
 Mencegah cedera lebih lanjut.
 Membuat proses penyembuhan luka lebih cepat.

Segera setelah cedera sebaiknya jangan gunakan bagian cedera sama sekali
atau istirahatkan total sekitar 15 menit. Kemudian istirahatkan sampai nyeri
pada cedera hilang atau hingga 48 jam.

I = ICE

Secara umum manfaat penggunaan es pada cedera jaringan lunak adalah :

 Membatasi pembengkakan.
 Mengurangi nyeri.
 Mengurangi spasme otot.

Pemberian es dilakukan dengan memasukkan pecahan es ke dalam kantung


plastik seluas area cedera atau lebih. Setelah itu bungkus plastik dengan
handuk yang sudah dibasahi, kemudian ditempelkan pada daerah cedera.
Kemudian tutup dengan elastic verban melebihi permukaan dari kantung es
tadi. Pemberian es sebaiknya dilakukan dalam waktu 10 menit atau sesegera
mungkin setelah cedera selama 15-20 menit, kemudian diulang setiap 2-4 jam.
Pemberian es secara berkala ini dilakukan selama 24 jam pertama setelah
cedera.

C= COMPRESSION
Kompresi adalah aplikasi gaya tekan terhadap lokasi cedera. Kompresi
digunakan untuk membantu aplikasi es dan membatasi pembengkakan yang
merupakan faktor utama untuk mempercepat masa rehabilitasi. Oleh karna itu
kompresi sering dikatakan sebagai bagian penting dari RICE. Aplikasi
kompresi dilakuakn dengan melilitkan elastic verban pada bagian cedera,
yaitu dengan meregangkan verban hingga 75% panjangnya. Perlu
diperhatikan saat melakukan pembebatan jangan terlalu ketat karna dapat
menyebabkan gangguan sirkulasi dengan gejala-gejala seperti rasa baal,
kesemutan dan meningkatnya nyeri. lilitan ini harus meliputi seluruh area
cedera dan diaplikasikan secara terus menerus selama 24 jam pertama sesudah
kejadian cedera. Dalam kasus dimana terjadi perdarahan, kompresi juga dapat
membantu menghentikan perdarahan.

E = ELEVATION

Elevation adalah meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi


ketinggian jantung sehingga dapat membantu mendorong cairan keluar dari
daerah pembengkakan. Elevasi juga akan membntu pembuluh darah vena
untuk mengembalikkan darah dari area cedera ke jantung sehingga mencegah
terjadinya akumulasi atau polling darah di area cedera. Bagian yang
mengalami cedera diangkat sehingga berada 15-25 cm di atas ketinggian
jantung. Elevasi sebaiknya dilakukan hingga pembengkakan mengilang.

