08 97-186-2-PB PDF
08 97-186-2-PB PDF
*
Penulis untuk korespondensi: rini.whn02@gmail.com
sampai usia 6 bulan dan bisa dilanjutkan sampai Berdasarkan dokumentasi KLA klaster
usia 2 tahun.2 kesehatan dasar dan kesejahteraan Kota Malang
Kandungan yang terdapat dalam ASI tahun 2016 bahwa Di Kota Malang sudah ada
sangat banyak diantaranya dapat mencegah lebih dari 50 Pojok ASI yang tersedia mulai dari
terjadinya diare dan pneumonia. Diare dan fasilitas kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit,
pneumonia merupakan penyebab utama Bidan Praktik Swasta) sampai fasilitas umum
kematian anak di seluruh dunia. Salah satu upaya lainnya.
peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan Cakupan pemberian ASI eksklusif di Kota
bayi adalah dengan memberikan ASI eksklusif Malang baru mencapai 60%. Hal ini disebabkan
selama enam bulan pertama sehingga karena berbagai hal diantaranya kurangnya
pertumbuhan dan perkembangan bayi bisa pengetahuan ibu mengenai manfaat Air Susu
optimal dan bisa dilanjutkan memberikan asi Ibu (ASI), sedikitnya pengalaman tentang
selama 2 tahun atau lebih. 3 menyusui khususnya terjadi pada ibu-ibu muda
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar yang baru pertama menyusui, kesibukan ibu
(Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan bahwa sebagai wanita karier yang menyebabkan
presentase bayi menyusu eksklusif pemberian kurang memiliki banyak waktu untuk menyusui
ASI eksklusif selama 6 bulan hanya sebesar bayinya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
15,3%. Rendahnya cakupan pemberian ASI Dinas Kesehatan Kota Malang diantaranya
eksklusif di Indonesia disebabkan oleh berbagai adalah dinkes kota malang mendorong
macam faktor diantaranya adalah faktor sosial pengelola fasilitas umum dan tempat bekerja
budaya, kurangnya pengetahuan tentang untuk menyediakan ruang laktasi. Penyediaan
pentingnya ASI, serta jajaran kesehatan yang ruang laktasi ini diharapkan mampu
melum sepenuhnya mendukung peningkatan meningkatkan pemberian ASI eksklusif hingga
pemberian-ASI, kurangnya dukungan diatas 80%.8
masyarakat, sampai gencarnya promosi susu Berdasarkan laporan bulanan gizi Dinas
formula serta banyaknya institusi yang Kesehatan Kota Malang tahun 2015 dari 29.670
mempekerjakan perempuan belum menyediakan bayi dikota malang ada 23.526 bayi yang
dan belum ada kebijakan untuk mrnyrdiakan diberikan ASI sehingga masih ada 6.144 bayi
ruang laktasi di tempat kerja. 4 yang tidak mendapatkan ASI. Penyebabnya
Dukungan berbagai pihak dalam program diantaranya adalah kurangnya tingkat
ASI eksklusif sudah sangat banyak. Salah pengetahuan ibu tentang manfaat ASI,
satunya adalah dinas kesehatan propinsi jawa gencarnya penggunaan susu formula, tidak mau
timur yang telah mendirikan 394 Pojok ASI ribet menyusui hingga alasan karir. Menurut
dalam rangka menyambut pekan ASI sedunia Kepala Dinas Kesehatan Bila dikaitkan dengan
tahun 2016. 5 masalah pekerjaan sebenarnya seorang ibu
Penyediaan Pojok ASI ini merupakan menyusui tetap bisa memberiakn bayinya ASI
salah satu dari berbagai upaya Pemerintah yang dengan cara ASI perah.9
dilakukan guna mendukung pemberian ASI Adapun dukungan pemerintah Indonesia
Eksklusif. Data dari Ditjen Kesehatan dalam meningkatkan cakupan pemberian ASI
Masyarakat, Kemenkes RI, 2016 bahwa target eksklusif dituangkan dalam sebuah kebijakan
capaian ASI Eksklusif pada tahun 2015 adalah yaitu Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012
39% yang mana Indonesia sudah mencapai tentang pemberian ASI ekslusif. Pada BAB V
target sebesar 55.7%. Jawa timur capaian dijelaskan bahwa tempat kerja dan tempat sarana
pemberian ASI eksklusif sebesar 74.1%. 6 umum harus mendukung program ASI eksklusif
Pada tahun 2015 Kota Malang berhasil dengan menyediakan fasilitas khusus
mendapat penghargaan menuju Kota Layak menyusui/memerah ASI. Kemudian peraturan
Anak (KLA) pada tingkat madya. Salah satu pemerintah tersebut ditindaklanjuti dengan
rekomendasi dari tim penilai Kota Layak Anak Permenkes Nomor 15 tahun 2013 tentang tata
