Anda di halaman 1dari 8

P-ISSN : 2527-3310

Iskandar, Abdul Hadil & Alfridsyah E-ISSN : 2548-5741


doi: 10.30867/action.v3i1.97 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, Mei 2018; 3(1): 34-41

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYEDIAAN RUANG LAKTASI DI


KOTA MALANG
(Implementation of policy in providing lactase room in Malang)
Rini1*, Cahyo Sasmito2, Cakti Indra Gunawan3
1
Jurusan Administrasi Publik, Sekolah Pascasarjana Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. E-mail:
rini.whn02@gmail.com
2,3
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Received: 15/3/2018 Accepted: 20/4/2018 Published online: 6/5/2018

ABSTRAK be given is providing lactation room. This study


purposes to analyse and implement of policy in
Pemberian ASI Eksklusif harus didukung bukan hanya providing lactation room based on 4 variables by
dari pemerintah dan tenaga kesehatan saja namun Edward theory; communication, resources,
oleh semua pihak. Salah satu bentuk dukungan yang preference, and bureaucratic structural. The research
bisa diberikan adalah dengan menyediakan ruang methodology is using in this study is qualitative
laktasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis method. Taking sampling by purposive sampling. The
implementasi kebijakan penyediaan fasilitas Ruang result of the study of prividing lactation room is based
Laktasi dengan mengacu pada empat variabel teori on special policy. Due to government and making
Edward III yaitu (1) Komunikasi, (2) Sumberdaya, (3) policy by giving socializing and meeting coordination.
Kecenderungan, dan (4) Struktur Birokrasi. Metode In resources Department of Health in Malang City
penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif responsibilities in providing lactation room by
kualitatif. Teknik pengambilan sampling dalam supporting in financially, give facilities, informations
penelitian ini menggunakan purposive sampling. Hasil and policy. Then the commitment in preference by
penelitian menunjukkan bahwa penyediaan fasilitas providing policy shows the postive commitment. But in
ruang laktasi ini didasarkan atas kebijakan khusus. bureaucratic structural shows the bad result because
Terkait dengan proses komunikasi para pelaksana of there is no Special SOP for supporting this program
kebijakan melakukan sosialisasi dan rapat koordinasi. in quality also quantity. In a massive part of lactase
Pada Sumberdayanya Dinas Kesehatan Kota Malang room now have good standart from Minister of Health
bertanggungjawab untuk merealisasikan Ruang no 15(2013). But the poor of this program lactase
Laktasi dengn dukungan Sumber daya Dana, sumber room not usefull by all women who need it, may some
daya fasilitas dan informasi serta wewenang. of them donot giving Esklusive ASI (breastfeeding).
Selanjutnya kecenderungan para pembuat kebijakan The writer hopes that the goverment gives good
dan pelaksana menunjukkan komitmen yang bagus socialisation and make a hard policy in all department
(positif). Namun untuk struktur birokrasi belum who dont provide and give a good facilities in lactase
maksimal karena belum ada SOP khusus yang room
disediakan dalam penyediaan ruang laktasi. Sebagian
besar ruang laktasi telah memenuhi standar sesuai Keywords : Implement of policy, lactation room
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013. .
Namun beberapa ruang laktasi yang disediakan belum
dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Untuk itu
diharapkan kepada pelaksana kebijakan melakukan PENDAHULUAN
sosialisasi secara konsisten tentang penyediaan dan
Salah satu tugas seorang ibu melahirkan
pemanfaatan ruang laktasi serta memberikan sanksi
tegas bukan sekedar teguran saja bagi instansi yang adalah menyusui. Tidak semua ibu melahirkan
belum menyediakan ruang laktasi. mampu menyusui bayinya dikarenakan berbagai
hal. Diantaranya dikarenakan masalah
Kata kunci : Implementasi kebijakan, ruang laktasi karir/bekerja.1
Rekomendasi dari WHO dan UNICEF
ABSTRACT menyatakan bahwa dalam rangka menurunkan
Giving ASI esklusive or breastfeeding not only need angka kematian dan kesakitan anak diharapkan
supporting from goverment or medic assosiation but seorang ibu memberikan ASI eksklusif yaitu
also from all society. One kind of supporting that could
hanya memberikan ASI saja paling sedikit

