Anda di halaman 1dari 7

7

Murni Pratiwi, Heri Setiawan


Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran


Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

Murni Pratiwi¹, Heri Setiawan²


1)
Akademi Keperawatan Al Kautsar Temanggung
2)
Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo Magelang

Korespondensi penulis: herirsjs09@yahoo.com

Abstrak

Halusinasi merupakan gangguan penerimaan pancaindra tanpa ada stimulus eksternal,


akibat yang ditimbulkan halusinasi dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain,
maupun lingkungan disekitarnya yang bersifat merugikan. Penelitian ini akan mengukur
menghardik untuk mengatasi halusinasi pendengaran pada klien skizofrenia di rumah sakit
jiwa. Teknik analisis yang digunakan studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanda
gejala halusinasi menurun setelah dilakukan tindakan menghardik.

Kata Kunci: halusinasi; menghardik; skizofrenia

PENDAHULUAN
Satu dari empat orang dewasa halusinasi. Halusinasi merupakan
akan mengalami masalah kesehatan gangguan penerimaan pancaindra
jiwa pada satu waktu dalam hidupnya. tanpa ada stimulus eksternal
Setiap 40 detik di suatu tempat di dunia (halusinasi pendengaran, penglihatan,
ada seseorang yang meninggal karena pengecapan, penciuman, dan
bunuh diri (WFMH, 2016). Data WHO perasaan) (Keliat, 2011). Skizofrenia
(2016) menunjukkan, terdapat sekitar merupakan gangguan jiwa berat atau
35 juta orang terkena depresi, 60 juta kronik dengan gejala salah satunya
orang terkena bipolar, 21 juta terkena halusinasi.
skizofrenia (Hari Kesehatan Jiwa Menurut Stuart dan Laraia
Indonesia, 2016). Di Indonesia (2005) dalam Muhith (2015) klien
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti yang mengalami halusinasi dapat
skizofrenia adalah 1,7 per 1000 kehilangan kontrol dirinya sehingga
penduduk atau sekitar 400.000 orang bisa membahayakan dirinya, orang
(Riskesdas, 2013). lain maupun lingkungan. Klien benar-
Gangguan jiwa salah satunya benar kehilangan kemampuan
skizofrenia, skizofrenia merupakan penilaian realitas terhadap
suatu gangguan jiwa berat yang lingkungan. Dalam situasi ini, klien
ditandai dengan penurunan atau dapat melakukan bunuh diri (suicide),
ketidakmampuan komunikasi, membunuh orang lain (homicide), dan
gangguan realitas (halusinasi atau bahkan merusak lingkungan. Selain
waham), afek tidak wajar atau masalah yang diakibatkan oleh
tumpul, gangguan kognitif (tidak halusinasi biasanya juga mengalami
mampu berpikir abstrak) serta masalah keperawatan yang menjadi
mengalami kesukaran melakukan penyebab (triger) munculnya
aktivitas sehari-hari. Gejala yang halusinasi. Masalah-masalahnya
timbul pada skizofrenia salah satunya antara lain harga diri rendah dan

Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X


8
Murni Pratiwi, Heri Setiawan
Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

isolasi sosial. Akibat yang mampu mengontrol dan menurunkan


ditimbulkan halusinasi dapat kekambuhan dengan menghardik,
membahayakan dirinya sendiri, orang mengkonsumsi obat teratur dan
lain, maupun lingkungan disekitarnya bercakap-cakap dengan orang lain
yang bersifat merugikan. ditandai dengan hasil halusinasi sudah
Upaya yang dilakukan untuk tidak muncul dimalam hari dengan
mengatasi halusinasi selama ini salah melakukan ketiga SP (Strategi
satunya dengan menggunakan Pelaksanan) yaitu, SP 1 menghardik
menghardik halusinasi (Dermawan, halusinasi, SP 2 bercakap-cakap
2013). Berdasarkan penulisan Ninik dengan orang lain, SP 3
Retno (2016) yang dilakukan di RSJD menggunakan obat secara teratur
Dr. Arif Zainudin Surakarta pada salah (Retno, 2016).
satu klien yang mengalami halusinasi Sedangkan menurut penulisan
pendengaran, untuk mengatasi yang dilakukan oleh Suheri (2014)
halusinasi yang sudah dilakukan bahwa dengan judul “Pengaruh Tindakan
intensitas halusinasi sudah berkurang Generalis Halusinasi Terhadap
ditandai dengan klien mengontrol rasa Frekuensi Halusinasi Pada Klien
takut saat halusinasi muncul setelah Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Grhsia
belajar pengontrolan halusinasi dan PEMDA DIY” dengan hasil frekuensi
halusinasi sudah tidak muncul ketika halusinasi klien skizofrenia setelah
dimalam hari dengan melakukan ketiga pemberian tindakan generalis
SP (Strategi Pelaksanan) yaitu, SP 1 halusinasi, 83,3% responden pada
menghardik halusinasi, SP 2 bercakap- kelompok eksperimen memiliki
cakap dengan orang lain, SP 3 frekuensi halusinasi pada tingkat
mengkonsumsi obat secara teratur. rendah dan 50% responden pada
Tindakan keperawatan klien kelompok kontrol memiliki frekuensi
halusinasi meliputi membantu klien halusinasi pada tingkat sedang. Hasil
mengenali halusinasi tentang isi riset menunjukkan bahwa tindakan
halusinasi (apa yang didengar/dilihat), yang dilakukan dapat menurunkan
waktu terjadi halusinasi, frekuensi kekambuhan halusinasi pada klien.
terjadinya halusinasi, situasi yang Angka kejadian di RSJ Prof Dr.
menyebabkan halusinasi muncul dan Soerojo Magelang, selama bulan
respon klien saat halusinasi muncul. Januari-November 2015 dari 6 diagnosa
Latihan klien mengontrol halusinasi besar yaitu gangguan persepsi sensori:
dengan salah satu cara dapat halusinasi, resiko perilaku kekerasan,
mengendalikan halusinasi yaitu perilaku kekerasan isolasi social, defisit
menghardik halusinasi dengan cara perawatan diri dan harga diri rendah,
menolak halusinasi yang muncul dari 8548 klien peringkat klien dengan
(Dermawan, 2013). Tindakan diagnose gangguan persepsi sensori:
keperawatan yang digunakan untuk halusinasi pada urutan ke 1 dengan
mengatasi halusinasi meliputi mengenal rincian sebagai berikut: persepsi
halusinasi, melatih klien mengontrol sensori: halusinasi 5389 jiwa (63%),
halusinasi dengan cara menghardik atau resiko perilaku kekerasan 1598
menolak halusinasi. (18,6%), perilaku kekerasan 3 (0,03%),
Berdasarkan riset terdahulu defisit perawatan diri 1109 jiwa
yang sudah dilakukan dengan judul (12,9%), harga diri rendah 435 jiwa
"Upaya menurunkan kekambuhan (5,08%), dan sisanya isolasi social
pada klien halusinasi menggunakan sebanyak 293 jiwa (3,42%).
anti psikotik" di RSUD Dr. Arif Berdasarkan data tersebut bisa dilihat
Zainudin Surakarta menggunakan bahwa penderita ganggaun jiwa yang
metode deskriptif dengan hasil klien mendominasi adalah penderita dengan
Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X
9
Murni Pratiwi, Heri Setiawan
Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

