Indonesia
dalam
perkembangan
rasialisme
– Kategori rasis pun beragam, mulai dari superioritas ras itu sendiri,
kecurigaan terhadap orang di luar dirinya yang berbeda, menolak
percampuran dan penyamaan, hingga stereotipikasi atau
generalisasi terhadap kecenderungan, pola, atau sifat tertentu,
terkait dengan hal-hal penampakan tubuh.
– Bagaimana menggunakan bahasa di ruang publik sehingga berbahasa dalam konteks
tersebut, akan ada pihak yang tersinggung, sakit hati, merasa direndahkan, terhina, dan
sebagainya?
– Secara umum (juga sesuai dengan pengertian dasar rasisme), banyak hal bahasa rasis
berbasis tubuh (manusia).
– Beberapa contoh kata-kata sehari-hari yang masih sering dipakai, namun sebenarnya
secara kesejarahan menjadi rasis, merasis, atau dirasiskan.
– Misalnya: pribumi, hitam, putih, sipit, gemuk, pendek, kerdil, kurus, pesek, mancung,
besar, kecil, idiot, banci, tampang, gendut, bucit, dan sebagainya.
– Salah satu yang terkenal (waktu musim pemilu 2019): Tampang Boyolali, Tampang
Tukang Kayu.
– Varian gender dalam penampilan tubuh: daster, rok, gemuk, kurus, tinggi, rendah, dll.
– Selain itu, penyamaan atau ungkapan manusia ketika dinamai, disamakan dengan
binatang sehingga nama binatang banyak dipakai sebagai kata atau bahasa umpatan,
makian.
– Memang, penggunaan kata-kata tersebut tergantung situasi, kondisi, dan
konteksnya. Terdapat situasi-situasi yang berbahaya jika kata-kata tersebut
digunakan justru dalam arena kontestasi. Karena dalam situasi dan kondisi
tertentu itulah kata-kata dimaknai dan meresap ke dalam pikiran dan perasaan,
sehingga akan ada pihak-piah yang tersinggung.
– Saat ini, terutama di media sosial (sebagai ruang publik), banyak pihak secara
sengaja atau tidak sengaja melakukan dan bersikap rasis.
– Rasisme merupakan salah satu substansi penting dalam ujaran kebencian;
pencemaran nama baik, penghinaan dan pelecehan, pembohongan, dll, yang
sudah ada pasal-pasanya di KUHP.
– Perlawanan terhadap rasisme, atau kemudian disebut sebagai anti rasisme,
adalah semua hal yang melawan rasisme, bahwa manusia itu sama, setara, dan
sederajat.
– Perlawanan terhadap rasisme yang penting adalah membantu dan melakukan
proses-proses pencerdasan dan penyantunan berbahasa.
Sumber Pustaka
– Materi ini diambil dari materi Dr.Aprinuss Salam dalam pemaparan dan diskusi
Humanika