*
Penulis untuk korespondensi: rini.whn02@gmail.com

34 AcTion Journal, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018


Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Laktasi...

sampai usia 6 bulan dan bisa dilanjutkan sampai Berdasarkan dokumentasi KLA klaster
usia 2 tahun.2 kesehatan dasar dan kesejahteraan Kota Malang
Kandungan yang terdapat dalam ASI tahun 2016 bahwa Di Kota Malang sudah ada
sangat banyak diantaranya dapat mencegah lebih dari 50 Pojok ASI yang tersedia mulai dari
terjadinya diare dan pneumonia. Diare dan fasilitas kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit,
pneumonia merupakan penyebab utama Bidan Praktik Swasta) sampai fasilitas umum
kematian anak di seluruh dunia. Salah satu upaya lainnya.
peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan Cakupan pemberian ASI eksklusif di Kota
bayi adalah dengan memberikan ASI eksklusif Malang baru mencapai 60%. Hal ini disebabkan
selama enam bulan pertama sehingga karena berbagai hal diantaranya kurangnya
pertumbuhan dan perkembangan bayi bisa pengetahuan ibu mengenai manfaat Air Susu
optimal dan bisa dilanjutkan memberikan asi Ibu (ASI), sedikitnya pengalaman tentang
selama 2 tahun atau lebih. 3 menyusui khususnya terjadi pada ibu-ibu muda
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar yang baru pertama menyusui, kesibukan ibu
(Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan bahwa sebagai wanita karier yang menyebabkan
presentase bayi menyusu eksklusif pemberian kurang memiliki banyak waktu untuk menyusui
ASI eksklusif selama 6 bulan hanya sebesar bayinya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
15,3%. Rendahnya cakupan pemberian ASI Dinas Kesehatan Kota Malang diantaranya
eksklusif di Indonesia disebabkan oleh berbagai adalah dinkes kota malang mendorong
macam faktor diantaranya adalah faktor sosial pengelola fasilitas umum dan tempat bekerja
budaya, kurangnya pengetahuan tentang untuk menyediakan ruang laktasi. Penyediaan
pentingnya ASI, serta jajaran kesehatan yang ruang laktasi ini diharapkan mampu
melum sepenuhnya mendukung peningkatan meningkatkan pemberian ASI eksklusif hingga
pemberian-ASI, kurangnya dukungan diatas 80%.8
masyarakat, sampai gencarnya promosi susu Berdasarkan laporan bulanan gizi Dinas
formula serta banyaknya institusi yang Kesehatan Kota Malang tahun 2015 dari 29.670
mempekerjakan perempuan belum menyediakan bayi dikota malang ada 23.526 bayi yang
dan belum ada kebijakan untuk mrnyrdiakan diberikan ASI sehingga masih ada 6.144 bayi
ruang laktasi di tempat kerja. 4 yang tidak mendapatkan ASI. Penyebabnya
Dukungan berbagai pihak dalam program diantaranya adalah kurangnya tingkat
ASI eksklusif sudah sangat banyak. Salah pengetahuan ibu tentang manfaat ASI,
satunya adalah dinas kesehatan propinsi jawa gencarnya penggunaan susu formula, tidak mau
timur yang telah mendirikan 394 Pojok ASI ribet menyusui hingga alasan karir. Menurut
dalam rangka menyambut pekan ASI sedunia Kepala Dinas Kesehatan Bila dikaitkan dengan
tahun 2016. 5 masalah pekerjaan sebenarnya seorang ibu
Penyediaan Pojok ASI ini merupakan menyusui tetap bisa memberiakn bayinya ASI
salah satu dari berbagai upaya Pemerintah yang dengan cara ASI perah.9
dilakukan guna mendukung pemberian ASI Adapun dukungan pemerintah Indonesia
Eksklusif. Data dari Ditjen Kesehatan dalam meningkatkan cakupan pemberian ASI
Masyarakat, Kemenkes RI, 2016 bahwa target eksklusif dituangkan dalam sebuah kebijakan
capaian ASI Eksklusif pada tahun 2015 adalah yaitu Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012
39% yang mana Indonesia sudah mencapai tentang pemberian ASI ekslusif. Pada BAB V
target sebesar 55.7%. Jawa timur capaian dijelaskan bahwa tempat kerja dan tempat sarana
pemberian ASI eksklusif sebesar 74.1%. 6 umum harus mendukung program ASI eksklusif
Pada tahun 2015 Kota Malang berhasil dengan menyediakan fasilitas khusus
mendapat penghargaan menuju Kota Layak menyusui/memerah ASI. Kemudian peraturan
Anak (KLA) pada tingkat madya. Salah satu pemerintah tersebut ditindaklanjuti dengan
rekomendasi dari tim penilai Kota Layak Anak Permenkes Nomor 15 tahun 2013 tentang tata
adalah fasilitas publik dan taman kota harus cara penyediaan fasilitas khusus menyusui
dilengkapi dengan ruang laktasi (Pojok ASI).7 dan/atau memerah ASI. 10 11

