Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Udara sendiri sangat dibutuhkan dalam kehidupan, baik itu manusia, hewan
dan tumbuhan. Agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya, udara harus
tetap dijaga kualitasnya. Pertumbuhan aktivitas ekonomi dan urbanisasi yang
cukup tinggi memiliki potensi untuk meningkatkan penggunaan konsumsi energi,
seperti kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik, tungku-tungku
industri dan transportasi. Pemakaian konsumsi energi inilah yang dapat
menyumbangkan bahan-bahan pencemar yang dilepaskan ke udara seperti, CO,
CO2, NO2, SO2, Suspended Particulate Matter (SPM), O3, dan berbagai logam
berat (Budiyono 2002). Pencemaran udara ini akan terjadi apabila zat-zat tersebut
terkandung dalam udara dengan konsentrasi yang melebihi nilai ambang
batasanya.
Pencemaran udara sudah menjadi masalah yang serius pada kota-kota besar
di dunia. Polusi udara perkotaan yang berdampak pada kesehatan manusia dan
lingkungan telah dikenal secara luas selama kurang lebih 50 tahun terakhir (Azmi
et al., 2010; Gurjar et al., 2008; Ozden et al., 2008). Gas-gas seperti NO2, SO2,
formaldehida, ozon, dan partikel debu ini dapat mengakibatkan gangguan saluran
pernapasan. Pencemar udara tersebut akan mengiritasi saluran pernapasan dan
mengakibatkan gangguan fungsi paru-paru (Sandra 2013). Kadar debu merupakan
salah satu indikator pencemar udara untuk melihat tingkat bahaya pencemar udara
terhadap lingkungan (KPPL 1998). Tingginya kadar debu dalam udara ini akan
menunjukkan bahwa semakin tercemar pula udara dilingkungan tersebut. Padatan
tersuspensi total dalam udara merupakan debu yang terkandung dalam udara
dengan ukuran partikel 0.1-100 µm.
Analisis kualitas udara yang dilakukan dengan menganalisis adanya
pencemaran terhadap NO2, SO2, O3, partikel tersuspensi total (TSP), dan logam
Timbal (Pb) dalam udara. Analisis kualitas udara ini dilakukan berdasarkan
instruksi kerja Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk masing-masing parameter

1
dan hasilnya dikeluarkan menurut baku mutu Gubernur DKI No 551 tahun 2001.
Penentuan kualitas udara perlu dilakukan karena BBTKLPP Jakarta secara
langsung berdekatan dengan pemukiman warga. Sehingga perlu diketahui adanya
sumber pencemaran, bahaya pencemar bagi kehidupan sekitar kawasan tersebut
dan cara mencegah maupun menanggulanginya.
Untuk memastikan pencemaran udara masih dalam batas normal perlu
dilakukannya pengukuran, data kualitas udara ambien, kemudian sampel yang
diperoleh akan di analisis untuk diketahui tingkat pencemar dari zat-zat tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan Kerja Praktek di Balai
Besar Teknik Kesehatan dan Pengendalian Penyakit Jakarta, dan menyusun
laporan Kerja praktek yang berjudul PEMANTAUAN KUALITAS UDARA
AMBIENT DI BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN
DAN PENGENDALIAN PENYAKIT JAKARTA

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun tujuan dalam praktik kerja lapangan ini adalah :
a. Menambah pengetahuan dalam mengaplikasi ilmu teknik lingkungan
dalam dunia kerja.
b. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan kemampuan profesi mahasiswa
melalui latihan kerja dan aplikasi ilmu yang telah diperoleh sesuai
dengan bidangnya.
c. Melihat penerapan dalam pengambilan, pemeriksaan, dan pengolahan
data. Serta untuk mengetahui kualitas udara ambien di sekitar BBTKLPP
Jakarta.

1.3 Ruang Lingkup


Dalam praktik kerja lapangan ini difokuskan pada pengamatan kualitas
udara ambien di BBTKLPP Jakarta dengan jenis parameter pemeriksaan meliputi
parameter NO2, SO2, O3, dan TSP. Sampel diambil di dua titik yang berbeda yaitu
di halaman belakang BBTKLPP dan di halaman depan BBTKLPP

2
1.4 Waktu dan Pelaksanaan
Tempat dan waktu pelaksanaan kerja praktek adalah sebagai berikut:
1. Lokasi Pelaksanaan Kerja praktek
Nama Instansi : Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit Jakarta
Alamat Instansi : Jln. Bambu Apus Raya No.6 RT.012 RW:003,
Kelurahan. Bambu Apus, Kecamatan. Cipayung, Kota Jakarta Timur

2. Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja praktek dilaksanakan mulai tanggal 07 September 2020 dan
berakhir pada 18 September 2020.

3
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh saat kegiatan
akedemik dikampus melalui praktek kerja lapangan, serta menambah
wawasan mahasiswa mengenai pemantauan kualitas udara ambien

1.5.2 Manfaat Bagi Akademik


Mampu menghasilkan lulusan teknik lingkungan yang terampil, handal
dan mampu bersaing dalam dunia kerja, dan membawa nama baik
universitas

1.5.3 Manfaat Bagi Instansi


Dengan dilakukannya pemantauan kualitas udara, maka instansi Balai
Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
(BBTKLPP) Jakarta ini dapat memperhatikan sistem safety dalam ruang
instalasi, dan apabila diketahui ada kandungan pencemaran udara yang
melebihi nilai baku mutu dapat segera ditanggulangi, serta dengan adanya
kegiatan PKL ini, BBTKLPP Jakarta dapat menyalurkan ilmu kepada
mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja

Anda mungkin juga menyukai