diagnosa keperawatan gangguan menghardik halusinasi. Melatih klien


persepsi sensori: halusinasi (Adi, 2016). dengan mengontrol halusinasi dengan
Di rumah sakit jiwa Indonesia, sekitar cara mengendalikan halusinasi.
70% halusinasi yang dialami oleh klien Instrumen alat ukur yang
gangguan jiwa adalah halusinasi suara digunakan pada gangguan persepsi
(Yosep, 2014). Halusinasi menjadi sensori: halusinasi adalah penulis itu
diagnosis terbesar yang dialami oleh sendiri, lembar atau format fokus
para klien. Berdasarkan latar belakang pengkajian pada klien dengan gangguan
tersebut penulis melakukan penelitian persepsi sensori: halusinasi, lembar
dengan judul “Tindakan Menghardik observasi penilaian (Damaiyanti, 2014).
Untuk Mengatasi Halusinasi
Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di HASIL DAN PEMBAHASAN
Rumah Sakit Jiwa. Penulis melakukan tindakan
keperawatan pada klien gangguan
METODE DAN BAHAN persepsi sensori: halusinasi yaitu
Dalam studi kasus ini teknik dengan tindakan keperawatan
pengumpulan data yang dilakukan menghardik halusinasi untuk mengusir
adalah sebagai berikut: halusinasi. Untuk mengukur
a. Wawancara keberhasilan tindakan keperawatan
Penulis menggunakan teknik menghardik halusinasi penulis
wawancara untuk mendapatkan data menggunakan lembar observasi
subjektif dan informasi tentang sebelum dan sesudah dilakukan
permasalahan yang dihadapi klien tindakan keperawatan menghardik
gangguan persepsi sensori: halusinasi halusinasi.
pada skizofrenia serta perkembangan Berdasarkan hasil studi kasus pada
kondisi klien setelah dilakukan klien Skizofrenia dengan gangguan
tindakan keperawatan menghardik persepsi sensori: halusinasi dari
halusinasi. pengkajian dan observasi penulis
b. Observasi Langsung mendapatkan kesenjangan saat
Melakukan pengamatan langsung pada melakukan pengkajian dan melakukan
keadaan klinis klien dan mencatat hasil tindakan. temuan batasan karakteristik
tindakan keperawatan menghardik pada Sdr. Sa, dan Sdr. So yang
halusinasi yang diberikan pada klien mendukung pada masalah gangguan
dengan skizofrenia di RSJ Prof. Dr. persepsi sensori: halusinasi yaitu klien
Soerojo Magelang mendengar suara-suara yang pada
Teknik analisis yang digunakan dasarnya tidak nyata, kontak mata yang
penulis menggunakan metode mudah beralih, sulit konsentrasi, respon
deskriptif. Data yang diperoleh meliputi verbal yang lambat, ekspresi wajah
mendengar suara yang pada dasarnya tegang, sulit berkomunikasi dengan
tidak nyata, kurang konsentrasi dengan orang lain menurut (Prabowo, 2014).
lingkungan sekitar, sulit berkomunikasi Berdasarkan pengkajian, teori dan
dengan orang lain, ekspresi muka kasus pada Sdr. S dan Sdr. S ditemukan
tegang, pergerakan mata cepat, respon adanya kesesuaian antara teori dengan
verbal yang lambat. Dari data yang tanda dan gejala yang muncul pada Sdr.
diperoleh dapat disimpulkan rumusan Sa dan Sdr. So, jadi diagnosa yang di
masalahnya adalah gangguan persepsi tentukan oleh penulis sudah sesuai
sensori halusinasi. dengan teori yang ada (Dermawan,
Analisa data dari perumusan 2015). Data yang diperoleh
masalah gangguan persepsi sensori: menunjukkan penyebab dari klien
halusinasi untuk mengatasi masalah Skizofrenia mengalami halusinasi
tersebut penulis menggunakan tindakan adalah pengaruh dari faktor predisposisi
Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X
10
Murni Pratiwi, Heri Setiawan
Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