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018 35


Rini, Cahyo Sasmito, & Cakti Indra Gunawan

Berdasarkan Laporan Depkes (2014) Teknik sampling yang digunakan adalah


menyatakan bahwa sampai tahun 2013, Depkes purposive sampling.12
sudah melatih sebanyak 4.314 konselor Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
Menyusui dan 415 Orang sebagai fasilitator observasi, wawancara, kuisioner, dokumentasi
pelatihan konseling menyusui dalam rangka kemudian data dianalisa dengan 3 tahapan yaitu
mendukung keberhasilan menyusui. reduksi data, penyajian data dan penarikan
Pemerintah menetapkan bahwa setiap kesimpulan.
penyelenggara fasilitas kesehatan, tempat kerja
dan penyelenggara harus menyediakan ruang
laktasi sesuai dengan ketentuan dan standar HASIL DAN PEMBAHASAN
prosedur yang sudah ditetapkan. Kemudian
1. Karakteristik Informan Penelitian
dukungan penyelenggaraan Pojok ASI juga
Informan dalam penelitian ini terdiri dari
diatur dalam Permenkes No 15 Tahun 2013
16 informan yang terdiri dari Kepala Seksi
tentang tata cara penyediaan fasilitas menyusui
Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat,
dan atau memerah ASI.
Sosial dan Budaya di Kota Malang; Kepala
Sejalan dengan itu tidak hanya Pemerintah
Bidang Perlindungan Perempuan dan
Kota Malang, namun juga berbagai pihak sudah
Perlindungan Anak Kota Malang; Kepala Seksie
menunjukkan dukungan tentang pemberian ASI
Pemenuhan Hak Perempuan dan Anak; Kepala
eksklusif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
Seksie Kesehatan Keluarga dan Gizi; Staff Dinas
Pojok ASI yang ada di fasilitas umum yang telah
Kesehatan; dan 10 Ibu menyusui.
tersedia dan bisa dimanfaatkan oleh ibu-ibu
menyusui.
2. Implementasi Penyediaan Ruang Laktasi
Dengan adanya kebijakan diatas, maka
di Kota Malang
diharapkan cakupan ASI di Indonesia dapat terus
Fasilitas ruang laktasi di Kota Malang
meningkat dengan didukung oleh ketersediaan
berdasarkan survei yang peneliti lakukan selama
fasilitas Pojok ASI di tempat kerja dan fasilitas
bulan Juli sampai Oktober 2017 berjumlah 55
umum lainnya. Walaupun kebijakan tersebut
yang tersebar di Kota Malang. Sampai saat ini
sudah ada namun, Pojok ASI di fasilitas umum
keberadaan ruang laktasi ada di beberapa tempat
juga masih sangat minim. Banyak
antara lain: 16 Puskesmas, 24 Rumah Sakit,
perusahaan/pengelola sarana umum yang masih
Alun-Alun Kota Malang, Malang Town Square
mengabaikan peraturan tersebut karena sampai
(MATOS), MOG (Mall Olimpic Garden),
saat ini belum ada sanksi yang diberlakukan.
Stasiun Kota Malang, Kantor BPJS
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis
Ketenagakerjaan, Kantor DP3AP2KB, Balai
tertarik untuk mengambil judul “Implementasi
Kota Malang, Pasar Oro-Oro Dowo, Pasar
kebijakan Penyediaan Fasilitas Pojok ASI di
Madyopuro, FISIP Universitas Brawijaya, Dinas
Kota Malang”.
Kesehatan Kota Malang, Kantor Dispenda,
Block Office Kota Malang, Taman Trunojoyo
dan Perpustakaan Kota Malang.
DESAIN PENELITIAN
Dari seluruh fasilitas ruang laktasi di Kota
Penelitian ini dilakukan di Bappeda Kota Malang 90% memenuhi standar minimal sesuai
Malang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota dengan Permenkes No 15 Tahun 2013 tentang
Malang, Kantor Dinas Pemberdayaan Tata Cara Penyediaan Fasilitas Menyusui
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian dan/atau Memerah ASI yaitu (1). Tersedia ruang
Penduduk dan Keluarga Berencana khusus dengan ukuran 3x4m2 atau disesuaikan
(DP3AP2KB) Kota Malang. dengan jumlah pekerja yang sedang menyusui;
Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli (2). Ada pintu yang dapat dikunci, yang mudah
sampai Oktober 2017. Dalam Penelitian ini yang dibuka dan ditutup; (3). Lantai Keramik; (4).
menjadi informan penelitian adalah orang-orang Memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang
pilihan peneliti yang dianggap mampu cukup; (5). Bebas potensi bahaya di tempat kerja
memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti. termasuk bebas polusi; (6). Lingkungan cukup

