Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Pramono (2015), general anesthesia atau anestesi umum
adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan nyeri, membuat
tidak sadar dan menyebabkan amnesia yang bersifat reversible , anestesi
umum dapat menyebabkan hilangnya ingatan saat dilakukan pembiusan dan
operasi, sehingga saat pasien tersadar, pasien tidak ingat peristiwa
pembedahan yang baru dilakukan. Menurut Mangku dan Senapathi (2010),
metode atau teknik anestesi umum dibagi menjadi 3 yaitu teknik anestesi
umum intravena, anestesi umum inhalasi, dan anestesi umum imbang.
Pemberian anestesi umum dengan teknik inhalasi, intravena ataupun
imbang mempunyai resiko komplikasi tersendiri pada pasien. Kematian
merupakan salah satu resiko komplikasi yang dapat terjadi pada pasien pasca
pemberian anestesi. Kematian yang disebabkan oleh anestesi umum terjadi
kurang dari 1:100.000 kasus, selain kematian ada komplikasi lain yaitu
serangan jantung, infeksi paru, stroke, trauma pada gigi atau lidah. Pasien
yang akan menjalani anestesi dan pembedahan (elektif/emergency) harus
dipersiapkan dengan baik. Pada prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi
pada suatu operasi terdapat beberapa tahap harus dilaksanakan yaitu pra
anestesi yang terdiri dari persiapan mental dan fisik pasien, perencanaan
anestesi, menentukan prognosis dan persiapan pada hari operasi. Tahap
penatalaksanaan anestesi yang terdiri dari Premedikasi, masa anestesi, dan
pemeliharaan, Serta tahap pemulihan dan perawatan post anestesi (Pramono,
2015).
Menurut Gunawan, Attamimi dan Pradjatmo (2018), Sectio Caesarea
adalah adalah suatu tindakan pembedahan yang tujuanya untuk mengeluarkan
janin dengan cara melakukan sayatan pada dinding abdomen dan dinding
uterus. Fetal Distres (Gawat Janin) adalah kondisi hipoksia yang bila tidak
dilakukan penyelamatan akan berakibat buruk. Seksio sesarea pada praktek
obstetri saat ini, sering diterapkan sebagai suatu usaha preventif terhadap
terjadinya efek lanjutan akibat asfiksia perinatal. Keadaan ini merupakan
salah satu indikasi umum dan sering menjadi pertimbangan dilakukannya
seksio sesarea emerjensi.
Anestesi diperlukan dalam setiap prosedur seksio sesaria. Teknik
anestesi pada seksio sesaria dibagi dalam dua kategori besar, yaitu anestesi
regional atau neuroaksial dan anestesi general atau umum. Pedoman anestesi
obstetri merekomendasikan anestesi regional untuk seksio sesaria. Walaupun
anestesi regional menjadi rekomendasi untuk seksio sesaria namun anestesi
general masih digunakan untuk beberapa prosedur seksio sesaria karena
onsetnya yang cepat. Pemilihan teknik anestesi untuk seksio sesaria
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain derajat gawat janin dan kesiapan
ibu Indikasi umum untuk seksio sesaria antara lain distosia, kelainan
presentasi janin, status janin, seksio sesaria pada kehamilan sebelumnya, dan
keinginan ibu. Sedangkan indikasi paling sering pada negara-negara di Asia
Tenggara adalah seksio sesaria pada persalinan sebelumnya (7%),
cephalopelvic disproportion atau CPD (6,3%), kelainan presentasi janin
(4,7%), dan fetal distress (3,33%). (Aminah, Nurcahyo dan Ismail, 2013)
Anestesi general digunakan pada seksio sesaria emergensi, misalnya
pada fetal distress, plasenta previa berdarah, solusio plasenta, ruptur uteri, dan
melahirkan bayi kembar kedua. Pada laporan ini, penulis melaksankan asuhan
keperawatan Anestesi pada pasien Ny. S dengan sectio caesarea dengan
indikasi fetal distress dengan general anestesi menggunakan ETT di instalasi
bedah sentral (ibs) Rsud Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara

B. Rumusan Masalah
Pada bagian ini, penulis mengambil kasus pada pasien pada pasien Ny.S
dengan Indikasi fetal distress yang akan di lakukan tindakan Sectio Caesarea
di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
Tujuan umum penulisan asuhan keperawatan anestesi ini adalah
untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan anestesi mulai dari pre operasi, intra operasi atau durante
operasi dan post operasi, pada klien Sectio caesarea dengan general
anestesi
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran mengenai pengkajian asuhan keperawatan
perianestesia pada pasien laparatomy dengan General Anestesi.
b. Memberikan gambaran mengenai  diagnosa keperawatan yang timbul
pada asuhan keperawatan perianestesia pada pasien laparatomy dengan
General Anestesi
c. Memberikan gambaran mengenai  perencanaan keperawatan pada
asuhan keperawatan perianestesia pada pasien laparatomy dengan
General Anestesi
d. Memberikan gambaran mengenai  implementasi keperawatan pada
asuhan keperawatan perianestesia pada pasien laparatomy dengan
General Anestesi
e. Memberikan gambaran mengenai evaluasi keperawatan pada asuhan
keperawatan perianestesia pada pasien laparatomy dengan General
Anestesi.

D. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan perianestesi dilakukan pada


tanggal 31 Oktober 2019, tempat pelaksanaan asuhan keperawatan
perianestesi di lakukan di Instalasi bedah sentral (IBS) RSUD Hj. Anna
Lasmanah Banjarnegara.

Anda mungkin juga menyukai