yaitu faktor studi neurotransmiter dan dilakukan tindakan menghardik


faktor genetik, karena klien belum bisa halusinasi, penulisan ini terbukti ada
melakukan menghardik halusinasi perbedaan. Hasil pengkajian yang
secara benar sehingga klien masih diperoleh dari Sdr. Sa dihari pertama
sering mengalami halusinasi yang yaitu tanda dan gejala yang muncul
mengganggu klien. Oleh karena itu yaitu tidak dapat membedakan keadaan
klien dengan gangguan persepsi yang nyata atau tidak, kurang
sensori: halusinasi perlu mendapatkan konsentrasi dengan lingkungan sekitar,
perawatan halusinasi sehingga dapat sulit berkomunikasi dengan orang lain,
mengontrol halusinasi jika datang ekspresi muka tegang, pergerakan mata
menyerang. cepat dan respon verbal yang lambat.
Prinsip pelaksanaan dalam Pada kedua klien terdapat kesenjangan
mengatasi masalah gangguan persepsi perbedaan tipe skizofrenia, pada Sdr. Sa
sensori: halusinasi adalah salah satunya dengan diagnosa medis skizofrenia tipe
dengan melakukan menghardik tak terinci.
halusinasi. Menghardik halusinasi Menurut Hawari (2012) skizofrenia
adalah upaya mengendalikan diri tipe tak terinci gejalanya memenuhi
terhadap halusinasi dengan cara kriteria, namun tidak memenuhi kriteria
menolak halusinasi yang muncul tipe paranoid, hebefrenik, atau
(Dalami, 2010). Menghardik halusinasi katatonik. Tipe ini ditandai dengan
bertujuan untuk mengusir halusinasi gejala skizofrenia campuran (tipe lain)
yang dialami klien. disertai afek datar atau afek yang tidak
Menurut hasil riset Karina (2013) sesuai secara nyata, inkoherensi,
saat melakukan terapi menghardik asosiasi longgar dan disorganisasi
responden menjadi lebih fokus dan perilaku yang ekstrem. Sdr. Sa saat
berkonsentrasi pada halusinasinya. berinteraksi dengan penulis selama
Sehingga memungkinkan beberapa zat empat hari terkadang kata yang
kimia di otak seperti dopamine diucapkan oleh klien tidak berhubungan
neurotransmitter tidak berlebihan. antara satu sama lain, dimana membuat
Klien dilatih untuk mengatakan tidak penulis berkali-kali mengulang kata
terhadap halusinasi yang muncul atau yang telah diucapkan.
tidak memperdulikan halusinasinya. Sedangkan pada Sdr. So saat
Jika bisa dilakukan dengan baik dan dilakukan pengkajian pada hari
benar, maka klien akan mampu pertama diperoleh tanda gejala yang
mengendalikan diri dan tidak mengikuti muncul yaitu tidak dapat membedakan
halusinasi yang muncul. Teknik untuk keadaan yang nyata atau tidak, kurang
menghardik halusinasi itu sendiri konsentrasi dengan lingkungan sekitar,
adalah fokus pandangan lurus ke depan sulit berkomunikasi dengan orang lain,
kemudian konsentrasi, memilih kata ekspresi muka tegang, pergerakan mata
yang akan digunakan untuk cepat, respon verbal yang lambat dan
menghardik, perawat takut. Diagnosa medis pada Sdr. So
mendemonstrasikan kemudian klien merupakan skizofrenia tipe paranoid.
diberi kesempatan mendemonstrasi Menurut Prabowo (2014) gejala
kembali. Kata yang sudah dipilih yang muncul pada tipe paranoid adalah
diucapkan dengan sungguh-sungguh waham kejar atau waham kebesaran,
dapat dilakukan dalam hati atau halusinasi yang mengandung isi kejaran
diucapkan langsung. Setelah latihan atau kebesaran, gangguan alam
menghardik penulis memberikan perasaan dan perilaku, misalnya
reinforcement pada klien. kecemasan yang tidak menentu,
Hasil perbedaan dari tindakan yang kemarahan, suka bertengkar, dan
dilakukan sebelum dan sesudah seringkali ditemukan kebingungan.
Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X
11
Murni Pratiwi, Heri Setiawan
Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