36 AcTion Journal, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018


Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Laktasi...

tenang dan jauh dari kebisingan; dan (7). membingungan agar dapat dipahami dengan
Tersedia wastafel dengan air yang mengalir baik oleh pelaksana kebijakan. Dari hasil
untuk cuci tangan dan mencuci peralatan. wawancara mendalam yang sudah dilakukan
Namun dari semua ruang laktasi yang ada didapatkan bahwa penyampaian informasi
di Kota Malang, sebagian besar belum penyediaan fasilitas Pojok ASI sudah jelas
memenuhi standar sebagai ruang ruang laktasi di kepada para pelaksana kebijakan, namun belum
tempat kerja sesuai dengan ketentuan Peraturan jelas kepada pengguna fasilitas. Sebagian besar
Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013 pengguna fasilitas (ibu-ibu menyusui)
tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas menyatakan bahwa selama ini belum pernah
Menyusui dan/atau Memerah ASI. mendapatkan sosialisasi dari tenaga kesehatan
Adapun faktor pendukung dan tentang ruang laktasi. Namun sebagian besar ibu-
penghambat berdasarkan teori George C Edward ibu menyusui mengakui sudah menggunakan
III yang mempengaruhi implementasi kebijakan fasilitas tersebut walaupun bukan untuk
penyediaan ruang laktasi di Kota Malang adalah menyusui tetapi hanya sekedar untuk mengganti
sebagai berikut: popok saja.
Indikator ketiga adalah konsistensi yang
1. Komunikasi
mana ketika mengharapkan implementasi
Komunikasi merupakan sebuah indikator
kebijakan berlangsung efektif maka instruksi
seberapa jauh kebijakan ini disampaikan dengan
jelas dan dilakukan secara konsisten oleh para pelaksanaan harus konsisten dan jelas. Dari hasil
pelaksana. Komunikasi merupakan hal yang wawancara mendalam yang sudah dilakukan
bahwa instruksi yang diberikan sudah konsisten
penting dalam mendukung berlangsungnya serta
dan para pelaksana kebijakan dalam hal ini
keberhasilan suatu pemanfaatan ruang laktasi.
adalah Dinas Kesehatan Kota Malang belum
Adapun indikator keberhasilan komunikasi
memaksimalkan monitoring dan evaluasi secara
terdiri dari 3 hal yaitu transmisi, kejelasan dan
konsisten. Selama ini monitoring dan evaluasi
konsistensi.
dilakukan hanya sebatas ketersediaan
Setiap kebijakan atau peraturan hendaknya
ruangannya saja belum pada standar ruang dan
ditransmisikan/disosialisasikan kepada pihak-
fasilitas yang ada didalamnya.
pihak yang terkait dengan kebijakan tersebut
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
agar kebijakan tersebut dipahami dan
komunikasi tentang kebijakan penyediaan ruang
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Pada proses transmisi, semua informan laktasi di Kota Malang belum maksimal yang
menyatakan bahwa sudah melakukan sosialisasi menyebabkan implementasi kebijakan
penyediaan ruang laktasi ini kurang optimal. Hal
tentang penyediaan ruang laktasi baik di Fasilitas
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
kesehatan maupun fasilitas Publik lainnya.
oleh Meyasa dan Mawarni (2014) bahwa
Sosialisasi tersebut sudah dilakukan dalam
kurangnya informasi dari pejabat
bentuk surat edaran dari Walikota Malang tahun
tinggi/pelaksana kebijakan menyebabkan
2012 namun respon dari perusahaan masih kecil
kekaburan atas instruksi implementasi. 13
kemudian pada tahun 2013 dikeluarkanlah surat
Hal ini diperkuat juga dengan hasil
keputusan Walikota Malang terkait Rencana
penelitian yang dilakukan oleh Johnson et.al
Aksi Daerah Kota Layak Anak Kota Malang
(2015) dan Wijaya (2017) menyatakan bahwa
yang menyebutkan realisasi ruang laktasi (pojok
sosialisasi yang tidak maksimal bias
ASI) di tahun 2016 dan surat edaran dari Kepala
menyebabkan penggunaan fasilitas kurang
Dinas Kesehatan Kota Malang pada tahun 2017.
maksimal. 14,15
Selain itu sosialisasi tentang ruang laktasi juga
disampaikan pada saat rapat koordinasi. Hal ini
2. Sumber Daya
menunjukkan bahwa sebuah implementasi akan
Sumber daya memiliki peranan yang
berhasil ketika disosialisasikan dengan baik.
Indikator keberhasilan proses komunikasi penting dalam sebuah implementasi. Ketika
perintah implementasi mungkin akan diteruskan
yang kedua adalah kejelasan. Sebuah kebijakan
secara cermat, jelas dan konsisten namun bila
harus dikomunikasikan dengan jelas dan tidak

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018 37


Rini, Cahyo Sasmito, & Cakti Indra Gunawan

para pelaksana kekurangan sumber daya yang konseling ASI secara kontinu yang ditujukan
diperlukan untuk melaksanakan kebijakan, maka untuk petugas fasum/institusi yang sudah
implementasi ini cenderung tidak efektif. 16 menyediakan pojok ASI untuk menunjuk
Menurut Edward III dalam Winarno satu/dua orang sebagai konselor ASI ditempat
(2016) ada beberapa sumber utama yang penting kerja/fasum yang dibekali dengan konseling
dalam implementasi kebijakan ini adalah staf ASI dan sebagai penanggungjawab ruang
(sumber daya manusia) yang memadai dan laktasi.
keahlian-keahlian yang baik untuk
melaksanakan tugas, wewenang dan informasi b. Sumber daya informasi dan wewenang
serta fasilitas. Wewenang dan informasi juga
mempengaruhi keberhasilan suatu
a. Sumber Daya Manusia implementasi dimana wewenang memiliki
Dari hasil wawancara mendalam peranan yang penting terutama untuk
didapatkan bahwa sumber daya manusia pada meyakinkan dan menjamin bahwa kebijakan
penyediaan ruang laktasi ini merupakan yang dilaksanakan sesuai dengan yang
tanggungjawab Dinas kesehatan yang mana dikehendaki. Sementara itu informasi yang
dinas kesehatan Kota Malang memiliki relevan dan cukup terkait bagaimana
tanggungjawab untuk merealisasikan ruang mengimplementasikan suatu kebijakan.16
laktasi di Kota Malang. Hal ini sesuai dengan Kewenangan penyediaan ruang laktasi di
tupoksi dari Dinas Kesehatan yang sudah Kota Malang merupakan tanggungjawab
memiliki kompetensi di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan dan informasi tentang
Untuk penyediaan fasilitas pojok ASI ini di penyediaan ruang laktasi ini sudah dilakukan
Dinas Kesehatan dilimpahkan kepada Seksi melalui berbagai upaya salah satunya dengan
Kesehatan keluarga dan Gizi. Di Kota Malang brosur-brosur tentang ASI eksklusif.
sudah ada 32 orang konselor Gizi yang sudah
bersertifikat yang ada di16 Puskesmas, di c. Sumber daya Fasilitas
Rumah Sakit Kota Malang untuk konselor Fasilitas (Sarana dan prasarana)
disesuaikan dengan Kebijakan instansi merupakan salah satu faktor penunjang
masing-masing. Hal ini sejalan dengan keberhasilan suatu implementasi. Seorang
penelitian yang dilakukan oleh Ratri (2014) pelaksana memiliki staf yang memadai,
yang menyatakan bahwa Sumber Daya memahami apa yang harus dilakukan dan
Manusia harus memadai secara kuantitas dan memiliki kewenangan untuk melakukan
terampil/cakap secara kualitas agar sebuah tugasnya tetapi tanpa dilengkapi bagunan
implementasi bisa berhasil dengan baik. 17 sebagai kantor untuk melakukan koordinasi,
Namun sumber daya manusia untuk tanpa perlengkapan maka kemungkinan
pengelola ruang laktasi di fasilitas Publik implementasi yang direncanakan tidak akan
lainnya masih kurang. Hal ini sesuai dengan berhasil. 16
pernyataan yang disampaikan oleh beberapa Berdasarkan hasil wawancara didapatkan
ibu menyusui bahwa sebagian besar ruang bahwa fasilitas untuk para pelaksana
Pojok ASI di fasilitas umum tidak ada petugas kebijakan sudah tercukupi namun fasilitas
kesehatan yang standby di ruang tersebut. Hal untuk ruang laktasi jumlahnya masih perlu
ini disebabkan karena jumlah tenaga ditambah. Secara umum untuk ketersediaan
kesehatan di Kota Malang yang ditugaskan di Pojok ASI di Kota Malang sudah cukup
masing-masing ruang laktasi belum ada banyak yang tersebar di berbagai fasilitas
dikarenakan petugas kesehatan memiliki mulai dari fasilitas kesehatan, taman kota
tugas yang cukup banyak tidak hanya spesifik sampai fasilitas publik lainnya namun perlu
sebagai konseling ASI saja. dihimbau kepada seluruh tempat kerja (Pablik
Dari kasus diatas peneliti yang mayoritas pekerjanya perempuan,
merekomendasikan kepada dinas kesehatan Kantor-kantor dinas, Kampus-kampus di
untuk menyusun program pelatihan khusus Kota Malang dan lain sebagainya) untuk

38 AcTion Journal, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018


Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Laktasi...

menyediakan ruang laktasi sebagai bentuk dikarenakan belum ada regulasi khusus tentang
dukungan terhadap pemenuhan hak ASI kewajiban dalam menyediakan ruang laktasi di
Eksklusif baik untuk masyarakat umum Kota Malang.
maupun di Kalangan Ibu bekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dilakukan oleh Nugroho dalam Maria (2015)
yang dilakukan oleh Rahadian (2014) yang menyatakan bahwa pemerintah daerah setempat
menyatakan bahwa pemenuhan hak ASI seharusnya segera menyusun regulasi khusus
Ekslusif di kalangan ibu bekerja masih masih untuk mendukung pemberian ASI (penyediaan
jauh dari yang diharapkan. Sehingga peneliti ruang laktasi) yang didalamnya memuat
merekomendasikan untuk menyediakan mekanisme sanksi, pihak yang terlibat, apa yang
ruangan khusus untuk menyusui sesuai dikerjakan dan dampak dari sebuah isi kebijakan
dengan kemampuan dan layak untuk disebut tersebut.20
dengan ruang laktasi. 18 Menurut penuturan Kepala Seksi
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan
dilakukan oleh Johnson et.al (2015) dan Kota Malang bahwa pembuatan Pojok ASI
Borton (2016) menyatakan bahwa diperlukan merupakan kewajiban dan tanggung jawab jadi
sebuah kebijakan perusahaan/instansi sebagai tidak perlu adanya suatu punishment. 21
dukungan menyusui ditempat kerja.14,19 Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rahadian (2014) dan Arfiyati
3. Kecenderungan. (2014) yang merekomendasikan perlunya
Kecenderungan dari para pelaksana pemberian sanksi tegas kepada sebuah instansi
kebijakan sangat berpengaruh besar terhadap yang belum menyediakan fasilitas Pojok ASI. 18
22
implementasi kebijakan suatu program dimana
ketika para pelaksana bersikap baik/memberikan
dukungan terhadap suatu kebijakan maka 4. Struktur Birokrasi.
kemungkinan besar para pelaksana akan Struktur Birokrasi merupakan salah satu
melaksanakan kebijakan sebagaimana yang organisasi yang paling sering menjadi pelaksana
diinginkan oleh para pembuat keputusan awal, kebijakan. Menurut Edward III ada dua
begitupun sebaliknya. karakteristik utama dari struktur birokrasi yaitu
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
keseriusan Pemerintah Kota Malang dalam hal Fragmentasi yaitu upaya penyebaran
ini adalah Walikota juga sudah menunjukkan tanggungjawab pelaksana kebijakan yang terdiri
dukungan dalam penyediaan fasilitas ruang dari beberapa unit kerja.
laktasi yang dituangkan dalam keputusan Dari hasil wawancara mendalam yang
Walikota Malang Nomor: dilakukan tentang SOP implementasi
188.45/149/35.73.112/2013 tentang Rencana penyediaan ruang laktasi di Kota Malang belum
Aksi Daerah Pengembangan Kota Layak Anak ada. Kemudian untuk penanggungjawab
Kota Malang yang didalamnya memuat realisasi penyediaan ruang laktasi di Kota Malang secara
ruang laktasi (Pojok ASI) di tahun 2016. umum adalah tanggungjawab Kepala Dinas
Kemudian Dinas Kesehatan Kota Malang dalam Kesehatan namun pada ruang laktasi di masing-
mengimplementasikan penyediaan ruang laktasi masing instansi menjadi tanggungjawab instansi
tertuang dalam surat edaran tentang himbauan masing-masing.
penyediaan Ruang Laktasi. Walaupun kebijakan
dalam bentuk himbauan memiliki kekuatan
hukum/legislasi yang lemah namun respon dari KESIMPULAN
berbagai pihak menunjukkan sika yang positif Implementasi kebijakan penyediaan ruang
terhadap penyediaan ruang laktasi dimana setiap laktasi di Kota Malang didasarkan atas kebijakan
tahun jumlah ruang laktasi di Kota Malang khusus yaitu surat edaran dari Walikota tahun
mengalami peningkatan. Meskipun ada beberapa 2012, Surat keputusan Walikota Malang di tahun
yang belum memenuhi standar hal ini 2013 dan surat edaran Kepala Dinas Kesehatan

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018 39


Rini, Cahyo Sasmito, & Cakti Indra Gunawan

Kota Malang terkait himbauan penyediaan ruang 2. Kemenkes RI. Infodatin: Situasi Dan
laktasi di tahun 2017. Ruang laktasi yang ada di Analisis ASI Eksklusif. Jakarta Selatan;
Kota Malang sebagian besar sudah sesuai 2014.
standar minimal sesuai dengan Peraturan 3. WHO. Infant Nutrition. Geneva, Swiss:
Menteri Kesehatan No 15 Tahun 2013 tentang World Health Organization; 2010.
Tata Cara Penyediaan Fasilitas Menyusui http://www.who.int/Topics/Infant_Nutritio
dan/atau Memerah ASI. n/En/.
Terkait dengan proses komunikasi, 4. Depkes RI. Banyak Sekali Manfaat ASI Bagi
sosialisasi sudah dilakukan oleh para pelaksana Bayi Dan Ibu. Jakarta, Indonesia:
kebijakan. Dari segi Sumber daya hampir sudah Departemen Kesehatan RI; 2011.
sesuai standar hanya untuk SDM di fasilitas http://www.depkes.go.id/article/view/1450/
umum belum tercukupi baik secara kualitas banyak-sekali-manfaat-asi-bagi-bayi-dan-
maupun kuantitasnya. Para pelaksana kebijakan ibu--.Html.
memiliki kecenderungan yang baik. Namun 5. Tito F. Dinkes Jatim Dirikan 394 Pojok ASI.
untuk struktur birokrasi belum maksimal karena Dinas Kesehatan Jawa Timur. May 16,
belum ada SOP khusus yang disediakan dalam 2016.
penyediaan ruang laktasi. 6. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia
Saran peneliti untuk para Pelaksana Tahun 2015. Jakarta: Kementerian
kebijakan, pengguna fasilitas dan peneliti Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat
selanjutnya. Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan
Para pelaksana kebijakan, diharapkan Masyarakat; 2015.
menyediakan SOP khusus dalam penyediaan 7. Satria L. Malang Raih Penghargaan Kota
ruang laktasi yang didalamnya memuat standar Layak Anak. Republika.
ruang laktasi sebagaimana disebutkan dalam http://www.republika.co.id/Berita/Nasional
Peraturan Menteri Kesehatan No 15 Tahun 2013 /Daerah/15/08/13/Nszc4u282-Malang-
tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Raih-Penghargaan-Kota-Layak-Anak.
Menyusui dan/atau Memerah ASI, ada sanksi Published March 9, 2015.
tegas yang diberlakukan bila sebuah instansi 8. Indonesiasatu.Co. Dinkes Kota Malang
belum menyediakan ruang laktasi serta Galakan IMD Atasi Rendahnya Kesadaran
meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber Ibu Menyusu. Jakarta, Indonesia:
daya baik dari sumber daya manusianya maupun Indonesiasatu.Co; 2016.
dari sumber daya fasilitas dan lainnya. http://indonesiasatu.co/Detail/Dinkes-Kota-
Pengguna Fasilitas, diharapkan ibu-ibu Malang-Galakan-Imd-Atasi-Rendahnya-
menyusui dan masyarakat pengguna ruang Kesadaran-Ibu-Menyusui.
laktasi memiliki kesadaran dan tanggungjawab 9. Jawa Pos. Enam Ribu Ibu Ogah Menyusui
dengan fasilitas yang disediakan agar selalu Anaknya. Jawa Pos.
terpelihara dengan baik. http://radarmalang.jawapos.com/Read/2016
Peneliti Selanjutnya, bahwa hasil dari /06/23/1749/-Enam-Ribu-Ibu-Ogah-
penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam Menyusui-Anaknya) . Published March 7,
mengembangkan penelitian terhadap kepuasan 2016.
mengenai fasilitas yang disediakan oleh 10. Peraturan Pemerintah RI. Peraturan
pengguna fasilitas. Pemerintah No 33 Tahun 2012 Tentang
Pemberian ASI Ekslusif. Jakarta, Indonesia:
Kementerian Kesehatan Republik
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Masyarakat; 2012.
1. Rejeki S. Studi fenomenologi: pengalaman 11. Permenkes RI. Peraturan Menteri
menyusui eksklusif ibu bekerja di wilayah Kesehatan No 15 Tahun 2013 Tentang Tata
Kendal Jawa Tengah. Nurse Media Journal Cara Penyediaan Fasilitas Menyusui
of Nursing. 2010;2(1). Dan/Atau Memerah ASI. Jakarta, Indonesia:

40 AcTion Journal, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018


Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Laktasi...

Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Masyarakat; 2013.
12. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif
Dan Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta; 2014.
13. Meyasa L, Mawarni A. Analisis
Implementasi Kebijakan Pojok Laktasi di
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
2014.
14. Johnson AM, Kirk R, Muzik M.
Overcoming workplace barriers: A focus
group study exploring African American
mothers’ needs for workplace breastfeeding
support. Journal of Human Lactation.
2015;31(3):425-433.
15. Wijaya PS, Soesanto SS. Kajian
Implementasi Kebijakan Pojok ASI Di
Sektor Pemerintah dan Swasta. Unnes
Journal of Public Health. 2017;6(3):196-
202.
16. Winarno B. Kebijakan Public Era
Globalisasi Teori, Proses Dan Studi Kasus
Komparatif. Yogyakarta: Penerbit CAP;
2016.
17. Ratri DK. Implementasi Peraturan Walikota
Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Kebijakan
Kota Layak Anak. Jurnal Mahasiswa Ilmu
Pemerintahan. 2014;1(2).
18. Rahadian AS. Pemenuhan Hak ASI
Eksklusif di Kalangan Ibu Bekerja. Jurnal
Kependudukan Indonesia. 2017;9(2):107-
116.
19. Borton R. How Healthcare Providers Can
Combat Breastfeeding Discrimination In
The Workplace. Elsevier Health Sciences;
2016.
20. Maria I. Implementasi Pemberian Air SUSU
Ibu Selama Waktu Kerja di Instansi Tempat
Kerja Di Kota Kediri. HOSPITAL
MAJAPAHIT. 2016;7(2).
21. Winindar ME. Kewajiban Membuat Pojok
ASI. Malang
22. Arfiyati M. Jaminan Ketersediaan Pojok
ASI Berdasarkan Pasal 128 Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan Untuk Mendukung Program Air
Susu Ibu Eksklusif Pada Puskesmas di
Kabupaten Sleman. 2014.

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018 41

Anda mungkin juga menyukai