adalah fasilitas publik dan taman kota harus cara penyediaan fasilitas khusus menyusui
dilengkapi dengan ruang laktasi (Pojok ASI).7 dan/atau memerah ASI. 10 11
tenang dan jauh dari kebisingan; dan (7). membingungan agar dapat dipahami dengan
Tersedia wastafel dengan air yang mengalir baik oleh pelaksana kebijakan. Dari hasil
untuk cuci tangan dan mencuci peralatan. wawancara mendalam yang sudah dilakukan
Namun dari semua ruang laktasi yang ada didapatkan bahwa penyampaian informasi
di Kota Malang, sebagian besar belum penyediaan fasilitas Pojok ASI sudah jelas
memenuhi standar sebagai ruang ruang laktasi di kepada para pelaksana kebijakan, namun belum
tempat kerja sesuai dengan ketentuan Peraturan jelas kepada pengguna fasilitas. Sebagian besar
Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013 pengguna fasilitas (ibu-ibu menyusui)
tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas menyatakan bahwa selama ini belum pernah
Menyusui dan/atau Memerah ASI. mendapatkan sosialisasi dari tenaga kesehatan
Adapun faktor pendukung dan tentang ruang laktasi. Namun sebagian besar ibu-
penghambat berdasarkan teori George C Edward ibu menyusui mengakui sudah menggunakan
III yang mempengaruhi implementasi kebijakan fasilitas tersebut walaupun bukan untuk
penyediaan ruang laktasi di Kota Malang adalah menyusui tetapi hanya sekedar untuk mengganti
sebagai berikut: popok saja.
Indikator ketiga adalah konsistensi yang
1. Komunikasi
mana ketika mengharapkan implementasi
Komunikasi merupakan sebuah indikator
kebijakan berlangsung efektif maka instruksi
seberapa jauh kebijakan ini disampaikan dengan
jelas dan dilakukan secara konsisten oleh para pelaksanaan harus konsisten dan jelas. Dari hasil
pelaksana. Komunikasi merupakan hal yang wawancara mendalam yang sudah dilakukan
bahwa instruksi yang diberikan sudah konsisten
penting dalam mendukung berlangsungnya serta
dan para pelaksana kebijakan dalam hal ini
keberhasilan suatu pemanfaatan ruang laktasi.
adalah Dinas Kesehatan Kota Malang belum
Adapun indikator keberhasilan komunikasi
memaksimalkan monitoring dan evaluasi secara
terdiri dari 3 hal yaitu transmisi, kejelasan dan
konsisten. Selama ini monitoring dan evaluasi
konsistensi.
dilakukan hanya sebatas ketersediaan
Setiap kebijakan atau peraturan hendaknya
ruangannya saja belum pada standar ruang dan
ditransmisikan/disosialisasikan kepada pihak-
fasilitas yang ada didalamnya.
pihak yang terkait dengan kebijakan tersebut
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
agar kebijakan tersebut dipahami dan
komunikasi tentang kebijakan penyediaan ruang
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Pada proses transmisi, semua informan laktasi di Kota Malang belum maksimal yang
menyatakan bahwa sudah melakukan sosialisasi menyebabkan implementasi kebijakan
penyediaan ruang laktasi ini kurang optimal. Hal
tentang penyediaan ruang laktasi baik di Fasilitas
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
kesehatan maupun fasilitas Publik lainnya.
oleh Meyasa dan Mawarni (2014) bahwa
Sosialisasi tersebut sudah dilakukan dalam
kurangnya informasi dari pejabat
bentuk surat edaran dari Walikota Malang tahun
tinggi/pelaksana kebijakan menyebabkan
2012 namun respon dari perusahaan masih kecil
kekaburan atas instruksi implementasi. 13
kemudian pada tahun 2013 dikeluarkanlah surat
Hal ini diperkuat juga dengan hasil
keputusan Walikota Malang terkait Rencana
penelitian yang dilakukan oleh Johnson et.al
Aksi Daerah Kota Layak Anak Kota Malang
(2015) dan Wijaya (2017) menyatakan bahwa
yang menyebutkan realisasi ruang laktasi (pojok
sosialisasi yang tidak maksimal bias
ASI) di tahun 2016 dan surat edaran dari Kepala
menyebabkan penggunaan fasilitas kurang
Dinas Kesehatan Kota Malang pada tahun 2017.
maksimal. 14,15
Selain itu sosialisasi tentang ruang laktasi juga
disampaikan pada saat rapat koordinasi. Hal ini
2. Sumber Daya
menunjukkan bahwa sebuah implementasi akan
Sumber daya memiliki peranan yang
berhasil ketika disosialisasikan dengan baik.