Disini ketika penulis berinteraksi pergerakan mata cepat, dan respon


dengan klien, klien mengatakan merasa verbal yang lambat. Pada Sdr. So dihari
pusing karena sendirian dan takut. ketiga mengalami kekambuhan, klien di
Menurut pengamatan penulis Sdr. So restrain oleh perawat bangsal Gatot
jarang berinteraksi dengan klien lain di kaca. Klien tampak bingung, takut, dan
bangsal Gatot Kaca, klien lebih sering gelisah. Penulis tetap berusaha untuk
di tempat tidurnya dan menyendiri. berkomunikasi dengan klien dan
Gejala yang timbul dibuktikan dengan melakukan latihan menghardik, klien
kekambuhan klien pada hari ketiga saat latihan menghardik perlu
dimana halusinasi klien menjadi sangat bimbingan dari penulis dan ketika
kuat, klien tampak ketakutan, dan berkomunikasi klien hanya
mengikuti isi halusinasinya. mengangguk dan menggelengkan
Hari kedua klien Sdr. Sa terlihat kepala saja. Klien mengatakan
masih bersikap menutup diri berbicara mengikuti isi dari halusinasinya.
seperlunya saja dalam berkomunikasi Respon setelah latihan menghardik
perlu beberapa kali sentuhan untuk mengatakan tenang dan halusinasinya
membantu klien fokus terhadap lawan hilang ketika klien berkomunikasi
bicara. Disini klien sudah mampu dengan penulis.
melakukan latihan menghardik secara Studi kasus yang telah dilakukan
mandiri. Setelah selesai latihan diperkuat dan dibuktikan dengan teori
menghardik klien mengatakan merasa menurut Dermawan (2013), gejala yang
lebih tenang, klien bersedia melakukan timbul pada skizofrenia salah satunya
latihan menghardik ketika halusinasi halusinasi. Tindakan yang dilakukan
datang dan tanda gejala yang muncul untuk mengatasi halusinasi salah
pada klien masih sama seperti pada hari satunya adalah menghardik halusinasi,
pertama. Pada Sdr. So respon klien dengan latihan menghardik halusinasi
ketika berkomunikasi dengan penulis klien akan mampu mengendalikan diri
bersikap menutup diri berbicara hanya dan tidak mengikuti halusinasi yang
seperlunya, kontak mata yang mudah muncul. Serta membantu memutus isi
beralih dan perlu beberapa kali dari halusinasi.
sentuhan atau pertanyaan ulang saat Pada masalah ini sangat perlu
berkomunikasi dengan klien. Sdr. So adanya peningkatan tindakan latihan
pada hari kedua mampu melakukan menghardik halusinasi, dan dilanjutkan
latihan menghardik secara mandiri. peningkatan tindakan berlanjut seperti
Setelah latihan menghardik klien latihan bercakap-cakap dengan orang
mengatakan pikiran lebih "padang". lain, melakukan kegiatan secara
Tanda gejala yang muncul pada hari terjadwal dan rutin mengkonsumsi obat.
kedua masih sama seperti pada hari Banyak faktor yang mempengaruhi
pertama. klien untuk mendorong klien agar lebih
Kemudian pada hari ketiga Sdr. Sa semangat dalam mencapai
tampak tenang kembali bersedia kesembuhannya salah satunya adalah
berinteraksi dengan penulis. Klien dari diri sendiri. Kemudian dorongan
dapat melakukan latihan menghardik dari keluarga atau orang-orang terdekat
secara mandiri dan klien mengatakan dalam peningkatan mutu kualitas
melakukan latihan menghardik setiap hidupnya seperti sering menjenguk
halusinasinya datang walau tanpa pasien atau dapat mendampingi klien
pengawasan dari penulis. Tanda gejala ketika melakukan kegiatan.
yang masih muncul pada klien yaitu
kurang konsentrasi terhadap lingkungan KESIMPULAN
sekitar, sulit berkomunikasi dengan Hasil pengkajian klien skizofrenia
orang lain, ekspresi muka tegang, dengan gangguan persepsi sensori:
Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X
12
Murni Pratiwi, Heri Setiawan
Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