1. Cedera pada Ekstremitas Inferior


 Cedera pinggul, meliputi cedera trochanter bursitis dan tendinitis, fraktur
coccygeal.
 Trochanter bursitis adalah nyeri pinggul yang disebabkan oleh
peradangan kantung berisi cairan, atau bursa yang ditemukan di
perbatasan luar pinggul.
 Tendinitis adalah gangguan berupa peradangan atau iritasi pada
tendon yaitu suatu kumpulan jaringan ikat berserat yang
merekatkan otot dengan tulang. Orang yang terserang tendinitis
akan mengalami rasa nyeri dan sakit pada persendian.
 Fraktur coccygeal atau patah tulang ekor penyebabnya bisa sangat
bervariasi tetapi paling sering terjadi pada saat jatuh ke dalam
posisi duduk.
 Cedera paha, seperti : quadrisceps seperti strain, sprain, pain, kram,
kekakuan otot, dan pendarahan ; hamstring seperti konstusi dan strain.
 Strain adalah cedera yang terjadi karena regangan berlebihan atau
terjadi robekan pada otot maupun tendon.
 Sprain adalah cedera yang terjadi karena regangan berlebihan atau
terjadi robekan pada ligemen dan kapsul sendi.
 Pain adalah rasa nyeri tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
potensial atau aktual.
 Kram otot ini sering terjadi terutama jika langsung berolahraga
tanpa melakukan pemanasan dan peregangan otot. Kram biasanya
muncul pada kaki.
 Kekakuan otot adalah ketika otot terasa tegang dan anda terasa
sulit untuk menggerakannya.
 Hamstring adalah cedera pada sekumpulan otot yang terletak pada
belakang paha (otot hamstring).
 Cedera lutut, meliputi sprain ligament seperti ACL dislokasi patella,
meniscus.
 ACL robekan pada ligamen anterior lutut. ACL adalah jaringan
yang menghubungkan tulang paha dengan tulang kering, di lutut.
Sebagian besar cedera ACL terjadi selama olahraga tertentu seperti
basket, sepakbola, ski dan tenis.
 Meniscus cedera umum saat gerakan memutar yang kuat
menyebabkan jaringan tertentu di lutut sobek. Robekan meniscus
terjadi di tulang rawan lutut elastis yang menjadi bantalan tulang
kering dari tulang paha.
 Cedera tungkai bawah meliputi : achilles tendinitis, shin splints, stress
fracture dan ankle sprain.
 Achilles tendinitis terjadi pada tendon achilles, yaitu urat besar
dibelakang pergelangan kaki. Umumnya tendinitis jenis ini terjadi
akibat aktivitas lari dan lompat yang repetitif seperti ketika
bermain basket.
 Shin splints adalah peradangan pada otot, tendon dan jaringan
tulang di tibia. Nyeri biasanya dirasakan di sepanjang tepi dalam
tibia dimana otot melekat pada tulang.
 Stress fracture adalah kondisi saat tulang retak, biasanya retakan
yang terjadi cukup ringan. Dinamakan fraktur stres karena kondisi
ini disebabkan oleh tekanan pada tulang yang dilakukan berulang
kali bahkan berlebihan.
 Ankle sprain merupakan kondisi dimana terjadi penguluran atau
robekan pada ligamen atau kapsul sendi yang berperan untuk
menjaga stabilitas sendi.
 Kaki dan jari meliputi plantar fascitis, fraktur.
 Plantar fascitis adalah peradangan yang terjadi pada plantar fascia,
yaitu jaringan dibawah kaki yang membentang dari tumit hingga
jari kaki.
 Fraktur adalah kondisi saat hubungan atau kesatuan jaringan tulang
terputus.
2. Cedera pada Ekstremitas Superior
 Myositis. Myositis merupakan peradangan pada otot yang dapat
disebabkan karna overuse. Sering terjadi pada atlet senam, tenis,
badminton, squash, golf, angkat berat dan renang.
 Tendinitis, merupakan peradangan pada tendon misalnya musculus
supraspinatus. Sering terjadi pada atlet : dayung, angkat berat, gulat,
badminton.
 Strain merupakan regangan pada otot atau tnedon yang dapat
menyebabkan robeknya otot atau tendon.
 Dislokasi, sering terjadi pada hoki, rugby, bersepeda, gulat. Diakibatkan
oleh kurangnya stabilitas sendi.
 Rotator cuff tear, nyeri pada bahu yang disebabkan karna robeknya salah
satu atau beberapa tendon otot bahu yang membentuk manset rotator atau
rotator cuff.
3. Penanganan Cedera Olahraga
Cedera olahraga adalah cedera yang terjadi pada sistem otot dan
rangka tubuh selama olahraga akibat satu ketidaksengajaan (kecelakaan)
maupun kesalahan yang sebenarnya dapat dihindari seperti kurang pemanasan
dll. Ketika terjadi cedera pada saat berolahraga maka segera hentikan segala
aktivitas. Tetap memaksa untuk berolahraga dalam kondisi cedera hanya akan
mengalami inflamasi yaitu terasa sakit, bengkak, berwarna kemerahan.
Pengobatan cedera biasanya diawali dengan melakukan metode RICE
yaitu rest, ice, compression and elevation untuk membantu menghilangkan
rasa sakit, mengurangi pembengkakan dan mempercepat penyembuhan.
Setelah melakukan metode RICE, jika kondisi cedera tidak kunjung
membaik, biasanya tenaga ahli akan melakukan beberapa tindakan lain sesuai
dengan cedera yang dialami, diantaranya :
 Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAIDs)
Obat anti inflamasi biasanya diberikan untuk mengurangi rasa sakit
dan meredakan bengkak, contohnya aspirin atau ibuprofen.
 Operasi
Pada kondisi tertentu, tenaga ahli harus melakukan tindakan operasi
untuk memperbaiki cedera. Operasi biasanya dilakukan pada kondisi
cedera tendon robek, ligmen, dan fraktur.
 Terapi
Contoh terapi yang biasa diberikan yaitu arus listrik ringan
(electrostimulation), gelombang suara (ultrasound), dan pijat
(massage).

Selanjutnya pemulihan cedera masuk ke tahao proliferasi, yaitu


tahap dimana jaringan otot yang rusak sudah berangsur hilang dan
mulai tumbuh jaringan otot baru sedikit demi sedikit. Pertumbuhan
jaringan dengan sempurna dan siap menggantikan jaringan
sebelumnya yang sudah rusak.

Tahapan selanjutnya pada pemuliahan cedera adalah tahap


rehabiltasi. Pada tahp ini bagian tubuh yang mengalami cedera dilatih
dan mulai digerakkan secara perlahan lahan dan bertahap untuk
mengembalikan fungsi normalnya, termasuk pemulihan kekuatan,
daya tahan dan fleksibilitas
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Komponen kebugaran fisik terdiri atas : kekuataan, daya tahan, daya


otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, ketepatan, reaksi,
keseimbangan.RICE merupakan singkatan dari rest, ice, compression,
elevation. Metode pengobatan ini biasanya dilakukan untuk cedera akut
khususnya cedera jaringan lunak (sprain maupun strain dan memar), metode
terapi RICE ini dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera,
yaitu antara 48 sampai 72 jam segera setelah cedera terjadi.Cedera pada
ekstremitas inferior : trochanter bursitis, tendinitis, fraktur coccgea, strain,
sprain, pain, kram, kekakuan otot, cedera hamstring, ACL, meniscus, achilles
tendinitis, shin splints, stress fraktur, sprain ankle, plantar fascitis,
fraktur.Cedera pada ekstremitas superior : myositis, tendinitis, strain,
dislokasi, rotator cuff.Pengobatan cedera biasanya diawali dengan melakukan
metode RICE yaitu rest, ice, compression and elevation untuk membantu
menghilangkan rasa sakit, mengurangi pembengkakan dan mempercepat
penyembuhan.

2. Saran
Demikianlah makalah ini tentang yang dapat saya sampaikan.Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak
kesalahan.Untuk itu saya menerima kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Olahraga-Wikipedia bahasa indonesia,ensklopedia bebas

Penanganan-cedera-olahraga

Cedera ekstremitas atas


http://kebugaran-jasmani.html
macam-macam latihan kebugaran jasmani
http:// staff.uny.ac.id/sites/default/files/132300162/12.%cedera olahraga

Anda mungkin juga menyukai