Indikator keberhasilan proses komunikasi penting dalam sebuah implementasi. Ketika
perintah implementasi mungkin akan diteruskan
yang kedua adalah kejelasan. Sebuah kebijakan
secara cermat, jelas dan konsisten namun bila
harus dikomunikasikan dengan jelas dan tidak
para pelaksana kekurangan sumber daya yang konseling ASI secara kontinu yang ditujukan
diperlukan untuk melaksanakan kebijakan, maka untuk petugas fasum/institusi yang sudah
implementasi ini cenderung tidak efektif. 16 menyediakan pojok ASI untuk menunjuk
Menurut Edward III dalam Winarno satu/dua orang sebagai konselor ASI ditempat
(2016) ada beberapa sumber utama yang penting kerja/fasum yang dibekali dengan konseling
dalam implementasi kebijakan ini adalah staf ASI dan sebagai penanggungjawab ruang
(sumber daya manusia) yang memadai dan laktasi.
keahlian-keahlian yang baik untuk
melaksanakan tugas, wewenang dan informasi b. Sumber daya informasi dan wewenang
serta fasilitas. Wewenang dan informasi juga
mempengaruhi keberhasilan suatu
a. Sumber Daya Manusia implementasi dimana wewenang memiliki
Dari hasil wawancara mendalam peranan yang penting terutama untuk
didapatkan bahwa sumber daya manusia pada meyakinkan dan menjamin bahwa kebijakan
penyediaan ruang laktasi ini merupakan yang dilaksanakan sesuai dengan yang
tanggungjawab Dinas kesehatan yang mana dikehendaki. Sementara itu informasi yang
dinas kesehatan Kota Malang memiliki relevan dan cukup terkait bagaimana
tanggungjawab untuk merealisasikan ruang mengimplementasikan suatu kebijakan.16
laktasi di Kota Malang. Hal ini sesuai dengan Kewenangan penyediaan ruang laktasi di
tupoksi dari Dinas Kesehatan yang sudah Kota Malang merupakan tanggungjawab
memiliki kompetensi di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan dan informasi tentang
Untuk penyediaan fasilitas pojok ASI ini di penyediaan ruang laktasi ini sudah dilakukan
Dinas Kesehatan dilimpahkan kepada Seksi melalui berbagai upaya salah satunya dengan
Kesehatan keluarga dan Gizi. Di Kota Malang brosur-brosur tentang ASI eksklusif.
sudah ada 32 orang konselor Gizi yang sudah
bersertifikat yang ada di16 Puskesmas, di c. Sumber daya Fasilitas
Rumah Sakit Kota Malang untuk konselor Fasilitas (Sarana dan prasarana)
disesuaikan dengan Kebijakan instansi merupakan salah satu faktor penunjang
masing-masing. Hal ini sejalan dengan keberhasilan suatu implementasi. Seorang
penelitian yang dilakukan oleh Ratri (2014) pelaksana memiliki staf yang memadai,
yang menyatakan bahwa Sumber Daya memahami apa yang harus dilakukan dan
Manusia harus memadai secara kuantitas dan memiliki kewenangan untuk melakukan
terampil/cakap secara kualitas agar sebuah tugasnya tetapi tanpa dilengkapi bagunan
implementasi bisa berhasil dengan baik. 17 sebagai kantor untuk melakukan koordinasi,
Namun sumber daya manusia untuk tanpa perlengkapan maka kemungkinan
pengelola ruang laktasi di fasilitas Publik implementasi yang direncanakan tidak akan
lainnya masih kurang. Hal ini sesuai dengan berhasil. 16
pernyataan yang disampaikan oleh beberapa Berdasarkan hasil wawancara didapatkan
ibu menyusui bahwa sebagian besar ruang bahwa fasilitas untuk para pelaksana
Pojok ASI di fasilitas umum tidak ada petugas kebijakan sudah tercukupi namun fasilitas
kesehatan yang standby di ruang tersebut. Hal untuk ruang laktasi jumlahnya masih perlu
ini disebabkan karena jumlah tenaga ditambah. Secara umum untuk ketersediaan
kesehatan di Kota Malang yang ditugaskan di Pojok ASI di Kota Malang sudah cukup
masing-masing ruang laktasi belum ada banyak yang tersebar di berbagai fasilitas
dikarenakan petugas kesehatan memiliki mulai dari fasilitas kesehatan, taman kota
tugas yang cukup banyak tidak hanya spesifik sampai fasilitas publik lainnya namun perlu
sebagai konseling ASI saja. dihimbau kepada seluruh tempat kerja (Pablik
Dari kasus diatas peneliti yang mayoritas pekerjanya perempuan,
merekomendasikan kepada dinas kesehatan Kantor-kantor dinas, Kampus-kampus di
untuk menyusun program pelatihan khusus Kota Malang dan lain sebagainya) untuk
menyediakan ruang laktasi sebagai bentuk dikarenakan belum ada regulasi khusus tentang
dukungan terhadap pemenuhan hak ASI kewajiban dalam menyediakan ruang laktasi di
Eksklusif baik untuk masyarakat umum Kota Malang.