halusinasi pada Sdr. Sa dan Sdr. So Anggraini, Karina. (2013). Pengaruh


menunjukkan batasan karakteristik Menghardik Terhadap
yang muncul adalah sebagai berikut Penurunan Tingkat Halusinasi
tidakl dapat membedakan keadaan yang Dengar Pada Pasien
nyata atau tidak, kurang konsentrasi Skizofrenia Di RSJ Dr.
dengan lingkungan sekitar, sulit Aminogondohutomo
berkomunikasi dengan orang lain, Semarang. STIKES
ekspresi muka tegang, pergerakan mata Telogorejo Semarang.
cepat, respon verbal lambat, dan takut. Dalami, E.Susilawati, Rochimah, Ketut,
Batasan karakteristik yang di RS, &Widji, L. (2010). Konsep
dapatkan melalui pengkajian tersebut Dasar Keperawatan
masalah keperawatan yang muncul Kesehatan Jiwa. Jakarta: Cv.
pada Sdr. Sa dan Sdr. So adalah Trans Info Media.
gangguan persepsi sensori: halusinasi. Dermawan, Deden. (2013).
Rencana tindakan atau intervensi utama Keperawatan Jiwa: Konsep
pada Sdr. Sa dan Sdr. So adalah dan Kerangka Kerja/ Asuhan
tindakan menghardik halusinasi dengan Keperawatan Jiwa.
mengidentifikasi jenis halusinasi, isi Yogyakarta: Goysen
halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, Publishing.
situasi halusinasi dan respon klien Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar
terhadap halusinasi. Asuhan Keperawatan Jiwa.
Hasil evalaluasi terhadap masalah Yogyakarta: Nuha Medika.
klien skizofrenia dengan gangguan Fitria, N. (2009). Prinsip Dasar dan
persepsi sensori: halusinasi pada Sdr. Aplikasi Penulisan Laporan
Sa dan Sdr. So didapatkan bahwa Pendahuluan Dan Strategi
efektifitas setelah dilakukan latihan Pelaksanaan Tindakan
menghardik halusinasi terhadap kedua Keperawatan (LP dan SP).
klien ditunjukan dengan adanya Jakarta:Salemba Medika.
penurunan tanda gejala yang terdapat Hawari, D. (2012). Skizofrenia
pada klien Sdr. Sa yaitu 87% sedangkan Pendekatan Holisik (BPSS)
pada Sdr. So yaitu 67%. Bio-Psiko-Sosio Spiritual.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
DAFTAR PUSTAKA Katona, Cornelius. (2012). At a Glance
Adi, Seno P. (2016). Asuhan PSIKIATRI. Edisi ke 4. Alih
Keperawatan Jiwa Gangguan bahasa: Dr. Cut Noviyanti, Dr.
Persepsi Sensori: Halusinasi Vidya Hartiyansyah. Jakarta:
Pendengaran Pada Tn. S di Erlangga.
Wisma Antareja RSJ Prof. Dr. Keliat, Budi Anna. (2011). Manajemen
Soerojo Magelang. Stikes Kasus Gangguan Jiwa: CMHN
Muhammadiyah Pekajangan (INTERMEDIATE COURSE).
Pekalongan. Jakarta: EGC.
Ambarwati, Wahyu N. (2010). Muhith, Abdul. (2015). Pendidikan
Kefektifan Cognitive Keperawatan Jiwa Teori &
Behaviour Therapi Aplikasi. Edisi I. Yogyakarta:
(CBT)Sebagai Terapi CV Andi Offset.
Tambahan Pasien Skizofrenia Mukhripah, Damaiyanti. (2014).
Kronis Di Panti Rehabilitasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Budi Makarti Boyolali. Cetakan Kedua. Bandung: PT
Fakultas Kedokteran Refika Aditama.
Universitaas Sebelas Maret Prabowo, Eko. (2014). Buku Ajar
Surakarta. Keperawatan Jiwa. Cetakan
Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X
13
Murni Pratiwi, Heri Setiawan
Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi Pendengaran Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa

Pertama. Yogyakarta: Nuha


Medika.
Pravitasari, Galuh Ayu. (2015).
Gambaran Manajemen Gejala
Halusinasi Pada Orang
Dengan Skizofrenia (ODS) Di
Ruang Rawat Inap RSJD
Dr.Aminogondohutomo
Semarang. Fakultas
Kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang.
Retno, Ninik Widuri. (2016). Upaya
Penurunan Intensitas
Halusinasi dengan Cara
Mengontrol Halusinasi di
RSJD Dr. Arif Zaenudin
Surakarta. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Stuart, Gail W. (2013). Buku saku
Keperawatan Jiwa/alih
Bahasa: Ramona P. Kapoh,
Egi Kornara. Edisi 5. Jakarta:
EGC.
Suheri. (2014). Pengaruh Tindakan
Generalis Halusinasi
Terhadap Frekuensi
Halusinasi Pada Pasien
Skizofrenia Di RS Jiwa Grhsia
PEMDA DIY. Program Studi
Ilmu Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan
‘Aisyiyah Yogyakarta.
Videbeck, Sheila I. (2008). Buku Ajar
KeperawatanJiwa, alih bahasa:
Renata Komalasari.
AlfrinaHany. Jakarta: EGC.
Yosep, I & Titin, S. (2014). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Bandung:
Refika Aditama.

Jurnal Kesehatan, vol. 7, 2018, pISSN: 2301-783X

Anda mungkin juga menyukai