Anda di halaman 1dari 4

Pertanyaaan:

1. Menurut pendapat, David S Lev yang paling penting dalam proses hukum adalah konsepsi dan
struktur kekuasaan politik, yaitu bahwa hukum sedikit banyak selalu merupakan alat politik dan
bahwa tempat hukum dalam negara tergantung pada keseimbangan politik, definisi kekuasaan,
evolusi ideologi politik, ekonomi, soaial, dan seterusnya. Jelaskan sesuai pemahaman saudara?

Jawaban :
1. Hukum dan politik adalah berbicara bagaimana hukum bekerja dalam sebuah situasi politik
tertentu. Dalam hal ini yang dimaksud adalah hukum sebagai perwujudan dari nilai-nilai yang
berkembang dan nilai-nilai yang dimaksud adalah keadilan. Dengan demikian idealnya hukum dibuat
dengan mempertimbangkan adanya kepentingan untuk mewujudkan nilai-nilai keadilan tersebut.
Dengan ciri-ciri mengandung perintah dan larangan, menuntut kepatuhan dan adanya sangsi, maka
hukum yang berjalan akan menciptakan ketertiban dan keadilan di masyarakat. Hukum sebagai salah
satu kaidah yang dipositifkan secara resmi oleh penguasa negara adalah sebuah produk dari kegiatan
politik, yangdapat terbaca dari konteks dan kepentingan yang melahirkan hukum itu dan bagaimana
hukum tersebut dijalankan. Berbeda dengan kaidah agama yang didasarkan pada ketaatan individu
pada Tuhan atau kaidah kesusilaan dan kesopanan yang didasarkan pada suara hati atau dasar-dasar
kepatutan dan kebiasaan, kaidah hukum dibuat untuk memberikan sangsi secara langsung yang
didasarkan pada tindakan nyata atas apa yang disepakati/ditetapkan sebagai bentuk-bentuk
pelanggaran berdasarkan keputusan politik. Keadilan akan dapat terwujud apabila aktifitas politik
yang melahirkan produk-produk hukum memang berpihak pada nilai-nilai keadilan itu sendiri.
Terlepas bahwa dalam proses kerjanya lembaga-lembaga hukum harus bekerja secara independen
untuk dapat memberikan kepastian dan perlindungan hukum, dasar dari pembentukan hukum itu
sendiri yang dilakukan oleh lembaga-lembaga politik juga harus mengandung prinsip-prinsip
membangun supremasi hukum yang berkeadilan. Dalam konteks Indonesia, cita dan fakta yang
berkaitan dengan penegakan keadilan masih belum dapat bertemu. Harapan akan adanya instrumen
dan pengadilan yang fair dan berkadilan sangat bertentangan dengan maraknya mafia-mafia
peradilan dan praktek-praktek hukum yang menyimpang. Pada tingkatan tertentu Indonesia bahkan
dapat dikatakan berada pada situasi lawlessness, misalnya, sekelompok orang bersenjata dapat
bergerak bebas dan melakukan tindak kekerasan tanpa mendapat tindakan apa pun dari aparat
kepolisian, massa dapat mengadili pencuri kelas teri dan membakarnya, sementara pengadilan
membebaskan koruptor kelas kakap. Dunia hukum Indonesia berada dalam kuasa “demoralisasi,
disorientasi, dehumanisasi dan dekadensi”. Hukum adalah perintah dari penguasa, dalam arti
perintah dari mereka yang memiliki kekuasaan tertinggi atau yang memegang kedaulatan. Demikian
John Austin, seperti dikutip oleh Prof Lili Rasyidi. Perdebatan mengenai hubungan hukum dan politik
memiliki akar sejarah panjang dalam ilmu hukum. Bagi kalangan penganut aliran positivisme hukum
seperti John Austin, hukum adalah tidak lain dari produk politik atau kekuasaan. Pada sisi lain,
pandangan berbeda dzatang dari kalangan aliran sejarah dalam ilmu hukum, yang melihat hukum
tidak dari dogmatika hukum dan undang-undang semata, akan tetapi dari kenyataan-kenyataan
sosial yang ada dalam masyarakat dan berpandangan bahwa hukum itu tergantung pada
penerimaan umum dalam masyarakat dan setiap kelompok menciptakan hukum yang hidup.
Ketimpangan-ketimpangan yang terjadi dalam proses penegakan hukum terutama di sebabkan
karena, secara konsepsionil di anut pendapat yang sempit mengenai hal itu. Hukum tidak hanya
terdiri dari “law enforcement” (yang dewasa ini tidak begitu gencar terdengar dalam pembicaraan
sehari-hari; berbeda dengan beberapa yang lampau, di mana hapir setiap hari hal itu di degung-
dengungkan); penegkan hukum juga mencakup pencipta kedamaian.
Pertanyaaan:

2. Pengertian hukum yang memadai seharusnya tidak hanya memandang hukum itu sebagai suatu
perangkat kaidah dan azas azas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tetapi harus
pula mencakup lembaga dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan hukum dalam kenyataan,
jelaskan sesuai kemampuan analisa saudara?

Jawaban :
2. Berdasarkan ketentuan dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 3 berbunyi "Negara Indonesia adalah negara
hukum". Konsekuensinya, segala kehidupan kenegaraan selalu berdasarkan kepada hukum Untuk
menjaga dan mengawasi hukum berjalan dengan efektif maka dibentuklah lembaga peradilan.
Sebagai sarana bagi masyarakat untuk mendapatkan keadilan dan perlakuan yang semestinya di
depan hukum. Penegakan hukum tidak bisa dipisahkan dari badan peradilan (penegak hukum) dan
hukumnya sendiri. Ketiganya menjadi pilar yang saling menopang dan tidak bisa dipisahkan. Hukum
itu berguna bila ditegakkan oleh lembaga peradilan. Sebaliknya, penegakan hukum tidak akan bisa
berjalan jika tidak ada hukum sebagai landasan bagi lembaga peradilan dalam menegakkan hukum.
Tidak ada yang lebih utama dari ketiga hal itu. Maka dari itu, ketiganya harus bekerja secara sinergis
serta berjalan secara seimbang. Menurut Soerjono Soekanto, perlindungan hukum pada dasarnya
perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkan hukum.

Pertanyaaan:

3. Pengaruh kekuatan-kekuatan politik dalam membetuk hukum dibatasi ruang geraknya denga
berlakunya sistem konstitusional berdasarkan check and balances, seperti yang dianut UUD 1945
setelah perubahan. Jika diteliti lebih dalam materi perubahan UUD 1945 mengenai penyelenggaran
kekuasaan negara adalah mempertegas kekuasaan dan wewenang masing-masing lembaga negara,
mempertegas batas-batas kekuasaan setiap lembaga negara dan menempatkannya berdasarkan
fungsi penyelenggaran negara bagi setiap lembaga negara. Jelaskan dan terangkan sesuai analisa
saudara?

Jawaban :
3. Checks and Balances dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pengalaman ketatanegaraan
Indonesia menunjukkan bahwa banyaknya penyimpangan kekuasaan pada masa lalu secara
yuridis disebabkan oleh besarnya kekuasaan Presiden yang diberikan oleh UUD 1945 (sebelum
amandemen). Sesuai ketentuan UUD 1945, Presiden memiliki kekuasaan yang sangat luas. Di
samping kekuasaan di bidang eksekutif, Presiden juga memilki kekuasaan di bidang legislatif dan
yu di kat if . Analisis ketatanegaraan menunjukkan bahwa UUD 1945 membawa sifat executive
heavy, artinya memberikan bobot kekuasaan yang lebih besar kepada lembaga eksekutif, yaitu
Presiden. Menurut Mahfud MD, salah satu kelemahan dari UUD 1945 sebelum amandemen
adalah tidak adanya mekanisme checks and balances. Presiden menjadi pusat kekuasaan dengan
berbagai hak prerogatif. Selain menguasai bidang eksekutif, Presiden memiliki setengah dari
kekuasaan legislatif yang dalam prakteknya Presiden juga menjadi ketua legislatif. Presiden
dalam kegentingan yang memaksa juga berhak mengeluarkan PERPU, tanpa kriteria yang jelas
tentang apa yang dimaksud “kegentingan yang memaksa”. UUD 1945 juga tidak mengatur
mekanisme judicial review, padahal seringkali lahir produk legialatif yang dipersoalkan
konsistensinya dengan UUD karena lebih banyak didominasi oleh keinginan - keinginan politik dari
pemerintah. Si stem ketatanegaraan Indonesia, setelah perubahan UUD 1945 menganut prinsip
checks and balances.

Pertanyaaan:

4. Diluar kekuatan politik yang duduk dalam institusi-institusi politik, terdapat kekuatan-kekuatan
lainnya yang memberikan kkntribusi dan mempengaruhi produk hukum yang dilahirkan oleh
institusi-institusi politik, jelaskan?

Jawaban :
4. Kekuatan tersebut berbagai kelompok kepentingan yang dijamin dan diakui keberadaan dan
perannya menurut ketentuan hukum sebagai negara yang menganut sistem demokrasi. Bahkan
dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Per-Undang-
Undangan, dalam Bab. X menegaskan adanya partisipasi masyarakat yaitu yang di atur dalam Pasal
53 yang berbunyai masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka
penyiapan atau pembahasan Rancangan Undang Undang dan Rancangan Peraturan Daerah.
Kenyataan di atas menunjukan bahwa pengaruh masyarakat dalam mempengaruhi pembentukan
hukum, mendapat tempat dan apresiasi yang begitu luas. Apalagi sejak tuntutan masyarakat dalam
mendesakkan reformasi di segala bidang berhasil di menangkan, dengan ditandai jatuhnya orde baru
yang otoriter, maka era reformasi telah membawa perubahan besar di segala bidang ditandai
dengan lahirnya sejumlah undang-undang yang memberi apresiasi yang begitu besar dan luas.
Kenyataan yang perlu di sadari, bahwa intensnya pengaruh tuntutan masyarakat terhadap
pembentukan hukum dan lahirnya keputusan-keputusan hukum dapat terjadi jika tuntutan rasa
keadilan dan ketertiban masyarakat tidak terpenuhi atau terganggu Karena rasa ketidakadilan dan
terganggunya ketertiban umum akan memicu efek opini yang bergulir seperti bola salju yang
semakin besar dan membahayakan jika tidak mendapat salurannya melalui suatu kebijakan produk
hukum atau keputusan yang memadai untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut. Satu catatan
penting yang perlu menjadi perhatian para lawmaker seperti yang dikemukakan oleh Walter
Lippmann, yaitu jika opini umum sampai mendomonasi pemerintah, maka disanalah terdapat suatu
penyelewengan yang mematikan, penyelewengan ini menimbulkan kelemahan, yang hampir
menyerupai kelumpuhan, dan bukan kemampuan untuk memerintah.

Pertanyaaan:

5. Penguatan dan implementasi nilai-nilai pancasila sebagai perekat dan pemersatu Bangsa, jelaskan
sesuai analisa saudara?

Jawaban :
5. Wawasan kebangsaan, kini terasa menjadi sesuatu yang bersifat abstrak tak
tersentuh dan mengalami sebuah pendangkalan makna secara mendasar. Globalisasi
yang menembus batas-batas negara telah mengaburkan persepsi dan wawasan
kebangsaan, sesuatu yang justru merupakan hal yang sangat esensial dalam
mempertahankan eskistensi dan kedaulatan negara. Oleh karena itu, berbicara soal
wawasan kebangsaan akan terdengar asing, dan bagi mereka yang berapi-api
membelanya akan dianggap sebagai anomali ditengah kehidupan modern. Salah satu
tantangan dalam pergeseran seisme global era baru, yakni meningkatnya kompetisi secara
eksponensial, dimana teknologi telah membuat satu negara dapat bersaing
dengan negara lain, untuk itu secara terus-menerus diperlukan inovasi dan
pengembangan baru untuk berkompetisi dengan negara lain, melalui inovasi dan
efisiensi, namun tetap mengedepankan kualitas.
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional memiliki makna yang
sangat jelas bagi bangsa Indonesia. Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia
mengandung makna bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan
kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan sosial.
Pancasila sebagai dasar Negara setidaknya perlu dipahami bahwa nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila merupakan dasar ataupun pondasi bagi bangsa ini
dalam segala penyelenggaraan ketatanegaraan. Pancasila sebagai dasar pembentukan
norma hukum dan norma etik bagi bangsa Indonesia ini. Pancasila sebagai ideologi
nasional mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila itu sebagai cita-cita bangsa
Indonesia dan alat pemersatu bagi bangsa ini.

Anda mungkin juga menyukai