maupun di Kalangan Ibu bekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dilakukan oleh Nugroho dalam Maria (2015)
yang dilakukan oleh Rahadian (2014) yang menyatakan bahwa pemerintah daerah setempat
menyatakan bahwa pemenuhan hak ASI seharusnya segera menyusun regulasi khusus
Ekslusif di kalangan ibu bekerja masih masih untuk mendukung pemberian ASI (penyediaan
jauh dari yang diharapkan. Sehingga peneliti ruang laktasi) yang didalamnya memuat
merekomendasikan untuk menyediakan mekanisme sanksi, pihak yang terlibat, apa yang
ruangan khusus untuk menyusui sesuai dikerjakan dan dampak dari sebuah isi kebijakan
dengan kemampuan dan layak untuk disebut tersebut.20
dengan ruang laktasi. 18 Menurut penuturan Kepala Seksi
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan
dilakukan oleh Johnson et.al (2015) dan Kota Malang bahwa pembuatan Pojok ASI
Borton (2016) menyatakan bahwa diperlukan merupakan kewajiban dan tanggung jawab jadi
sebuah kebijakan perusahaan/instansi sebagai tidak perlu adanya suatu punishment. 21
dukungan menyusui ditempat kerja.14,19 Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rahadian (2014) dan Arfiyati
3. Kecenderungan. (2014) yang merekomendasikan perlunya
Kecenderungan dari para pelaksana pemberian sanksi tegas kepada sebuah instansi
kebijakan sangat berpengaruh besar terhadap yang belum menyediakan fasilitas Pojok ASI. 18
22
implementasi kebijakan suatu program dimana
ketika para pelaksana bersikap baik/memberikan
dukungan terhadap suatu kebijakan maka 4. Struktur Birokrasi.
kemungkinan besar para pelaksana akan Struktur Birokrasi merupakan salah satu
melaksanakan kebijakan sebagaimana yang organisasi yang paling sering menjadi pelaksana
diinginkan oleh para pembuat keputusan awal, kebijakan. Menurut Edward III ada dua
begitupun sebaliknya. karakteristik utama dari struktur birokrasi yaitu
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
keseriusan Pemerintah Kota Malang dalam hal Fragmentasi yaitu upaya penyebaran
ini adalah Walikota juga sudah menunjukkan tanggungjawab pelaksana kebijakan yang terdiri
dukungan dalam penyediaan fasilitas ruang dari beberapa unit kerja.
laktasi yang dituangkan dalam keputusan Dari hasil wawancara mendalam yang
Walikota Malang Nomor: dilakukan tentang SOP implementasi
188.45/149/35.73.112/2013 tentang Rencana penyediaan ruang laktasi di Kota Malang belum
Aksi Daerah Pengembangan Kota Layak Anak ada. Kemudian untuk penanggungjawab
Kota Malang yang didalamnya memuat realisasi penyediaan ruang laktasi di Kota Malang secara
ruang laktasi (Pojok ASI) di tahun 2016. umum adalah tanggungjawab Kepala Dinas
Kemudian Dinas Kesehatan Kota Malang dalam Kesehatan namun pada ruang laktasi di masing-
mengimplementasikan penyediaan ruang laktasi masing instansi menjadi tanggungjawab instansi
tertuang dalam surat edaran tentang himbauan masing-masing.
penyediaan Ruang Laktasi. Walaupun kebijakan
dalam bentuk himbauan memiliki kekuatan
hukum/legislasi yang lemah namun respon dari KESIMPULAN
berbagai pihak menunjukkan sika yang positif Implementasi kebijakan penyediaan ruang
terhadap penyediaan ruang laktasi dimana setiap laktasi di Kota Malang didasarkan atas kebijakan
tahun jumlah ruang laktasi di Kota Malang khusus yaitu surat edaran dari Walikota tahun
mengalami peningkatan. Meskipun ada beberapa 2012, Surat keputusan Walikota Malang di tahun
yang belum memenuhi standar hal ini 2013 dan surat edaran Kepala Dinas Kesehatan
Kota Malang terkait himbauan penyediaan ruang 2. Kemenkes RI. Infodatin: Situasi Dan
laktasi di tahun 2017. Ruang laktasi yang ada di Analisis ASI Eksklusif. Jakarta Selatan;
Kota Malang sebagian besar sudah sesuai 2014.
standar minimal sesuai dengan Peraturan 3. WHO. Infant Nutrition. Geneva, Swiss:
Menteri Kesehatan No 15 Tahun 2013 tentang World Health Organization; 2010.
