memecahkan permasalahan, serta dapat melatih kejujuran, ketekunan, dan
keuletan.
Namun pada dasarnya terdapat beberapa permasalahan pokok
NAMA: AGUNG SETYADI dalam pendidikan matematika disekolah yang kita hadapi saat ini, yaitu : MATEMATIKA HARUS JADI KEBUTUHAN NIM : 18.110.0001 1. Peran matematika tidak dirasa penting oleh siswa. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek 2.Siswa enggan belajar matematika. kehidupan. Banyak permasalahan dan kegiatan dalam hidup yang harus 3.Guru bersusah payah memotivasi siswa untuk belajar matematika. diselesaikan dengan menggunakan ilmu matematika seperti menghitung, 4. Belajar tambahan diluar jam sekolah untuk matematika menjadi wajib. mengukur, dan lain-lain. Peran matematika dewasa ini semakin penting, 5. Orang tua cemas jika anaknya lemah dalam matematika. karena banyak informasi yang disampaikan dalam bahasa matematika 6. Keprofesionalan guru matematika. seperti tabel, grafik, diagram, dan persamaan. Salah satu cara yang bisa 7. Hasil UN Matematika tidak sesuai dengan kenyataannya. dilakukan untuk memahami dan menguasai informasi yang berkembang Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya pesat yaitu dengan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Permasalahan pendidikan matematika yang terjadi saat ini, pasti
Menyadari pentingnya matematik, maka belajar matematika terjadi karena ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Saat ini seorang seharusnya menjadi kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan. Namun guru lebih tertarik pada SKKD dari pada tujuan awal belajar matematika. pada kenyataannya belajar matematika sering dianggap sesuatu yang Berikut beberapa permasalahanya : menakutkan dan membosankan, hal ini terjadi karena selama ini belajar 1. Dari aspek dokumen : matematika hanya cenderung berupa menghitung angka yang seolah-olah Sebagian besar guru kurang memahami bahkan tidak memiliki tidak ada makna dan kaitannya dengan peningkatan kemampuan berfikir dokumen Standar Isi. Pemahaman guru terhadap Standar Isi sangat beragam. untuk memecahkan berbagai persoalan. Padahal dengan belajar Kepadatan materi dirasakan masih cukup tinggi sehingga tidak matematika, kita dilatih untuk senantiasa berfikir logis dan kritis dalam tertampung oleh alokasi waktu yang ada.
2. Dari aspek penyusunan program:
Guru masih sulit menjabarkan SK dan KD menjadi indikator. Guru belum mampu menyusun silabus pembelajaran. Guru masih sulit menjabarkan SK/KD menjadi materi pokok dan bahan ajar.
3. Dari aspek pelaksanaan KBM:
Pembelajaran di kelas hanya berdasarkan materi pada buku
pegangan. Pelaksanaan KBM masih konvensional dengan metode kurang bervariasi. Penilaian dan pelaporan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik kurang cocok dengan mata pelajaran matematika. Penilaian tidak sesuai KD atau indikator karena disusun tanpa kisi- kisi, dan mengambil soal-soal dari buku. Pelaksanaan KBM di kelas tidak sesuai dengan silabus. Siswa kesulitan menggunakan alat peraga pembelajaran matematika, (jangka,kalkulator, busur, dll). Tidak ada tenaga kompeten yang bisa membantu untuk memecahkan masalahdalam pelaksanaan KTSP.