Tata Cara Penyediaan Fasilitas Menyusui http://www.who.int/Topics/Infant_Nutritio
dan/atau Memerah ASI. n/En/.
Terkait dengan proses komunikasi, 4. Depkes RI. Banyak Sekali Manfaat ASI Bagi
sosialisasi sudah dilakukan oleh para pelaksana Bayi Dan Ibu. Jakarta, Indonesia:
kebijakan. Dari segi Sumber daya hampir sudah Departemen Kesehatan RI; 2011.
sesuai standar hanya untuk SDM di fasilitas http://www.depkes.go.id/article/view/1450/
umum belum tercukupi baik secara kualitas banyak-sekali-manfaat-asi-bagi-bayi-dan-
maupun kuantitasnya. Para pelaksana kebijakan ibu--.Html.
memiliki kecenderungan yang baik. Namun 5. Tito F. Dinkes Jatim Dirikan 394 Pojok ASI.
untuk struktur birokrasi belum maksimal karena Dinas Kesehatan Jawa Timur. May 16,
belum ada SOP khusus yang disediakan dalam 2016.
penyediaan ruang laktasi. 6. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia
Saran peneliti untuk para Pelaksana Tahun 2015. Jakarta: Kementerian
kebijakan, pengguna fasilitas dan peneliti Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat
selanjutnya. Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan
Para pelaksana kebijakan, diharapkan Masyarakat; 2015.
menyediakan SOP khusus dalam penyediaan 7. Satria L. Malang Raih Penghargaan Kota
ruang laktasi yang didalamnya memuat standar Layak Anak. Republika.
ruang laktasi sebagaimana disebutkan dalam http://www.republika.co.id/Berita/Nasional
Peraturan Menteri Kesehatan No 15 Tahun 2013 /Daerah/15/08/13/Nszc4u282-Malang-
tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Raih-Penghargaan-Kota-Layak-Anak.
Menyusui dan/atau Memerah ASI, ada sanksi Published March 9, 2015.
tegas yang diberlakukan bila sebuah instansi 8. Indonesiasatu.Co. Dinkes Kota Malang
belum menyediakan ruang laktasi serta Galakan IMD Atasi Rendahnya Kesadaran
meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber Ibu Menyusu. Jakarta, Indonesia:
daya baik dari sumber daya manusianya maupun Indonesiasatu.Co; 2016.
dari sumber daya fasilitas dan lainnya. http://indonesiasatu.co/Detail/Dinkes-Kota-
Pengguna Fasilitas, diharapkan ibu-ibu Malang-Galakan-Imd-Atasi-Rendahnya-
menyusui dan masyarakat pengguna ruang Kesadaran-Ibu-Menyusui.
laktasi memiliki kesadaran dan tanggungjawab 9. Jawa Pos. Enam Ribu Ibu Ogah Menyusui
dengan fasilitas yang disediakan agar selalu Anaknya. Jawa Pos.
terpelihara dengan baik. http://radarmalang.jawapos.com/Read/2016
Peneliti Selanjutnya, bahwa hasil dari /06/23/1749/-Enam-Ribu-Ibu-Ogah-
penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam Menyusui-Anaknya) . Published March 7,
mengembangkan penelitian terhadap kepuasan 2016.
mengenai fasilitas yang disediakan oleh 10. Peraturan Pemerintah RI. Peraturan
pengguna fasilitas. Pemerintah No 33 Tahun 2012 Tentang
Pemberian ASI Ekslusif. Jakarta, Indonesia:
Kementerian Kesehatan Republik
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Masyarakat; 2012.
1. Rejeki S. Studi fenomenologi: pengalaman 11. Permenkes RI. Peraturan Menteri
menyusui eksklusif ibu bekerja di wilayah Kesehatan No 15 Tahun 2013 Tentang Tata
Kendal Jawa Tengah. Nurse Media Journal Cara Penyediaan Fasilitas Menyusui
of Nursing. 2010;2(1). Dan/Atau Memerah ASI. Jakarta, Indonesia: